3. 4. Sistem Informasi Geografis TINJAUAN PUSTAKA

6 Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau yang ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktifitas daratan Gayo, 1994. Masalah utama yang terjadi pada daerah aliran sungai DAS adalah berkaitan dengan jumlah air dan kualitasnya airnya. Air sungai menjadi sedikit kekeringan atau banyak banjir. Untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu DAS, dapat dilihat dari segi indikator fisiknya. Salah satu kategori sungai dapat dikatakan baik adalah nisbah antara debit maksimum Q maxQ min relatif stabil.

2. 3.

Debit Air Debit adalah laju aliran air dalam bentuk volume air yang melewati suatu penampang melintang per satuan waktu. dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik m 3 dt. Dalam laporan- laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu perilaku sebagai respon adanya perubahan karakteristrik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS oleh adanya kegiatan pengelolaan DAS dan atau adanya perubahan fluktuasi minimum atau tahunan iklim lokal Asdak, 2002. Debit air biasa juga disebut dengan kuatitas air yang mengalir, volume air yang mengalir atau suplai air yang mengalir, yang mana debit air ini berbeda-beda dalam penggunaannya. Pengetahuan tentang jumlah air ini akan memberi keuntungan kepada kita karena kita dapat mengoptimumkan penggunaan air Khairuman dan Sudenda, 2002. Debit aliran dapat dijadikan sebagai indikator fungsi DAS dalam pengaturan proses, khususnya alih ragam hutan menjadi aliran. Debit sungai juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi kondisi DAS yang bersangkutan, sehingga debit aliran sungai perlu disajikan yang informatif yaitu dalam bentuk hidrograf.

2. 4. Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis SIG merupakan salah satu sarana teknologi pengolah data yang ada saat ini. SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang dirancang khusus, yang mempunyai kemampuan untuk mengolah data : pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, analisis, pemodelan, dan penyajian data spasial keruangan dan non spasial tabulartekstual, yang mengacu pada lokasi di permukaan bumi data bergeoreferensi. Pada dasarnya, sistem informasi geografis adalah suatu “sistem” terdiri dari komponen-komponen saling terkait berhubungan dalam mencapai suatu sasaran, berdasarkan informasi data, fakta, kondisi, fenomena berba sis “geografis” daerah, spasial, keruangan yang dapat dicek posisinya di permukaan bumi biogeoreferansi. Kedua jenis data, baik spasial maupun tabulartekstual disimpan dalam suatu sistem yang dikenal dengan basis data SIG. Basis data adalah kumpulan data yang saling berkaitan yang diperlukan dalam SIG, baik data spasial keruangan maupun non spasial. Basis data dapat diklasifikasikan menjadi tipe, dimensi dan struktur. Tipe basis data ada dua macam yaitu basis data spasial dan non spasial. Basis data spasial keruangan adalah data yang dapat diamati atau diidentifikasikan di lapangan, yang berkaitan dengan data di permukaan maupun di dalam bumi. Data ini dapat diukurditentukan oleh besaran lintang dan bujur atau oleh sistem koordinat lain termasuk peta, foto udara, citra satelit. Data spasial keruangan ada tiga macam : titik, garis, dan poligon daerah, yang diorganisasikan dalam bentuk lapis-lapis layer peta. Sedangkan basis data non spasial adalah data yang melengkapi keterangan data spasial, 7 keterangan kenampakanfeature data baik statistik, numerik maupun deskripstif dengan tampilan tabular, diagram maupun tekstual. Hubungan antara basis data spasial dan basis data non spasial dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Hubungan basis data spasial dan basis data non spasial Sumber: Soenarmo, 2003 Struktur basis data SIG memerlukan metoda-metoda yang berguna untuk efisiensi dan efektivitas dalam manipulasi data dalam komputer. Ada dua metoda struktur data yang populer yaitu struktur data raster yang menggambarkan ruang dimensi dalam bentuk matriks yang terdiri atas grid sel pixel segi empat teratur menurut baris dan kolom. Tiap pixel menggambarkan bagian-bagian permukaan bumi, dimana jenis dan nilai cirinya berbentuk segi empat yang diberi label dan direkam. Resolusi data raster ditentukan oleh ukuran pixel. Sedangkan struktur data vektor adalah suatu harga ruang dua dimensi yang diwakili oleh suatu harga kontinu dan teliti yang merupakan tampilan dari suatu posisi feature geografi. Dalam struktur vektor, daerah peta data diasumsikan sebagai ruang koordinat yang kontinu dimana posisi-posisi obyek dapat ditentukan sesuai dengan kenampakan aslinya. Dalam pembangunan basis data SIG, perlu memperhatikan dan mengikuti prinsip-prinsip keterkaitanhubungan data, macam data, dimensi data dan strukur data serta prinsip-prinsip penandaan ID, agar proses SIG dapat dilaksanakan. Langkah pembangunan basis data adalah identifikasi masalah, membangun model konseptual, membangun model logica. Data yang digunakan dalam teknologi analisis dengan SIG yang disusun dalam basis data yang sangat bergantung pada : carametoda perolehan data, pemilik data, format dan skala data, sistem proyeksinya dan sebagainya. Ada tiga macam sumber data yaitu : fungsi, grafis, dan atribut. Sumber data berdasarkan fungsi diperoleh berdasarkan cara metode perolehan, pengumpul, pemilik, format, skala, sistem proyeksi dan lain-lain. Perolehan data grafis dengan berbagai cara: surveipengukuran lapangan yang ditransformasikan dalam bentuk digital, digitasi peta, ploting secara langsung dalam bentuk digital, dari hasil scanning citra foto udarasatelit, dan sebagainya. Sedangkan perolehan data atribut dengan berbagai cara juga seperti : survei lapangan untuk mengetahui ciriatribut suatu masalah, diturunkan dari datainformasi lain misalnya : nama sungai dan batas administrasi diturunkan dari peta topografi, pengolahan berdasarkan arsip, keterangan laporan, data lama, tabel statistik dan sebagainya. Aplikasi SIG dengan dukungan piranti komputer data 3 tiga macam operasi “overlay”, yaitu Raster – Raster, Raster – Vektor, dan Vektor – Vektor. Dalam SIG dikenal pula konsep layer, yaitu konsep pemisahan data spasial dalam lapis-lapis data yang homogen. Jenis data dalam layer dinyatakan dalam “feature” atau kenampakan tematik atau temakesesuaian. Konsep layer diturunkan dari peta kerja yang digunakan, misalnya peta topografi dapat diturunkan menjadi layer-layer : kemiringan, tekstur tanah, tutupan lahan, tinggi tempat, sungai, jalan, dan sebagainya. Layer datapeta 8 dalam teknologi SIG harus berbentuk dijital. Oleh karena itu, perlu dilakukannya dijitasi untuk memperoleh data vektor dan scanning untuk memperoleh data raster.

2. 5. Soil and Water Assessment Tool SWAT