PENGENDALIAN DAN PENGGUNAAN SURPLUS APBD PENGENDALIAN, PENGAWASAN PENGELOLAAN

4 Rancangan peraturan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilengkapi dengan lampiran terdiri dari : a. Ringkasan laporan realisasi anggaran; dan b. Penjabaran laporan realisasi anggaran. Pasal 239 1 Agenda pembahasan rancangan Peraturan Daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 238 ayat 1 ditentukan oleh DPRD. 2 Persetujuan bersama terhadap rancangan Peraturan Daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD oleh DPRD paling lama I satu bulan terhitung sejak diterimanya rancangan peraturan daerah. Pasal 240 1 Laporan keuangan Pemerintah daerah wajib dipublikasikan. 2 Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah laporan keuangan yang telah diaudit oleh BPK dan telah diundangkan dalam lembaran daerah.

BAB XV PENGENDALIAN DAN PENGGUNAAN SURPLUS APBD

Bagian Kesatu Pengendalian Defisit APBD Pasa1 241 1 Dalam hal APBD diperkirakan defisit ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk menutupi defisit tersebut dalam Peraturan Daerah tentang APBD. 2 Defisit APBD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terjadi apabila jumlah pendapatan tidak cukup untuk menutup jumlah belanja dalam satu tahun anggaran. 3 Defisit APBD sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditutup dengan pembiayaan neto. Pasal 242 Batas maksimal defisit APBD berpedoman pada peraturan perundang- undangan yang berlaku. 114 Bagian Kedua Penggunaan Surplus APBD Pasal 243 1 Dalam hal APBD diperkirakan surplus, ditetapkan penggunaannya dalam Peraturan Daerah tentang APBD. 2 Penggunaan surplus APBD diutamakan untuk pengurangan utang danatau pembentukan dana cadangan.

BAB XVI PENGENDALIAN, PENGAWASAN PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH Bagian Kesatu Pengendalian Intern Pasal 244 1 Dalam rangka meningkatkan kinerja transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, Bupati mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan Pemerintahan daerah yang dipimpinnya. 2 Pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan proses yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan Pemerintah daerah yang tercermin dan keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta dipatuhinya peraturan perundang-undangan. 3 Pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sekurang- kurangnya memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Terciptanya lingkungan pengendalian yang sehat; b. Terselenggaranya penilaian risiko; c. Terselenggaranya aktivitas pengendalian; d. Terselenggaranya sistem informasi dan komunikasi; dan terselenggaranya kegiatan pemantauan pengendalian. 4 Penyelenggaraan pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berpedoman pada ketentuan peraturan perundang- undangan. 115 Bagian Kedua Pengawasan Pasal 245 1 DPRD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah tentang APBD. 2 Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bukan pemeriksaan tetapi pengawasan yang lebih mengarah untuk menjamin pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang APBD. 3 Pengawasan oleh DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sesuai dengan tugas dan wewenang melalui dengar pendapat, kunjungan kerja, pembentukan panitia khusus, dan pembentukan panitia kerja yang diatur dalam tata tertib sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 246 Pengawasan dana APBD oleh Aparat Pengawas Fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan berlaku. Pasal 247 1 Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas dalam pengelolaan keuangan daerah, bupati menugaskan Inspektorat Kabupaten untuk melakukan pengawasan fungsional. 2 Pengawasan internal mencakup seluruh aspek Keuangan Daerah termasuk pemeriksaan tata laksana penyelenggaraan programkegiatan dan manajemen Pemerintahan Daerah. 3 Pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat 1 melalui kegiatan : a. Pemeriksaan berkala, pemeriksaan insidentil maupun pemeriksaan terpadu; b. Pengujian terhadap laporan berkala atau sewaktu-waktu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah; c. Pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme; d. Penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program dan kegiatan. 116 Bagian Ketiga Pemeriksaan Pasal 248 Pemeriksaan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah dilakukan oleh BPK sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara. Bagian ke Empat Tindak Lanjut Pasal 249 1 Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah wajib menindaklanjuti rekomondasi tentang laporan hasil pemeriksaan. 2 Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dikenakan sanksi administrasi atau sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB XVII PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH