Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 Audited
BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBA |
Catatan atas Laporan Keuangan
15 Berdasarkan gambar 2.4 di atas inflasi tertinggi di Provinsi Aceh terjadi pada bulan
Agustus 2011 dengan tingkat inflasi 1,88, pada bulan September dan Nopember 2012 justru terjadi deflasi -0,8. Tingkat inflasi Provinsi Aceh secara agregat dalam periode Januari
sampai dengan Juni 2013 adalah sebesar 4,41 atau lebih tinggi dari tingkat inflasi rata-rata nasional 3,51 untuk periode yang sama.
2.2 Kebijakan Keuangan
Kebijakan keuangan Aceh dirumuskan untuk memecahkan masalah-masalah penting, mendesak maupun darurat yang terjadi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan lapangan kerja, meningkatkan status kesehatan rakyat, serta menjamin akses pendidikan bagi seluruh masyarakat Aceh.
Kebijakan keuangan Aceh meliputi 2 dua aspek penting yaitu kebijakan di bidang penerimaanpendapatan revenue policy dan kebijakan di bidang belanja expenditure policy.
Kebijakan tersebut mempunyai nilai yang sama penting dan masing-masing harus dapat bersinergi. Idealnya expenditure policy adalah merupakan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat disamping dapat meningkatkan penerimaan daerah. Sebaliknya revenue policy dapat mendukung berbagai kebijakan anggaran, terutama pada sisi pengeluaran.
Kebijakan pendapatan, dimana pendapatan Aceh merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber penerimaan. Dalam pengelolaan anggaran
pendapatan, harus diperhatikan upaya untuk peningkatan pajak dan retribusi tanpa harus menambah beban kepada masyarakat. Pendapatan Aceh dalam struktur APBA merupakan elemen
yang sangat penting peranannya untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan maupun pemberian pelayanan publik.
Kebijakan belanja, dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban
Pemerintah Aceh yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan
sosial dan penanggulangan kemiskinan. Belanja Aceh diarahkan pada peningkatan proporsi belanja yang memihak kepentingan publik, disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan
pemerintahan. Dalam penggunaannya, harus tetap mengutamakan efisiensi dan efektifitas serta sesuai dengan prioritas pembangunan.
Kebijakan pembiayaan, asumsi dasar dalam penetapan kebijakan pembiayaan dari sisi penerimaan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pembiayaan dari sisi pengeluaran.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh APBA merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh. Sebagian besar sektor swasta di
Aceh melaksanakan kegiatan ekonomi melalui alokasi anggaran dalam APBA, sehingga pengeluaran Pemerintah Aceh secara signifikan berdampak langsung terhadap pertumbuhan
ekonomi. Kecepatan dan ketepatan waktu penyusunan dan pelaksanaan anggaran baik pendapatan maupun pengeluaran pemerintah akan berpengaruh pada proses pembangunan
ekonomi secara keseluruhan.
Anggaran Pendapatan
dan Belanja
Aceh merupakan
instrumen untuk
mengimplementasikan kebijakan keuangan Aceh yang dibahas dan disetujui bersama antara Pemerintah Aceh dan DPR Aceh serta ditetapkan dengan Qanun Aceh. Kebijakan keuangan
Pemerintah Aceh secara umum dapat dilihat dari perkembangan APBA dari tahun ke tahun.
Gambaran APBA periode lima tahun terakhir dapat dilihat sebagaimana Tabel 2.1 di bawah ini.
Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2013 Audited
BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBA |
Catatan atas Laporan Keuangan
16 Tabel 2.1-APBA TA 2009-2013
dalam jutaan rupiah
U R A I A N TA 2009
TA 2010 TA 2011
TA 2012 TA 2013
ANGGARAN ANGGARAN
ANGGARAN ANGGARAN
ANGGARAN PENDAPATAN
6,732,212.00 100.00
6,403,400.82 100.00
7,094,468.25 100.00
8,683,092.41 100.00
10,471,540.79 100.00
Pendapatan Asli Daerah 795,872.00
11.82 795,487.00