Jaringan Saraf Tiruan TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Jaringan Saraf Tiruan

Jaringan saraf tiruan neural network merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut. Istilah tiruan di sini digunakan karena jaringan saraf ini meniru cara kerja jaringan saraf biologis dan diimplementasikan dengan menggunakan program komputer yang mampu menyelesaikan sejumlah proses perhitungan selama proses pembelajaran [23]. 2.4.1. Otak Manusia Otak manusia berisi berjuta-juta sel saraf yang bertugas mengolah informasi. Tiap-tiap sel saraf bertugas seperti suatu prosesor sederhana dan saling berinteraksi sehingga mendukung kemampuan kerja otak manusia. Gambar 2.13 menunjukkan contoh jaringan saraf secara biologis. Gambar 2. 13 Jaringan Saraf Secara Biologis [24] Universitas Sumatera Utara Setiap neuron menerima sinyal input dari neuron yang lain melalui dendrit dan mengirimkan sinyal yang dihasilkan inti sel melalui axon. Axon dari neuron biologis bercabang-cabang dan berhubungan dengan dendrit dari neuron lainnya dengan cara mengirimkan sinyal input melalui sinapsis. Di mana sinapsis merupakan unit fungsional yang terletak di antara 2 buah neuron umpamanya neuron 1 dan 2. Dan nilai yang terdapat pada sinapsis dapat berkurang dan bertambah tergantung dari seberapa besar tingkat propagasi yang diterimanya [25]. Tabel 2.2 istilah nama antara jaringan saraf biologis dengan jaringan saraf tiruan JST. Tabel 2. 2 Istilah Nama Antara JST Dengan Jaringan Saraf Biologis [25] Jaringan saraf tiruan Jaringan saraf biologis Node atau unit Input Output Bobot Neuron Dendrit Axon Sinapsis 2.4.2. Komponen Jaringan Saraf Tiruan Ada beberapa tipe jaringan saraf tiruan, namun demikian hampir semuanya memiliki komponen-komponen yang sama. Jaringan saraf tiruan disusun dengan asumsi yang sama seperti jaringan saraf biologis yakni terdiri dari beberapa node dan adanya hubungan antara node. Sinyal informasi yang terdapat di antara 2 buah node diteruskan melalui sebuah hubungan dan setiap hubungan antara 2 buah node mempunyai nilai bobot lalu dengan menggunakan fungsi aktivasi nilai keluaran node ditentukan [24]. Gambar 2.14 merupakan struktur node jaringan saraf tiruan. Universitas Sumatera Utara d s p o m Pada dengan laye sebelum dan pada JST ak output mel menunjukka Bobot G a JST node-n er node. Nod n sesudahny kan diramba alui lapisan an JST denga Ga Gambar 2. 14 node akan d de -node pad ya kecuali lap atkan lapisan n tersembun an 3 lapisan. ambar 2. 15 4 Struktur N dikumpulkan da satu lapis apisan input n ke lapisan nyi seperti . JST Denga Node Jaringa n dalam lap san akan dih dan output. n, mulai dar tampak p n 3 Lapisan an Saraf Tiru pisan layer hubungkan d Informasi y ri lapisan inp ada Gamba [24] uan [24] yang diseb dengan lapis yang diberik put ke lapis ar 2.15 ya but san kan san ang Universitas Sumatera Utara 2.4.3. Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan Hubungan antar node dalam jaringan saraf tiruan mengikuti pola tertentu tergantung dari arsitektur jaringan saraf tiruan yang digunakan. Pada dasarnya ada 3 macam arsitektur jaringan saraf tiruan yaitu [24]: e. Jaringan saraf tiruan dengan lapisan tunggal Jaringan saraf tiruan dengan satu lapisan tunggal hanya memiliki satu lapisan dengan bobot-bobot terhubung. Jaringan ini hanya menerima input kemudian mengolahnya menjadi output tanpa harus melalui lapisan tersembunyi seperti pada Gambar 2.16. Dengan kata lain ciri jaringan ini hanya mempunyai satu lapisan input dan output, tidak mempunyai lapisan tersembunyi. Gambar 2. 16 Bentuk Jaringan Saraf Tiruan Dengan Lapisan Tunggal [24] Universitas Sumatera Utara b. Jaringan saraf tiruan dengan banyak lapisan Jaringan saraf tiruan dengan banyak lapisan memiliki satu atau lebih lapisan yang terletak diantara lapisan input dan lapisan output memiliki satu atau lebih lapisan tersembunyi. Umumnya terdapat lapisan bobot diantara 2 lapisan bersebelahan seperti pada Gambar 2.17. Gambar 2. 17 Bentuk JST Dengan Banyak Lapisan [24] Universitas Sumatera Utara c. Jaringan saraf tiruan dengan lapisan kompetitif Arsitektur pada jaringan saraf tiruan ini memiliki bentuk yang berbeda, di mana antar node dapat saling berhubungan. Gambar 2.18 merupakan bentuk jaringan saraf tiruan dengan lapisan kompetitif. Gambar 2. 18 Bentuk JST Dengan Lapisan Kompetitif [24] 2.4.4. Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Di dalam jaringan saraf tiruan dengan backpropagation setiap node yang berada di lapisan input terhubung dengan setiap node pada lapisan tersembunyi dan setiap node pada lapisan tersembunyi juga terhubung dengan setiap node pada lapisan Universitas Sumatera Utara output [25]. Untuk lebih jelasnya arsitektur JST backpropagation dapat dilihat pada Gambar 2.19. Gambar 2. 19 JST Backpropagation Dengan Satu Lapisan Tersembunyi [25] Jaringan saraf tiruan dengan algoritma pembelajaran backpropagation terdiri dari banyak lapisan multilayer neural network yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Lapisan input hanya 1. Pada lapisan input terdapat node X i , i = 1, 2, ..., n. n = jumlah node dalam lapisan input. 2. Lapisan tersembunyi hidden layer minimal 1. Seperti halnya lapisan input pada lapisan tersembunyi juga berisi node mulai dari Z j, j = 1, 2 , ..., p p = jumlah node pada lapisan tersembunyi untuk 1 lapisan. Tetapi pada lapisan tersembunyi ini dapat saja terdiri dari beberapa lapisan tersembunyi. 3. Lapisan output hanya 1 buah. Lapisan ini terdiri dari node output mulai dari Y k , k = 1, 2, ..., m m = jumlah node pada lapisan output. V 0j adalah bias untuk node Z j pada lapisan tersembunyi dan W 0k adalah bobot untuk node Y k pada lapisan output . Bias V 0j dan W 0k sama seperti bobot di mana output bias ini selalu bernilai 1. V ij adalah bobot yang menghubungkan antara node X i pada lapisan input dengan node Z j pada lapisan tersembunyi, sedangkan W jk adalah bobot yang menghubungkan antara node Z j pada lapisan tersembunyi dengan node Y k lapisan output. 2.4.5. Bobot Bobot dipakai untuk menentukan nilai sebuah node dan terletak di antara 2 dua lapisan, baik antara lapisan input dengan lapisan tersembunyi atau antara lapisan tersembunyi dengan lapisan output dan mempunyai nilai tertentu. Pada saat awal pelatihan nilai bobot diatur agar berada pada nilai acak yang kecil misalnya di antara -0,5 sampai 0,5 lalu nilai bobot ini diperbaharui setiap proses epoch pada waktu pelatihan. Universitas Sumatera Utara 2.4.6. Bias Bias juga dipakai untuk menentukan nilai sebuah node tetapi hanya pada node pada lapisan tersembunyi dan output. Bias ini selalu bernilai 1 tetapi nilai bobotnya berbeda dan pada awal pelatihan diberi dengan nilai acak yang kecil antara -0,5 sampai 0,5 lalu nilai bobot ini juga diperbaharui setiap proses epoch pada waktu pelatihan. 2.4.7. Epoch Epoch adalah pengulangan yang terjadi pada proses pelatihan di dalam jaringan saraf tiruan dalam memperbaiki error. Pengulangan ini akan terus berlangsung hingga toleransi error MSE pelatihan atau nilai epoch yang ditetapkan telah tercapai. 2.4.8. Learning Rate Learning rate α merupakan sebuah parameter pembelajaran di dalam jaringan saraf tiruan backpropagation yang digunakan untuk mempercepat proses pelatihan dan bernilai antara 0 sampai 1. Jika jaringan saraf tiruan menggunakan learning rate mendekati 0 maka proses pelatihan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam mencapai performance jaringan saraf tiruan yang diinginkan tetapi terkadang baik jika dipakai pada proses aplikasi. Sebaliknya jaringan saraf tiruan menggunakan learning rate mendekati 1 maka proses pelatihan membutuhkan waktu yang lebih cepat dalam mencapai performance jaringan saraf tiruan yang diinginkan tetapi terkadang tidak baik jika dipakai pada proses aplikasi. Universitas Sumatera Utara 2.4.9. Toleransi Error Toleransi error merupakan sebuah nilai pembatas yang ditetapkan oleh user agar selisih target dengan keluaran jaringan saraf tiruan MSE dalam proses pelatihan tidak sampai 0. Hal ini bertujuan untuk menghindari overtraining yang menyebabkan jaringan saraf tiruan mengambil sifat memorilisasi akibatnya ketika hasil pelatihan diuji dengan pola data yang tidak pernah dikenali maka jaringan saraf tiruan akan memberikan hasil yang jauh berbeda dari target yang diharapkan.

2.5. Fungsi Aktivasi