Rimpang Analisis keragaman dan stabilitas genetik temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb ) Indonesia

i. Bentuk pangkal daun. Bentuk pangkal daun diamati pada daun ke-3 dari atas yaitu runcing, meruncing. Pengamatan dilakukan pada saat pertumbuhan maksimum 4 BST. j. Bentuk ujung daun. Bentuk ujung daun diamati pada daun ke-3 dari atas yaitu runcing, meruncing. Pengamatan dilakukan pada saat pertumbuhan mak- simum 4 BST. k. Bentuk pertulangan daun. Bentuk pertulangan daun diamati pada daun ke-3 dari atas yaitu menyirip, menjari. Pengamatan dilakukan pada saat pertumbu- han maksimum 4 BST. Komponen Produksi 1. Bunga Pengamatan dilakukan pada saat bunga muncul, meliputi: a. Warna, bentuk dan ukuran kelopak pelindung bractea. b. Warna, bentuk dan ukuran kelopak.

c. Warna, bentuk dan ukuran mahkota.

d. Ukuran tandan bunga. e. Waktu munculnya bunga. f. Jumlah bunga per rumpun.

2. Rimpang

Pengamatan rimpang dilakukan pada saat panen yaitu 9 BST, meliputi: a. Bobot basah gabungan rimpang, akar dan ubi akar; rimpang total; akar; rim- pang primer; rimpang sekunder; rimpang tersier dan ubi akar. Pengamatan dilakukan dengan menimbang bahan segar. b. Bobot kering rimpang total, rimpang primer, rimpang sekunder dan rimpang tersier. Pengamatan dilakukan setelah dioven selama 48 jam dengan suhu 40 o C. c. Panjang rimpang primer, rimpang sekunder, rimpang tersier, ruas rimpang primer, ruas rimpang sekunder, ruas rimpang tersier dan akar terpanjang. d. Lebar rimpang primer, rimpang sekunder dan rimpang tersier. e. Jumlah rimpang primer, rimpang sekunder, rimpang tersier, ruas rimpang primer, ruas rimpang sekunder, ruas rimpang tersier, ubi akar, mata tunas rim- pang primer dan mata tunas rimpang sekunder. f. Bentuk rimpang induk. Pengamatan dilakukan terhadap bentuk rimpang in- duk yaitu oval, jorong, kerucut atau lainnya. g. Bentuk rimpang sekunder. Pengamatan dilakukan terhadap bentuk rimpang sekunder yaitu bulat, pipih atau lainnya. h. Warna daging rimpang, kulit rimpang dan mata tunas. Pengamatan dilakukan menggunakan Munsell Color Chart for Plant Tissue. i. Tekstur permukaan. Pengamatan dilakukan terhadap rimpang primer yaitu ha- lus atau kasar. Komponen Kandungan Bahan Aktif Komponen bahan aktif yang diamati adalah kadar kurkumin, kadar minyak at- siri, produksi kurkuminrumpun dan produksi minyak atsirirumpun. Produksi bahan aktif dihitung melalui perkalian antara kadar bahan aktif dan bobot kering rim- pangrumpun. Analisis kandungan bahan aktif ini dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika, Departemen Pertanian RI, Bogor. Kadar kurkumin diukur menggunakan metode GC-MS sedangkan kadar minyak atsiri dengan destilasi menggunakan protokol dari SNI. Komponen Lingkungan Komponen pengamatan lingkungan terdiri dari cuaca dan tanah. Karakter yang diamati adalah: 1. Curah hujan mmhari. Pengamatan dilakukan setiap hari mulai saat tanam hingga panen pada dua lokasi penanaman dengan menggunakan ombrometer. 2. Suhu o C. Pengamatan dilakukan setiap hari mulai saat tanam hingga panen pada pukul 08.00 WIB, 13.30 WIB dan 17.00 WIB. 3. RH . Pengamatan dilakukan setiap hari mulai saat tanam hingga panen pada pukul 08.00 WIB, 13.30 WIB dan 17.00 WIB. 4. Intensitas cahaya lux. Pengamatan dilakukan sebanyak tiga hari berturut-tu- rut pada intensitas cahaya matahari 100 di Hambaro dan Serpong serta pada intensitas cahaya matahari 45 di Serpong. Pengamatan dilakukan pukul 08.00 WIB, 13.30 WIB dan 17.00 WIB. 5. Tanah. Pengamatan kondisi tanah dilakukan terhadap terhadap 5 contoh yaitu masing-masing ulangan pada lokasi Hambaro, komposit dari 3 ulangan pada kondisi ternaungi dan komposit dari 3 ulangan pada kondisi tak ternaungi pada lokasi Serpong. Peubah yang diamati terdiri dari tekstur tanah; pH; kandungan hara: C, N, P-tersedia, K-tersedia; Kapasitas Tukar Kation KTK; Kejenuhan Basa KB; kation dapat ditukar K, Na, Ca, Mg-dd, kemasaman dapat ditukar Al dan H-dd. Analisis tanah ini dilakukan di Balai Penelitian Tanah, Departemen Pertanian RI, Bogor. Analisis Data

1. Analisis korelasi antar sifat dan sidik lintas