72
Pola C
4,0 114
3,9 121
4,0 114
Pola ZigZag
3,8 127
3,6 142
3,7 135
Sumber : Dari hasil percobaan di laboratorium ilmu logam FT.USU Dari tabel 4.7 maka didapat grafik hasil uji kekersan brinell VS Pola Pengelasan
Gambar 4.7 Grafik hasil uji kekerasan VS Pola Pengelasan Sudut 50
4.4 Hasil Pengujian Impact
4.4.1 Hasil Pengujian Impact pada Pola Pengelasan C dan Zig Zag sudut 45
o
Maksud utama pengujian impak ialah untuk mengukur kegetasan bahan atau juga keuletan bahan terhadap beban tiba-tiba dengan cara mengukur perubahan energi potensial
sebuah bandul yang dijatuhkan pada ketinggian tertentu. Perbedaan tinggi ayunan bandul merupakan ukuran energi yang diserap oleh benda uji. Besar energi yang di serap tergantung
pada keuletan bahan uji.Bahan yang ulet menunjukkan nilai ketangguhan impak yang besar.
20 40
60 80
100 120
140 160
1 2
3 4
B ri
n e
ll H
a rd
n e
ss N
u m
b e
r B
H N
Spesimen
Pola C Sudut 50 Pola ZigZag Sudut 50
73
Suatu bahan yang diperkirakan ulet ternyata dapat mengalami patah getas. Patah getas ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: adanya takikan notch, kecepatan pembebanan yang
tinggi yang menyebabkan kecepatan regangan yang tinggi pula. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Charpy dengan sudut awal pemukulan
147
o
.Dibawah ini hasil pengujian impak yang dilakukan di laboratorium Ilmu Logam FT.USU Departemen Teknik Mesin. Pengujian dilakukan untuk mengetahui ketangguhan pola
pengelasan pada Baja VCN 150 dengan pola pengelasan C dan ZigZag. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Gambar 4.11 Hasil Pengujian Impact
Tabel 4.9 Hasil pengujian impak pada spesimen VCN 150 dengan Pola C dan Pola Zig-zag sudut 45º
Spesimen VCN 150
Pengelasan Pola C
Pengelasan Pola Zig- zag
Jenis patahan
No Β
E B
E 45
o
I 101,5
101.296941 119,5 56,473774
Liat II
103 100.053247 100,5
107,071664 Liat III
90,5 136.137551 102
102,82797 Liat
Rata
2
99,83 112,495913 107,333
88,791136
74
Sumber : Dari hasil percobaan di laboratorium ilmu logam FT.USU Dari tabel 4.8 hasil pengujian impak dapat dihitung seberapa besar energi yang diserap E pada
sepesimen yang telah di uji. E = P . D cos ß
– cos A...............................................................1 Dimana :
P= 251.3 N D= 0.6495 mm
A= Sudut Pemukulan awal 147˚ ß= sudut akhir pemukulan
Maka energi yang diserap E untuk masing-masing spesimen diambil nilai rata – rata dalam
pengujian adalah : 1.
Analisa data pada spesimen pola pengelasan C E = P . D cos ß
– cos A = 251.3 × 0.6495 cos 101,5
˚ – cos 147˚ = 251.3 × 0.6495 0,639
= 163.219 0,639
= 101.296941 Nm
2. Analisa data pada spesimen pola pengelasan zig-zag
E = P . D cos ß – cos A
= 251.3 × 0.6495 cos 119,5 ˚ – cos 147˚
= 251.3 × 0.6495 0,346 = 163.219 0,346
75
= 56,473774 Nm
Pada perhitungan diatas, diambil nilai rata-rata pada pengujian spesimen dengan pola pengelasan C, hasil sudut akhir pemukulan 112,49
˚ dan sudut pemukulan awal 147˚ maka hasil energi yang diserap E 101,29 Nm. Hasil perhitungan ini tidak jauh beda dari tabel impak
pada lampiran. Pada tabel dapat dilihat X X˚ melambangkan sudut yang di dapat dari hasil rata-
rata akhir pemukulan dan angka menunjukkan nilai suatu koma dari sudut rata-rata akhir pemukulan.Terlihat ditabel pada spesimen I pola pengelasan ZigZag, sudut rata-ratanya 88,79
˚, maka hasil energi yang di serap E sebesar 56,473 Nm. Selanjutnya dengan perhitungan yang
sama dan dengan petunjuk tabel hasil impak diperoleh nilai energi yang diserap pada masing-
masing spesimen.
Gambar 4.12 Grafik energi yang diserap E -VS- Pola Pengelasan
Dapat dilihat dari gambar grafik 4.10 bahwa pada pola pengelasan C energi yang di serap lebih besar hal ini menyatakan bahwa pola pengelasan C memiliki elastisitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pola pengelasan ZigZag.
4.4.2 Hasil Pengujian Impact pada Pola Pengelasan C dan Zig Zag sudut 50