Pengertian Syirik dalam Agama Islam

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SYIRIK DALAM ISLAM DAN KRISTEN DAN SEBAB TERJADINYA SYIRIK DALAM PERILAKU MANUSIA

A. Pengertian Syirik dalam Agama Islam

Syirik menurut arti Bahasa Arab ialah dari kata sekutu, serikat, atau perkongsian. Sedangkan menurut pengertian syara’, ialah memperserikatkan Allah dengan sesuatu makhluk ciptaan-Nya. 1 Menurut Drs. Syahmina Zaini diadakan bukunya ‘nilai iman” bahwa pengertian syirik adalah sebagai berikut “syirik berarti orang yang mempersekutukan Tuhan dengan sesuatu dari sebuah tauhid. 2 Sudah sangat jelas bahwa syirik merupakan perbuatan manusia yang menyimpang dari jalan Allah, di mana dia tidak merasakan kepuasaan yang betul-betul nyata dengan apa yang telah diberikan oleh Allah dengan memperserikatkan sesuatu hal atau benda selain Allah, dikarenakan bisa memberikan suatu hal yang luar biasa yang betul-betul bisa dirasakan oleh manusia. Perbuatan syirik ini, bagaikaan khayalan yang tak berdasarkan pada bukti secara rasional. Perbuatan ini termasuk perbuatan yang sangat bathil yang sekaligus ditentang oleh Islam secara keras dan digolongkan sebagai perbuatan dosa yang paling besar dan tiada ampunan bagi pelakunya. 3 Hal ini termasuk syirik Akbar, karena beritikad bahwa ada yang selain Allah yang mampu memberi bekas dan lebih terasa dalam diri manusia itu sendiri daripada bekasan yang diberikan dan lebih terasa dalam diri manusia itu sendiri daripada bekasan yang diberikan olah Allah. Misalnya manusia sudah mempercayai ada kekuatan gaib diluar kemampuan makhluk yang selain Allah dan mampu menyembuhkan sesuatu penyakit atau menolak 1 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Al Islam I, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1998, Cet. I, hlm. 53 2 Drs. Syahmani Zaini, Nilai Islam Usaha Nasional, Surabaya: 1981, hlm. 39-40 3 Afif Sabdul Fattah Thabbarah, Dosa-dosa Menurut Al-Qur’an, Bandung: Gema Risalah, 1993, Cet. IX, hlm. 69 8 sesuatu bencana, atau dengan kata lain, mencari bantuan atau melakukan upaya di luar dari yang diberikan oleh syari’at. Perbuatan syirik akan selalu dada dalam diri manusia yang sekiranya meragukan akan kekuasaan Allah yang telah diberikan kepada manusia dan sebetulnya bahwa ke-Esaan Allah yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya sudah jelas bahwa Allah adalah segala-galanya untuk tempat meminta pertolongan. Sehingga, hanya perbuatan seperti itulah yang dapat menghancurkan dan menghilangkan keimanan dalam diri manusia kepada Allah SWT. Sebetulnya manusia percaya akan kehadiran Allah sebagai Maha Kuasa. Namun karena sudah menjadi sifat manusia, bahwa rasa kekurangpuasaan dalam diri manusia adalah sesuatu yang harus dicegah. Bahwa dari rasa itulah sedikit muncul keinginan sesuatu terhadap selain Allah. Bisa dipastikan pula etika manusia sudah melakukan penyimpangan walaupun, sedikit, namun setelah secara terus menerus maka akan menjadi kebiasaan dan tiada rasa takut terhadap sisa yang akan diberikan dari Allah kepada manusia. Perbuatan syirik yang manusia lakukan itu hanya karena kurangpuasnya akan keinginan belum terlaksana secara cepat dan betul-betul terasa akan kehadirantimbal balik dalam perbuatan syirik tersebut sehingga manusia akan mudah goyah dan kurang percaya atau kurang imanya terhadap Allah dan hal itu sangat berpengaruh terhadap ibadah dalam diri manusia. Oleh karena itu, telah dijelaskan oleh Muhammad Rasyid Ridha dalam “Tafsir Al-Manar” bahwa syirik itu bagi menjadi dua rupa : 1. Yang ada sangkut pautnya dengan soal-soal Rububiyah dan ibadah, yaitu apabila manusia meyakini, bahwa ada yang berserikat dengan Allah dalam menciptakan alam semesta ini, atau yang berserikat dengan Allah dalam menciptakan alam semesta ini, atau yang membantu pekerjaan-Nya, walau bagaimana kecilnyapun bentuk pertolongan itu. Pada itu, dia beribadah kepada selain Allah, memohon doa atau meminta syafaat dan bantuan bukan kepada Allah, terutama pada saat-saat dia sedang menghadapi sesuatu kesulitan ataupun karena sesuatu kepentingan yang mendesak. 2. Yang ada sangkut pautnya dengan pimpinan dan dasar pegangan. Dia mencari pegangan dan landasan yang lain dalam kehidupannya, bukan berpegang kepada wahyu Ilahi yang disampaikan kepada umat manusia dengan perantaraan Rasul-Nya. 4 Begitu pula dijelaskan dalam bukunya: Yunahar Ilyas dan menjelaskan bahwa, syirik yang bersangkutan dengan Rububiyah yaitu meyakini adanya suatu makhluk orang sakti yang mampu menolak dari segala kemudharatan dan meraih segala kemanfaatan, atau dapat memberikan suatu keberkahan dalam diri manusia. 5 Sehingga manusia hanya berfikir praktis dan simple saja, tidak mau berusaha dengan jalan yang baik, dan perbuatan syirik itu sangat mempengaruhi keimanan dan menggoyahkan kemantapan terhadap ke-Esaan Allah. Perbuatan syirik itu sangatlah riskan dalam manusia yang kurang imannya kepada Allah. Apalagi ketika dilanda penderitaan dan kesulitan hidup. Sangatlah dimungkinkan dia mau mengambil jalan pintas yaitu perbuatan syirik. Sebetulnya dalam akidah Islam telah dijelaskan bahwa betapapun besar suatu penderitaan dan kesulitan-kesulitan hidup yang dihadapi, maka hal itu hal dipandang suatu peristiwa yang sangat kecil. Sebab dengan ketentuan Allahlah sesuatu bisa berubah dan hanya ketentuan yang sudah ditetapkan akan bersih jiwanya dan menggerakan jiwa kepada teladan hidup yang setinggi-tinginya dan menjadi dasar pendirian yang tidak bisa goyah oleh siapapun yang menimpanya. 6 Kekuatan yang lebih besar untuk menghindarkan diri dari godaan syetan adalah dengan cara beriman sepenuh hati tanpa ada 4 Hasan Basry, Tegakkan Tauhid Tumbangkan Syirik, Surakarta: 1988, hlm. 71-72 5 Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta: LPPI, 1993, Cet. II, hlm. 74 6 A. Malik Ahmad, Akidah, Jakarta: Al Hidayat, 1980, hlm. 16 keraguan.sedikitpun dan tidak pernah ada kekuatan yang bisa menandingi-Nya kecuali hanya kepada Allahlah semata-mata kita menyembah. Hanya rasa keimanan yang teguh telah tertancap dalam dada yang betu-betul yakin bahwa semua keadaan manusia Allahlah yang menentukan. Maka, dengan demikian faktor segala kemusyrikan akan hilang dan bahkan tidak akan sedikitpun timbul dalam diri manusia. Menurut Prof. Dr. Hasbi Ash-Shiddieqy dalam bukunya Al-Islam pada dasarnya syirik itu dibagi menjadi 2 macam, yaitu : 1. Syirik akbar : Yakni mempersekutukan sesuatu makhluk dengan Allah baik mempersekutukan dalam beribadat kepada Allah, syirik ini mengeluarkan orang yang bersyirik dengannya dari agama, tidak ada ampunan daripadanya selain taubat melepaskan diri dari padanya. 7 Jelaslah syirik yang mengiktiqodkan bahwa ada selain Allah yang mempunyai bekasan lebih dari yang telah diberikan Allah dengan melalui sebab-sebab yang nyata dan bahwa ada sesuatu yang mempunyai kekuatan gaib yang diluar dari Qudrat makhluk yakni seperti berobat dengan bukan obat-obat yang telah ditunduki Allah obat-obat yang diterima akal dan seperti mencari pertolongan dengan yang selain dari yang telah disyaratkan oleh Allah. Seperti dalam surat Al-Maidah : Jelasnya syirik Ashghor yaitu mengerjakan sesuatu bukan karena Allah dan kenyataannya yang beramal atau berbuat sesuatu untuk mendapatkan pujian maka lepaslah pahalanya

B. Syirik dalam Ajaran Kristen