30
b. Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Untuk mendukung capaian kinerja kegiatan tersebut pada tahun 2014 BMKG telah melakukan beberapa kegiatan pembangunan yang
merupakan komponen input utama, yaitu : 1
Pembangunan Sistem Pengamatan Radar Cuaca di Yogyakarta, Pangkalan Bun dan Palu.
2 Pembangunan AWOS Automatic Weather Observation Station di
Tanjung Pinang, Palu, Timika, Maumere, Nabire dan Pangkala Bun 3
Pembangunan WODS Automatic Weather Observation Display di Soekarno Hatta Cengkareng dan Hasunuddin Makassar.
4 Pembangunan Sarana Analisa Parameter Cuaca Penerbangan dan
Maritim 5
Pembangunan Pengembangan data storage untuk prakiraan gelombang prakiraan laut dangkal di wilayah pesisir pantai
Peningkatan anggaran pembangunan BMKG setiap tahun adalah salah satu aspek penting untuk pencapaian kinerja yang diharapkan.
Capaian target kinerja tahun 2014 terkait dengan berfungsinya alat produksi hasil pembangunan tahun 2014, seperti beroperasinya Sistem
Radar Cuaca di beberapa daerah. Pencapaian kinerja tersebut adalah sebagai dampak proses
pembangunan berkelanjutan
yang dilaksanakan
dalam program
pengembangan dan pembinaan meteorologi, klimatologi dan geofisika. Dalam rangka meningkatkan kerapatan jaringan pengamatan cuaca
menggunakan sistem penginderaan jauh dan pengamatan langsung, BMKG pada tahun 2014 melaksanakan pembangunan Sistem Radar
Cuaca di 4 lokasi Yogyakarta, Pangkalan Bun, Palu dan Timika. Sehingga
sampai dengan akhir tahun 2014 BMKG telah memiliki Radar Cuaca sebanyak 36 Unit dan semua sistem radar tersebut telah operasional dan
diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja pada aspek akurasi layanan informasi cuaca publik pada tahun 2014.
Dengan operasionalnya 3 tiga sistem radar cuaca tersebut, maka sampai pada tahun 2014 telah tersedia sistem radar cuaca seperti tabel berikut :
31
Tabel 6. Capaian Pembangunan Radar Cuaca sampai tahun 2014
TAHUN LOKASI
s.d 2008 15
2009 5
2010 1
2011 4
2012 3
2013 4
2014 4
TOTAL 36
Sementara itu sesuai program pembangunan pemerintah pada prioritas 9 untuk pengelolaan bencana telah dibangun Sistem Peringatan
Dini Badai Tropis seperti tabel berikut :
Tabel 7. Program Tropical Cyclone Warning Center
NO WILAYAH
MONITORING SAAT INI
PROGRAM KEDEPAN
1. Belahan Bumi
Selatan BBS wilayah Indonesia
Dibangun TCWC di Jakarta tahun 2008
Dibangun backup TCWC di Denpasar tahun 2009
Sebagai anggota RA-V Tropical Cycylone Committee
Produk informasi: - Buletin teknis siklon tropis
- Buletin informasi siklon tropis - Peta lintasan dan pengaruh
siklon tropis Informasi badai tropis
dimasukkan dalam warning informasi penerbangan
Pengembangan sistem analisis dan prakiraan
siklon tropis dengan menambahkan
kemampuan untuk membuat peta probabilitas
angin kencang 2.
Belahan Bumi Utara BBU
wilayah Indonesia Mengusulkan sebagai anggota
Typhoon Committee melalui Kemeterian Luar Negeri
Berpartisipasi aktif kegiatan Typhoon
Committee
Pemantauan pergerakan Tropical Cyclone, baik di belahan bumi utara maupun di belahan bumi selatan dapat dijadikan salah satu acuan
untuk peringatan dini cuaca ekstrim selain pengamatan melalui Radar Cuaca dan AWS.
Sampai dengan tahun 2011 waktu yang dibutuhkan untuk memberikan informasi prediksi terjadinya cuaca ekstrim adalah 2 jam
32
sebelum terjadinya cuaca ekstrim dan dapat dipertahankan sampai dengan tahun 2014, sehingga mitigasi bencana dalam rangka
keselamatan masyarakat dapat diantisipasi dan disiapkan lebih awal. Deteksi kejadian cuaca ekstrim telah dimulai dengan penyusunan
kegiatan Meteorologi Early Warning System MEWS dan pembangunan Tropical Cyclon Warning Centre TCWC. Kegiatan MEWS telah dimulai
pada tahun 2006 dan diperkuat setiap tahun secara bertahap sampai dengan tahun 2014. Selain sistem radar cuaca, tersedia juga perangkat
kerja yang mendukung kegiatan tersebut adalah tersedianya Auomatic Weather Station AWS yang dipasang di lokasi rawan bencana yang
dapat merekam secara otomatis dan real time data cuaca permukaan. Data tersebut dapat diakses secara jarak jauh sehingga data dapat
digunakan sebagai bahan informasi untuk memberikan peringatan dini kemungkinan terjadinya bencana.
c. Perbandingan Tingkat Akurasi Data dan informasi dengan Negara Lain