lobster.  Kedua,  mengembangkan  budidaya  terpadu  antara  budidaya  komoditas lobster  dengan  rumput  laut  atau  kerang-kerangan  yang  mempu  melakukan
sirkulasi  beban  limbah  KJA.  Sistem  polikultur  yang  menggabungkan  budidaya kerang  dan  alga  dengan  budidaya  ikan,  dapat  menjadi  jalan  keluar  Mente  et  al.
2006.    Ketiga,  melakukan  kegiatan  konservasi  dengan  penanaman  pohon  bakau jenis  Rhizopora  sp  di  sekitar  sungai  kecil  sebagai  vegetasi  dekomposit  terhadap
buangan  limbah  dari  daratan  berupa  pestisida  dan  limbah  organik  hewan,  tidak melakukan  konversi  lahan  bakau,  silvofishery,  menjaga  kelestarian  terumbu
karang  dan  lamun,  sebagai  produsen  oksigen  terlarut  bagi  perairan  Teluk  Jor. Keempat,  memperbaiki  saluran  pembuangan  limbah  penduduk  agar  tidak
langsung masuk perairan.
4. Penguatan kelembagaan pengelolaan Teluk Jor
Tingginya unsur hara di perairan Teluk Jor disebabkan oleh buangan limbah masyarakat  berupa  ditergen  pencucian  dan  limbah  oragnik  dari  kotoran  hewan
peliharaan yang masuk melalui saluran pembuangan ketika terjadi hujan run off. Perilaku membuang sampah sembarangan di masyarakat sekitar Teluk Jor hampir
menjadi  budaya  keseharian.  Apalagi  tidak  didukung  dengan  infrastruktur  tempat pembuangan  sampah  sementara  dan  pengelolaan  sampah  yang  baik,  sehingga
banyak ditemukan plastik bekas detergen dan sampah organik berserakan disekitar perairan Teluk Jor. Perairan Teluk Jor dianggap oleh masyarakat sebagai perairan
open  access  yang  boleh  dimanfaatkan  sesuai  ego  masing-masing  masyarakat. Apalagi  perairan  Teluk  Jor  dijadikan  alternatif  terakhir  masyarakat  dalam
memenuhi  kebutuhan  ekonomi.  Berdasarkan  pengamatan  lapangan  terdapat  KJA yang  tidak  beroperasi  secara  maksimal  karena  pengetahuan  budidaya  lobster
nelayan  masih  pemula,  sehingga  usaha  budidaya  berhenti  tanpa  ada  bantuan pendampingan.
Strategi  yang  perlu  dilakukan  adalah  penguatan  kelembagaan  kelompok masyarakat  nelayan  yang  telah  terbentuk  sejak  tahun  2000,  sehingga  memiliki
nilai  tawar dalam melakukan perubahan kebijakan dan perubahan perilaku sosial masyarakat.  Adapun  kegiatan  yang  dapat  dilakukan  didalam  kelompok
masyarakat adalah peningkatan kesadaran lingkungan, melakukan pelatihan teknis budidaya,  melakukan  kerjasama  MOU  dengan  instansi  terkait  dalam  hal
pengelolaan perairan Teluk Jor yang berkelanjutan, melakukan sosialisasi dampak lingkungan  dengan  membuat  papan  larangan,  kegiatan  konservasi,  kampanye
lingkungan hidup ke instansi pendidikan dan membuat brosuriklan. 5. Monitoring kualitas air perairan Teluk Jor
Perairan Teluk Jor dengan status berisiko terjadinya eutrofikasi, maka perlu
dilakukan  kerjasama  monitoring  kualitas  air  perairan  Teluk  Jor  antara  kelompok masyarakat,  Balai  Budidaya  Laut  BBL  Sekotong  dan  Dinas  Kelautan  dan
Perikanan  Kabupaten  Lombok  Timur.  Waktu  monitoring  dapat  dilakukan  setiap triwulan  agar  dapat  diambil  tindakan  sesuai  dengan  hasil  monitoring  kondisi
kualitas  perairan  Teluk  Jor.  Pentingnya  lobster  untuk  masyarakat  setempat  dan peluang  mata  pencaharian  yang  dapat  tumbuh,  dan  demi  keberlanjutan  budidaya
lobster perlu dilakukan monitoring
Tewfik et al. 2008.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1.
Berdasarkan penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa perairan Teluk Jor masuk dalam  kategori berisiko  terjadinya dampak eutrofikasi, sehingga perlu
dilakukan  langkah  strategis  penanganan  limbah,  penggunaan  pakan  rendah polusi  dan  budidaya  terpadu  antara  macroalgae  ulva  lactusa,  filter  feeder
oyster dan mussel, dan deposit feeders teripang.  .
2. Berdasarkan  parameter  biofisik  dan  lingkungan  perairan  Teluk  Jor,  dengan
menggunakan  analisis  spasial  maka  perairan  Teluk  Jor  layak  dikembangkan budidaya  sistem  KJA  dengan  komoditas  lobster.  Dengan  kesesuaian  lahan
seluas 221, 08 ha atau 37  dari luas total perairan Teluk Jor.
3. Jumlah  unit  eksisting  KJA  perairan  Teluk  Jor  125  unit  telah  melampaui
jumlah  optimum  daya  dukung  unit  KJA  60  unit,  sehingga  dikuatirkan  akan menimbulkan  permasalahan  lingkungan  perairan  yang  berdampak  kepada
kerugian ekonomi bagi pembudidaya lobster.
Saran
Saran  yang  dapat  diberikan  dari  hasil  penelitian  ini  terhadap  pengelolaan Teluk  Jor  bagi  pengembangan  budidaya  perikanan  terutama  lobster  Panulurus
sp, yakni ; 1.
Untuk  menghambat  laju  degradasi  lingkungan  akibat  buangan  limbah  pakan budidaya  lobster,  maka  diperlukan  alternatif  kebijakan  salah  satunya  dengan
rasionalisasi  upaya  dengan  mengurangi  jumlah  keramba  jaring  apung  sesuai dengan daya dukung, sehingga dapat menekan besarnya buangan limbah pakan
ke perairan Teluk Jor.
2. Kelembagaan  masyarakat  usaha  budidaya  lobster  dengan  sistem  keramba
jaring  apung  perlu  dilakukan  penguatan  kelompok  masyarakat  agar  dapat membantu pengelolaan Teluk Jor dan sistem pemasaran lobster.
3. Menerapkan  sistem  monitoring  dan  evaluasi  serta  pendataan  yang  baik  dan
sistimatis sehingga tersedia data yang akurat mengenai kondisi kualitas air dari perairan Teluk Jor.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Adibrata  S.  2012.  Evaluasi  kesesuaian  kawasan  untuk  pengembangan  budidaya kerapu Serranidae di perairan Pulau Pongok Kabupaten Bangka Selatan.
[Tesis]. Bogor ID Institut Pertanian Bogor. Andrewartha  SJ,  Elliott  NG,  McCulloch  JW,  Frappell  PB.  2015.  Aquaculture
Sentinels:  Smart-farming  with  Biosensor  Equipped  Stock.  Journal Aquaculture Research and development. 7; 1-4
[APHA]  American  Public  Health  Association.1989.  Standard  methods  for  the examination of water and wastewater.17th edition, Washington D.C US.
American Public Health Association. Barg  UC.  1992.  Guedelins  for  the  promation  of  environmental  management  of
coastal aquaculture development. Romea. FAO Fisheries Technical Paper. [BBL]  Balai  Budidaya  Laut  Lombok.  2013.    Laporan  akhir  monitoring  perairan
Teluk Jor. Lombok Barat.