13
p0,05 terhadap P2, perlakuan P1 sendiri tidak berbeda nyata p0,05 terhadap perlakuan K- dan K+.
Keterangan : Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata P0,05
K- Kontrol -, K+ Kontrol +, P1 Probiotik+Prebiotik 1, P2 Probiotik+Prebiotik 2, P3 Probiotik+Prebiotik 3
Gambar 4. Total hemosit udang vaname pada masing-masing perlakuan setelah 30 hari perlakuan sinbiotik dan setelah uji tantang dengan IMNV
Setelah dilakukan uji tantang dengan IMNV, THC tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan P2 sebesar 6,092 x 10
6
selmL dan terendah pada perlakuan P1 sebesar 2,143 x 10
6
selmL. Berdasarkan uji statistik, perlakuan P2 berbeda nyata p0,05 terhadap perlakuan P1, K+ dan K-, namun perlakuan P2 tidak berbeda
nyata p0,05 dengan perlakuan P3.
3.1.5 Aktivitas PO Phenoloxydase
Pengukuran PO dilakukan pada akhir perlakuan sinbiotik dan setelah uji tantang dengan IMNV pada masing-masing perlakuan. Nilai PO pada masing-
masing perlakuan disajikan pada Gambar 5. Nilai PO setelah 30 hari perlakuan sinbiotik berkisar antara 0,186
– 0,386 dan setelah uji tantang dengan injeksi IMNV berkisar antara 0,318
– 0,700. Berdasarkan hasil uji statistik nilai PO setelah 30 hari perlakuan sinbiotik dan
setelah uji tantang dengan IMNV menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata
3,355 3,355
2,687 5,105
7,567
4,102 2,332
2,143 6,092
4,418
2 4
6 8
10 12
K - K +
P 1 P 2
P3
T ot
al Hem
os it
x 10
6
se lm
L
Perlakuan
Setelah Perlakuan Setelah Uji Tantang
a bc a ab
a a ab d
b cd
14
p0,05; Lampiran 7 pada semua perlakuan baik perlakuan sinbiotik maupun kontrol.
Keterangan : Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata P0,05
K- Kontrol -, K+ Kontrol +, P1 Probiotik+Prebiotik 1, P2 Probiotik+Prebiotik 2, P3 Probiotik+Prebiotik 3
Gambar 5. Aktivitas enzim phenoloxydase udang vaname pada masing-masing perlakuan setelah 30 hari perlakuan sinbiotik dan setelah uji tantang
dengan IMNV
3.1.6 Gejala Klinis
Gejala klinis yang diamati adalah pada perubahan makro anatomi yang tampak pada tubuh udang setelah dilakukan infeksi IMNV. Gejala klinis yang
diamati selama uji tantang disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Perubahan makro anatomi tubuh udang vaname setelah infeksi IMNV: Udang normal a, ekor udang memerah b, terjadi nekrosis pada
otot-otot tubuh udang c
0,341 0,341
0,186 0,299
0,222 0,318
0,583 0,408
0,700
0,357
0,0 0,2
0,4 0,6
0,8 1,0
1,2
K - K +
P 1 P 2
P3
Ak ti
vi tas
P h
en o
lox yd
as e
ab s
10 µ
l
Perlakuan
Setelah Perlakuan Setelah Uji Tantang
a a
a a a a
a a a a
b a
c
15
3.1.7 Kualitas Air
Kualitas air selama masa pemeliharaan udang vaname diukur pada awal, tengah, akhir masa pemeliharaan, dan akhir uji tantang. Parameter kualitas air
yang diamati meliputi pH, salinitas, temperatur, kandungan oksigen terlarut DO,
dan amoniak selama pemeliharaan Tabel 3.
Tabel 3. Kualitas air pada media pemeliharaan udang vaname selama perlakuan sinbiotik meliputi pH, salinitas, suhu, DO, dan amoniak pada masing-
masing perlakuan
Kualitas Air Perlakuan
Literatur K -
K + P 1
P 2 P 3
pH 7 - 8
7-7,9 7-7,8
7-7,9 7- 7,8
7,5 –8,5
a
Salinitas ppt 31
–35 32-35,7
32-34,7 3-33,7
31-35, 8 15
–35
a
Suhu
o
C 28,5
–29 28- 29
29-29,5 28-28,5
29 28,5
–31,5
a
DO mgL 6,5-7,2
6,3-7,8 6-7,9
6,4-7,3 5,9-7,4
3,5
a
Amoniak mgL 0,140
0,140 0,140
0,140 0,140
0,1
b
Keterangan :
a
SNI 2006;
b
Chien 1992
3.2 Pembahasan