Batang semu Daun Analisis keragaman dan stabilitas genetik temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb ) Indonesia

pada Standard Operation Procedures SOP menurut Rahardjo dan Rostiana 2005 dengan sedikit modifikasi. Pengamatan Komponen pengamatan yang digunakan mengacu pada deskriptor untuk tana- man temulawak menurut Ajijah et al. 2006 dan tambahan lain. Komponen-kompo- nen tersebut adalah: Komponen Pertumbuhan

1. Batang semu

a. Tinggi batang semu. Pengamatan dilakukan sepuluh hari sekali sampai pertumbuhan maksimum 4 BST. Tinggi batang semu diukur dari permu- kaan tanah sampai ujung daun. b. Diameter batang semu. Pengamatan dilakukan pada saat pertumbuhan mak- simum 4 BST. Diameter batang semu diukur pada ketinggian 15 cm dari permukaan tanah dengan menggunakan jangka sorong. c. Jumlah anakan per rumpun. Pengamatan dilakukan sepuluh hari sekali sampai pertumbuhan maksimum 4 BST. d. Warna pangkal batang semu. Pengamatan dilakukan pada ketinggian 15 cm di atas permukaan tanah menggunakan Munsell Color Chart for Plant Tissue. Pengamatan dilakukan pada saat pertumbuhan maksimum 4 BST. e. Bentuk batang semu. Pengamatan dilakukan terhadap bentuk batang semu yaitu bulat, membulat atau pipih. Pengamatan dilakukan pada saat pertumbu- han maksimum 4 BST. f. Arah pertumbuhan. Pengamatan dilakukan terhadap arah pertumbuhan batang semu yaitu erek, semi erek atau menyebar. Pengamatan dilakukan pada saat pertumbuhan maksimum 4 BST.

2. Daun

a. Jumlah daun per batang. Pengamatan dilakukan sepuluh hari sekali sampai pertumbuhan maksimum 4 BST. Jumlah daun yang dihitung adalah pada batang utama. b. Lebar daun. Pengamatan dilakukan sepuluh hari sekali sampai pertumbuhan maksimum 4 BST. Pengukuran dilakukan pada daun terbesar, diukur dari ujung kiri sampai ujung kanan daun pada bagian terlebarnya. c. Panjang daun. Pengamatan dilakukan sepuluh hari sekali sampai pertumbuhan maksimum 4 BST. Pengukuran dilakukan pada daun terbesar, diukur dari pangkal sampai ujung daun. d. Rasio panjanglebar daun. Rasio dihitung berdasarkan hasil pengukuran pan- jang dan lebar daun dengan rumus: Rasio = panjang daunlebar daun. e. Panjang tangkai daun. Pengamatan dilakukan sepuluh hari sekali sampai per- tumbuhan maksimum 4 BST. Pengukuran dilakukan pada daun terbesar, diukur dari batang semu sampai pangkal daun. f. Warna daun dan tangkai daun. Pengamatan warna daun dan tangkai daun dila- kukan terhadap daun ke-3 dari atas pada pada saat pertumbuhan maksimum dengan menggunakan Munsell Color Chart for Plant Tissue. Pengamatan di- lakukan pada saat pertumbuhan maksimum 4 BST g. Pita ungu ibu tulang daun. Pengamatan pita ungu pada ibu tulang daun dilakukan pada daun ke-3 dari atas yang terdiri dari sangat jelas jika 75 ibu tulang daun tetutup pita ungu, jelas jika antara 50 hingga 75 ibu tulang daun tertutup pita ungu, kurang jelas jika 25 hingga 50 ibu tulang daun tertutup pita ungu dan tidak jelas jika tidak terdapat pita ungu pada ibu tulang daun. Pengamatan dilakukan pada saat pertumbuhan maksimum 4 BST. h. Bentuk daun. Bentuk daun diamati pada daun ke-3 dari atas yaitu elips, ob- long, oblong lanceolate. Pengamatan dilakukan pada saat pertumbuhan mak- simum 4 BST. i. Bentuk pangkal daun. Bentuk pangkal daun diamati pada daun ke-3 dari atas yaitu runcing, meruncing. Pengamatan dilakukan pada saat pertumbuhan maksimum 4 BST. j. Bentuk ujung daun. Bentuk ujung daun diamati pada daun ke-3 dari atas yaitu runcing, meruncing. Pengamatan dilakukan pada saat pertumbuhan mak- simum 4 BST. k. Bentuk pertulangan daun. Bentuk pertulangan daun diamati pada daun ke-3 dari atas yaitu menyirip, menjari. Pengamatan dilakukan pada saat pertumbu- han maksimum 4 BST. Komponen Produksi 1. Bunga Pengamatan dilakukan pada saat bunga muncul, meliputi: a. Warna, bentuk dan ukuran kelopak pelindung bractea. b. Warna, bentuk dan ukuran kelopak.

c. Warna, bentuk dan ukuran mahkota.

d. Ukuran tandan bunga. e. Waktu munculnya bunga. f. Jumlah bunga per rumpun.

2. Rimpang