Prediksi Kerusakan Motor Induksi Motor Induksi

2.1.1.2. Prediksi Kuantitatif Prediksi kuantitatif didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil prediksi yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam prediksi tersebut. Dengan metoda yang berbeda akan diperoleh hasil prediksi yang berbeda. Hal yang perlu diperhatikan dari penggunaan metoda tersebut adalah baik tidaknya metoda yang digunakan dan sangat ditentukan dari penyimpangan antara hasil prediksi dengan kenyataan yang terjadi. Metoda yang baik adalah metoda yang memberikan nilai-nilai perbedaan atau penyimpangan yang mungkin. Prediksi kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut: a. Adanya informasi tentang keadaan yang lain. b. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data. c. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang.

2.2. Prediksi Kerusakan Motor Induksi

Prediksi kerusakan motor induksi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis keadaan baik, sedang, buruk yang akan terjadi pada motor induksi pada waktu yang akan datang berdasarkan data yang diperoleh pada saat itu dengan pertimbangan data masa lalu. Waktu yang dimaksud di sini dapat direpresentasikan sebagai jam, hari, minggu, bulan, tahun. Tetapi pada penelitian ini jangka waktu prediksi yang digunakan adalah hari karena untuk meningkatkan akurasi prediksi. Sedangkan prediksi kerusakan motor induksi dapat dipersempit dengan memilih salah Universitas Sumatera Utara satu jenis kerusakan yang sering terjadi pada motor induksi seperti kerusakan pada bearing, stator atau rotor.

2.3. Motor Induksi

Motor induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik yang berupa tenaga putar [1]. Dikatakan motor induksi karena rotor berputar bukan karena mendapat energi listrik secara langsung dari jala-jala listrik tetapi karena adanya induksi dari kumparan stator. Berdasarkan jumlah fasa tegangan listrik yang pada umumnya digunakan, motor induksi dibedakan menjadi 2 dua yaitu motor induksi satu fasa dan tiga fasa. Motor induksi satu fasa banyak digunakan pada rumah tangga dan industri sebagai penggerak karena konstruksinya yang sederhana, bekerja sesuai dengan suplai tegangan PLN 220 VAC dan bekerja dengan daya yang kecil 1400 watt karena faktor-faktor tersebut maka motor induksi satu fasa ini banyak dipakai pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, kompresor, pompa air, lemari es, mesin cuci, air condition AC dan lain-lain. Sedangkan motor induksi tiga fasa pada umumnya digunakan di industri yang memerlukan daya yang besar seperti elevator, chiller, mixer, blower, hammer, conveyor, crane . Karena begitu banyaknya jenis motor induksi yang ada di pasaran seperti yang terdapat pada Gambar 2.1 dan hal ini tidak didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh peneliti maka pada penelitian ini motor induksi yang digunakan jenis satu fasa split permanen kapasitor. Universitas Sumatera Utara Gambar 2. 1 Tipe Motor Induksi [15] AC MOTOR UNIVERSAL DC MOTOR Separately excitation Compound excitation Permanent magnet Series excitation Paralelshunt excitation Synchronous Asynchronous Squirrel cage Single phase Three phase Linear Synchronous Asynchronous Wound rotor Bulk rotor Split-phase Hysterisis Repulsion Permanent magnet Induction Permanent magnet Reluctance Start capasitor Shaded pole Split Permanent capasitor Two value capasitor Sallent Poles Wound field Wound rotor Squirrel cage Reluctance Radian Permanent magnet Surface magnet Universitas Sumatera Utara 2.3.1. Konstruksi Umum Motor Induksi Satu Fasa Konstruksi motor induksi satu fasa pada umumnya terdiri dari dua bagian yaitu: stator dan rotor seperti pada Gambar 2.4. Rotor adalah bagian motor induksi yang berputar seperti rotor inti rotor, poros rotor, sirip pendingin seperti pada Gambar 2.2. Poros rotor adalah coran tembaga atau aluminium dalam satu lempeng dengan inti rotor. Pada ujung inti rotor biasanya dilengkapi dengan sirip yang berfungsi sebagai pendingin [16]. Gambar 2. 2 Bagian-Bagian Rotor [16] Sedangkan stator adalah bagian motor induksi yang tidak bergerak seperti inti stator seperti pada Gambar 2.3. Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti yang memiliki alur dan menjadi tempat kumparan kawat tembaga yang telah dilapisi isolasi tipis dililitkan yang berbentuk silinder. Setiap elemen laminasi inti dibentuk dari lembaran besi dan setiap lembaran besi memiliki beberapa alur dan lubang Laminasi rotor inti rotor Sirip pendingin Cincin Aluminium Poros rotor Universitas Sumatera Utara p d pengikat un diisolasi den Gamb Inti lamin ntuk menyat ngan kertas u bar 2. 3 Isol Gambar stator nasi inti tukan inti. A untuk mengh lasi Kertas Y 2. 4 Konstr Alur pada hindari hubu Yang Ditemp ruksi Motor laminasi int ungan singka patkan Pada Induksi Satu ti tersebut n at [16]. Alur Lamin u Fasa [17] nantinya ak asi [16] 13 kan Universitas Sumatera Utara 2.3.2. Prinsip Kerja Motor Induksi Satu Fasa Adapun prinsip kerja dari motor induksi satu fasa split permanen kapasitor adalah sebagai berikut [1]: Pada motor induksi satu fasa ketika kumparan stator dialiri arus dari jala-jala listrik maka pada kumparan stator tidak menimbulkan fluks magnit putar tetapi menghasilkan fluks magnit bolak-balik disekitar kumparan stator tersebut hal ini yang menyebabkan motor induksi tidak dapat berputar pada waktu start. Fluks magnit bolak-balik ini menghasilkan fluks pulsasi yang besar kecilnya tergantung pada sudut ruang dan fluks pulsasi ini bukan fluks yang berputar terhadap ruang. Proses terjadinya fluks pulsasi tersebut dapat dijelaskan dengan Persamaan Euler. ………………..……………..2. 1 Sehingga Φ m cos θ dapat ditulis ……………………….. 2. 2 …………………….2. 3 Di mana Φ adalah amplitudo fluks magnit, sehingga jumlah dari kedua komponen fluks magnit tersebut merupakan fluks resultan atau fluks pulsasi yang besarnya adalah: ……………….2. 4 Komponen dari kedua fluks magnit tersebut bergerak berlawanan arah dengan kecepatan sudut ωt yang sama, tentunya akan menghasilkan torsi yang sama Universitas Sumatera Utara d r T d m D m d m dan berlawa resultan dari Torsi resulta T R p dengan arah mundur hal Dengan me menyebabka dapat dilaku maka terjadi anan arah to i fluks magn Gambar 2. 5 an T R yang pada dasarn h maju atau m ini yang m enggunakan an motor ber ukan dengan i beda fasa a orsi arah maj nit yang berg 5 Torsi Ara g dihasilkan o nya mempu mundur. Pad menyebabkan sedikit ten rputar arah m cara memas antara arus k ju dan torsi a gerak arah m ah Maju Dan oleh torsi ma T R = unyai kema da waktu sta n motor indu naga yang d maju atau mu sang kapasit kumparan uta arah mundur maju dan mun n Torsi Arah aju T f dan T f + T b …… mpuan untu art , besar tor uksi tetap sa digerakkan undur. Penam tor secara se ama dan kum r. Gambar 2 ndur. h Mundur [17 torsi mundu ……………… uk mengge rsi maju sam aja diam ti dengan alat mbahan alat ri dengan ku mparan bantu 2.5 merupak 7] ur T b adalah …………2. rakkan mot ma dengan to idak berputa t bantu dap bantu terseb umparan ban u sebesar 90 15 kan h: 5 tor rsi ar. pat but ntu . Universitas Sumatera Utara A k m y s 2 b k a Akibat beda kumparan st menjadi bes yang lebih b split . 2.3.3. Jenis Berd bahwasanya kategori den 12 lain-la a. Kerusak Terjadin kompon a fasa θ y tator akan m sar pula. Ole besar dengan s Kerusakan dasarkan pe a kerusakan y ngan persent ain seperti ter Gambar 2 kan Bearing nya keausan nen tersebut. yang besar in menjadi bes eh karena it n arus start Motor Induk enelitian da yang sering tase kerusak rlihat pada G 2. 6 Persent n pada beari . Hal ini dap Stator 38 Rotor 10 La la 12 ni, maka flu ar dan deng tu motor kap lebih kecil ksi an survei y terjadi pada an 40 pad Gambar 2.6. tase Kerusak ing merupak pat disebabka ain- ain 2 Motor uks magnit p gan sendirin pasitor dapa dibandingka yang telah motor induk da bearing, 3 kan Motor In kan tanda tel an karena ad Bearin 40 Induksi putar yang d nya gaya pu at memberik an motor fas dilakukan ksi dapat dib 38 stator, nduksi [19] lah terjadi k danya baut p ng dihasilkan ol utar rotor ak kan gaya put sa tunggal ti [11],[18],[1 bagi menjad 10 rotor d kerusakan pa pengikat mot leh kan tar ipe 19] i 4 dan ada tor Universitas Sumatera Utara induksi yang kendor sehingga menimbulkan getaran yang berlebih, lamanya pemakaian, kondisi lingkungan kerja panas, berdebu, beban kerja yang berlebih dan terjadi ketidak seimbangan jarak celah udara antara rotor dengan stator. Untuk mengetahui kerusakan pada bearing dapat digunakan beberapa parameter seperti getaran, suara, arus stator. b. Kerusakan Stator Kerusakan yang terjadi stator dapat dikarenakan rusaknya laminasi inti stator, isolasi kawat tembaga dan isolasi stator. Hal ini dapat disebabkan oleh temperatur motor induksi yang terlalu tinggi, tegangan listrik yang berlebih dan tidak stabil, terjadi kerusakan pada sistem mekanik seperti bearing telah yang aus, serta dapat dikarenakan kondisi lingkungan yang lembab, kotor atau berdebu. Adapun beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui kerusakan pada stator seperti fluks magnet, kecepatan, getaran, suara, daya keluaran, tegangan, arus, temperatur, tetapi pada penelitian ini peneliti menggunakan arus dan temperatur. c. Kerusakan Rotor Bentuk kerusakan yang terjadi pada rotor seperti pecahnya bagian-bagian dari rotor. Hal ini dapat disebabkan getaran, temperatur motor induksi yang terlalu tinggi, tegangan listrik yang berlebih dan tidak stabil. Untuk mengetahui kerusakan pada rotor dapat digunakan beberapa parameter seperti getaran, suara, kecepatan. d. Kerusakan Lain-lain Universitas Sumatera Utara Bentuk kerusakan lainnya yang dapat terjadi pada motor induksi seperti terjadi ketidakseimbangan jarak celah udara antara rotor dengan stator. Hal ini lebih disebabkan karena kesalahan manufaktur proses pembuatan di pabrik. Untuk mengetahui jenis kerusakan seperti ini dapat digunakan beberapa parameter seperti getaran, suara, kecepatan, daya keluaran. 2.3.4. Penyebab Kerusakan Stator Motor Induksi Stator merupakan bagian dari motor induksi yang tidak bergerak, meskipun stator ini tidak bergerak tetapi dapat saja mengalami kerusakan. Sebagai bahan perbandingan untuk membedakan antara kumparan stator yang bagus dengan yang telah rusak, dapat dilihat dari Gambar 2.7 yang merupakan bentuk permukaan dari kumparan stator dalam keadaan bagus dan rusak. a b Gambar 2. 7 Permukaan Kumparan Stator Keadaan Baik a Dan Rusak b [20] Universitas Sumatera Utara Kerusakan yang terjadi pada kumparan stator dapat disebabkan oleh 4 hal, yaitu [13]: a. Panas Panas yang menyebabkan kerusakan pada stator dapat ditimbulkan dari lamanya operasional MI sendiri dan panas yang melebihi batas yang diijinkan, di mana setiap kenaikan temperatur 10 C dari panas yang ditimbulkan karena operasional MI dapat menyebabkan berkurangnya setengah dari kondisi isolasi stator. Sedangkan panas yang melebihi batas yang diijinkan dapat disebabkan oleh tegangan yang tidak stabil dan rusaknya kipas pendingin pada MI. Bentuk permukaan dari kumparan stator yang rusak akibat panas yang berlebih seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.8. Gambar 2. 8 Permukaan Kumparan Stator Yang Rusak Akibat Panas Berlebih [20] Universitas Sumatera Utara b. Listrik Hal-hal yang termasuk dalam kelistrikan yang dapat menyebabkan kerusakan stator seperti corona dan tegangan berlebih. Bentuk permukaan kumparan stator yang rusak akibat tegangan berlebih dapat dilihat pada Gambar 2.9. Gambar 2. 9 Permukaan Kumparan Stator Yang Rusak Akibat Tegangan Lebih [20] c. Mekanik Terjadinya gesekan antara rotor dengan stator merupakan salah satu bentuk kerusakan stator yang disebabkan karena faktor mekanik. Hal ini dapat terjadi karena bearing yang telah aus, poros rotor yang tidak lurus dan baut pengikat inti stator yang kendor. Gambar 2.10 menunjukkan permukaan kumparan stator yang rusak akibat terjadi gesekan antara rotor dan stator. Universitas Sumatera Utara Gambar 2. 10 Permukaan Kumparan Stator Yang Rusak Akibat Mekanik [20] d. Keadaan Lingkungan Beberapa penyebab kerusakan pada stator karena keadaan lingkungan seperti MI dioperasikan di tempat yang panas, lembab, berdebu dan lain-lain. Bentuk permukaan kumparan stator yang rusak akibat motor induksi dioperasikan pada lingkungan yang lembab ditunjukkan seperti pada Gambar 2.11. Gambar 2. 11 Permukaan Kumparan Stator Yang Rusak Akibat Keadaan Lingkungan Yang Lembab [20] Universitas Sumatera Utara 2.3.5. Parameter Untuk Memprediksi Kerusakan Stator Motor Induksi Ada 11 parameter yang dapat digunakan untuk memprediksi kerusakan stator yaitu fluks magnet, tegangan, arus, temperatur, getaran, suara, kecepatan, celah udara, daya keluaran, analisis gas, dan analisis sirkuit motor [13]. Tetapi karena keterbatasan peralatan, waktu dan biaya maka parameter yang digunakan untuk memprediksi kerusakan stator MI pada penelitian ini hanya 2 yaitu arus dan temperatur. 2.3.5.1. Arus Untuk mengetahui gejala kerusakan yang akan terjadi pada kumparan stator dapat dilakukan dengan mengamati besarnya arus listrik yang mengalir pada kumparan stator dengan cara melakukan pengukuran. Besar kecilnya arus listrik yang mengalir pada kumparan stator sangat dipengaruhi perubahan beban motor induksi, panas, tegangan lebih, mekanik dan kondisi lingkungan. Untuk menghindari kerusakan total pada stator maka sebagai acuan yang digunakan pada penelitian ini dengan mengacu pada batas nominal arus yang mengalir pada kumparan stator MI berdasarkan data spesifikasi yang terdapat pada name plate yang ada motor induksi tersebut. Jika arus yang mengalir ke kumparan stator melebihi batas nonimal yang ditetapkan, kondisi ini menunjukkan bahwasanya telah terjadi yang abnormal pada MI. Arus yang lebih ini berdampak pada meningkatnya temperatur MI, mengurangi nilai tahanan kumparan stator yang dapat menyebabkan putusnya kawat lilitan kumparan stator. Motor induksi yang digunakan pada penelitian ini jenis split permanen kapasitor. Dilihat dari segi konstruksinya, MI jenis split permanen kapasitor sama Universitas Sumatera Utara dengan motor induksi 3-fasa, bedanya terletak pada kumparan statornya yang hanya ada satu fasa dan dilakukan penambahan satu kapasitor yang terhubung seri dengan kumparan bantu, seperti pada Gambar 2.12 [17]. Gambar 2. 12 Rangkaian listrik motor split permanen kapasitor [17] Besar daya input dapat dihitung dengan Persamaan 2.6 [1] P = V t I L Cos φ ………………………….2. 6 P = daya input watt V t = tegangan jala-jala volt I L = arus yang masuk ke kumparan utama dan bantu amper Cos φ = factor daya Tegangan jala-jala Rotor Kumparan utama Kumparan bantu Kapasitor I U I B Z U Z B X c X B X u V t I L Universitas Sumatera Utara φ = …………..………..2. 7 arc tg = nilai inverse tangen X U = reaktansi induktif pada kumparan utama ohm X C = reaktansi kapasitip pada kapasitor ohm X B = reaktansi induktif pada kumparan bantu ohm R U = tahanan murni pada kumparan utama ohm R B = tahanan murni pada kumparan bantu ohm Besarnya arus listrik yang mengalir ke kumparan utama dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.8 [1]: = ….…………………………..2. 8 I U = arus yang mengalir pada kumparan utama amper Z U = impedansi pada kumparan utama ohm …………………………..2. 9 jX U = reaktansi induktif pada kumparan utama ohm di mana dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan 2.10 ……………………………2. 10 f = frekuensi tegangan jala-jala Hertz l = induktansi kumparan utama Henry Di mana besarnya arus listrik yang mengalir ke kumparan bantu dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.11 [1]: Universitas Sumatera Utara = …………………………….2. 11 I B = arus yang mengalir pada kumparan bantu amper Z B = impedansi pada kumparan bantu ohm ……………………….2. 12 jX B = reaktansi induktif pada kumparan bantu ohm jX C = reaktansi kapasitif pada kapasitor ohm di mana dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan 2.13 [1] ……………………………2. 13 sedangkan dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan 2.14 [1] ………………….……….2. 14 C = kapasitansi kapasitor yang digunakan Farad Sehingga …………………………..2. 15 2.3.5.2. Temperatur Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi dari isolasi stator adalah temperatur. Selain dapat mengurangi umur ketahanan dari isolasi stator tersebut, temperatur yang tinggi dapat juga menyebabkan terbakarnya isolasi stator jika melebihi batas ketahanan panas dari jenis isolasi yang digunakan sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan total dari motor induksi. Tabel 2.1 menunjukkan klasifikasi jenis isolasi stator yang digunakan motor induksi. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. 1 Klasifikasi jenis isolasi stator [21] Jenis isolasi stator Batas temperatur A B F H R 105 o C 130 o C 155 o C 180 o C 220 o C Untuk itu perlu dilakukan pengukuran temperatur pada kumparan stator MI baik dengan cara menggunakan sensor temperatur seperti termokopel, LM 35, PTC atau pengukuran temperatur dilakukan secara manual dengan cara mengukur nilai tahanan kumparan stator MI. Besarnya kenaikan temperatur pada motor induksi ketika beroperasi sebanding dengan lamanya operasi MI tersebut dan dapat diketahui dengan mengukur tahanan kumparan utama dan bantu sebelum dan sesudah dioperasikan beberapa jam MI dengan menggunakan Persamaan 2.16 [22]: ……………………………….2. 16 R C = tahanan kumparan utama dan bantu sebelum dioperasikan Ohm R h = tahanan kumparan utama dan bantu sesudah dioperasikan Ohm α = Koefisien tahanan kawat tembaga 0,00428 Ohm C t 1 = temperatur awal motor induksi C t 2 = temperatur akhir motor induksi C Universitas Sumatera Utara

2.4. Jaringan Saraf Tiruan