Pasal 224
1 Pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan menyusun laporan keuangan pemerintah daerah.
2 Kepala SKPD sebagai entitas akuntansi menyusun laporan SKPD yang disampaikan kepada PPKD untuk digabung ke dalam laporan
pemerintah daerah.
Bagian ketiga Prosedur Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
serta Aset pada SKPD
Pasal 225
1 Prosedur akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan, pengikhtisaran,
samapai dengan laporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan apalikasi komputer.
2 Prosedur akuntansi aset pada SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharan, rehabilitasi,
perubahan klasifikasi dan penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasaidigunakanSKPD.
3 Prosedur akuntansi aset sebagaimana dimaksud ayat 2 dilaksanakan oleh PPK-SKPD serta pejabat pengurus dan penyimpan
barang SKPD.
BAB XIII PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
Pasal 226
1 Bupati menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah. 2 Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah Pengguna Barang bagi
Sutuan Kerja Perangkat Daerah yang dipimpinnya. 3 Pengguna Barang danatau Kuasa Pengguna Barang wajib mengelola
dan menatausahakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya.
108
Pasal 227
Pelaksanaan pengadaan barang dilakukan sesuai dengan kemampuan keuangan dan kebutuhan daerah berdasarkan prinsip efesiensi, efektif,
dan transparan dengan mengutamakan produk dalam negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 228
1 Barang milik daerah diperoleh atas beban APBD dan perolehan lainnya yang sah.
2 Perolehan lainnya yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mencakup :
a. Barang yang diperoleh dari hibahsumbangan atau yang sejenis; b. Barang yang diperoleh dari kontrak kerja sama, kontrak bagi hasil
dan kerja sama pemanfaatan barang milik daerah; c. Barang yang diperoleh berdasarkan penetapan karena peraturan
perundang-undangan; d. Barang yang diperoleh dari putusan pengadilan.
Pasal 229
1 Pengelolaan barang milik daerah meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang daerah yang mencakup perencanaan
kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan, penatausahaan, penilaian, penghapusan,
pemindahtanganan dan pengamanan. 2 Barang milik daerah yang diperlukan untuk melayani kepentingan
umum tidak dapat dijual, diserahkan haknya kepada pihak lain, dijadikan tanggungan atau digadaikan.
Pasal 230
1 Pemindahtanganan barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 220 ayat 1 dilakukan dengan cara dijual, dipertukarkan
atau disertakan sebagai modal Pemerintah Daerah mendapat persetujuan DPRD.
2 Persetujuan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan untuk :
a. Pemindahtanganan Tanah danatau Bangunan. b. Tanah danatau Bangunan sebagaimana dimaksud huruf a tidak
termasuk tanah danatau bangunan yang : 1. Sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilaya atau penataan
kota; 109
2. Harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam dokumen pelaksanaan anggaran;
3. Diperuntukan bagi Pegawai Negeri. 4. Diperuntukan bagi kepentingan umum.
5. Dikuasai daerah berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap danatau berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang jika status kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara ekonomis.
c. Pemindahtanganan barang milik daerah selain tanah danatau bangunan yang bernilai tidak lebih dari Rp 5.000.000.000,00 lima
miliar rupiah 3 Pemindahtanganan barang milik daerah selain tanah danatau
bangunan yang bernilai sampai dengan Rp 5.000.000.000,00 lima milir rupiah dilakukan setelah mendapat persetujuan DPRD.
BAB XIV PERTANGGUNGIAWABAN PELAKSANAAN APBD