lxxv
F. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis data dengan Anava dua jalan dan uji Scheffe pada tabel 4.2 dan 4.3 dapat dikemukakan pembahasan sebagai berikut :
1. Uji Hipotesis Pertama
Pada uji hipotesis pertama penulis membandingkan antara :
1
=
i O
H a
dengan .
:
1
ยน
i A
H a
Dari perhitungan diperoleh hasil nilai F
A
= 4,99 sedangkan F
Tabel
= 3,98 hal ini berarti F
A
lebih besar dari F
tabel
maka hipotesis nol H
01
ditolak dan hipotesis alternatif H
11
diterima maka ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan konsep melalui melalui metode direct instruction dan
metode ceramah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa. Dilihat dari nilai rerata antar baris seperti ditunjukkan pada tabel 4.3
terlihat bahwa nilai rerata baris 1 yaitu penggunaan pendekatan konsep melalui metode direct instruction lebih besar dari nilai rerata baris 2 yaitu penggunaan
pendekatan konsep melalui metode ceramah. Dengan demikian dapat dikatakan metode direct instruction lebih efektif dibandingkan metode ceramah.
Penggunaan pendekatan konsep melalui metode direct instruction yang dilengkapi chart ternyata memberikan hasil yang lebih baik, hal ini mungkin
dikarenakan metode direct instruction siswa mampu menemukan dan membangun konsep yang ditanamkan guru secara bertahap dan melalui latihan
sendiri siswa akan lebih memahami dan mudah mengingatnya. Penggunaan pendekatan konsep melalui metode direct instruction sangat mendukung proses
pembelajaran, karena dengan metode direct instruction siswa akan selalu dapat melakukan latihan sendiri secara teratur sehingga konsep-konsep yang diperoleh
secara bertahap melalui serangkaian kegiatan latihan mandiri secara teratur dan terpadu akan menghasilkan kemampuan kognitif Fisika siswa yang benar dan
mudah dipahami. Dengan cara mengerjakan pekerjaan rumah, siswa akan lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan pemahamannya sendiri. Selain itu,
lxxvi dengan umpan balik yang diberikan diharapkan siswa akan lebih memahami arti
konsep Fisika yang sesungguhnya sehingga tidak menimbulkan kesalahan dalam memahami Fisika.
Sedangkan penggunaan pendekatan konsep melalui metode ceramah kurang cocok, karena dengan metode ceramah siswa tidak dapat melakukan percobaan
sendiri, siswa hanya dapat mendengarkan ceramah guru dan teman-temannya. Siswa hanya berpikir sebatas apa yang telah diketahuinya dari keterangan guru.
Dalam ceramah siswa juga kesulitan dalam menyampaikan pendapatnya, bahkan terkadang terjadi monopoli pembicaraan oleh guru. Monopoli pembicaraan itu
biasanya terjadi pada kelas yang siswanya kurang mempunyai kemampuan bicara pasif. Dengan demikian siswa sulit untuk dapat memahami arah konsep yang
ditanamkan guru.
2. Uji Hipotesis Kedua