I . P E N D A H U L U A N
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan lidah buaya semakin lama semakin berkembang. Daun lidah buaya dapat diolah menjadi berbagai produk makanan dan minuman, berupa
sejenis jeli, minuman segar sejenis jus, nata de aloe, dawet, dodol, selai, dan lain- lain. Makanan dan minuman hasil olahan lidah buaya sangat berpotensi sebagai
makananminuman kesehatan, karena adanya kombinasi kandungan zat gizi dan non gizi yang memiliki khasiat untuk mendongkrak kesehatan.
Besarnya potensi komoditi lidah buaya telah mendorong munculnya industri pengolahan lidah buaya sebagai produk pangan dan obat-obatan, mulai dari
usaha besar sampai dengan usaha kecil. Perusahan-perusahan tersebut menghasilkan produk dalam bentuk bahan baku setengah jadi sampai dengan
bentuk produk akhir. Salah satu perusahaan yang termasuk industri kecil menengah IKM di Jakarta telah mengembangkan produk Aloe vera adalah PT.
Libe Bumi Abadi, berlokasi di Jakarta Timur. Untuk keberhasilan usaha yang akan dijalankan, sebuah perusahaan perlu
melakukan evaluasi secara cermat tentang kelayakan usaha yang akan dilakukan. Dalam mengevaluasi kelayakan usaha tersebut sangat perlu diperhatikan
lingkungan usahanya. Dalam hal ini beberapa hal pokok yang perlu dipertimbangkan, antara lain aspek teknis produksi, aspek pemasaran, aspek
keuangan, ketersediaan bahan baku, tingkat persaingan dan prospek jangka panjang dari industri yang digeluti.
Dalam upaya menjaga dan mengembangkan kegiatan usahanya setiap perusahaan perlu menyusun dan memilih strategi tertentu yang sesuai dengan
jenis produk, karakteristik pasar dan lingkungan usahanya. Sebagai ilustrasi, 1 pengembangan strategi diferensiasi produk, yaitu merancang perbedaan yang
sangat berarti untuk menawarkan produk perusahaan dari produk pesaing misalnya menyangkut kemasan, daya tahan atau kombinasi rasa dalam hal produk
makanan, dan 2 strategi penentuan posisi yang didasarkan atas atribut, manfaat, pemakai, penggunaan dan pesaing, misalnya produk diarahkan untuk bagi yang
mementingkan kesehatan dan kebugaran tubuh. Perkembangan dunia usaha semakin kompetitif
dan begitu cepat perubahannya, telah mengharuskan perusahaan senantiasa peka terhadap setiap perubahan lingkungan usahanya.
Tanpa antisipasi yang baik terhadap kondisi tersebut, dapat menimbulkan
2 ancaman yang serius bagi perusahaan, yaitu membuatnya gulung tikar.
Secara garis besar berbagai aspek yang sering mempengaruhi perkembangan kegiatan bisnis adalah aspek lingkungan eksternal dan internal.
Dalam menentukan strategi masa depan yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan, lingkungan eksternal merupakan hal yang sangat sulit dikontrol akibat
cukup tingginya tingkat ketidakpastian dan kompleksnya permasalahan yang dihadapi Hax and Majluf,1984. Untuk menyederhanakan permasalahan tersebut
dan memudahkan penyesuaian terhadap apa yang terjadi dikemudian hari, terutama dalam melakukan evaluasi terhadap faktor eksternal, perlu dibuat asumsi
argumentatif untuk membuat skenario kondisi lingkungan bisnis masa depan. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam analisis lingkungan eksternal
adalah faktor-faktor yang berada diluar perusahaan yang dapat mewujudkan peluang atau ancaman. Faktor tersebut menyangkut faktor lingkungan makro
Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Teknologi dan lingkungan mikro pelanggan, pesaing, pemasok dan publik.
Analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Untuk keperluan analisis tersebut digunakan pendekatan
fungsional dengan cara mengevaluasi posisi pasar, kondisi keuangan, produksi, sumber daya manusia SDM, struktur organisasi dan manajemen. Berdasarkan
hasil evaluasi terhadap lingkungan eksternal dan internal perusahaan dapat diambil langkah-langkah strategik untuk diimplementasikan ke dalam kegiatan
operasional perusahaan. Saat ini, PT. Libe Bumi Abadi menyerap tenaga kerja 17 orang yang terdiri
dari pekerja tetap 5 orang dan pekerja tidak tetap 12 orang, dengan hari kerja
sebanyak 5 hari seminggu, mulai dari jam 8.00-17.00 PT. Libe Bumi Abadi, 2006. Ada indikasi bahwa proses produksi dari usaha pengolahan Aloe vera yang
dilakukan oleh PT. Libe Bumi Abadi tidak lancar atau tidak optimal. Hal ini disebabkan kurangnya biaya operasional perusahaan, mengingat pembiayaan dari
usaha ini masih sepenuhnya didukung oleh para pendiri perusahaan dan sedang diupayakan untuk memperoleh kredit perbankan.
Dilihat dari aspek pemasaran, PT. Libe Bumi Abadi melakukannya dengan 2 dua cara, yaitu pemasaran konvensional melalui distributor ke agen dan ke
pengecer selanjutnya ke konsumen, melalui pemasaran semi multi level marketing MLM kerjasama dengan jaringan MLM dengan harga lebih murah,
tetapi ada kepastian terjual serta sebagai pemasok pada eksportir.
3 PT. Libe Bumi Abadi menghasilkan produk minuman PT Libe Bumi Abadi,
2006 sebagai berikut 1 Aloe vera Juice merk libe, yaitu minuman murni 100
dari sari lidah buaya selanjutnya disebut Aloe vera liquid, 2 Tiga Tea Merk Libe,
yaitu teh celup perpaduan dari teh hijau mutu terbaik dengan buah mahkota dewa dan ekstrak Aloe vera, serta 3 Fresh Aloe vera Nata Merk Libe, yaitu minuman
nata dari gel Aloe vera dalam kemasan gelas plastik dengan kandungan Aloe vera
dalam bentuk kotak-kotak dan dalam bentuk yang sudah dihancurkan. Selama
ini produk unggulan dari PT. Libe Bumi Abadi adalah Aloe vera liquid, sebagai produk ekspor yang bekerja sama dengan pihak ke 3 tiga. Bahan baku utama
dari usaha ini adalah daun lidah buaya yang diperoleh dari daerah Jawa Barat, bila memerlukan jumlah yang banyak diperoleh dari Pontianak, Kalimantan Barat.
Pertimbangan mengambil obyek penelitian pada industri pengolahan Aloe vera adalah :
1. PT. Libe Bumi Abadi merupakan perusahaan industri kecil menengah IKM yang baru didirikan, sehingga sangat menarik untuk dikaji khususnya dari
aspek kelayakan usaha, pembiayaan dan pemasaran. 2. Para pendiri merupakan orang-orang baru dalam menekuni bisnis IKM,
walaupun telah berkecimpung sebagai karyawan dalam budidaya dan industri pengolahan lidah buaya. Dalam hal ini, semangat kewirausahaan yang
ditunjukkan oleh pendiri akan sangat memberi manfaat dalam mendorong pihak-pihak yang ingin berwirausaha. Sebaliknya berbagai kesalahan yang
dilakukan akan dapat menjadi pelajaran bagi pihak lain. 3. Potensi bahan baku maupun peluang pasar lidah buaya, baik sebagai bahan
pangan maupun bahan baku obat-obatan masih cukup besar.
1.2 Perumusan Masalah