benar-benar dilakukan oleh pemerintah. Definisi kebijakan publik menurut Anderson dapat diklasifikasikan sebagai proses managemen, dimana didalamnya
terdapat fase serangkaian kerja pejabat publik.
1.6.3. Birokrasi dan Pemerintah Daerah.
Birokrasi sering dikaitkan dengan konsep kekuasaan dan politik. Hal ini dikarenakan birokrasi merupakan pelaksana dari sebuah kekuatan politik.
Birokrasi dalam kacamata ilmu politik merupakan sebuah badan pemerintah yang merupakan bagian penting dari sistem politik atau kepanjangan tangan dari pihak
partai politik yang berkuasa dan cenderung memihak kepada kepentingan penguasa dan rakyat, memiliki kewenangan, terlibat dalam perencanaan kebijakan
dan keputusan politik, dan dapat menjadi organisasi mobilitas massa. Keterkaitan lainnya antara birokrasi dan politik terlihat dari pengambilan keputusan dan
kebijakan yang dilaksanakan oleh badan pemerintah melalui skema keputusan politik.
Birokrasi yang erat dengan politik itu memiliki fungsi dan peran dalam pemerintahan pula. Fungsi dan peran birokrasi meliputi hal-hal sebagai berikut,
melaksanakan pelayanan publik, pelaksana perencanaan pembangunan yang professional, perencana, pelaksana dan pengawas kebijakan atau dikenal dengan
manajemen pemerintahan, alat pemerintah untuk melayani kepentingan masyarakat dan negara yang netral dan bukan merupakan bagian dari kekuatan
atau mesin politik. Berkaitan dengan pemerintah daerah dan pembangunan daerah, birokrasi
memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap pengambilan keputusan dan kebijakan. Birokrasi yang baik memiliki fungsi sebagai pelaksana dan pengawas
jalannya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah selain itu birokrasi yang baik ialah apabila mereka melaksanakan tugasnya untuk kepentingan rakyat dan bukan
untuk kepentingan pribadi dan golongan. Sepandangan dengan defenisi dan uraian
Universitas Sumatera Utara
singkat mengenai birokrasi diatas pandanganMax Weber tentang birokrasiialah sebagai berikut:
“
Birokrasi merupakan sebuah sistem kekuasaan dimana pemimpin mempraktekkan kontrol atas bawahannya, sehingga tercipta kondisi disiplin
dalam pendelegasian tugas dan wewenang
.”
24
Birokrasi menurutnya dapat dibagi kedalam dua bagian, yakni birokrasi patrimonial dan birokrasi modern.
1. Birokrasi patrimonial yang berfungsi berdasarkan nilai-nilai
tradisional yang tidak memisahkan antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab dinas dengan urusan pribadi pejabat atau penguasa.
2. Birokrasi modern dicirikan dengan adanya spesialisasi tugas, adanya
hukum, pemisahan tugas dinas dan urusan pribadi. Hal senada mengenai defenisi birokrasi juga dikatakan oleh Friedirch
Hegel. Menurutnya birokrasi itu merupakan hubungan antara negara dan masyarakat melalui sebuah lembaga dan instansi. Untuk lebih jelas, defenisi
birokrasi menurutnya “
Birokrasi merupakan sebuah institusi yang menjembatani kepentingan antara negara State yang kemudian merefleksikan dan memanifestasikan
untuk kepentingan umum masyarakat. Birokrasi tambahnya juga sebagai penjelmaan kepentingan umum masyarakat dari sebuah negara
.”
25
Birokrasi merupakan sebuah proses pengorganisiran secara teratur suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh banyak orang. Dengan demikian sebenarnya
tujuan dari adanya birokrasi adalah agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan terorganisir. Bagaimana suatu pekerjaan yang banyak jumlahnya harus
24
P. Anthonius Sitepu, Studi Ilmu Politik, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2012, hal 229.
25
Ibid; hal 230.
Universitas Sumatera Utara
diselesaikan oleh banyak orang sehingga tidak terjadi tumpang tindih di dalam penyelesaiannya, itulah yang sebenarnya menjadi tugas dari birokrasi. Birokrasi
juga memiliki semacam pembagian ataupun spesialisasi pelaksanaan berbagai tugas-tugas oleh aparatur pemerintahan.
Birokrasi merupakan suatu lembaga yang sangat kuat dengan kemampuan untuk meningkatkan kapasitas-kapasitas potensial terhadap hal-hal yang baik
maupun buruk dalam keberadaannya sebagai instrumen administrasi dan lembaga politik. Selanjutnya dikatakannya bahwa didalam masyarakat modern terdapat
begitu banyak urusan-urusan dan hanya organisasi birokrasi yang mampu menyelesaikannya.
Berangkat dari pandangan Hegel dan Weber, maka birokrasi merupakan suatu keterhubungan antara negara dan masyarakat melalui sebuah lembaga yang
dikenal dengan pemerintah. Pemerintah dalam ruang lingkup negara Indonesia terdiri atas pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Secara umum defenisi
pemerintah daerah ialahunsur penyelenggara pemerintah daerah yang terdiri dari gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah.
26
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 pasal 1 menyebutkan dalam menjalankan roda kegiatan pemerintah daerah dipimpin oleh
Sedangkan pengertian pemerintah daerah menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 32 tahun
2004 pasal satu menyebutkan Pemerintah daerah adalah penyelenggara unsur pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai dimaksud dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Kemudian pemerintah pusat merupakan unsur penyelenggara pemerintahan secara nasional atau menyeluruh dalam negara kesatuan republik Indonesia yang
membawahi pemerintah daerah.
26
I Widarta, Ibid; hal 26.
Universitas Sumatera Utara
gubernur, bupati, walikota dan para wakilnya serta perangkat daerah
27
Sebagai lembaga yang sangat penting dalam menjalankan sebuah daerah pemerintah daerah memiliki fungsi dan perannya masing-masing. Sebelumnya
telah dijelaskan bahwa defenisi pemerintah daerah berdasarkan Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah bahwa berbeda antara
Pemerintahan daerah dengan Pemerintah daerah. Adapun yang menjadi fungsi dan peran pemerintah daerah menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 32
Tahun 2004 adalah: sebagai
unsur penyelenggara pemerintah daerah. Awalnya sendiri pembentukan pemerintah daerah sesuai dengan amanat pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Berangkat melalui defenisi Undang-Undang Dasar 1945 ini maka telah dilahirkan berbagai produk undang-undang dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang pemerintahan daerah, antara lain Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945, Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1948, Undang-Undang No. 1 Tahun 1957, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965, Undang-Undang No. 5 Tahun 1974, dan terakhir Undang-
Undang No. 32 Tahun 2004. Setiap daerah memiliki dan dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah, untuk provinsi disebut gubernur,
untuk kabupaten disebut bupati, dan untuk kota disebut walikota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, yang masing-masing untuk provinsi
disebut wakil gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati, dan untuk kota seperti wakil walikota. Dapat disimpulkan bahwa inilah bentuk tatanan birokrasi
yang terdapat di Indonesia sekaligus di setiap daerah.
28
27
Perangkat daerah yang dimaksud dalam UU RI No, 32 Tahun 2004 bagian kesembilan pasal yang ke 120 dijelaskan bahwa: 1. Perangkat daerah provinsi terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas
daerah, dan lembaga teknis daerah. 2. Perangkat daerah kabupatenkota terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan. Dinas daerah merupakan
unsur pelaksana otonomi daerah yang terdapat di setiap daerah contohnya ialah dinas Pendapatan daerah, sedangkan lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik yang berbentuk badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah. Contohnya ialah badan perencanaan pembangunan daerah.
28
I Widarta, op.cit; hal 26-31.
Universitas Sumatera Utara
1. Pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. 2.
Menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintahan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. 3.
Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerah. Dimana
hubungan tersebut meliputi wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya.
Pemerintah daerah yang dipilih secara demokrasi melalui pemilihan umum merupakan suatu cara untuk menjalankan daerahnya sesuai keinginan masyarakat
di daerah itu. Hal yang paling diinginkan dari masyarakat di tingkat lokal ialah pelayanan pemerintah terhadap masyarakatnya. Pelayanan masyarakat merupakan
fungsi paling mendasar dari keberadaan pemerintah dimanapun termasuk pula pemerintah daerah. Untuk melaksanakan pelayanan yang baik kepada masyarakat
diperlukan lembaga-lembaga pembantu pemerintah termasuk dalam perencanaan pembangunan. Fungsi pemerintah itu pada umumnya ialah stabilisasi, distribusi
dan pelayanan publik sekaligus. Jadi dengan demikian fungsi pemerintah daerah sama dengan ketiga fungsi tersebut, hanya saja yang berbeda ialah cakupan dan
tekanan pada setiap fungsi di daerah yang dimaksud. Sehingga tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah menjaga
ketertiban dalam kehidupan masyarakat sehingga setiap warga dapat menjalani kehidupan secara tenang, tentram dan damai. Pemerintahan modern pada
hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat, pemerintahan tidak diadakan untuk melayani dirinya sendiri. Pemerintah dituntut mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakatnya dan menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap orang dapat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi
mencapai kemajuan bersama.
Universitas Sumatera Utara
1.6.4. Kinerja Pemerintah Daerah.