Sintasan Laju Pertumbuhan Harian Rasio Konversi Pakan Total Haemocyte Count THC Aktivitas PO Phenoloxydase

6 filter yang diperoleh merupakan stok ekstrak virus IMNV dan disimpan pada suhu -70 o C. Injeksi dengan IMNV dilakukan pada bagian punggung antara segmen 3 dan 4 sebanyak 100 µLekor Tang et al. 2005. Setelah pemeliharaan dilakukan uji tantang selama 12 hari dengan padat tebar 15 ekorakuarium, dilakukan pengamatan terhadap sintasan dan gejala klinis. Udang uji kontrol negatif diinjeksi dengan PBS Phosphate Buffer Saline sebanyak 100 µLekor.

2.5 Parameter Pengamatan

2.5.1 Sintasan

Sintasan atau Survival Rate SR udang dalam penelitian ini dihitung pada akhir perlakuan sinbiotik dan setelah uji tantang dengan IMNV. Sintasan dihitung berdasarkan rumus berikut Goddard 1996 : SR = 100 No Nt x Keterangan : SR = Sintasan Nt = Jumlah udang pada akhir pemeliharaan ekor No = Jumlah udang pada awal pemeliharaan ekor

2.5.2 Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan spesifik atau Spesific Growth Rate SGR dalam penelitian ini dihitung pada akhir perlakuan sinbiotik dengan menggunakan rumus berikut ini Huisman 1987: � = 100 1 x Wo Wt t        Keterangan : SGR = Laju pertumbuhan harian hari Wt = Bobot rata-rata udang pada akhir perlakuan g Wo = Bobot rata-rata udang pada awal pemeliharaan g t = Periode pemeliharaan hari 7

2.5.3 Rasio Konversi Pakan

Rasio konversi pakan atau Feed Convertion Ratio FCR dalam penelitian ini dihitung pada akhir perlakuan sinbiotik menggunakan rumus berikut Zonneveld et al. 1991: FCR= Bo Bm Bt F   Keterangan : FCR = Rasio konversi pakan F = Jumlah pakan g Bt = Biomassa udang pada saat akhir perlakuan g Bm = Biomassa udang yang mati saat perlakuan g Bo = Biomassa udang pada saat awal perlakuan g

2.5.4 Total Haemocyte Count THC

Perhitungan terhadap nilai THC dilakukan pada akhir perlakuan sinbiotik dan setelah uji tantang dengan IMNV, dengan sampel 1 ekor udang setiap ulangan pada masing-masing perlakuan. Prosedur penghitungan THC mengacu pada metode Blaxhall dan Daishley 1973. Hemolim diambil sebanyak 0,1 mL dari pangkal kaki renang pertama dengan syringe 1 mL yang sudah berisi 0,3 mL antikoagulan Na-sitrat 3,8. Kemudian dilakukan perhitungan THC dengan haemasitometer dibawah mikroskop dengan perbesaran 400 kali. THC diamati dan dihitung jumlah selnya per mL di bawah mikroskop.

2.5.5 Aktivitas PO Phenoloxydase

Pengukuran terhadap PO dilakukan pada akhir perlakuan sinbiotik dan setelah uji tantang dengan IMNV dengan sampel 1 ekor udang setiap ulangan pada masing-masing perlakuan. Pengukuran PO dilakukan berdasarkan prosedur yang dikemukan oleh Liu dan Chen 2004. Aktivitas PO diukur berdasarkan formasi dopachrome yang dihasilkan oleh L-DOPA. Sebanyak 1 mL campuran hemolim dan antikoagulan disentrifuse pada kecepatan 1.500 rpm pada suhu 4 o C selama 10 menit. Supernatan dikeluarkan dan pellet disuspensikan kembali secara perlahan-lahan dengan 1 mL larutan cacodylate-citrate buffer 0,01 M sodium cacodylate, 0,45 M sodium chloride, 0,10 M trisodium citrate, pH 7 kemudian disentrifuse kembali. Setelah itu pellet diambil dan disuspensikan dalam 200 μL 8 cacodylate-citrate buffer 0,01 M sodium cacodylate, 0,45 M sodium chloride, 0,10 M trisodium citrate, pH 7. Suspensi sel sebanyak 100 μL kemudian diinkubasi dengan 50 μL trypsin 1 mgmL cacodylate buffer sebagai aktivator pada suhu 25-26 o C selama 10 menit. Kemudian ditambahkan 50 μL L-DOPA 3 mgmL cacodylate buffer diinkubasi pada suhu ruang selama 5 menit, lalu ditambahkan 800 μL cacodylate buffer. Densitas optikal OD diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 490 nm. Larutan standar dibuat dengan campuran 100 μL suspensi hemolim, 50 μL cacodylate buffer pengganti trypsin , dan 50 μL L-DOPA digunakan untuk mengukur background aktivitas PO pada semua larutan uji. Densitas optikal OD dari aktivitas PO pada semua kondisi uji dinyatakan sebagai formasi dopachrome dalam 50 μL hemolim.

2.5.6 Gejala Klinis

Dokumen yang terkait

Pemberian sinbiotik dengan frekuensi berbeda pada pakan udang vaname Litopenaeus vannamei untuk pencegahan IMNV (Infectious Myonecrosis Virus)

2 23 83

Pemberian sinbiotik dengan dosis berbeda pada pakan udang vaname untuk pencegahan infeksi IMNV (Infectious Myonecrosis Virus)

0 8 88

Pemberian prebiotik, probiotik, dan sinbiotik untuk pengendalian ko-infeksi bakteri Vibrio harveyi dan IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada udang vaname Litopenaeus vanname

0 3 77

Aplikasi Probiotik dengan Dosis Berbeda untuk Pencegahan Infeksi IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada Udang Vaname Litopenaeus vannamei

4 10 74

Kajian pemberian sinbiotik dengan dosis berbeda untuk pencegahan ko-infeksi infection myonecrosis virus dan vibrio harveyi pada udang vaname (Litopenaeus vannamei)

0 6 127

Pemberian Mikrokapsul Sinbiotik dengan Dosis Berbeda melalui Pakan untuk Pencegahan Vibriosis pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

0 7 45

Sinbiotik untuk pencegahan infeksi IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada udang vaname Litopenaeus vannamei

0 3 5

Prevalensi Dan Karakterisasi Molekuler Infectious Myonecrosis Virus (Imnv) Di Sentra Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Di Propinsi Banten

0 9 46

Efek Pemberian Mikrokapsul Sinbiotik Dengan Dosis Berbeda Pada Udang Vaname Litopenaeus Vannamei Yang Diko Infeksi Wssv Dan Vibrio Harveyi

0 7 38

INSIDENSI INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) PADA UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DI TELUK LAMPUNG INCIDENCE OF INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) OF WHITE LEG SHRIMP (Litopenaeus vannamei) IN LAMPUNG BAY

0 0 6