Pengujian Mencari Time Delay

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas pengujian-pengujian yang dilakukan untuk mencari struktur jaringan yang optimal seperti mencari jumlah time delay, hidden layer, node hidden layer , nilai learning rate dan momentum. Setelah diperoleh struktur jaringan saraf tiruan yang optimal langkah selanjutnya menguji jaringan saraf tiruan dengan 2 jenis pola yaitu pola pelatihan dan testing. Di mana acuan optimal di sini adalah memiliki akurasi prediksi 85 dan proses pelatihannya kurang dari 10 detik. Pemilihan akurasi 85 merujuk pada Persamaan 3.2, jika ada 100 pola yang akan diuji setelah dilakukan pengujian ternyata 85 pola benar sedangkan 15 pola tidak benar sehingga berdasarkan statistik tingkat keberhasilan tersebut sudah cukup besar sehingga layak untuk digunakan. Sedangkan penetapan kriteria proses pelatihan kurang dari 10 detik karena jika struktur jaringan saraf tiruan yang optimal tidak dicari maka proses pelatihan dapat membutuhkan waktu beberapa menit tergantung dari performance yang diinginkan dan jenis pola data.

4.1. Pengujian Mencari Time Delay

Adapun langkah-langkah metode trial and error yang digunakan untuk mencari time delay yang terbaik yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Langkah a. Menetapkan jumlah time delay. Contoh : time delay 2 hari, ini berarti jaringan memiliki 96 data input 48 2 yang terdiri dari variabel arus dan temperatur yang akan dijadikan input jaringan saraf tiruan. Universitas Sumatera Utara Langkah b. Selanjutnya dilakukan proses pelatihan. Time delay yang telah ditetapkan akan dilakukan proses pelatihan menggunakan 1 hidden layer, dengan parameter pelatihan learning rate 0,5 ini berdasarkan analisis peneliti jika nilai learning rate yang ditetapkan mendekati 0 ini akan berakibat pada lamanya proses pelatihan sedangkan jika mendekati 1 dikhawatirkan bobot hasil pelatihan tidak baik jika digunakan pada aplikasi dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka peneliti menetapkan nilai learning rate awal pada nilai 0,5. Untuk momentum 0,45, ini berdasarkan analisis peneliti jika nilai momentum ditetapkan mendekati 0 maka jaringan akan terjebak pada titik minimum lokal atau global pada saat pelatihan sehingga dikhawatirkan JST tidak dapat mencapai toleransi error yang ditetapkan sedangkan jika ditetapkan mendekati 1 maka dikhawatirkan bobot hasil pelatihan tidak baik jika dipakai pada tahap aplikasi dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka peneliti menetapkan nilai momentum awal pada nilai 0,45. Untuk toleransi error 0,0001 ini berdasarkan analisis peneliti dengan menetapkan toleransi error pada nilai 0,0001 maka diharapkan hasil akhir pelatihan selisih antara target dengan hasil prediksi pada semua pola pelatihan berada pada nilai ± 0,01. Untuk jumlah epoch 3000 ini berdasarkan analisis awal peneliti agar pelatihan tidak terlalu lama. Karena penetapan nilai epoch ini bertujuan untuk membatasi pengulangan dalam memperbaiki error pada pelatihan dalam rangka mencapai toleransi error Universitas Sumatera Utara yang ditetapkan. Untuk jumlah node yang optimal pada hidden layer ke-1 akan dicari melalui proses pengujian. Dari pelatihan ini akan dilihat besar nilai MSE yang diperoleh dari setiap penambahan 2 node pada hidden layer ke-1 dan kecepatan jaringan dalam mengenali pola input. Langkah c. Mengulangi langkah a – b. Pada penelitian ini dilakukan pengujian time delay 2, 3, 4 sampai 5 hari. Bentuk terbaik akan diperoleh dari hasil pengujian dengan cara membandingkan hasil MSE setiap pelatihan menggunakan 1 hidden layer dengan jumlah node tertentu pada time delay 2, 3, 4, 5. Dari ke-4 time delay yang telah diuji akan dipilih 1 time delay yang paling cepat mengenali pola input yaitu memiliki MSE terkecil dan pada akhir tahap ini akan ditetapkan struktur jaringan saraf tiruan awalnya yaitu jumlah node pada input layer , jumlah node hidden layer serta output layer. 4.1.1. Pengujian Time Delay 2 Hari Mula – mula jaringan saraf tiruan dibentuk dengan 96 node input, 1 hidden layer 4 node dan 1 node output dengan parameter pelatihan learning rate 0,5, momentum 0,45 toleransi error 0,0001 dan jumlah epoch 3000. Selanjutnya dilakukan proses pelatihan dan dilakukan pengulangan sebanyak 10 kali setiap penambahan node pada hidden layer ke-1. Tabel 4.1 menunjukkan MSE hasil pelatihan yang dilakukan setiap penambahan 2 node pada 1 hidden layer dengan jumlah node 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 dan 18. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 MSE Hasil Pelatihan Time Delay 2 Hari Dengan 1 Hidden Layer No Jumlah node input layer Jumlah node hidden layer 1 Jumlah epoch Nilai learning rate Nilai momen tum MSE pelatihan Lama pelatihan detik 1 96 4 3000 0,5 0,45 0,00303 49 2 96 6 3000 0,5 0,45 0,00121 49 3 96 8 3000 0,5 0,45 0,00289 49 4 96 10 3000 0,5 0,45 0,00127 49 5 96 12 3000 0,5 0,45 0,00215 49 6 96 14 3000 0,5 0,45 0,00214 49 7 96 16 3000 0,5 0,45 0,00153 49 8 96 18 3000 0,5 0,45 0,00163 49 4.1.2. Pengujian Time Delay 3 Hari Pada pengujian time delay 3 hari sebagai langkah awal jaringan saraf tiruan dibentuk dengan 144 node pada input layer, 1 hidden layer dengan jumlah node sebanyak 4 buah dan 1 node pada output layer dengan parameter pelatihan learning rate 0,5, momentum 0,45 toleransi error 0,0001 serta jumlah epoch 3000. Selanjutnya dilakukan proses pelatihan dan dilakukan pengulangan sebanyak 10 kali setiap penambahan 2 node pada hidden layer ke-1. Pengulangan 10 kali setiap penambahan 2 node pada hidden layer ke-1 dimaksudkan untuk memastikan bahwasanya struktur jaringan saraf tiruan yang dibentuk benar-benar sudah optimal atau belum. Hal ini dapat dilihat dari MSE hasil pelatihan dari setiap pengulangan pada setiap penambahan 2 node. Tabel 4.2 menunjukkan MSE hasil pelatihan yang dilakukan setiap penambahan 2 node pada 1 hidden layer dengan jumlah node 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 dan 18. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 MSE Hasil Pelatihan Time Delay 3 Hari Dengan 1 Hidden Layer No Jumlah node input layer Jumlah node hidden layer 1 Jumlah epoch Nilai learning rate Nilai momen tum MSE pelatihan Lama pelatihan detik 1 144 4 3000 0,5 0,45 0,00227 50 2 144 6 3000 0,5 0,45 0,00156 50 3 144 8 3000 0,5 0,45 0,00212 50 4 144 10 3000 0,5 0,45 0,00153 50 5 144 12 3000 0,5 0,45 0,00158 50 6 144 14 3000 0,5 0,45 0,00136 50 7 144 16 3000 0,5 0,45 0,00130 50 8 144 18 3000 0,5 0,45 0,00191 50 4.1.3. Pengujian Time Delay 4 Hari Langkah-langkah yang dilakukan pada pengujian mencari time delay 4 hari seperti yang dilakukan pada pengujian mencari time delay 2, 3 hari. Di mana jaringan saraf tiruan dibentuk dengan 192 node input, 1 hidden layer 4 node dan 1 node output dengan parameter pelatihan learning rate 0,5, momentum 0,45 toleransi error 0,0001 dan jumlah epoch 3000. Selanjutnya dilakukan proses pelatihan dan dilakukan pengulangan sebanyak 10 kali setiap penambahan node pada hidden layer ke-1. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan bahwasanya jumlah node input layer, hidden layer ke-1 yang memiliki MSE terkecil terletak pada 192 node input dan 14 node pada hidden layer ke-1 jumlah node input, hidden layer 1, MSE pelatihan dan waktu pelatihan diberi warna hijau. Tabel 4.3 menunjukkan MSE hasil pelatihan yang dilakukan setiap penambahan 2 node pada 1 hidden layer dengan jumlah node 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 dan 18. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 MSE Hasil Pelatihan Time Delay 4 Hari Dengan 1 Hidden Layer No Jumlah node input layer Jumlah node hidden layer 1 Jumlah epoch Nilai learning rate Nilai momen tum MSE pelatihan Lama pelatihan detik 1 192 4 3000 0,5 0,45 0,00113 52 2 192 6 3000 0,5 0,45 0,000975 52 3 192 8 3000 0,5 0,45 0,00166 52 4 192 10 3000 0,5 0,45 0,000796 52 5 192 12 3000 0,5 0,45 0,000915 52 6 192 14 3000 0,5 0,45 0,000436 52 7 192 16 3000 0,5 0,45 0,000792 52 8 192 18 3000 0,5 0,45 0,000654 52 4.1.4. Pengujian Time Delay 5 Hari Langkah-langkah yang dilakukan pada pengujian time delay 5 hari seperti pada pengujian mencari time delay 2, 3, 4 hari. Di mana jaringan saraf tiruan mula- mula dibentuk dengan 240 node input, 1 hidden layer 4 node dan 1 node output dengan parameter pelatihan learning rate 0,5, momentum 0,45 toleransi error 0,0001 dan jumlah epoch 3000. Selanjutnya dilakukan proses pelatihan dan dilakukan pengulangan sebanyak 10 kali setiap penambahan 2 node pada hidden layer ke-1. Adapun tujuan pengulangan sebanyak 10 kali pada setiap penambahan 2 node pada hidden layer ke-1 dimaksudkan untuk memastikan bahwasanya struktur jaringan saraf tiruan yang dibentuk benar-benar sudah optimal atau belum. Hal ini dapat dilihat dari MSE hasil pelatihan dari setiap pengulangan. Tabel 4.4 menunjukkan MSE hasil pelatihan yang dilakukan setiap penambahan 2 node pada 1 hidden layer dengan jumlah node 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 dan 18. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 MSE Hasil Pelatihan Time Delay 5 Hari Dengan 1 Hidden Layer No Jumlah node input layer Jumlah node hidden layer 1 Jumlah epoch Nilai learning rate Nilai momen tum MSE pelatihan Lama pelatihan detik 1 240 4 3000 0,5 0,45 0,00224 52 2 240 6 3000 0,5 0,45 0,00117 52 3 240 8 3000 0,5 0,45 0,00162 52 4 240 10 3000 0,5 0,45 0,00172 52 5 240 12 3000 0,5 0,45 0,000539 52 6 240 14 3000 0,5 0,45 0,000982 52 7 240 16 3000 0,5 0,45 0,00074 52 8 240 18 3000 0,5 0,45 0,000954 52 Dari hasil pengujian yang telah dilakukan bahwasanya time delay 4 hari paling cepat dikenali jaringan saraf tiruan, ini dapat terlihat dari Tabel 4.3 yang diberi warna hijau dan selanjutnya ditetapkan sebagai jaringan saraf tiruan awal dengan susunan jumlah node input, hidden dan output layer adalah 192 – 14 – 1.

4.2. Pengujian Mencari Jumlah Hidden Layer