Teori Kebijakan Publik. PENDAHULUAN

7. Jumlah Pengangguran. Jumlah pengangguran dapat dijadikan indikator apakah sebuah daerah berhasil dalam melaksanakan perencanaan pembangunan di daerahnya. Dengan diciptakannya lapangan pekerjaan baru, baik oleh sektor swasta maupun oleh pemerintah diharapkan akan mengurangi pengangguran.

1.6.2. Teori Kebijakan Publik.

Konsep kebijakan publik erat berkaitan dengan negara. Aristotelesmenyebutkan bahwa kebijakan publik ada dalam kehidupan polis atau negara. Dari pandangan ini kita dapat menjabarkan lagi bahwa kebijakan publik erat dengan negara dan negara itu sendiri merupakan tiga lembaga politik yang sangat penting yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif. Dengan demikian maka kebijakan publik dilaksanakan oleh eksekutif dan hal ini sama dengan pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Secara umum defenisi kebijakan publik ialah aturan yang dibuat dan harus ditaati suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama. Aturan ini berlaku mengikat seluruh warga negara. Setiap pelanggaran akan diberi sanksi sesuai dengan bobot pelanggarannya yang dilakukan dan sanksi dijatuhkan didepan masyarakat oleh lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan sanksi. Ada banyak definisi mengenai apa itu kebijakan publik. Pandangan dan defenisi setiap ahli mengenai apa itu kebijakan publik berbeda-beda. Definisi mengenai apa itukebijakan publik mempunyai makna yang berbeda-beda, sehingga pengertian-pengertian tersebut dapat diklasifikasikan menurut sudut pandang masing-masing ahli. Mengambil pandangan seorang ahli yaitu David Easton, 21 21 P Anthonius Sitepu, Ibid; hal 7 dan 40. bahwa menurutnya kebijakan publik itu hampir sama dengan kondisi biologis manusia atau kondisi lingkungan manusia. Pada dasarnya sistem biologi merupakan proses interaksi antar mahluk hidup dengan lingkungannya, yang akhirnya menciptakan kelangsungan perubahan hidup yang relatif stabil. Dalam Universitas Sumatera Utara terminologi ini, Easton menganalogikannya dengan kehidupan sistem politik. Kebijakan publik dengan sistem mengandaikan bahwa kebijakan merupakan hasil atau output dari sistem politik. Seperti dipelajari dalam ilmu politik, sistem politik terdiri atas input, process dan output. Antara kebijakan publik dan politik memiliki hubungan yang sangat erat terutama didalam pengambilan keputusan dan kebijakan oleh elit pemerintah. Proses formulasi kebijakan publik berada dalam sistem politik dengan mengandalkan pada masukan input yang terdiri atas dua hal, yaitu tuntutan dan dukungan dari rakyat, kemudian di tuntutan tersebut diolah dan pada akhirnya menghasilkan output berupa kebijakan-kebijakan dan peraturan pemerintah yang kemudian dikembalikan lagi kepada masyarakat dan dinilai kembali apakah kebijakan publik dan peraturan-peraturan tersebut telah berhasil untuk rakyat. Begitu halnya dengan pandangan Thomas R. Dye mengenai defenisi kebijakan publik yang didefenisikannya sebagai “segala sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah untuk masyarakat.” Pokok kajian dari hal ini adalah negara. 22 Selain Dye, hal senada mengenai kebijakan publik juga dikemukakan seorang ahli yakni menurut Benedict Anderson. Definisi kebijakan publik menurut Thomas R. Dye kemudian dapat diklasifikasikan sebagai keputusan decision making dimana pemerintah mempunyai wewenang untuk menggunakan keputusan otoritatif, termasuk keputusan untuk membiarkan sesuatu terjadi, demi teratasinya suatu persoalan publik. 23 22 A.G. Subarsono, Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori, dan Aplikasi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005, hal 4-6. Anderson mengatakan bahwa kebijakan publik adalah sebagai kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan- badan dan pejabat-pejabat pemerintah.” Implikasi dari kebijakan tersebut adalah kebijakan publik yang selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan, ataupun kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah, maupun kebijakan publik merupakan apa yang 23 Ibid; hal 5 Universitas Sumatera Utara benar-benar dilakukan oleh pemerintah. Definisi kebijakan publik menurut Anderson dapat diklasifikasikan sebagai proses managemen, dimana didalamnya terdapat fase serangkaian kerja pejabat publik.

1.6.3. Birokrasi dan Pemerintah Daerah.