INTERNASIONALISASI KASUS KEKERASAN DI SURIAH

(1)

INTERNASIONALISASI KASUS KEKERASAN DI SURIAH

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar S-1 Sarjana Ilmu Hubungan Internasional

Oleh:

Mohammad Nailur Rochman 09260029

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Mohammad Nailur Rochman

Nim : 09260029

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Judul Skripsi : INTERNASIONALISASI KASUS KEKERASAN DI

SURIAH

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Dinyatakan LULUS

Pada hari : Kamis Tanggal : 23 Oktober 2014 Tempat : Ruang Dosen FISIP UMM

Mengesahkan Dekan FISIP – UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. M. Syaprin Zahidi, MA ( ) 2. Helmia Asyathri, S.IP ( ) 3. Gonda Yumitro, MA ( ) 4. Jamroji, M. Comm. ( )


(3)

KATA PENGANTAR

ِِميِحَرلا

ِِنَمْحَرلا

ِِمــــــــــــــــــْسِب

ِ

Alhamdulillah, segala puji syukur ke hadirat Allah SWT, Pencipta manusia sebagai makhluk yang terbaik diantara semua makhluk. Sholawat beserta salam senantiasa dipersembahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, sang pembawa peta kehidupan yang membawa cahaya dan menyelamatkan umat manusia dari kegelapan dan kebodohan.

Kendala dan hambatan yang ada dalam mewujudkan sebuah karya sudah menjadi bagian dari proses yang harus dijalani dengan penuh usaha dan tawakkal. Alhamdulillah, puji syukur atas segala pertolongan Allah dan petunjuk-Nya, skripsi sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “INTERNASIONALISASI KASUS KEKERASAN DI SURIAH”, dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S-1) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis ingin mempersembahkan karya penulisan yang berguna dan bermanfaat bagi para pembacanya, bagi civitas Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang serta bagi para pemerhati studi kawasan Timur Tengah terkait proses internasionalisasi kasus kekerasan di Suriah dalam konflik Suriah dewasa ini.

Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari pihak – pihak yang telah banyak memberikan kontribusi ilmu, waktu, dorongan dan perhatian. Kiranya sangat perlu bagi penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. H. M. Idris Hamid, Lc. dan Hj. Onik Zaikyah, S. THi., orang tua tercinta yang selalu mendukung dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran, cinta dan keikhlasan. Doa, perhatian, semangat dan segala upaya untuk memenuhi kebutuhan penulis dalam proses pendidikan, tidak mampu penulis balas dengan apapun kecuali berharap semoga penulis mampu membahagiakan


(4)

2. Keluarga tercinta yang selalu menjadi penggerak penulis untuk segera menyelesaikan studi Strata-1 di Jurusan HI UMM. Penulis persembahkan karya ini untuk mereka yang tercinta.

3. Dosen-dosen HI dan FISIP UMM, Pak Tonny, Pak Ruli, Pak Victor, Bu Dyah, Bu Qori, Pak Syaprin, Pak Qobidl, Bu Ayusia, Bu Juli Astutik, Bu Vina, Pak Dwi Susilo, Pak Bayu, Pak Suyatno dan dosen – dosen UMM yang yang telah memberikan banyak waktu dan perhatian untuk menyalurkan ilmu beliau – beliau kepada penulis, begitu banyak kebaikan yang telah diberikan pada penulis. Penulis tidak mampu membalas jasa beliau – beliau selama masa pendidikan di UMM kecuali mendoakan yang terbaik bagi semua dan penulis berharap semoga mampu menjadi manusia yang beliau – beliau banggakan kelak.

4. Bapak Gonda Yumitro, MA sebagai pembimbing I dan Bapak Jamroji, M. Comm. sebagai Pembimbing II yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga kebaikan beliau – beliau dicatat di sisi Allah sebagai kebaikan yang selalu melimpah.

5. Teman – teman seperjuangan yang tidak akan terlupakan, Najamuddin Khoirurrijal, Khoirul Amin, Alawi Jufri, Haryo Prasodjo, Asti, Ifo, Azmy, saudara Khoirul Anam yang telah menemani saya selama menjalani kuliah di Malang, teman – teman dari FISIP secara umum dan khususnya kepada seluruh teman – teman HI UMM angkatan 2009. Sungguh bersyukur mendapatkan kesempatan belajar bersama kalian. Semoga kita masih bisa dipertemukan kembali dalam kesempatan yang lebih baik untuk karya yang lebih besar.

6. Seluruh jajaran pimpinan Universitas Muhammadiyah Malang, Dekan – dekan FISIP, dan pimpinan jurusan HI. Terimakasih atas segala ilmu dan pengalaman manajerial yang telah diberikan, ini akan menjadi pengalaman yang berguna bagi penulis.

Dengan segala usaha yang penulis lakukan demi mewujudkan karya ini, penulis mengakui bahwa masih banyak sekali keterbatasan dan kekurangan yang


(5)

penulis miliki sehingga karya ini masih membutuhkan banyak saran, kritik dan masukan untuk menjadikan karya tulis ini lebih baik.

Penulis berharap semoga Allah meridloi usaha ini, mencatat segala usaha dalam penulisan skripsi ini sebagai amal kebaikan dan membalas kebaikan orang – orang yang telah membantu terwujudnya skripsi ini dengan balasan yang terbaik. Semoga ilmu dalam skripsi ini menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi investasi kebaikan kepada penulis pribadi dan juga orang lain. Amin...

Malang, 27 September 2014


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAKSI ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR AKRONIM ... xiii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

1.4.1. Manfaat Praktis ... 9

1.4.2. Manfaat Akademis ... 9

1.5. Tinjauan Pustaka ... 10

1.5.1. Penelitian Terdahulu ... 10

1.5.2. Kerangka Teoritis ... 16

1.5.3. Pra Analisa ... 22

1.6. Metode Penelitian ... 23

1.6.1. Tingkat Analisis ... 23

1.6.2. Tipe Penelitian ... 23

1.6.3. Teknik Pengumpulan Data ... 24

1.6.4. Teknik Analisis Data ... 24


(7)

1.7.1. Batasan Kajian ... 25

1.7.2. Batasan Waktu ... 25

1.8. Argumentasi Pokok ... 25

1.9. Sistematika Penulisan ... 27

BAB II ... 29

KOMPLEKSITAS KASUS KEKERASAN DI SURIAH ... 29

2.1. Konfigurasi Kekerasan Di Era Bashar Al-Asad ... 29

2.1.1. Represi Politik dan HAM ... 31

2.1.2. Penyiksaan, Perlakuan Buruk dan Pengasingan... 34

2.1.3. Represi Terhadap Kebebasan Akses Informasi... 36

2.2. Kronologi dan Dinamika Konflik Suriah Tahun 2011 – 2012 ... 38

2.3. Penggunaan Senjata Berat dan Senjata Kimia... 50

2.4. Kekerasan Sebagai Kejahatan Internasional ... 51

BAB III ... 53

INTERNASIONALISASI KASUS KEKERASAN DI SURIAH ... 53

3.1. Eskalasi Konflik Suriah ... 53

3.1.1. Media Internasional ... 53

3.1.2. Pemimpin - Pemimpin Dunia Internasional ... 65

3.1.3. Organisasi – Organisasi Internasional ... 69

3.1.4. Posisi Negara – Negara Dunia ... 71

3.2. Dinamika Isu Suriah Menjadi Isu Internasional ... 77

3.3. Konflik Suriah sebagai Isu Internasional ... 80

3.3.1. Opini Publik Internasional ... 80

3.3.2. Intervensi Internasional sebagai Upaya Mengakhiri Konflik ... 83

BAB IV ... 109

PENUTUP ... 109

4.1. Kesimpulan ... 109

4.2. Penelitian Lebih Lanjut ... 117


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Daftar negara – negara represif di dunia ... 3

Tabel 1. 2 Perbandingan penelitian ... 15

Tabel 1. 3 Sistematika penulisan ... 27

Tabel 2. 1 Statistik tahunan jumlah korban anak-anak 2011 – 2013 ... 41

Tabel 2. 2 Statistik bulanan jumlah korban anak-anak 2011 – 2013 ... 42

Tabel 2. 3 Data anak-anak yang terlibat dalam operasi militer... 42

Tabel 2. 4 Jumlah korban jiwa pada Maret – Oktober 2011 (LCC) ... 45

Tabel 2. 5 Jumlah korban jiwa mulai Maret – September 2011 (HRW) ... 48

Tabel 3. 1 Tabulasi pemberitaan media ... 58

Tabel 3. 2 Tabulasi pola pemberitaan media ... 61

Tabel 3. 3 Data Pengguna Facebook di Timur Tengah ... 63

Tabel 3. 4 Data Pengguna Twitter di Timur Tengah ... 64

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. 1 Fase – fase dalam konflik ... 19

Gambar 1. 2 Tipe – tipe konflik dan kemungkinan akibat yang ditimbulkan... 20

Gambar 1. 3 Bagan proses internasionalisasi kasus kekerasan di Suriah ... 27


(9)

DAFTAR AKRONIM

AS : Amerika Serikat DK : Dewan Keamanan

ECHO : European Commission Humanitarian Aid and Civil Protection EIB : European Investment Bank

ENPI : European Neighbourhood and Partnership Instrument FSA : Free Syian Army

HAM : Hak Asasi Manusia HRW : Human Rights Watch ICC : International Criminal Court

IOM : International Organization for Migration IRC : International Red Cross

IRGC-QF : Islamic Revolutionary Quards Corps Quds Force IWGS : International Working Group on Sanctions

LCC : Local Coordination Commitees

MEDA : Mennonite Economic Development Associates NGOs : Non-Governmental Organizations

PBB : Perserikatan Bangsa – Bangsa PM : Perdana Menteri

SANA : Syrian Arab News Agency SNC : Syrian National Council

SNHR : Syrian Network for Human Rights SOHR : Syrian Observatory for Human Rights

UNHCR : United Nations High Commissioner for Refugees UNHRC : United Nations Human Rights Commissioner UNICEF : United Nations Children‟s Fund

UNRWA : United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East

UNSMIS : United Nations Supervision Mission in Syria URL : Uniform Resource Locator

UU: Undang – Undang

VDC : Violation Documentation Center WFP : World Food Program


(10)

DAFTAR PUSTAKA Referensi Buku:

Danahar, Paul. 2013. The New Middle East: The World After The Arab Spring, New York: Bloomsbury Press.

Diamond, Larry & Marc F. Plattner. 2012. Liberation Technology: Social Media and The Struggle for Democracy. Baltimore, Maryland: The Johns Hopkins University Press.

Galtung, Johan. 1958. Theories of conflict: Definitions, Dimensions, Negations, Formations. Diakses pada 22/9/2014 dari

http://www.transcend.org/files/Galtung_Book_Theories_Of_Conflict_sin gle.pdf

Haan, Willem de. Violence as an Essentially Contested Concept. Dalam S. Body-Gendrot, P. Spierenburg (eds.), Violence in Europe: Historical and Contemporary Perspectives. Diakses pada 21 Maret 2013 dari http://www.springer.com/978-0-387-74507-7

Kuncahyono, Trias. 2013. Musim Semi di Suriah: Anak-anak Penyulut Revolusi, Jakarta: Kompas.

Levi, M. & M. Maguire, 2002, Violent Crime, In: The Oxford Handbook of Criminology. Oxford: Oxford University Press.

Lynch, Marc. 2012. The Arab Uprising: The Unfinished Revolutions Of The New Middle East. New York: Public Affairs.

Mas‟oed, Mohtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES.

Ottaway, Marina. Nathan J. Brown, Amr Hamzawy, Karim Sadjadpour, Paul Salem. 2008. The New Middle East. Washington, DC.: Carnegie Endowment for International Peace.

Riedel, M. & W. Welsh, 2002, Criminal Violence: Patterns, Causes, and Prevention. Los Angeles: Roxbury.

Russel, Jesse & Ronald Cohn. 2012. International Reactions To The 2011 Syrian Uprising. UK: LENNEX Corp.


(11)

Weiner, N. 1989. Violent Criminal Careers and „violent career criminals‟, An overview of the research literature. In N.A. Weiner & M.E. Wolfgang (Eds.), Violent Crime, Violent Criminals (pp. 35–138). Newbury Park: CA. Sage.

Referensi Jurnal:

Alvarez-Ossorio, Ignacio. The Syrian Uprising: Syria‟s Struggling Civil Society, MIDDLE EAST QUARTERLY SPRING 2012.

Al-Zubaidi, Layla. It Is Imperative That The International Community Sends A Clear Message, Interview with Anas Abdah and Astepho Ablahad. 13 Mei 2011. Perspectives:Political Analysis and Commentary from the Middle East, edisi 2 Mei 2011, People‟s Power: The Arab World in Revolt, Heinrich Böll Stiftung.

Carlson, Lisa J. A Theory of Escalation And International Conflict. Diakses pada 22/9/2014 dari http://jcr.sagepub.com/content/39/3/511.abstract

Eltantawy, Nahed & Julie B. Wiest. 2011. International Journal of Communication 5. Diakses pada 30 Mei 2012 dari http://ijoc.org

Fly, Jamie M., Robert Zarade, dkk. Towards a Post-Assad Syria: Options for the United States and Like-Minded Nations to Further Assist the Anti-Regime Syrian Opposition. A Discussion Paper Prepared by the Foreign Policy Initiative (FPI) and the Foundation for Defense of Democracies (FDD) for the Syrian Working Group, November 8, 2011. Diakses 10/11/2012 dari http://www.foreignpolicyi.org/content/towards-post-assad-syria-options-united-states-and-minded-nations-further-assist-anti-regi-0

Ghrer, Husein. Social Media And The Syrian Revolution. Westminster Papers In Communication And Culture. Volume 9 / Issue 2 / April 2013. The Role Of Social Media In The Arab Uprisings – Past And Present. Diakses pada18/10/2013 dari

https://www.westminster.ac.uk/__data/assets/pdf_file/0004/220675/WPC C-vol9-issue2.pdf


(12)

Haid, Mustafa. terj. Robin Moger. The Assad Regime: Controlling Information and the Contradictory Image. Perspectives:Political Analysis and Commentary from the Middle East. edisi 3 Februari 2012. Syria‟s Revolution: Society, Power, Ideology. Heinrich Böll Stiftung.

Harkin, Juliette. Is It Possible To Understand The Syrian Revolution Through The Prism Of Social Media?. Westminster Papers In Communication And Culture. Volume 9 / Issue 2 / April 2013. The Role Of Social Media In The Arab Uprisings – Past And Present. Diakses pada18/10/2013 dari https://www.westminster.ac.uk/__data/assets/pdf_file/0004/220675/WPC C-vol9-issue2.pdf

Khoury, Doreen. Social Media and the Revolutions: How the Internet Revived the Arab Public Sphere and Digitalized Activism. Perspectives:Political Analysis and Commentary from the Middle East, edisi 2 Mei 2011, People‟s Power: The Arab World in Revolt, Heinrich Böll Stiftung.

Mirkooshesh, Amir Hooshang. 2012. The Role of Social Networks on the Upheavals of the Middle East and North Africa. Journal of American Science. Diakses pada30 Mei 2012 dari

http://www.jofamericanscience.org/journals/am-sci/am0803/020_8505am0803_160_171.pdf

Sevim, Tugce Varol & Merve Sune Ozel. Rethinking Russian Mission In Syria. Diakses pada 10/5/2014 dari

http://eujournal.org/index.php/esj/article/view/1275/1284

Sharp, Jeremy M. & Christopher M. Blanchard, Armed Conflict in Syria: U.S. and International Response, August 21, 2012, hal. 7. Diakses pada 22/9/2014 dari http://fas.org/sgp/crs/mideast/RL33487.pdf

Smith, Ben. The Syrian Crisis – Update May 2012. Diakses pada 24/12/2012 dari http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=the%20syrian%20crisis%20– %20update%20may%202012&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ve

d=0CB8QFjAA&url=http://www.parliament.uk/briefing-papers/SN06271.pdf&ei=ngYmVP2JG5KMuAS6uYK4Cg&usg=AFQjC NEsWoMdgXTHRvzpMXpaWHWdhJOiew&bvm=bv.76247554,d.c2E


(13)

Wulf, Herbert. Privatizing and Internationalizing Violence, The Economics of Peace and Security Journal. ISSN 1749-852X © www.epsjournal.org.uk – Vol. 2, No. 1 (2007).

Situs Internet:

Abdul Rahman Al-Rashed, Abdul Rahman Al-Rashed: Iran condemning Syrian

revolution in Egypt, Monday, 15 August 2011. Diakses pada 10/5/2014 dari http://www.alarabiya.net/views/2011/08/15/162473.html

A Comprehensive Documented Report on Torture Methods Practiced By Syrian Authorities, Syrian Network for Human Rights (SNHR). Diakses dari www.syrianhr.org

Ahmadinejad: Kemenangan Pemberontak Suriah Bakal Picu Instabilitas Di Kawasan, Yesi Syelvia, Senin, 29 April 2013 − 10:39 WIB. Diakses pada 22/9/2014 dari

http://international.sindonews.com/read/742975/43/ahmadinejad-kemenangan-pemberontak-suriah-bakal-picu-instabilitas-di-kawasan Ali Alfoneh, Iran‟s Strategy in Syria, 19th September 2013 - FDD Policy Brief.

Diakses pada 16/9/2014 dari http://www.defenddemocracy.org/the-syria-strategies-of-iran-saudi-arabia-qatar-and-turkey/

Ali Alfoneh, Turkey‟s Strategy in Syria,19th September 2013 - FDD Policy Brief. Diakses pada 16/9/2014 dari http://www.defenddemocracy.org/the-syria-

strategies-of-iran-saudi-arabia-qatar-and-turkey/#sthash.8zGBoQLo.ndCnd24T.dpuf

Al Jazeera and Agencies, Protesters Stage Rare Demo In Syria, 15 Mar 2011 19:44. Diakses pada 5/4/2014 dari

http://www.aljazeera.com/news/middleeast/2011/03/20113151834383782 .html

Arab League Threatens Suspension Of Syria, Demands End To Killing. Diakses pada 5/4/2014 dari


(14)

&id=89%3Aarab-league-threatens-suspension-of-syria-demands-end-to-killing&format=pdf&option=com_content&Itemid=53

Armed Forces Clear Neighborhoods in Aleppo and Damascus Countryside from Terrorist Groups. Diakses pada 25/4/2014 dari

http://sana.sy/eng/337/2012/07/29/433782.htm

AS Disebut Bantu Senjata Pemberontak Suriah, Kamis, 17 Mei 2012 | 15:35 WIB diakses pada 22/9/2014 dari

http://internasional.kompas.com/read/2012/05/17/15350913/AS.Disebut. Bantu.Senjata.Pemberontak.Suriah

Assad says Syria 'victim of foreign conspiracy'. Diakses pada 27/2/2014 dari http://www.youtube.com/watch?v=I6BmMMVo3mk

Assad Tops List Of ICC War Crimes Suspects, Wednesday, 11 June 2014. Diakses pada 22/9/2014 dari

http://english.alarabiya.net/en/News/middle-east/2014/06/11/Assad-tops-list-of-ICC-war-crimes-suspects-.html Assad to RT: 'I'm not Western puppet - I live and die in Syria' (EXCLUSIVE). Diakses

pada 27/2/2014 dari http://www.youtube.com/watch?v=pdH4JKjVRyA Brahimi Pushes For International Action On Syria, 27/12/12 15:58 CET. Diakses

pada 11/9/2014 dari

http://www.euronews.com/2012/12/27/brahimi-pushes-for-international-action-on-syria/

Brahimi: Syria Risks Becoming Failed State. Diakses pada 22/9/2014 dari http://english.alarabiya.net/en/News/middle-east/2014/06/09/Syria-risks-becoming-warlord-run-failed-state-Ibrahimi.html

BBC Indonesia, Syria unrest: Who are the shabiha?. Diakses pada 9 Mei 2012 dari http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-14482968

BBC Indonesia, PBB: Kekerasan di Suriah tewaskan lebih dari 8,000 orang. Diakses pada 9 Mei 2012 dari

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/03/120313_syriakilled.shtml BBC Indonesia, Oposisi Suriah: pembunuhan massal terbaru di Homs. Diakses


(15)

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/03/120309_syriamassacre.sht ml

BBC Indonesia, Setidaknya empat orang tewas dalam kekerasan terbaru di Suriah. Diakses pada 9 Mei 2012 dari

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/05/120504_suriahaleppo.sht ml

BBC News,Syria country profile. Diakses pada 13 April 2011 dari

http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/country_profiles/801669.stm#medi a

BBC News,Middle East protests: Country by Country. Diakses pada 15 April 2011 dari http://www.bbc.co.uk/news/world-12482309

Ceasefire Monitors Arrive In Syria,16/04/12 02:54 CET. Diakses pada 7/4/2014 dari http://www.euronews.com/2012/04/16/ceasefire-monitors-arrive-in-syria/.

China at Geneva II: Beijing‟s Interest in Syria By Shannon Tiezzi, January 22, 2014. Diakses pada 12/8/2014 dari http://thediplomat.com/2014/01/china-at-geneva-ii-beijings-interest-in-syria/

China‟s Veto On Syria: What Interests Are At Play?, Nicholas Wong, 25 July 2012. Diakses pada 12/8/2014 dari

https://www.opendemocracy.net/nicholas-wong/china%E2%80%99s-veto-on-syria-what-interests-are-at-play

Convention on the Rights of the Child. Diakses pada 8/9/2014 dari

http://tbinternet.ohchr.org/_layouts/treatybodyexternal/Download.aspx?sy mbolno=CRC/C/SYR/CO/3-4&Lang=En

Convention against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment. Diakses pada 8/9/2014 dari

http://tbinternet.ohchr.org/_layouts/treatybodyexternal/Download.aspx?sy mbolno=CAT/C/SYR/CO/1/Add.2&Lang=En

Council conclusions on Syria, 3082nd FOREIGN AFFAIRS Council meeting, Luxembourg, 12 April 2011. Diakses pada 5/4/2014 dari


(16)

http://www.consilium.europa.eu/uedocs/cms_data/docs/pressdata/EN/fora ff/121503.pdf

Council conclusions on Syria, 3091st FOREIGN AFFAIRS Council meeting, Brussels, 23 May 2011. Diakses pada 5/4/2014 dari

http://www.consilium.europa.eu/uedocs/cms_data/docs/pressdata/EN/fora ff/122168.pdf

David Andrew Weinberg, Saudi Strategy in Syria,19th September 2013 - FDD Policy Brief. Diakses pada 16/9/2014 dari

http://www.defenddemocracy.org/the-syria-strategies-of-iran-saudi-arabia-qatar-and-turkey/#sthash.8zGBoQLo.ndCnd24T.dpuf

David Andrew Weinberg, Qatar‟s Strategy in Syria,19th September 2013 - FDD Policy Brief. Diakses pada 16/9/2014 dari

http://www.defenddemocracy.org/the-syria-strategies-of-iran-saudi-arabia-qatar-and-turkey/#sthash.8zGBoQLo.ndCnd24T.dpuf Definition and typology of violence, diakses pada 19 Maret 2013 dari

http://www.who.int/violenceprevention/approach/definition/en/. DK PBB Kutuk Serangan Bom Di Suriah, 11 Mei 2012 - 08:32 WIB. Diakses pada

22/9/2014 dari

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/05/120511_unsuriah.shtml Ellen Barry, In Its Unyielding Stance on Syria, Russia Takes Substantial Risks in

Middle East, Published: June 8, 2012. Diakses pada 10/5/2014 dari

http://www.nytimes.com/2012/06/09/world/middleeast/in-stance-on-syria-russia-takes-substantial-risks.html?_r=0

Elizabeth Flock, Syria revolution: A revolt brews against Bashar al- Assad‟s regime. Diakses pada 3 April 2012 dari

http://www.washingtonpost.com/blogs/blogpost/post/syria-revolution-revolt-against-bashar-al--assads-regime/2011/03/15/ABrwNEX_blog.html Eman El-Shenawi, Raising a Brow at the Syrian Death Toll, Sunday, 25 March 2012.

Diakses pada 5/4/2014 dari


(17)

EU Condemns „Unacceptable” Repression in Syria, 2011-03-22. Diakses pada 5/4/2014 dari http://www.middle-east-online.com/english/?id=45066 EU Condemns „Totally Unjustified‟ Syrian Crackdown, 31 July 2011. Diakses

pada 5/4/2014 dari

http://www.khaleejtimes.com/DisplayArticle08.asp?xfile=data/middleeast /2011/July/middleeast_July648.xml&section=middleeast

Executive Order 13572 of April 29, 2011, Blocking Property of Certain Persons With Respect to Human Rights Abuses in Syria, Presidential Documents Federal Register Vol. 76, No. 85 Tuesday, May 3, 2011. Diakses pada 11/9/2014 dari

http://www.treasury.gov/resource-center/sanctions/Programs/Documents/13572.pdf

Executive Order 13573 of May 18, 2011, Blocking Property of Senior Officials of the Government of Syria, Presidential Documents Federal Register Vol. 76, No. 98 Friday, May 20, 2011. Diakses pada 11/9/2014 dari

http://www.treasury.gov/resource-center/sanctions/Programs/Documents/13573.pdf

Executive Order 13582 of August 17, 2011, Blocking Property of the Government of Syria and Prohibiting Certain Transactions With Respect to Syria, Presidential Documents Federal Register Vol. 76, No. 162 Monday, August 22, 2011. Diakses pada 11/9/2014 dari

http://www.treasury.gov/resource-center/sanctions/Programs/Documents/syria_eo_08182011.pdf Facebook in the Arab Region. Diakses pada 16/9/2014 dari

http://www.arabsocialmediareport.com/Facebook/LineChart.aspx?&PriM enuID=18&CatID=24&mnu=Cat

False Freedom: Online Censorship in the Middle East and North Africa, Human Rights Watch, November 2005 Volume 17, No. 10(E), hal. 66. Diakses pada 4/12/2012 dari


(18)

Foreign Ministry Spokesperson Jiang Yu's Regular Press Conference on May 24, 2011, dirilis pada 25 Mei 2011. Diakses pada 10/5/2014 dari

http://lt.china-embassy.org/eng/fyrth/t825290.htm

Freedom House, Worst Of The Worst 2011, diakses pada 15 Juni 2012 dari http://www.freedomhouse.org/sites/default/files/WorstOfTheWorst2011.p df

Harian Kompas, Tragedi Suriah, Anak – anak Houla, PBB Harus Usut Kasus Houla, Selasa, 29 Mei 2012

Human Rights Violations in Syria (Facts and Figures) from March 2011 to

December 2012, Syrian Network for Human Rights (SNHR). Diakses dari www.syrianhr.org

Human Rights Watch, A Wasted Decade: Human Rights in Syria during Bashar al-Asad‟s First Ten Years in Power, edisi Juli 2010, hal. 2

Isolate Syria‟s Arms Suppliers: Russian Arms Exporter Rosoboronexport Risks Complicity in Grave Abuses, June 3, 2011. Diakses pada 22/9/2014 dari http://www.hrw.org/news/2012/06/03/isolate-syria-s-arms-suppliers Jeffrey White, Syria's Rebels Gain Heavy Weapons, January 10, 2013. Diakses

pada 22/9/2014 dari http://www.washingtoninstitute.org/policy-analysis/view/syrias-rebels-gain-heavy-weapons

Joel Wuthnow, Why China Would Intervene in Syri a, July 16, 2012. Diakses pada 22/9/2014 dari

http://nationalinterest.org/commentary/why-china-would-intervene-syria-7197

John Irish, France urges Syria to make immediate political reforms, Wed Mar 23, 2011 12:36pm GMT. Diakses pada 10 /5/2014 dari

http://uk.reuters.com/article/2011/03/23/us-france-syria-idUKTRE72M39920110323

Katherine Marsh, Syria: Four Killed In Deraa As Protests Spread Across South, Wednesday 23 March 2011. Diakses pada 5/4/2014 dari

http://www.theguardian.com/world/2011/mar/22/syrian-protests-troops-kill-deraa


(19)

More Bloodshed In Syria On Eve Of Annan Visit, 09/03/12 19:54 CET. Diakses pada 7/4/2014 dari http://www.euronews.com/2012/03/09/more-bloodshed-in-syria-on-eve-of-annan-visit/

Mustafa Nour, The Myth of Syrian Stability. Diakses pada 15 April 2011 dari http://www.nytimes.com/2011/04/01/opinion/01Mustafa.html?_r=1&scp= 1&sq=the%20myth%20of%20syrian%20stability&st=cse

New York Times, International Herald Tribune, Second Team of Weapons Experts to Head to Syria, by Ben Hubbard, Published: October 8, 2013. Diakses pada 10 Oktober 2013 dari

http://www.nytimes.com/2013/10/09/world/middleeast/more-chemical-arms-experts-head-to-syria.html?ref=middleeast&_r=0

Number Of Foreign Fighters In Syria Nearly Doubles, By Alex

Spillius, Diplomatic Correspondent, 3:51PM GMT 17 Dec 2013. Diakses pada 13/8/2014 dari

http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/syria/10523203/ Number-of-foreign-fighters-in-Syria-nearly-doubles.html

Obama condemns "abhorrent violence" of Syrian government, Fri Apr 8, 2011 8:00pm EDT. Diakses pada 10/5/2014 dari

http://www.reuters.com/article/2011/04/09/us-usa-syria-obama-idUSTRE7378BG20110409

Oposisi Suriah Punya Barisan Tank Di Aleppo, Jumat, 3 Agustus 2012 00:10 WIB. Diakses pada 22/9/2014 dari

http://www.antaranews.com/berita/325326/oposisi-suriah-punya-barisan-tank-di-aleppo

Palang Merah Internasional tiba di Homs, Suriah. Diambil pada 9 Mei 2012 dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/03/120302_syriaicrc.shtml PBB Harus Hentikan Pelanggaran HAM di Suriah, Jumat, 14 Februari 2014,

15:36. Diakses pada 20/8/2014 dari

internasional.kompas.com/read/2014/02/14/1536556/PBB.Harus.Hentika n.Pelanggaran.HAM.di.Suriah.


(20)

PBB Diminta Hentikan Pelanggaran HAM Di Suriah, 18 November 2011 - 10:59 WIB. Diakses pada 22/9/2014 dari

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/11/111118_unsuriah.shtml PBB: Jumlah Korban Tewas Konflik Suriah Tembus 100.000 Orang, Jumat, 26 Juli 2013, 09:19 oleh Denny Armandhanu. Diakses pada 20/8/2014 dari dunia.news.viva.co.id/news/read/432280-pbb-jumlah-korban-tewas-konflik-suriah-tembus-100-000-orang

Presiden Suriah: Aparat Lakukan Kekeliruan, 19 Mei 2011 - 01:36 WIB. Diakses pada 22/9/2014 dari

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/05/110518_syrianmistake.sht ml

Press Freedoms Committee of the Syrian Journalists Association, Syria: 11 media activists, including a French journalist killed in February. Diakses pada 21 Maret 2013 dari

http://www.dchrs.org/english/news.php?id=1145&idC=2

Rami Khouri, Signals of Change from Syria, Agence Global, 27 Januari 2010. Diakses dari http://www.agenceglobal.com/article.asp?id=2244. Rami Nakhle, Exiled Syrian Cyber Activist, Answers Your Questions (LIVE

Q&A), Posted: 07/08/2011 1:12 pm EDT, Updated: 08/29/2011 5:12 am EDT. Diakses pada 16/9/2014 dari

http://www.huffingtonpost.com/2011/06/29/rami-nakhle_n_886990.html Resolution Adopted By The Human Rights Council. Diakses pada 11/9/2014 dari

http://www.securitycouncilreport.org/atf/cf/{65BFCF9B-6D27-4E9C-8CD3-CF6E4FF96FF9}/Syria%20AHRC%20RES%20S-16%201.pdf Resolution Adopted By The Human Rights Council At Its Seventeenth Special

Session. Diakses pada 11/9/2014 dari

http://www.ohchr.org/Documents/HRBodies/HRCouncil/CoISyria/ResS1 7_1.pdf

Resolution Adopted By The Human Rights Council. Diakses pada 11/9/2014 dari http://www.dgvn.de/fileadmin/user_upload/frieden_sichern/News_frieden _sichern/HumanRightsCouncil_Res_Syria_Dec2011.pdf


(21)

Resolution Adopted By The Human Rights Council. Diakses pada 11/9/2014 dari http://www.ohchr.org/Documents/HRBodies/HRCouncil/SpecialSession/ Session19/A-HRC-RES-S-19-1_en.pdf

Resolution Adopted By General Assembly. Diakses pada 11/9/2014 dari

http://www.r2pasiapacific.org/docs/R2P%20Key%20Documents/GA%20 Res%2066-176.pdf

Russia will not allow Libya-style military intervention in Syria, First Published: 2011-11-01. Diakses pada 10/5/2014 dari http://www.middle-east-online.com/english/?id=48833

SANA, An Officer, Three Law Enforcement Members Martyred in Clash with Gunmen in Hama Countryside, terbit tanggal 21 Mei 2012 dari http://www.sana.sy/eng/337/2012/05/21/420268.htm

SANA, Armed Forces Clear Neighborhoods in Aleppo and Damascus

Countryside from Terrorist Groups, Jul 29, 2012. Diakses pada 23/4/3014 dari http://sana.sy/eng/337/2012/07/29/433782.htm

SANA, Sunday Telegraph: Islamist Fighters Camps in North Syria Include Members of non-Syrian Nationalities, Jul 29, 2012. Diakses pada 22/4/2014 dari www.sana.com

SANA, 12 Civilians Killed, Several Injured In Terrorist Attacks In Damascus Countryside And Homs, Apr 14, 2014. Diakses pada 25/4/2014 dari http://sana.sy/eng/337/2014/04/14/538961.htm

Saira Mohamed, The U.N. Security Council and the Crisis in Syria, March 26, 2012 Volume 16, Issue 11. Diakses 2/9/2014 dari

http://www.asil.org/insights/volume/16/issue/11/un-security-council-and-crisis-syria

Seeking to Disrupt Protesters, Syria Cracks Down on Social Media, by Jennifer Preston, Published: May 22, 2011. Diakses pada 22/9/2014 dari

http://www.nytimes.com/2011/05/23/world/middleeast/23facebook.html? _r=0


(22)

Serangan Terbaru Di Suriah, 30 Orang Tewas, 15 Mei 2012 - 09:04 WIB. Diakses pada 22/9/2014 dari

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/05/120515_syria.shtml Syahril Simamora,Sekilas Penelitian Kualitatif, diakses pada 21 Maret 2013 dari

http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/07/23/sekilas-penelitian-kualitatif/

Syrian President Bashar Al-Assad to U.S. President Obama_ Your Words Are Worthless (ENG) Subtitles. Diakses pada 27/2/2014 dari

http://www.youtube.com/watch?v=6eehqWGsXLQ

Syria: Battle for Aleppo - Sunday 29 July. Diakses pada 7/5/2014 dari

http://www.theguardian.com/world/2012/jul/29/syria-bashar-al-assad Syrian rebels claim to have halted assault by Assad forces. Diakses pada 7/5/2014

dari

http://www.thesundaytimes.co.uk/sto/news/world_news/Middle_East/arti cle1092263.ece

Syria: David Cameron, Nicolas Sarkozy And Angela Merkel Statement On President Assad, First Posted: 18/08/11 16:05 Updated: 18/10/11 11:12. Diakses pada 10/5/2014 dari

http://www.huffingtonpost.co.uk/2011/08/18/syria-david-cameron-nicol_n_930298.html

Syria Crisis: Where Key Countries Stand, 18 February 2014 Last updated at 17:29. Diakses pada 27/8/2014 dari http://www.bbc.com/news/world-middle-east-23849587

Syrian air force launches multiple Aleppo attacks on final day of Eid. Diakses pada 8/5/2014 dari

http://www.theguardian.com/world/2012/oct/29/syrian-air-force-attacks-aleppo-eid

Syria Regional Refugee Response, UNHCR. Diakses pada 22/9/2014 dari http://data.unhcr.org/syrianrefugees/regional.php


(23)

Syria, Freedom in the World 2012. Diakses pada 2/9/2014 dari

http://www.freedomhouse.org/report/freedom-world/2012/syria-0#.VAX1xvD6H9M

Syria, Freedom on the Net 2012. Diakses pada 2/9/2014 dari http://www.freedomhouse.org/report/freedom-net/2012/syria#.VAX1YvD6H9M

Syria Unrest: Arab League Adopts Sanctions In Cairo, 27 November 2011 Last updated at 17:51. Diakses pada 2/9/2014 dari http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-15901360

Syria‟s Crisis and the Global Response. Diakses pada 11/9/2014 dari http://www.cfr.org/syria/syrias-crisis-global-response/p28402

Syria Chemical Weapons Allegations, 31 October 2013 Last updated at 10:37. Diakses pada 22/9/2014 dari

http://www.bbc.com/news/world-middle-east-22557347

Syria Militants Use Chemical Weapons Against Syrian Forces, Sun Dec 23, 2012 2:4PM GMT. Diakses pada 22/9/2014 dari

http://www.presstv.ir/detail/2012/12/23/279711/syria-militants-use-chemical-weapons/

Syria: 58 Countries Urge ICC Referral, MAY 20, 2014. Diakses pada 22/9/2014 dari http://www.hrw.org/news/2014/05/20/syria-58-countries-urge-icc-referral Syria Sanctions. Diakses pada 11/9/2014 dari http://www.state.gov/e/eb/tfs/spi/syria/ The Wall Street Journal, Interview With Syrian President Bashar al-Assad.

Diakses pada 15 April 2011 dari

http://online.wsj.com/article/SB1000142405274870383320457611471244 1122894.html

Terrorists Continue Attacks in Several Provinces, Violating Suspension of Military Operations for 4th Day. Diakses pada 22/4/2014 dari http://sana.sy/eng/337/2012/10/29/449621.htm

The Times: Largest Shipload of Libyan Weapons Heading to Armed Groups in Syria, Sep 14, 2012. Diakses pada 22/4/2014 dari www.sana.com


(24)

Timeline of Syrian Chemical Weapons Activity, 2012-2014. Diakses pada 22/9/2014 dari http://www.armscontrol.org/factsheets/Timeline-of-Syrian-Chemical-Weapons-Activity

Tindakan Penguasa Suriah Dicela Dunia, 26 Maret 2011 - 10:25 GMT. Diakses pada 22/9/2014 dari

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/03/110326_suriah_celaan.sht ml

Tweeting the police state: Syrian cyber dissidents describe how they get around the regime's attempts to silence them, Last Modified: 09 Apr 2011 08:48. Diakses pada 16/9/2014 dari

http://www.aljazeera.com/indepth/features/2011/04/20114814358353452. html.

Turkey: The Syrian Crisis, ECHO FACTSHEET 22 May 2014. Diakses pada 11/9/2014 dari

http://ec.europa.eu/echo/files/aid/countries/factsheets/turkey_syrian_crisis _en.pdf

Uni Eropa Sambut Resolusi PBB Soal Tim Pengamat di Suriah, Minggu, 15 April 2012, 13:23 WIB. Diakses pada 7/4/2014 dari

http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/04/15/m2i91u-uni-eropa-sambut-resolusi-pbb-soal-tim-pengamat-di-suriah.

Universal Declaration of Human Rights. Diakses pada 22/9/2014 dari

http://www.ohchr.org/EN/UDHR/Documents/UDHR_Translations/eng.pd f

UN General Assembly Resolution 66/253, Syria, Published February 16, 2012. Diakses pada 11/9/2014 dari http://www.cfr.org/syria/un-general-assembly-resolution-66253-syria/p27403

UN Resolution 2042 (2012), Diakses pada 8/9/2014 dari

http://www.securitycouncilreport.org/atf/cf/{65BFCF9B-6D27-4E9C-8CD3-CF6E4FF96FF9}/Syria%20SRES%202042.pdf


(25)

UN Resolution 2043 (2012). Diakses pada 8/9/2014 dari

http://www.securitycouncilreport.org/atf/cf/{65BFCF9B-6D27-4E9C-8CD3-CF6E4FF96FF9}/Syria%20SRES%202043.pdf

UN Resolution 2059 (2012). Diakses pada 8/9/2014 dari

http://www.securitycouncilreport.org/atf/cf/{65BFCF9B-6D27-4E9C-8CD3-CF6E4FF96FF9}/Syria%20SRES%202059.pdf

UNSMIS Background. Diakses pada 7/4/2014 dari

http://www.un.org/en/peacekeeping/missions/unsmis/background.shtml UNSMIS Facts and Figures. Diakses pada 7/4/2014 dari

http://www.un.org/en/peacekeeping/missions/unsmis/facts.shtml

US Slaps Sanctions On Syrian President For Human Rights Abuses, published on: May 20, 2011. Diakses pada 5/4/2014 dari

http://www.ndtv.com/video/player/news/us-slaps-sanctions-on-syrian-president-for-human-rights-abuses/200138

US Tendentiously Distorts Russia‟s Position On Syria – Moscow, 12 February, 21:49. Diakses pada 3/9/2014 dari

http://voiceofrussia.com/news/2014_02_12/US-tendentiously-distorts-Russia-s-position-on-Syria-Moscow-3870/

U.S. Humanitarian Aid Reaching Syria and Neighboring Countries, Fact Sheet Office of the Spokesperson Washington, DC July 16, 2012. Diakses pada 11/9/2014 dari http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2012/07/195092.htm Violations Documentation Center in Syria, Martyrs Children of the Syrian

Revolution, April – 2013. Diakses pada 25/4/2014 dari http://www.vdc-sy.info/pdf/reports/children-English.pdf

We‟ve Never Seen Such Horror, June 1, 2011. Diakses pada 22/9/2014 dari http://www.hrw.org/reports/2011/06/01/we-ve-never-seen-such-horror Wikipedia, Muhammad Muzammil Basyuni, diakses pada 3 April 2012 dari


(26)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Suriah adalah negara yang memiliki sejarah politik yang didominasi oleh kekuasaan otoriter. Sejak Partai Ba‟ath mengambil alih pemerintahan Suriah pada tahun 1963, lebih tepatnya di era kepemimpinan Hafez al-Asad tahun 1970, Suriah menerapkan gaya pemerintahan otoriter yang represif dengan: pertama, memberlakukan sistem satu partai, yaitu partai Ba‟ath; kedua, pemberlakuan undang-undang darurat; ketiga, pengaturan terpusat (central-planned) terhadap rakyat baik secara politis maupun ekonomis.1 Di era Hafez al-Asad, ratusan

aktivis yang berpotensi menjadi kekuatan oposisi ditahan sebagai tahanan politik; keempat, pembatasan kebebasan pers baik lokal dan luar negeri, filterisasi berita, dan akses informasi. Siaran televisi dan radiolokal tidak diperbolehkan mengandung unsur-unsur politis. Bahkan situs-situs internet seperti Facebook dan Youtube yang mengandung konten lokal yang mengancam kekuasaan rezim juga diblokir oleh negara, termasuk situs-situs lainnya yang diidentifikasi sebagai ancaman.2 Rezim otoriter yang berlangsung dibawah kepemimpinan Presiden

Hafez al-Asad ini berlanjut ke tangan anaknya yaitu Bashar al-Assad pada tahun 2000.3

1

BBC News,Syria country profile. Diakses pada 13 April 2011 dari http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/country_profiles/801669.stm#media

2

Ibid.

3

Keluarga al-Assad ini berasal dari kaum Alawit (Alawiyyin) yang merupakan kaum minoritas di Suriah (hanya 6% dari jumlah populasi).


(27)

Pada awal masa kepemimpinan Bashar al-Asad, pemikirannya cenderung lebih liberal4 meskipun mindset-nya tetaplah anti-Barat.5 Kecenderungan ini

dibuktikan dengan dilepasnya ratusan tahanan politik yang ditahan semasakepemimpinan ayahnya.6 Di bidang kebebasan media informasi, Bashar

lebih membuka diri dengan semakin menjamurnya warung-warung internet (warnet)7 yang beroperasi dari tahun ke tahun. Banyaknya warnet sebagai sarana

untuk mengakses informasi, merupakan satu babak baru bagi media-media informasi. Namun kelonggaran ini bukan berarti peran negara melemah, peran pemerintah masih tetap berjalan sebagai pengontrol penuh perkembangan informasi melalui penyaringan berita dan pemblokiran terhadap situs-situs tertentu. Tercatat sebanyak 200 situs termasuk di dalamnya Wikipedia, Youtube, atau Facebook tidak dapat diakses dan pada tahun 2007 muncul sebuah aturan dimana seluruh warnet yang ada di negeri itu harus merekam semua forum-forum dialog baik dari percakapan, diskusi, reportase atau bentuk-bentuk pemberitaan lainnya. Pemblokiran terhadap situs-situs Youtube dan Facebook baru dibuka kembali pada tahun 2010, tapi kontrol pemerintah masih juga ketat dimana ada

4

Marina Ottaway, Nathan J. Brown, Amr Hamzawy, Karim Sadjadpour, Paul Salem, 2008, The New Middle East, Washington, DC.: Carnegie Endowment for International Peace, hal. 304.

5

Anti-Barat disini ditunjukkan oleh Bashar melalui sikapnya yang berlawanan dengan kebijakan Amerika di kawasan, penyerangan AS terhadap Iraq tahun 2003, dan pemberian bantuan militer terhadap Hezbollah dan kelompok Hamas di Palestina.

6

BBC News,Middle East protests: Country by Country. Diakses pada 15 April 2011 dari http://www.bbc.co.uk/news/world-12482309

7

Di era sebelumya, menurut masyarakat setempat, sangat jarang ditemukan warnet. Selain itu, pintu masuk bagi produk-produk Barat seperti adanya restoran makanan cepat saji Amerika


(28)

seorang gadis remaja yang dihukum selama 5 tahun hanya karena puisinya yang berbau politis yang termuat di dalam blog pribadinya.8

Di era Bashar, Suriah masih merupakan negara yang represif yang tidak menyediakan kebebasan dalam hak berpolitik maupun kebebasan sipil. Freedom House mencatat bahwa Suriah masih sangat buruk di dalam hal penguatan hak-hak politik dan kebebasan sipil. (Lihat Tabel 1.1)

Tabel 1. 1 Daftar negara – negara represif di dunia

PR = Political Rights, CL = Civic Liberties

Angka 1sebagai indikator negara bebas dan angka 7 sebagai indikator tidak bebas. Semakin besar angka (7 misalnya), maka menandakan negara itu semakin tidak bebas.9

8

Elizabeth Flock, Syria revolution: A revolt brews against Bashar al- Assad‟s regime. Diakses pada 3 April 2012 dari http://www.washingtonpost.com/blogs/blogpost/post/syria-revolution-revolt-against-bashar-al--assads-regime/2011/03/15/ABrwNEX_blog.html

9

Freedom House, Worst Of The Worst 2011, diakses pada 15 Juni 2012 dari http://www.freedomhouse.org/sites/default/files/WorstOfTheWorst2011.pdf


(29)

Menurut Mustofa Nour,10 terdapat pendapat yang mengatakan bahwa

model pemerintahan Suriah yang otoriter merupakan keseimbangan yang menjadi konsekuensi dari konsep kemanan nasional suatu negara, meskipun ia meyakini bahwa pendapat ini masih menjadi perdebatan di kalangan masyarakat. Pembatasan kebebasan individu dan politik dengan imbalan stabilitas negara terlihat sebagai transaksi yang adil.11 Suriah adalah negara yang masih bisa

bertahan dan terhindar dari konflik yang terjadi di kawasan.

Perihal keamanan dan kestabilan ini juga diamini oleh beberapa pihak, diantaranya adalah Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia12 di Republik Arab Suriah masa bakti 2006-2010 yang mengatakan

bahwa Suriah adalah negara yang sulit digoyahkan meskipun ia telah „digelitiki‟, yang penjelasannya adalah semua negara yang berdampingan langsung dengannya sudah lebih dulu dikuasai oleh Barat dimana Iraq dan Lebanon telah lumpuh, Turki dan Yordania merupakan aliansi dari AS dan sekutunya, sedangkan Palestina juga tengah mendapat gempuran dari Israel, negara yang masih menjadi lawan dari Suriah sendiri.

Menurut Marc Lynch, sedikit yang memperkirakan bahwa Suriah akan mengalami gerakan revolusi yang serupa dengan yang telah terjadi di Aljazair Tunisia, Mesir dan Libia karena bibit-bibit oposisi di Suriah sudah dibatasi sejak dini oleh rezim. Lynch menguatkan bahwa partai atau gerakan oposisi sangat

10

Mustafa Nour adalah aktivis hak asasi manusia di Suriah, tidak disebutkan identitas lengkapnya karena alasan keselamatan. Tulisannya diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Spencer Scoville.

11

Mustafa Nour, The Myth of Syrian Stability. Diakses pada 15 April 2011 dari

http://www.nytimes.com/2011/04/01/opinion/01Mustafa.html?_r=1&scp=1&sq=the%20myth%20 of%20syrian%20stability&st=cse


(30)

sedikit sekali di Suriah, tidak ada media yang independen dari kuasa pemerintah. Itu tidak terlepas dari otoritarianisme rezim yang berkuasa yang telah merenggut budaya masyarakat madani atau gerakan oposisi politis. Dalam bahasa Lynch, Suriah adalah kingdom of silence.13 Masyarakat hidup dalam kondisi kebisuan

yang tertekan dibawah pengawasan pasukan keamanan.

Gambaran diatas menyatakan bahwa politik dan keamanan negara ini lebih stabil apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangganya seperti Iraq, Lebanon dan Palestina. Presiden Bashar al-Asad, dalam menanggapi krisis yang tengah terjadi di kawasan Timur Tengahyang bermula pada bulan Januari 2011 di Aljazair, mengatakan bahwa situasi di Suriah berbeda dengan situasi di negara lain,seperti yang dilansir oleh harian The Wall Street Journal:

“…the situation here was different and said that “real reform is about how to

open up the society and how to start dialogue.” For years, he said, his government had been having just that dialogue with its people, and he was

unconcerned about calls on Facebook and Twitter for Syrians to revolt.”14

Pernyataan presiden di atas menunjukkan bahwa Suriah tidak mempunyai masalah dengan penyerapan kepentingan masyarakat dan hal itu yang menjadikan Suriah sebagai negara yang stabil di tengah posisinya yang kontroversial namun sentral di kawasan.Suriah tidak terpengaruh dengan Musim Semi Arab yang sedang terjadi.

Namun gambaran situasi dan pernyataan tersebut diatas bertolak-belakang dengan kenyataan yang terjadi pada Maret 2011, dimana Suriah juga terkena

13

Marc Lynch, 2012, The Arab Uprising: The Unfinished Revolutions Of The New Middle East, New York, Public Affairs,hal. 178

14

Selengkapnya lihat di The Wall Street Journal, Interview With Syrian President Bashar al-Assad. Diakses pada 15 April 2011 dari


(31)

imbas Musim Semi Arab ini. Apa yang terjadi di negara-negara Afrika seperti Tunisia, Libia dan Mesir turut memberikan inspirasi kepada rakyat Suriah untuk melakukan hal yang sama di negerinya. Bahkan yang menjadi lebih unik dalam kasus Suriah ini, protes tidak berlangsung di ibukota atau kota-kota besar sebagaimana yang terjadi di Tunisia dan Mesir. Asal mula terjadinya gerakan protes ini diawali dari sebuah tulisan (grafiti) di dinding sebuah sekolah yang dibuat oleh anak-anak sekolah di kawasan Daraa, sebuah kota kecil di daerah selatan yang merupakan kota perbatasan antara Suriah dan Yordania. Tulisan yang menyulut semangat perlawanan terhadap rezim Bashar al-Assad tersebut berbunyi As-Shaab/Yoreed/Eskaat el nizam (Rakyat ingin menyingkirkan rezim!).15 Slogan

ini yang diteriakkan saat revolusi di Kairo dan Tunisia berlangsung. Slogan inilah yang dilihat anak-anak sekolah melalui media televisi. Setelah menulis grafiti itu pada tanggal 6 Maret 2011, 15 anak sekolah yang dianggap terkait dengan coretan itu ditangkap, ditahan dan disiksa.16

Penangkapan, penahanan dan penyiksaan ini yang kemudian menyulut amarah keluarga anak-anak itu, keluarga besar mereka dan fanatisme kesukuan mereka. Kemarahan ini kemudian pecah dan merebak kemana-mana, ke banyak kota di Suriah. Menurut Kuncahyono, penangkapan dan penyiksaan anak-anak sekolah itu menjadi semacam pemicu yang membangkitkan kesadaran bahwa pemerintah mereka selama ini telah membelenggu kebebasan mereka, melanggar hak asasi manusia dengan menggunakan kekuatan kepolisian, tentara dan intelijen

15

Paul Danahar, 2013, The New Middle East: The World After The Arab Spring, New York: Bloomsbury Press, hal. 9.


(32)

atau yang dikenal dengan sebutan mukhabarat untuk menyengsarakan rakyatnya.17

Kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah Suriah semakin meluas seiring dengan semakin meluasnya demonstrasi dan meningkatnya perlawanan dari warga sipil di daerah-daerah. Kekejaman militer negara dan milisi pendukung pemerintah yang berjuluk Shabiha18 sudah melewati batas-batas ukuran normal,

perlakuan mereka terhadap warganya sudah tidak bisa lagi disebut sebagai langkah preventif pemerintah dalam menormalisasi keadaan. PBB melaporkan, bahwa dalam kurun waktu 1 tahun pertama (2011), 8000 nyawa telah terenggut akibat aksi anti-pemerintah.19 Dan sampai tahun 2013 ini, PBB mencatat sebanyak

100.000 orang telah menjadi korban dari konflik ini.20 Ditambah lagi dengan

pembunuhan di daerah-daerah seperti di Baba Amr, Dar‟a, dan Homs yang disebut sebagai “pembunuhan massal yang terbaru”.21

Belum lagi dengan razia yang diwarnai dengan penembakan di asrama mahasiswa di Universitas Aleppo di kota Aleppo yang menewaskan setidaknya 4 orang.22 Yang tidak kalah kejamnya,

pemerintah secara rapi telah menutup semua akses informasi dari dua arah, baik dari luar ke dalam maupun dari dalam ke luar. Dari luar ke dalam, pemerintah

17

Ibid.

18

Shabiha berasal dari bahasa Arab yang berarti setan atau dalam kasus Suriah ini

diinterpretasikan sebagai penjahat ganas. Lihat BBC News, Syria unrest: Who are the shabiha?. Diakses pada 9 Mei 2012 dari http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-14482968

19

BBC Indonesia, PBB: Kekerasan di Suriah tewaskan lebih dari 8,000 orang. Diakses pada 9 Mei 2012 dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/03/120313_syriakilled.shtml

20

New York Times, International Herald Tribune, Second Team of Weapons Experts to Head to Syria, by Ben Hubbard, Published: October 8, 2013. Diakses pada 10 Oktober 2013 dari http://www.nytimes.com/2013/10/09/world/middleeast/more-chemical-arms-experts-head-to-syria.html?ref=middleeast&_r=0

21

BBC Indonesia, Oposisi Suriah: pembunuhan massal terbaru di Homs. Diakses pada 9 Mei 2012 dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/03/120309_syriamassacre.shtml

22

BBC Indonesia, Setidaknya empat orang tewas dalam kekerasan terbaru di Suriah. Diakses pada 9 Mei 2012 dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/05/120504_suriahaleppo.shtml


(33)

menutup pintu masuk bagi para awak media yang hendak meliput krisis di dalam Suriah. Pencegahan dari dalam ke luar dilakukan pemerintah melalui berbagai cara, diantaranya yaitu dengan cara memadamkan listrik di daerah sehingga tidak ada kesempatan yang terbuka bagi kelompok anti-pemerintah untuk berkomunikasi dan mengungkap kekejaman-kekejaman pemerintah ke ranah publik. Tidak hanya itu, kekerasan terhadap awak media juga dilakukan oleh rezim Bashar. Komite Kebebasan Media dari Asosiasi Jurnalis Suriah mencatat sejak bermulanya Revolusi Suriah tahun 2011 sampai saat ini, 138 awak media dan jurnalis baik yang berasal dari profesional maupun sipil telah terbunuh.23

Pemerintah juga menciptakan stereotype dengan mengidentikkan para pemberontak ini dengan sebutan teroris,24 sehingga wajar apabila pemerintah

berdalih bahwa mereka berusaha mempertahankan stabilitas keamanan negaranya dari ancaman teroris.

Sebagaimana Musim Semi Arab berhembus di Suriah, begitupun dengan hembusan kabar kekerasan yang berasal dari sebuah kota kecil Daraa yang kemudian menyebar ke seantero negeri, ke kawasan Timur Tengah bahkan meluas hingga ke seluruh dunia. Kekerasan yang hingga kini telah menewaskan lebih dari 100.000 jiwa dan menjadikan 4,2 juta penduduk Suriah kehilangan tempat tinggal ini kemudian menjadi isu global yang banyak mendapat perhatian masyarakat internasional. Fenomena lokal yang bereskalasi menjadi fenomena internasional

23

Press Freedoms Committee of the Syrian Journalists Association, Syria: 11 media activists, including a French journalist killed in February. Diakses pada 21 Maret 2013 dari

http://www.dchrs.org/english/news.php?id=1145&idC=2

24


(34)

merupakan fenomena menarik, karena internasionalisasi kasus lokal tidaklah terjadi otomatis dan pasti memiliki latar belakang, dinamika dalam proses dan tujuan yang mendasarinya.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penelitian kalian ini, peneliti hendak menjawab pertanyaan tentang bagaimana internasionalisasi kasus kekerasan di Suriah?

1.3. Tujuan Penelitian

Pembahasan dari penelitian ini memiliki tujuan yang ingin dicapai, dimana tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui proses internasionalisasi kasus kekerasan yang terjadi di Suriah ke publik internasional.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Praktis

 Mengetahui proses pengungkapan krisis kemanusiaan yang terjadi di Suriah kepada masyarakat dunia.

 Mengetahui perbedaan konteks mekanisme upaya penyelesaian konflik yang terjadi di Suriah dengan serangkaian peristiwa musim semi di Arab, seperti Tunisia, Mesir, Libia, dan negara lainnya.

1.4.2. Manfaat Akademis

 Peneliti dapat mengaplikasikan internasionalisasi yang berkaitan dengan globalisasi teknologi dan informasi.

 Pengembangan kajian yang berkaitan dengan perlindungan Hak Asasi Manusia.


(35)

1.5. Tinjauan Pustaka 1.5.1. Penelitian Terdahulu

Nahed Eltantawy dan Julie B. Wiest dalam jurnal internasional yang berjudul “Social Media in the Egyptian Revolution: Reconsidering Resource Mobilization Theory”,25menjelaskan gerakan sosial dan dampaknya dengan mengeksplorasi penggunaan media sosial dalam revolusi Mesir tahun 2011 dengan menggunakan teori mobilisasi sumberdaya. Teori ini mengatakan bahwa kesuksesan sebuah pergerakan sosial sangat dipengaruhi oleh waktu, dana, kemampuan berorganisasi, dan ruang sosial atau politik. Media sosial dalam penelitian ini disifati sebagai media yang memiliki kecepatan dan tingkat interaktifitas yang tinggi, yang mampu memberikan informasi kepada siapapun dan direspon kapanpun, sehingga melampaui teknologi komunikasi dan struktur organisasi yang konvensional. Makanya media sosial dijadikan sebagai sumber daya penting untuk penggalangan aksi kolektif dan mengorganisir gerakan sosial baru.

Nahed Eltantawy dan Julie B. Wiest dalam penelitiannya berargumen bahwa media sosial seperti Facebook dan Twitter memainkan peran penting dalam keberhasilan protes anti-pemerintah di lapangan Tahrir yang akhirnya menuntut mundurnya Hosni Mubarak dari jabatan sebagai presiden Mesir setelah memimpin Mesir lebih dari 30 tahun dengan represif dan otoriter. Penelitian ini lebih menekankan peran Twitter di dalam advokasi revolusi Mesir. Nahed dan Julie dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif eksplanatif dengan


(36)

model komparatif. Inilah kelebihan dari penelitian ini, mereka menjelaskan fenomena Revolusi Mesir melalui perjalanan historis revolusi Arab yang berlangsung di Tunisia dan kemudian dikaitkan serta dikomparasikan dengan fenomena yang terjadi di Mesir. Ada kaitan yang kuat antara kesuksesan revolusi di Tunisia dengan kebangkitan revolusi di Mesir. Selain itu, disini mereka juga memperkuat sifat dari internet yaitu kecepatan dan interaktivitas dalam proses penggalangan gerakan sosial. Hanya saja, kohesi-kohesi sosial dan politik antar warga di kawasan Afrika Utara -Tunisia dan Mesir- yang menumbuhkan bibit revolusi tidak diperkuat dengan konsep identitas atau regionalisme.

Amir Hooshang Mirkoosheshdalam “The Role of Social Networks on the Upheavals of the Middle East and North Africa”26 juga menjelaskan bahwa globalisasi dan perkembangan teknologi komunikasi memiliki dampak yang signifikan di negara berkembang dan negara Islam, khususnya negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara. Amir menjelaskan mengenai signifikansi peran jejaring sosial seperti Twitter dan Youtube dalam proses terjadinya revolusi di Tunisia, Mesir dan negara Arab lainnya.

Penelitian Amirmenenkankan peran Facebook di dalam proses revolusi sampai Amir berani menyebut bahwa revolusi Mesir ini adalah revolusi Facebook. Amir mengutarakan secara statistis mengenai perkembangan kuantitas pengguna internet, khususnya pengguna Facebook, di kawasan Timur Tengah sejak awal 2010 hingga 2011. Dalam penelitiannya, Amir menggunakan teori

26

Amir Hooshang Mirkooshesh, 2012, The Role of Social Networks on the Upheavals of the Middle East and North Africa, Journal of American Science; 8(3):160-171, hal. 160. Diakses pada30 Mei 2012 dari


(37)

modal sosial untuk menjelaskan bahwa kemajauan teknologi informasi dan komunikasi seperti internet dan telepon selular (hp) berperan penting dalam proses demokratisasi dan perlindungan HAM di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, khususnya di negara-negara yang mengalami gejolak revolusi seperti negara-negara diatas.

Teori modal sosial di dalam struktur jaringan sosial mengatakan bahwa jaringan sosial dapat memberikan sebuah informasi atau pengetahuan yang dapat mempengaruhi sebuah jaringan tersebut. Teori ini juga menjelaskan bahwa hambatan-hambatan yang terjadi di dalam jaringan sosial tradisional di dalam masyarakat akibat aturan atau kondisi tertentu (aturan rejim misalnya) akan mendorong munculnya alternatif jaringan sosial baru yang lebih bebas dengan skala interaksi yang lebih luas dan tidak terbatas. Media sosial seperti Facebook dianggap sebagai suatu wadah alternatif yang disepakati bersama oleh sebuah jaringan sosial sehingga dari sana muncul kesepahaman akan nilai-nilai yang dibangun. Kesepahaman ini biasanya muncul karena ada ikatan-ikatan seperti persahabatan, relasi bisnis, kepentingan bersama atau kesamaan ideologi.

Penelitian lainnya adalah dari Doreen Khoury yang menulis Social Media and the Revolutions: How the Internet Revived the Arab Public Sphere and Digitalized Activism.27 Menurutnya, ruang publik yang didefinisikan Jurgen

Habermas sebagai ruang dimana opini publik dapat terbentuk dengan bebas dan diakses oleh semua masyarakat tanpa merasa takut mendapatkan kekerasan, serta

27

Doreen Khoury, Social Media and the Revolutions: How the Internet Revived the Arab Public Sphere and Digitalized Activism. Dalam buletin Perspectives:Political Analysis and Commentary


(38)

sifatnya yang inklusif dalam menyajikan perbedaan opini, telah tercederai kebebasannya oleh pemerintah-pemerintah di negara-negara Arab yang membatasi kebebasan berekspresi, beropini dan berdiskusi. Khoury menambahkan bahwa media di Arab, baik secara langsung atau tidak, media tetap berada di bawah control negara. Tidak ada kebebasan di ranah media, semuanya harus mengikuti pada aturan dan ideologi negara.Ruang publik yang lebih didominasi kontrol pemerintah, khususnya di bidang politik, memunculkan beberapa aktivitas publik virtual melalui internet sebagai alternatif baru.

Aktivitas publik virtual yang merebak di Arab juga merubah konfigurasi pengawasan negara terhadap ruang publik virtual ini. Negara-negara Arab tetap mencari dan mengawasi siapapun dari rakyatnya yang berpotensi melawan rezim.Banyak blogger atau aktivis media sosial yang ditangkap dan disiksa karena pemberitaan baik tulisan, gambar, video atau komentar-komentar yang mengancam rezim yang berkuasa.

Namun Khoury berbeda dengan dua peneliti sebelumnya, dimana penelitian diatas lebih mengedepankan peran media sosial seperti Facebook dan Twitter, Khoury yang menggunakan perspektif skeptic-globalisation justru mengedepankan peran masyarakat daripada media sosial.Media sosial dipandang sebagai sarana, bukan faktor utama. Menurutnya, revolusi yang terjadi di Arab bukan karena masyarakat memiliki akun Facebook atau Twitter, melainkan murni revolusi yang terdorong oleh faktor ekonomi, sosial dan politik.


(39)

Mustafa Haid dalam The Assad Regime: Controlling Information and the Contradictory Image28 mengamati bahwa Suriah dibawah kepemimpinan Asad (Hafez dan Bashar) selama ini sangat ketat dalam mengawasi alur informasi dan mengendalikan opini publik. Suriah termasuk salah satu negara yang paling keras dalam memonitor media dan internet di dunia.29 Pemerintah melakukan sensor

ketat terhadap pemberitaan di koran mengenai isu-isu atau informasi yang dianggap berbahaya jika sampai kepada masyarakat. Namun, fenomena Arab Spring merupakan awal keberhasilan publikasi mengenai isu yang mengancam negara. Awal kisah dari revolusi Suriah adalah sejak adanya pemberitaan mengenai seseorang yang membakar diri dan sekelompok anak kecil yang mencoret dinding sekolahnya dengan tulisan “rakyat ingin menyingkirkan rezim”di kota Dar‟a.30

Dalam hal melakukan sensor yang ketat dan teliti, pemerintah juga memerankan “Syrian Electronic Army” yang menyerang media sosial baik umum seperti halaman (page) maupun pribadi (akun) dengan komentar yang penuh cacian dan makian kemudian melaporkan akun tersebut kepada pihak pengelola situs agar diblokir. Selain itu, Mustafa juga menceritakan banyak hal yang menunjukkan bahwa pemberitaan yang bersumber dari pemerintah adalah berita yang berlawanan dengan fakta yang ada. Pemberitaan itu bertujuan untuk

28

Mustafa Haid, The Assad Regime: Controlling Information and the Contradictory Image, terj. Robin Moger, dalam buletin Perspectives:Political Analysis and Commentary from the Middle East, edisi 3 Februari 2012, Syria‟s Revolution: Society, Power, Ideology, Heinrich Böll Stiftung, hal. 53


(40)

memperbaiki citra rezim dan memperkuat kesan kesetiaan rakyat Suriah terhadap Bashar al-Asad.31

Penelitian ini berbeda dengan beberapa penelitian diatas dalam segi fokus pembahasan dan penggunaan alat analisa. Pertama, penelitian ini mengenai gambaran proses internasionalisasi kekerasan di Suriah. Kedua, peneliti mengambil kasus kekerasan di Suriah sebagai studi kasus dan konsep internasionalisasi kekerasan sebagai alat analisa.

Tabel 1. 2 Perbandingan penelitian

Peneliti/Judul Teori/Konsep Metodologi Hasil Analisa

Nahed Eltantawy

&Julie B.

Wiest,Social Media in

the Egyptian

Revolution: Reconsidering Resource Mobilization Theory Mobilisasi Sumberdaya Kualitatif Eksplanatif Komparatif

Penjelasan berdasarkan urutan waktu (timeline) dan komparasi antara Tunisia dan Mesir;

Amir Hooshang

Mirkooshesh,The Role of Social Networks on the Upheavals of the Middle East and North Africa

Modal Sosial Kualitatif Eksplanatif

Penekanan terhadap peran Facebook dalam revolusi Timur Tengah;

Generalisasi kasus revolusi di Timur Tengah disebabkan oleh faktor jaringan sosial.

Doreen Khoury,Social

Media and the

Revolutions:How the Internet Revived the Arab Public Sphere

Ruang Publik Revolusi terjadi bukan karena

Facebook, Twitter atau media sosial lainnya, melainkan faktor ekonomi, sosial dan politik yang murni muncul dari masyarakat

31


(41)

andDigitalized Activism

yang menggunakan media sosial sebagai sarana.

Mustafa Haid, The

Assad Regime:

Controlling

Information and the Contradictory Image

Peranan negara dalam

mengontrol, mengendalikan media dan memengaruhi opini sebagai langkah justifikasi atas tindakan rezim.

Internasionalisasi Kasus Kekerasan di Suriah

Internasionalis asi Kekerasan

Kualitatif Deskriptif

Mendeskripsikan proses

internasionalisasi kasus kekerasan di Suriah

1.5.2. Kerangka Teoritis

1.5.2.1. Internasionalisasi Kekerasan

Pengertian konsep internasionalisasi kekerasan terdiri dari dua istilah, internasionalisasi dan kekerasan. Penulis akan menjabarkan terminologi masing – masing istilah kemudian menghubungkan kedua istilah tersebut dengan fokus penelitian yaitu internasionalisasi kasus kekerasan di Suriah.

Internasionalisasi adalah pengangkatan sebuah fenomena internal suatu negara ke tingkat global agar mendapatkan perhatian dari masyarakat internasional. Internasionalisasi bertujuan untuk mengakhiri sebuah konflik atau peperangan.32 Internasionalisasi dapat diartikan sebagai intervensi internasional,

baik sipil maupun militer, untuk membantu menyelesaikan kekerasan HAM, mempromosikan demokrasi, dan merubah sebuah rezim. Internasionalisasi muncul karena globalisasi, merubah porsi kedaulatan sebuah negara-bangsa,


(42)

dimana negara tidak bisa lagi terlepas dari kontrol pihak lain, baik pemerintahan maupun non-pemerintahan.

Kekerasan adalah suatu konsep yang multitafsir dan multi-dimensi, sehingga konsep ini memiliki multi-perspektif yang menyulitkan untuk didefinisikan secara terbatas.33 Karena kekerasan meliputi perilaku fisik dan

emosi, situasi dan hubungan antara korban dengan pelaku.34 Kekerasan juga bisa

berupa fisik, seperti penyerangan atau penyalahgunaan kekuatan lainnya, bisa juga berbentuk verbal, seperti gertakan, penghinaan atau intimidasi. Kekerasan bisa bersifat jelas atau tersirat, seperti unsur yang terdapat dalam hinaan. Kekerasan dapat bersifat individual atau kolektif, interpersonal atau institusional, nasional atau internasional, simbolik atau struktural. Konteksnya mungkin bersifat pribadi atau publik, dan korbannya mungkin terdiri dari anggota keluarga, kenalan atau orang asing. Berdasarkan pada motif pelaku, kekerasan mungkin disebabkan oleh marah, respon, permusuhan,ekspresi atau persengketaan.35 Kekerasan secara

umum dianggap sebagai tindak kriminal jika kekerasan diartikan sebagai penggunaan kekuatan yang dilarang menurut aturan hukum.36 Menurut World

Report on Violence and Health, kekerasan didefinisikan sebagai penggunaan kekuatan fisik atau kekuasaan, baik ancaman atau tindakan, yang ditujukan terhadap orang lain, kelompok atau komunitas, yang menghasilkan atau memiliki

33

Willem de Haan, Violence as an Essentially Contested Concept, dalam S. Body-Gendrot, P. Spierenburg (eds.), Violence in Europe: Historical and Contemporary Perspectives, hal. 27. Diakses pada 21 Maret 2013 dari http://www.springer.com/978-0-387-74507-7

34

M. Levi & M. Maguire, 2002, Violent Crime, In: The Oxford Handbook of Criminology, (pp. 795–843), Oxford: Oxford University Press. Dalam Willem de Haan, Ibid.

35

Willem de Haan, Violence as an Essentially Contested Concept..., hal. 28.

36

M. Riedel & W. Welsh, 2002,Criminal Violence: Patterns, Causes, and Prevention, Los Angeles: Roxbury, dalam Willem de Haan, Ibid.


(43)

potensi tinggi dalam mengakibatkan cedera, kematian, kerugian psikologis, penyimpangan, atau perampasan.37 Kekerasan juga dapat dibedakan berdasarkan

konteks dan tipe. Berdasarkan konteks terjadinya, kekerasan memiliki empat model: fisik, seksual, psikologis dan perampasan. Sedangkan tipologi kekerasan berdasarkan aktornya meliputi 3 macam:

a. Self-directed violence : kekerasan yang mana pelaku dan korbannya adalah orang yang sama. Hal ini biasanya terjadi dalam kasus bunuh diri dan penyiksaan terhadap diri sendiri;

b. Interpersonal violence : kekerasan antar individu, biasanya terjadi antara keluarga, kolega atau komunitas seperti penyiksaan terhadap anak, orang tua, kekerasan antar pemuda dan lain sebagainya;

c. Collective violence : kekerasan yang dilakukan oleh kelompok yang lebih besar dan dapat dikategorikan sebagai kekerasan sosial, politik dan ekonomi.38

1.5.2.1.1. Eskalasi Konflik

Proses internasionalisasi konflik menunjukkan adanya dinamika dalam proses eskalasi dalam konflik. Berkembangnya konflik menjadi lebih besar dengan banyak aktor yang terlibat menjadi sebuah keniscayaan dalam fase konflik. Menurut Lisa J. Carlson, proses eskalasi sering ditemukan dalam berbagai jenis konflik internasional. Namun pembahasan teoritis pada eskalasi

37

Definition and typology of violence, diakses pada 19 Maret 2013 dari

http://www.who.int/violenceprevention/approach/definition/en/. Lihat juga dalam N. Weiner, 1989,Violent Criminal Careers and „violent career criminals‟, An overview of the

research literature. In N.A. Weiner & M.E. Wolfgang (Eds.), Violent Crime, Violent Criminals (pp. 35–138). Newbury Park: CA. Sage. Dalam Willem de Haan, Ibid.

38


(44)

konflik secara spesifik seringkali hanya berkonsentrasi pada menjelaskan konteks hasil dari proses eskalasi. Sedangkan pemahaman tentang proses eskalasi itu sendiri masih parsial dan tidak lengkap.39

Johan Galtung membenarkan bahwa setiap konflik memiliki fase yang menggambarkan proses eskalasi konflik. 40

Gambar 1. 1 Fase – fase dalam konflik

Diagram diatas menunjukkan bahwa konflik yang bermula akan terartikulasi dan berkembang secara dinamis hingga lahir sebuah resolusi yang merupakan solusi untuk mengakhiri konflik. Galtung melihat bahwa proses resolusi konflik juga termasuk bagian dalam dinamika konflik. Artinya, konflik akan terus berkembang tanpa disadari dan seringkali dinamika konflik mengarah ke hal – hal yang lebih destruktif sampai adanya upaya – upaya resolusi konflik.41

Dalam menjelaskan eskalasi konflik, Galtung memulainya dari memetakan dimensi aktor dalam konflik. Dari dimensi aktor, Galtung membagi konflik ke dalam dua bagian: konflik intra – aktor dan konflik inter – aktor. Masing –

39

Lisa J. Carlson, A Theory of Escalation And International Conflict. Diakses pada 22/9/2014 dari http://jcr.sagepub.com/content/39/3/511.abstract

40

Johan Galtung, Theories of conflict: Definitions, Dimensions, Negations, Formations, hal. 38. Diakses pada 22/9/2014 dari

http://www.transcend.org/files/Galtung_Book_Theories_Of_Conflict_single.pdf

41


(45)

masing area dalam konflik akan menghasilkan akibat yang berbeda karena setiap area dan aktor dalam konflik memiliki seperangkat tujuan akhir yang berbeda.42

Gambar 1. 2 Tipe – tipe konflik dan kemungkinan akibat yang ditimbulkan

Kekerasan yang terjadi di Suriah akibat konflik, bermula dari sebuah kejadian normal yang terjadi di salah satu daerah di kota Dar‟a, kota yang cukup terpencil di pinggiran kota dekat dengan perbatasan Suriah - Jordan. Bermula dari grafiti yang meminta rezim Bashar dibubarkan, disusul dengan penahanan dan berlanjut dengan penyiksaan dan penganiayaan oleh pasukan keamanan kemudian berujung pada demonstrasi, bentrokan antara kelompok keluarga dengan pemerintah dan berakhir pada pembunuhan. Sedikit pihak yang memperkirakan bahwa insiden ini akan semakin besar dan meluas. Mengingat insiden ini terjadi di sebuah negara yang cukup ketat dalam pembatasan kebebasan informasi, ekspresi dan komunikasi. Negara yang otoriter ini tidak memberikan akses kepada media – media selain media yang berafiliasi dengan pemerintah. Tidak ada kebebasan pers, segala bentuk aktivitas berada dalam pengawasan intelijen. Dengan kondisi negara yang cukup tertutup ini, isu – isu lokal mampu diredam sedemikian rupa dan kemungkinan bisa mencuat ke permukaan sangat kecil.


(46)

Namun pada kenyataannya, yang terjadi justru berlawanan dengan perkiraan banyak pihak. Insiden itu dengan cepat merebak luas di seantero Suriah dan membangkitkan semangat perlawanan yang berdampak luar biasa. Merebak dan meluasnya isu lokal ini berakibat pada peningkatan konflik yang semakin masif dan menimbulkan dampak yang multi-dimensi, mulai dari dimensi kemanusiaan dimana banyak korban berjatuhan, dimensi sektarian dimana sentimen sekte yang selama ini hidup damai menjadi tidak harmonis, kekuatan politik dari kekuatan – kekuatan yang selama ini tidak diberi ruang oleh pemerintah mulai bermunculan, dimensi ekonomi yang berbentuk krisis dan kelumpuhan sektor ekonomi dan krisis sosial yang dialami oleh rakyat Suriah berupa perpecahan kelompok – kelompok, pengungsian dan eksodus besar-besaran ke negeri tetangga sebagai akibat perang yang terjadi.

Protes rakyat yang bermula dari demonstrasi damai dihadapi dengan penahanan, penyiksaan, pembunuhan dan pengasingan. Protes damai ini akhirnya berubah menjadi perlawanan anarkis yang saling menyerang antara pemberontak dan pemerintah serta saling menggunakan senjata berat, bahkan pemerintah disinyalir menggunakan senjata kimia untuk membendung perlawanan permberontak.43 Selain itu, tingkat kekerasan yang semakin memburuk akibat

penggunaan senjata berat dan senjata kimia dan memakan jumlah korban yang meningkat dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun hingga mencapai

43

PBB: Jumlah Korban Tewas Konflik Suriah Tembus 100.000 Orang, Jumat, 26 Juli 2013, 09:19 oleh Denny Armandhanu. Diakses pada 20/8/2014 dari dunia.news.viva.co.id/news/read/432280-pbb-jumlah-korban-tewas-konflik-suriah-tembus-100-000-orang


(47)

angka diatas 100.000 korban jiwa yang terdiri dari wanita dan anak-anak, dan jutaan menjadi pengungsi di negara tetangga.44

Jika melihat tipologi diatas, maka kekerasan yang terjadi akibat bentrokan antara militer pemerintah dengan masyarakat sipil di Suriah yang menciptakan krisis multi dimensi baik sosial, politik maupun ekonomi tersebut dapat digolongkan pada tipe ketiga yaitu kekerasan kolektif.

Jadi, internasionalisasi kekerasan adalah sebuah langkah mengangkat kasus kekerasan yang terjadi antar kelompok di dalam sebuah negara ke tingkat internasional guna mengundang perhatian dan penanganan internasional ketika langkah penyelesaian konflik secara internal tidak tercapai.

1.5.3. Pra Analisa

Di dalam sebuah konflik, kekuatan sebuah komunikasi dan interaksi antar masyarakat untuk mendukung stabilitas suatu pemerintahan sangatlah besar. Dalam beberapa kasus telah dijumpai kudeta melalui televisi, radio dan surat kabar yang menjadi penggerak. Kini, setiap orang yang memiliki komputer yang terkoneksi dengan internet akan berfungsi sebagai penggerak kudeta dari tempat tinggal mereka. Dinamika internasionalisasi kasus kekerasan di Suriah yang didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi menjadi semakin penting untuk dikaji dan diteliti. Hal inilah yang terjadi di Suriah dimana banyak aktor – aktor yang turut serta membuat kasus konflik dan kekerasan di tingkat lokal terangkat ke ranah nasional dan bahkan ke ranah internasional sehingga perhatian publik internasional mengarah ke Suriah. Perhatian publik internasional terkait


(48)

kasus di Suriah tidak hanya tertuju pada isu krisis kemanusiaannya saja, tapi juga dimaksudkan untuk mencari langkah – langkah penyelesaian konflik.

1.6. Metode Penelitian 1.6.1. Tingkat Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah internasionalisasi kekerasan dan yang menjadi unit eksplanasi adalah kasus kekerasan di Suriah. Menurut Mohtar Mas‟oed, jika sebuah penelitian memiliki unit analisa berupa sistem dan unit eksplanasinya adalah negara, maka perspektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah perspektif reduksionis, karena unit eksplanasi lebih rendah daripada unit analisanya.45Tingkat analisa dalam penelitian ini adalah tingkat sistem

internasional.46

1.6.2. Tipe Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengertiannya adalah penelitian ini menyajikan fenomena secara holistik melalui data yang terkumpul berdasarkan fakta-fakta empirisuntuk dianalisa yang kemudian dilakukan penyimpulan data.47 Penyertaan beberapa konsep atau teori dalam penelitian ini

tidak merupakan pengujian atau pembuktian terhadap konsep atau teori tersebut seperti dalam metode deduktif, melainkan dimaksudkan sebagai konseptualisasi kerangka pikiran peneliti dalam penelitian ini.

45Mohtar Mas‟oed, 1990,

Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, Jakarta: LP3ES, hal. 38.

46

Ibid., hal. 40-41.

47


(49)

1.6.3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan sebuah studi pustaka yang menggunakan sumber data tertulis. Data jenis ini diantaranya adalah buku, jurnal ilmiah, artikel di surat kabar maupun internet, termasuklaporan, gambar, video dan e-mail. Dari sumber-sumber tersebut, data dikumpulkan secukupnya, kemudian dikategorisasikan untuk ditempatkan sesuai dengan sistematika penulisan.

1.6.4. Teknik Analisis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dengan menggunakan metode induktif, yaitu penyajian informasi-informasi tentang fenomena yang ditranskripkan dengan kata-kata yang berorientasi pada makna dan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen yang membentuk fenomena tersebut. Analisa data dilakukan pada proses pengumpulan data kemudian menemukan pola-pola atau sifat-sifat dari obyek penelitian. Jikalau terdapat angka atau data statistik yang menunjukkan sebuah data, hal itu dimaksudkan untuk memperkuat kualitas obyek penelitian.48 Setelah ditelaah dan

dipelajari, langkah berikutnya ialah mereduksi data yang dilakukan dengan melakukan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan penyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada didalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dibuat sambil melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah itu adalah tahap penafsiran data


(1)

23

kasus di Suriah tidak hanya tertuju pada isu krisis kemanusiaannya saja, tapi juga dimaksudkan untuk mencari langkah – langkah penyelesaian konflik.

1.6. Metode Penelitian 1.6.1. Tingkat Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah internasionalisasi kekerasan dan yang menjadi unit eksplanasi adalah kasus kekerasan di Suriah. Menurut Mohtar

Mas‟oed, jika sebuah penelitian memiliki unit analisa berupa sistem dan unit

eksplanasinya adalah negara, maka perspektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah perspektif reduksionis, karena unit eksplanasi lebih rendah daripada unit analisanya.45Tingkat analisa dalam penelitian ini adalah tingkat sistem internasional.46

1.6.2. Tipe Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengertiannya adalah penelitian ini menyajikan fenomena secara holistik melalui data yang terkumpul berdasarkan fakta-fakta empirisuntuk dianalisa yang kemudian dilakukan penyimpulan data.47 Penyertaan beberapa konsep atau teori dalam penelitian ini tidak merupakan pengujian atau pembuktian terhadap konsep atau teori tersebut seperti dalam metode deduktif, melainkan dimaksudkan sebagai konseptualisasi kerangka pikiran peneliti dalam penelitian ini.

45Mohtar Mas‟oed, 1990,

Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, Jakarta: LP3ES, hal. 38.

46

Ibid., hal. 40-41.

47


(2)

24 1.6.3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan sebuah studi pustaka yang menggunakan sumber data tertulis. Data jenis ini diantaranya adalah buku, jurnal ilmiah, artikel di surat kabar maupun internet, termasuklaporan, gambar, video dan e-mail. Dari sumber-sumber tersebut, data dikumpulkan secukupnya, kemudian dikategorisasikan untuk ditempatkan sesuai dengan sistematika penulisan.

1.6.4. Teknik Analisis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dengan menggunakan metode induktif, yaitu penyajian informasi-informasi tentang fenomena yang ditranskripkan dengan kata-kata yang berorientasi pada makna dan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen yang membentuk fenomena tersebut. Analisa data dilakukan pada proses pengumpulan data kemudian menemukan pola-pola atau sifat-sifat dari obyek penelitian. Jikalau terdapat angka atau data statistik yang menunjukkan sebuah data, hal itu dimaksudkan untuk memperkuat kualitas obyek penelitian.48 Setelah ditelaah dan dipelajari, langkah berikutnya ialah mereduksi data yang dilakukan dengan melakukan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan penyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada didalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dibuat sambil melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah itu adalah tahap penafsiran data

48


(3)

25

dalam mengolah hasil sementara.49 Pada akhirnya proses ini akan menghasilkan sebuah kesimpulan tentang fenomena yang menjadi topik penelitian.

1.7. Ruang Lingkup Penelitian

1.7.1. Batasan Kajian

Memahami dinamika peran situs internet dalam kasus yang ada di Suriah tentunya sangat luas dan beraneka ragam. Maka perlu adanya pembatasan dalam kajian peneliti kali ini, sehingga penelitian ini memiliki titik fokus dan titik analisa yang jelas dan tajam. Oleh karenanya, dalam penelitian ini, peneliti akan memusatkan pembahasan pada proses internasionalisasi terkait kasus kekerasan yang ada di Suriah.

1.7.2. Batasan Waktu

Dikarenakan protes anti-pemerintah bermula sejak tahun 2011 hingga saat ini, maka peneliti membatasi penelitian kali ini hanya pada pertengahan tahun 2011 hingga akhir 2012.

1.8. Argumentasi Pokok

Kekerasan yang bermula dari sebuah insiden penahanan di sebuah desa

dari kota Dar‟a yang merupakan kota kecil di dekat perbatasan Suriah - Jordan tidak diperkirakan akan memuncak dan mencuat menjadi perbincangan dunia. Penahanan beberapa anak muda yang menulis grafiti melawan rezim yang dinilai provokatif yang kemudian disusul dengan protes dari keluarga mereka berujung kepada tindak kekerasan yang semakin berkembang hingga sampai pada taraf pembunuhan. Skala dari kekerasan ini juga berkembang dari sebuah daerah

49

Syahril Simamora,Sekilas Penelitian Kualitatif, diakses pada 21 Maret 2013 dari http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/07/23/sekilas-penelitian-kualitatif/


(4)

26

menyebar ke seluruh daerah – daerah di Suriah secara masif. Salah satu perantara yang menyebabkan meluasnya konflik ini dipicu oleh kegiatan media, dimana berita kecil di sebuah daerah terpencil berhasil ditangkap dan dipublikasi. Hasilnya, kasus Suriah mencuat menjadi dari isu lokal menjadi isu internasional dan memunculkan tekanan dari publik internasional. Tekanan ini dapat terwujud karena ada proses internasionalisasi kasus internal suatu negara untuk mendapat perhatian dari masyarakat internasional, yang itu akan menimbulkan bentuk-bentuk intervensi dari komunitas internasional melalui organisasi internasional seperti PBB dengan masuknya Kofi Annan50 dan juga dari lembaga non-pemerintahan internasional seperti Palang Merah Internasional (ICRC)51 yang kemudian disusul dengan masuknya pasukan penjaga perdamaian DK PBB yang bertugas untuk memonitor kasus kekerasan yang terjadi di Suriah secara komprehensif.

Jika digambarkan dalam sebuah bagan proses, gambaran proses internasionalisasi kasus kekerasan di Suriah sejak dari asal mula konflik terjadi hingga dinamika konflik dari isu lokal – isu nasional – isu regional - isu internasional adalah sebagai berikut:

50

More Bloodshed In Syria On Eve Of Annan Visit, 09/03/12 19:54 CET. Diakses pada 7/4/2014 dari http://www.euronews.com/2012/03/09/more-bloodshed-in-syria-on-eve-of-annan-visit/

51

Palang Merah Internasional tiba di Homs, Suriah. Diambil pada 9 Mei 2012 dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/03/120302_syriaicrc.shtml


(5)

27

Gambar 1. 3 Bagan proses internasionalisasi kasus kekerasan di Suriah

1.9. Sistematika Penulisan

Komponen dari penelitian ini terdiri dari beberapa bab dan sub-bab, dan untuk lebih jelasnya, peneliti akan menjelaskannya secara lebih rinci. Bab I adalah bab pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan pustaka, metode penelitian, ruang lingkup penelitian, hipotesa dan sistematika penulisan. Adapun bab II adalah penjabaran mengenai kompleksitas dan konfigurasi kasus kekerasan di era kepemimpinan Bashar dilihat dari segi perlindungan HAM, kebebasan politik dan informasi. Sedangkan bab III akan mengurai tentang internasionalisasi kasus kekerasan yang terjadi di Suriah. Bab IV merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dari pembahasan di bab-bab sebelumnya dan penyertaan penelitian lebih lanjut.

Jika digambarkan dalam sebuah tabulasi, sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Asal Mula Konflik •Grafiti dari anak-anak

sekolah dasar di sebuah daerah terpencil di kota Dar'a menyerukan turunnya rezim •Penahanan anak-anak

sekolah tersebut memicu kemarahan keluarga mereka •Kemarahan berbuntut

pada protes kepada pihak pemerintah

Isu Nasional •Protes bukan lagi

tentang penahanan anak-anak sekolah semata, melainkan tentang tuntutan kebebasan dari tekanan pemerintah yang sangat otoriter

•Demonstrasi menyebar ke daerah-daerah lain di Suriah

Dinamika Konflik •Muncul gerakan

perlawanan dari rakyat •Gerakan perlawanan

dihadapi pemerintah dengan kekuatan militer •Muncul upaya

internasionalisasi kasus

Internasionalisasi Kasus Kekerasan

•Upaya internasionalisasi dimaksudkan untuk mengundang perhatian dan intervensi internasional

•Tercipta eskalasi konflik yang melibatkan berbagai aktor •Adanya intervensi


(6)

28

Tabel 1. 3 Sistematika penulisan

KOMPONEN ISI

Bab I Pendahuluan

Bab II Kompleksitas Kasus Kekerasan di Suriah

Bab III Internasionalisasi Kasus Kekerasan Di Suriah