Uji normalitas data Distribusi frekuensi sebaran diameter

Pada kurva pertumbuhan diameter S. leprosulaGambar 3 pada umur tanam 1‒4 tahun, akan tampak kurva pertumbuhan diameter yang berbentuk sigmoid. Hal ini menjelaskan bahwa pertumbuhan diameter tegakan S. leprosula yang dikelola dengan sistem TPTJ sesuai dengan pertumbuhan organisme yang ideal dimana kurva pertumbuhannya masih pada juvenile Pamoengkas 2006

5.1.2 Uji normalitas data

Uji normalitas data adalah melakukan perbandingan data hasil pengamatan data empirik dengan data yang berdistribusi normal data teoritik yang memiliki rata-rata dan standar deviasi yang sama dengan data empirik. Pengujian dilakukan dengan menggunakan statistik uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro- Wilk taraf signifikasi a = 0,05 , dengan hipotesis sebagai berikut: H : Distribusi diameter empirik hasil pengukuran = Distribusi teoritik normal H 1 : Distribusi diameter empirik hasil pengukuran ≠ Distribusi teoritik normal Kaidah keputusan atau kriteria pengujian yaitu j ika signifikan p≤ 0,05, maka tolak H dan jika tidak signifikan p 0,05, maka terima H . Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil uji normalitas data Umur tanaman pK-S pS-W Hasil uji 1 0.000 0.000 tolak H0 p≤ 0.05 2 0.016 0.009 tolak H0 p≤ 0.05 3 0.200 0.239 terima H0 p 0.05 4 0.200 0.841 terima H0 p 0.05 P K-S = nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov P S-W= nilai signifikan Shapiro-Wilk Tabel 5 menunjukkan bahwa ada 2 pengamatan yang tolak H dan 2 pengamatan yang terima H . Pada kriteria uji H , pengamatan umur tanaman 1 dan 2 tahun. mengalami penolakan H , karena memiliki nilai signifikansi masing- masing uji yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0.05. Pada umur tanaman 3-4 tahun yaitu terima H , karena memiliki nilai signifikansi masing-masing uji yang lebih besar dari taraf signifikansi 0.05.

5.1.3 Distribusi frekuensi sebaran diameter

Penyajian data berupa distribusi frekuensi adalah dengan cara menyajikan data dalam beberapa kelompok, seperti kelas diameter. Meski dari uji normalitas data sudah diketahui bahwa data diameter hasil pengamatan memiliki sebaran normal, pembuatan grafik histogram frekuensi tetap dibuat sehingga dapat mempermudah pengamatan terhadap sebaran data. Berikut adalah distribusi frekuensi diameter untuk masing-masing kelas umur. 5.1.3.1 Umur 1 tahun Distribusi frekuensi diameter kelas umur 1 tahun disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Distribusi frekuensi diameter tanaman umur 1 tahun Kelas diameter Selang kelas cm Titik tengah Frekuensi batas atas batas bawah 1 0.3 0.8 0.55 24 2 0.9 1.4 1.15 19 3 1.5 2.0 1.75 8 4 2.1 2.6 2.35 10 5 2.7 3.2 2.95 8 6 3.3 3.8 3.55 5 7 3.9 4.4 4.15 1 25 20 15 10 5 diameter cm F re k u e n s i Mean 1.574 StDev 1.014 N 75 1 5 8 10 8 19 24 Gambar 4 Grafik histogram sebaran diameter dan kurva normal umur tanam 1 tahun Tabel 6 menunjukkan bahwa sebaran diameter terbesar terletak pada kelas diameter 1 yaitu sebanyak 24 tanaman dengan titik tengah 0.55 cm. Uji normalitas data dengan metode K-S dan S-W Tabel 5 menunjukkan bahwa data ini memiliki sebaran tidak normal, terlihat pada Gambar 4 bahwa sebaran diameter banyak tersebar di bawah nilai tengah data yaitu 1.54 cm sebanyak 57 Tabel 6 yang menunjukkan bahwa bentuk kurva yang lebih condong ke kiri. 5.1.3.2 Umur 2 tahun Distribusi frekuensi diameter kelas umur 2 tahun disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Distribusi frekuensi diameter tanaman umur 2 tahun Kelas diameter Selang kelas cm Titik tengah Frekuensi batas atas batas bawah 1 0.6 1.3 0.95 13 2 1.4 2.1 1.75 18 3 2.2 2.9 2.55 8 4 3.0 3.7 3.35 15 5 3.8 4.5 4.15 10 6 4.6 5.3 4.95 8 7 5.4 6.1 5.75 1 8 6.2 6.9 6.55 2 20 15 10 5 diameter cm F re k u e n s i Mean 2.859 StDev 1.476 N 75 2 1 8 10 15 8 18 13 Gambar 5 Grafik histogram sebaran diameter dan kurva normal umur tanam 2 tahun Tabel 7 menunjukkan bahwa sebaran diameter terbesar terletak pada kelas diameter 2 yaitu sebanyak 18 tanaman dengan titik tengah 1.75 cm. Uji normalitas data dengan metode K-S dan S-W Tabel 5 menunjukkan bahwa data ini memiliki sebaran tidak normal, terlihat pada Gambar 5 bahwa sebaran diameter banyak tersebar di atas nilai tengah data yaitu 2.85 cm Tabel 7 sekitar 62 tersebar diatas nilai tengah, bentuk kurva menunjukan lebih condong ke kiri. 5.1.3.3 Umur 3 tahun Distribusi frekuensi diameter kelas umur 3 tahun disajikan pada Tabel.8. Tabel 8 Distribusi frekuensi diameter tanaman umur 3 tahun Kelas diameter Selang kelas cm Titik tengah Frekuensi batas atas batas bawah 1 0.6 1.2 0.9 6 2 1.3 1.9 1.6 9 3 2.0 2.6 2.3 14 4 2.7 3.3 3.0 11 5 3.4 4.0 3.7 10 6 4.1 4.7 4.4 10 7 4.8 5.4 5.1 5 8 5.5 6.1 5.8 1 16 14 12 10 8 6 4 2 diameter cm Fr e k u e n si Mean 2.989 StDev 1.273 N 66 1 5 10 10 11 14 9 6 Gambar 6 Grafik histogram sebaran diameter dan kurva normal umur tanam 3 tahun Tabel 8 menunjukkan bahwa sebaran diameter terbesar terletak pada kelas diameter 3 yaitu sebanyak 14 tanaman dengan titik tengah 2.3 cm. Uji normalitas data dengan metode K-S dan S-W Tabel 5 menunjukkan bahwa data ini memiliki sebaran normal, terlihat pada Gambar 6 bahwa sebaran diameter banyak tersebar di sekitar nilai tengah data yaitu 3 cm Tabel 8 yang menunjukan kurva lebih condong sedikit ke kiri. 5.1.3.4 Umur 4 tahun Distribusi frekuensi diameter kelas umur 4 tahun disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Distribusi frekuensi diameter tanaman umur 4 tahun Kelas diameter Selang kelas cm Titik tengah Frekuensi batas atas batas bawah 1 0.70 2.23 1.47 5 2 2.35 3.85 3.10 6 3 3.95 5.45 4.70 16 4 5.55 7.05 6.30 10 5 7.15 8.65 7.90 6 6 8.75 10.25 9.50 2 7 10.35 11.85 11.10 01 18 16 14 12 10 8 6 4 2 diameter cm F re k u e n si Mean 5.253 StDev 2.249 N 46 1 2 6 10 16 6 5 Gambar 7 Grafik histogram sebaran diameter dan kurva normal umur tanam 4 tahun Tabel 9 menunjukkan bahwa sebaran diameter terbesar terletak pada kelas diameter 3 yaitu sebanyak 16 tanaman dengan titik tengah 4.70 cm. Uji normalitas data dengan metode K-S dan S-W Tabel 5 menunjukkan bahwa data ini memiliki sebaran normal, terlihat pada Gambar 7 bahwa sebaran diameter banyak tersebar di sekitar nilai tengah data yaitu 5.23 Tabel 9 dengan tanaman berdiameter besar nilai tengah lebih banyak, bentuk kurva sedikit condong ke kiri.

5.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 60 209

Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Jenis Shorea parvifolia dan Shorea leprosula dalam Sistem TPTI Intensif (Studi Kasus di Areal IUPHHK-HA PT. Sarpatim, Kalimantan Tengah)

1 13 136

Pemanfaatan Air Kelapa untuk Meningkatkan Pertumbuhan Stek Pucuk Meranti Tembaga (Shorea leprosula Miq.)

0 2 4

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq) Dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di Areal IUPHHK-HA PT. Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah)

1 15 5

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 21 394

Model Penduga Volume Sortimen Kayu Perdagangan pada Pohon Berdiri dengan Inventarisasi Kualitas. Studi Kasus Jenis Shorea leprosula Miq. di Areal IUPHHK-HA PT Sari Bumi Kusuma Kalimantan Tengah

0 3 53

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

1 21 29

Kualitas Pertumbuhan dan Karakteristik Kayu Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) hasil budidaya

0 2 50

Tabel Volume Meranti Merah (Shorea leprosula Miq) dan Meranti Kuning (Shorea multiflora Miq) di Areal IUPHHK Provinsi Kalimantan Tengah

0 4 35

PENGARUH ASAL POPULASI DAN KLON TERHADAP KERAGAMAN PERTUMBUHAN STEK PUCUK Shorea leprosula Miq (Effect of Population Sources and Clones to Growth Variation of Shorea leprosula Miq Shoot Cuttings)

0 0 10