dipterokarpa dataran rendah dibawah 700 m menempati ruang terbuka di hutan yang mengalami gangguan. Tumbuh pada berbagai jenis tanah tetapi tidak toleran
terh adap genangan. Curah hujan 1500‒3500 mm pertahun, dan musim kemarau
pendek perlu untuk pertumbuhan dan regenerasi. Jarang ditemukan di punggung bukit, dari percobaan penanaman menunjukkan pertumbuhan di kaki bukit lebih
baik dibanding puncak bukit. Meranti merah merupakan tanaman yang cepat pertumbuhannya sampai umur 20 tahun tetapi selanjutnya terkejar oleh meranti
lain. S. lepsrosula dapat mencapai tinggi 60 m, bebas cabang 35 m, dan
diameter 1 m, serta memilikbanir menonjol tetapi tidak terlalu besar. Tajuk lebar, berbentuk payung dengan ciri berwarna coklat kekuning-kuningan. Kulit
berwarna coklat keabu-abuan, alur dangkal, kayu gubal pucat, dan kayu teras merah tua. Selain itu, bentuk daun lonjong sampai bulat telur, panja
ng 8‒14 cm, lebar 3.5‒4.5 cm. Permukaan daun bagian bawah bersisik seperti krim, tangkai
utama urat daun dikelilingi domatia terutama pada pohon muda, sedang urat daun tersier rapat seperti tangga. Bunga kecil dengan mahkota kuning pucat, helai
mahkota sempit dan melengkung ke dalam seperti tangan menggenggam, fruiting calix dengan tiga sayap yang lebih panjang dan dua sayap lebih pendek.
Kayu S. leprosula mempunyai kerapatan 300‒865 kgm
3
pada kadar kelembaban 15 Soerianegara dan Lemmens 1994. S. leprosula termasuk kelas
awet III‒IV dan kelas kuat II‒IV, mudah dikerjakan, tidak mudah pecah atau mengkerut. Kayunya terutama dipakai untuk vinir dan kayu lapis, di samping itu
dapat juga dipakai untuk bangunan perumahan dan dapat juga dipakai sebagai kayu perkapalan, peti pengepak, peti mati, dan alat musik Martawijaya et al.
1981.
2.3 Pertumbuhan Tanaman
Menurut Suharlan et al. 1997 dalam Arim 1995, pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran dimensi pohon atau tegakan sepanjang
umurnya, sedangkan riap adalah pertambahan ukuran dimensi pohon atau tegakan dalam jangka waktu tertentu. Kedua istilah ini mempunyai hubungan
yang erat dengan faktor umur dan memegang peranan penting dalam penentuan
Umur Daur Optimal
Level Peertumbuhan
Umur MAI
CAI
a b
kebijaksanaan operasional di bidang kehutanan, terutama dalam hal pemeliharaaan atau penjarangan, dan pemungutan hasil, khususnya bagi hutan
tanaman.
2.4 Perttumbuhan Tegakan dan Hasil Tegakan
Pertumbuhan tegakan dapat digambarkan dalam bentuk kurva pertumbuhan. Kurva pertumbuhan adalah kurva yang menghubungkan antara
ukuran suatu organisme seperti volume, berat, diameter, atau tinggi dengan umurnya. Bentuk kurva pertumbuhan organisme yang ideal akan menyerupai
huruf S atau berbentuk kurva sigmoid. Kurva ini menunjukkan akumulasi ukuran pada setiap tingkat umur, sehingga kurva ini disebut sebagi kurva pertumbuhan
kumulatif Gambar 2. Kurva ini dapat diturunkan untuk mengetahui laju pertumbuhan atau dikenal dengan riap Husch 1963. Selanjutnya Prodan 1968
dalam Latifah 2004 membedakan riap ke dalam riap tahunan berjalan Current Annual Increament CAI dan riap rata-rata tahunan Mean Annual Increament,
MAI. CAI adalah riap dalam satu tahun berjalan sedangkan MAI adalah riap rata-rata per tahun yang terjadi sampai periode waktu tertentu. Daur optimal
suatu tegakan diperoleh pada saat terjadi perpotongan antara kurva CAI dan MAI,
yaitu pada saat MAI mencapai titik maksimum.
Gambar 2 Kurva Pertumbuhan: a MAI dan CAI b Loetsch Haller 1973; Avery Burkhart 1994
2.6 Tegakan dan Struktur Hutan
Berdasarkan komposisi kelas umurnya, tegakan diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu tegakan seumur dan tidak seumur. Tegakan seumur merupakan
tegakan yang dibangun dalam waktu bersamaan pada luasan tertentu, kelas
Dimensi Tegakan
Dimensi Tegakan
diameter pada tegakan seumur cenderung seragam dalam masa waktu penanaman sehingga jumlah kelas diameter dapat dibedakan menurut jumlah tahun tanamnya.
Bentuk sebaran tegakan seumur akan menyerupai lonceng telungkup, yaitu mendekati sebaran normal yang dapat miring ke arah diameter yang lebih kecil
untuk jenis toleran dan diameter yang besar untuk jenis intoleran.
Tegakan tidak seumur mempunyai paling sedikit tiga kelas umur yang berbeda dan mempunyai kesenjangan dalam distribusi kelas umur. Jumlah pohon
yang tersebar dalam kelas diameter terkecil dan jumlahnya menurun seiring dengan bertambahnya ukuran, sehingga hanya tersisa sedikit pohon-pohon yang
berdiameter besar. Pada tegakan tidak seumur, distribusi frekuensi jumlah pohon menurut kelas diameter membentuk kurva J terbalik. Struktur tegakan hutan pada
hutan tanaman merupakan sebaran jumlah pohon per hektar pada berbagai kelas umur. Bentuk sebaran ini akan menyerupai lonceng telungkup yaitu mendekati
sebaran normal Daniel et al. 1987. Diameter pohon merupakan salah satu dimensi pohon yang penting untuk
menentukan secara langsung volume pohon.Menurut Bruce et al.2008 menyatakan bahwa pola sebaran diameter pada hutan tanaman cenderung
menyebar normal atau sedikit menceng yaitu mayoritas jumlah pohon mengumpul disekitar nilai tengah dan menurun pada diameter yang lebih besar dan lebih kecil.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN