benang, kain dan lain sebagainya dan akan menghasilkan output yang akan menjadi input bagi industri hilirnya seperti input yang dibutuhkan oleh industri
garmen.
5.3. Elastisitas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Output Sektor Industri
Pengolahan di Kota Tasikmalaya
Nilai koefisien regresi dalam model fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan elastisitas produksi dari masing-masing faktor produksi. Penjumlahan
dari setiap jumlah koefisien dalam model fungsi produksi dapat digunakan untuk mengetahui kondisi skala usaha dalam produksi. Tabel 5.9 Halaman 64,
menunjukan bahwa hampir semua elastisitas produksi dari masing-masing faktor produksi mempunyai nilai yang lebih dari nol positif kecuali faktor produksi
bahan baku, nilai elastisitasnya kurang dari nol negatif. Berdasarkan Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa faktor produksi tenaga kerja,
nilai investasi, bahan bakar minyak dan listrik berada pada daerah I e
q
1. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan faktor produksi tenaga kerja, nilai investasi,
bahan bakar minyak dan listrik tidak rasional. Artinya, setiap penambahan faktor produksi sebanyak 1 persen akan menyebabkan penambahan nilai output yang
selalu lebih besar dari satu persen. Pada daerah ini keuntungan maksimum belum tercapai, karena produksi masih selalu dapat ditingkatkan dengan penambahan
input faktor produksi tenaga kerja, nilai investasi, bahan bakar minyak dan listrik. Faktor produksi bahan baku berada pada daerah III Gambar 2.1, karena
memiliki nilai elastisitas kurang dari nol e
q
0 yaitu sebesar -0.0437649. Hal ini menunjukan bahwa kenaikan input secara terus menerus akan menurunkan jumlah
output yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pencapaian nilai output sektor
industri pengolahan. Dengan kata lain berdasarkan adanya hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang the law of diminishing return yang mempengaruhi
bentuk fungsi produksi, maka jika penggunaan bahan baku tersebut ditambahkan terus menerus tanpa memperhatikan faktor produksi lain faktor produksi lain
dibiarkan tetap maka akan menyebabkan pengurangan penambahan output bahkan dapat menurunkan output industri pengolahan.
Untuk meningkatkan nilai output sektor industri pengolahan secara signifikan dapat dilakukan dengan cara penambahan nilai investasi dan bahan
bakar minyak dalam proses produksi. Keputusan ini merupakan hal yang paling efisien karena nilai investasi dan bahan bakar minyak mempunyai nilai elastisitas
yang berpengaruh nyata, sehingga dapat memberikan pengaruh yang signifikan pada pencapaian nilai output.
5.4. Skala Usaha Return to Scale Industri Pengolahan di Kota Tasikmalaya