Latar Belakang Pengaruh pemberian kembali sampah organik setelah pemanenan kompos terhadap laju infiltasi dan beberapa sifat tanah (C-organik, N-total dan pH) di sekitar lubang resapan biopori di areal pemukiman

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun kerap menimbulkan berbagai masalah pada lingkungan. Munculnya persoalan sampah yang semakin sulit untuk ditangani dan menurunnya luas area resapan air merupakan dua masalah yang pada saat ini memerlukan penanganan serius. Sampah yang tidak dikelola atau tidak dimanfaatkan dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan seperti menurunnya nilai estetika, penyumbatan saluran drainase, sumber penyakit dan lain-lain. Menurunnya luas area peresapan air akibat meningkatnya bidang kedap dapat memicu berkurangnya infiltrasi, menurunkan pengisian air bawah tanah dan meningkatkan aliran permukaan, sehingga potensi terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau semakin tinggi. Berbagai alternatif pengelolaan sampah organik dan pemanfaatan air hujan sudah banyak ditawarkan oleh beberapa peneliti dan pemerhati lingkungan. Akan tetapi penerapannya oleh masyarakat masih rendah akibat tingginya biaya dan memerlukan tempat yang relatif luas serta tingkat kerumitan dalam menerapkan teknologi tersebut. Teknologi Lubang Resapan Biopori LRB merupakan teknologi multiguna yang dikembangkan untuk dapat mempercepat peresapan air ke dalam tanah dengan memanfaatkan sampah organik. Teknologi ini merupakan teknologi yang tidak membutuhkan biaya tinggi dan mudah dalam proses pembuatannya. Manfaat yang dapat diambil dari LRB yaitu untuk memperbaiki ekosistem tanah, meresapkan air dan mencegah banjir, menambah cadangan air tanah, mengatasi kekeringan, mempermudah penanganan sampah dan menjaga kebersihan, mengubah sampah menjadi kompos, mengurangi emisi gas rumah kaca seperti CO 2 dan metan, serta mengatasi masalah akibat genangan Brata dan Nelistya, 2009. Teknologi LRB sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas, akan tetapi masih banyak kekeliruan dalam penerapannya. Kekeliruan tersebut diantaranya, belum adanya pemanfaatan sampah organik dalam penggunaan LRB. Masyarakat hanya mengenal LRB sebagai teknologi untuk meresapkan air. Pemanfaatan sampah organik merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam penerapan LRB. Sebab dengan adanya sampah organik yang selalu tersedia di dalam LRB maka organisme tanah akan berkembangbiak dan nantinya berperan dalam pembentukan biopori sehingga akan mempercepat laju peresapan air ke dalam tanah. Sampah organik dalam LRB akan mengalami proses dekomposisi secara alami dengan bantuan biodiversitas tanah menjadi kompos yang dapat dipanen. Pemanenan kompos memberikan kesempatan pemanfaatan lubang sebagai tempat pengomposan sampah organik secara berkesinambungan sepanjang tahun. Hasil penelitian Khoerudin 2012 menunjukkan bahwa LRB yang diisi sampah organik secara kontinyu dapat menjaga keberlanjutan fungsi LRB dan secara nyata sampai sangat nyata meningkatkan laju infiltrasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mempelajari pengaruh penambahan sampah organik setelah pemanenan kompos terhadap laju peresapan air dan beberapa sifat tanah sekitar lubang.

1.2 Tujuan