Dampak yang Ditimbulkan Akibat Penumpukan Sampah Lubang Resapan Biopori

2.3 Dampak yang Ditimbulkan Akibat Penumpukan Sampah

Menurut Bahar 1986 masalah yang dapat ditimbulkan oleh sampah yang menumpuk yaitu: 1. Menurunnya Nilai Estetika. Sampah yang menumpuk dan dibiarkan pada tempat-tempat terbuka open dump, menyebabkan rendahnya nilai estetika di sekitar tempat tersebut. Hal ini disebabkan oleh penampakan fisik yang tidak enak dilihat dan bau busuk yang ditimbulkan. 2. Polusi Udara dan Air. Pembakaran sampah secara terbuka dan tidak dikendalikan di samping menghasilkan residu, juga menimbulkan emisi pada atmosfir dengan peningkatan komponen-komponen polutan di udara. Tempat penimbunan sampah yang berdekatan dengan sungai, kanal saluran air dapat mencemari air. 3. Sumber Penyakit. Tempat-tempat penumpukan sampah merupakan lingkungan yang baik bagi perkembangan tikus, nyamuk, insekta dan mikroba, dimana organisme ini dapat menimbulkan dan menyebarkan penyakit kepada penduduk di sekitar tempat penimbunan dan penampungan sampah tersebut. 4. Penyumbatan Saluran Air. Kebiasaan buruk bagi sebagian besar orang adalah membuang sampah ke sungai, got, atau saluran air lainnnya. Hal ini di samping menimbulkan polusi juga menyebabkan pendangkalan dan penyumbatan saluran air sehingga apabila hujan datang saluran air itu akan mampat dan menimbulkan banjir.

2.4 Lubang Resapan Biopori

Lubang resapan biopori LRB merupakan teknologi tepat guna yang dikembangkan berdasarkan prinsip ekohidrologis, yaitu dengan memanfaatkan sampah organik guna memperbaiki kondisi ekosistem tanah untuk perbaikan fungsi hidrologis ekosistem tersebut. LRB merupakan lubang berbentuk silindris berdiameter sekitar 10 cm yang digali di dalam tanah dengan kedalaman tidak melebihi muka air tanah, yaitu sekitar 100 cm dari permukaan tanah dan diisi sampah organik. Lubang resapan biopori tidak bisa dipisahkan dengan sampah organik, karena kedua hal ini saling melengkapi satu sama lain. Sampah organik dimanfaatkan oleh organisme tanah di dalam lubang karena merupakan sumber makanan yang sangat dibutuhkan, sedangkan LRB dapat mengatasi masalah akibat penumpukan sampah. Oleh karena itu, sampah organik setiap rumah tangga bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki ekosistem tanah. Lubang resapan biopori dapat mempermudah penanganan sampah organik yaitu dengan memasukkannya ke dalam lubang untuk menghidupi biota tanah. Fauna tanah dapat memproses sampah tersebut dengan cara memperkecil ukuran dan mencampurkannya dengan mikroba tanah yang secara sinergi dapat mempercepat proses pengomposan secara alami. Dimasukkannya sampah organik ke dalam LRB, maka tidak terjadi penumpukan sampah baik di TPS ataupun TPA. Keberadaan sampah organik di dalam LRB akan mengundang fauna tanah untuk datang, karena sampah organik merupakan sumber makanan bagi fauna tanah. Aktivitas fauna tanah dalam LRB dapat mempercepat pelapukan sampah organik dan meningkatkan pembentukan biopori yang dapat memperlancar peresapan air dan pertukaran O 2 dan CO 2 di dalam tanah Brata dan Nelistya 2009. Selain itu, dengan adanya sampah organik yang selalu memenuhi lubang maka lubang akan terhindar dari penutupan oleh hasil erosi dan pertumbuhan lumut. Khoerudin 2012 mengungkapkan bahwa pengisian sampah organik secara kontinyu pada LRB secara nyata menjaga keberlanjutan fungsi LRB dalam meresapkan air dibandingkan LRB tanpa diisi sampah dan diisi sampah diawal saja. LRB memiliki keunggulan dan manfaat dibandingkan dengan sumur resapan, di antaranya yaitu: 1 pembuatan LRB dapat diterapkan di lahan sempit, 2 bermanfaat untuk menampung dan mengomposkan sampah organik, 3 meningkatkan populasi dan aktivitas keaneka-ragaman hayati di dalam tanah dan 4 adanya sampah organik di dalam LRB, dapat menghindari tertutupnya lubang oleh bahan tanah, serta mencegah terjadinya penyumbatan pori oleh pertumbuhan lumut, 5 mengurangi emisi gas-gas rumah kaca dan 6 mengatasi masalah kekeringan dan genangan Brata dan Nelistya 2009.

2.5 Laju Dekomposisi Bahan Organik