Sistem Pengembangan Dan pelatihan SDM Pada PT Kimia Farma (Persero) TBK. Plant Bandung

(1)

1 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek

Peningkatan kualitas karyawan di suatu perusahaan dalam kaitannya dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu keharusan dan kebutuhan yang semakin terasa dewasa ini. Organisasi memandang pentingnya diadakan pengembangan sumber daya manusia sebab pada saat ini karyawan merupakan aset yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Disamping itu dalam kegiatan pengembangan sumber daya manusia, perlu adanya koordinasi yang cukup baik antara setiap unit kerja yang ada di dalam organisasi dengan bagian kepegawaian.

Hal ini penting mengingat bahwa setiap unit kerja lebih mengetahui kebutuhan pengembangan yang bersifat pengetahuan dan keterampilan yang bersifat teknis dari pegawai yang ada di bawahnya. Oleh karena itu, bagian kepegawaian dalam hal ini pengembangan tersebut berperan sebagai pendukung dalam pelaksanaan aktivitas pengembangan dan berhubungan dengan peningkatan keterampilan dan pengetahuan teknis dari setiap unit kerja, bagian kepegawaian dapat melakukan perencanaan pengembangan karier pegawai agar organisasi memiliki pegawai yang siap pakai pada saat dibutuhkan untuk posisi dan jabatan baru.


(2)

2

CIDA (Canadian International Development Agency) seperti dikutip oleh Effendi (1993) mengemukakan bahwa pengembangan sumber daya manusia menekankan manusia baik sebagai alat (means) maupun sebagai tujuan akhir pembangunan. Dalam jangka pendek, dapat diartikan sebagai pengembangan pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi segera tenaga ahli teknis, kepemimpinan dan tenaga administrasi.

Dalam tahap pengembangan sumber daya manusia ini terdapat dua aspek kegiatan penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yakni kegiatan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia itu sendiri yang dimaksudkan agar potensi yang dimiliki pegawai dapat digunakan secara efektif. Kegiatan pelatihan dipandang sebagai awal yaitu dengan diadakannya proses orientasi yang kemudian dilanjutkan secara berkelanjutan selama pegawai tersebut berada di dalam organisasi. Sehingga diharapkan ada peningkatan kualitas karyawan dalam hal wawasan dan keterampilan teknis.

Dengan berbagai aspek dan hubungan dalam pendekatan integratif sumber daya manusia, diharapkan para pekerja mendapat perhatian yang lebih spesifik untuk menjaga produktivitasnya, serta meningkatkan kualitas karyawan di sisi lainnya. Hal ini diharapkan para pekerja dapat memberdayakan segala potensinya untuk kemajuan perusahaan.

Pengembangan dan pelatihan yang dibuat oleh suatu perusahaan haruslah memiliki sebuah sistem agar meminimalisir terjadinya ketidaktepatan dalam pelaksanaannya dan agar langsung berdaya guna dirasakan manfaatnya oleh karyawan dan perusahaan itu sendiri.


(3)

Pada dasarnya tahapan pelaksanaan pengembangan dan pelatihan di setiap perusahaan sama namun yang membedakannya adalah sistem pengembangan dan pelatihan karyawan yang diterapkan oleh masing-masing perusahaan. Sistem pengembangan dan pelatihan karyawan harus ditentukan berdasarkan keputusan bersama antar pihak direksi perusahaan dan sistem pengembangan dan pelatihan karyawan haruslah dibuat berdasarkan kesepakatan bersama guna agar tidak terjadi kesalahpahaman didalam pelaksanaannya.

Pengembangan dan pelatihan sangat mempengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan khususnya terhadap keterampilan masing-masing karyawan. Jika pengembangan dan pelatihan mempengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan maka secara otomatis akan meningkatkan kinerja perusahaan yang pada akhirnya tujuan dari perusahaan akan tercapai. Dari uraian

di atas, maka penulis mengambil judul laporan kerja praktek : “SISTEM

PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN SDM PADA PT KIMIA FARMA

(PERSERO) TBK. PLANT BANDUNG”.

1.2. Tujuan kerja Praktek

Kegiatan kuliah kerja praktek ini dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui bagaimana sistem pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung.

a) Mengetahui prosedur pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung.


(4)

4

b) Mengetahui bentuk pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung.

c) Mengetahui prosedur evaluasi hasil pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung.

1.3. Kegunaan Kerja Praktek

Kegunaan yang diperoleh dari hasil kerja praktek adalah :

1. Bagi Penulis

a) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai pelaksanaan sistem pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung.

b) Untuk mengetahui model pengembangan dan pelatihan SDM yang diberikan kepada karyawan PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung.

2. Bagi perusahaan

a) Sebagai masukan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan dimasa yang akan datang, dan diharapkan dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan bagian personalia di PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung. b) Hasil kerja praktek ini diharapkan akan dijadikan sebagai informasi dan


(5)

3. Bagi UNIKOM

a) Memberikan peluang atau kesempatan bekerja di Instansi tempat kerja praktek.

b) Membuka kerja sama dengan perusahaan untuk bidang kerja praktek.

1.4. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Lokasi pelaksanaan kerja praktek dilakukan di PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung yang bertempat di Jalan Pajajaran No. 29-31 Bandung 40171.

Waktu pelaksanaan kerja praktek adalah sebagai berikut : 1. Hari Senin –Jum’at

Tanggal 11 Juli sampai 11 Agustus 2011 2. Hari Sabtu : libur


(6)

6 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tanggal 29 juni 1896 di Bandung didirikan sebuah pabrik kina yang bernama Bandoengsche Kinine Fabriek N.V dengan akte notaris B.V.Hoithuisen No.102. Pertama-tama produk yang dihasilkan adalah garam Kina dari kulit kina. Dalam menjalankan aktivitasnya, pabrik ini hanya sekedar memperoleh ongkos pengolahan saja sedangkan hasilnya dijual oleh para penghasil kulit kina menurut perhitungan mereka sendiri. Kemudian pada tanggal 23 Februari 1937, akte notaris tersebut diatas diubah dengan akte notaris Mr.J.J.Coubius Du Sart No.7/1937.

Pada tahun 1939, pabrik kina ini diserahkan kepada Indsche Combinate Voor Chemische Industrie (INCHEM) dengan akte notaries Frederik Louise August Bod No.10 tanggal 14 Januari 1939,yang kemudian pada tanggal 13 desember 1939 berdasarkan akte notaries C.F.A De Wilde,INCHEM mendirikan pabrik yodium di watudakon Mojokerto Jawa Timur.

Pada Tahun 1942, dalam perang dunia ke II pabrik kina di Bandung di kuasai oleh angkatan darat Jepang dan diberi nama Rikugun Kinine Seizoshyo. Selama kedudukan Jepang, pembuatan Pil (tablet kina) memang masih di lakukan, hanya hasilnya di angkut semua ke Jepang, sebagian besar hasil kina itu di kirim ke tempat lain guna kepentingan Jepang dalam peperangannya di Pasifik. Sedangkan untuk keperluan di dalam negeri atau orang-orang pribumi, Jepang


(7)

hanya menyediakan hasil pabrik yang disebut “Tota Kina” yaitu kina yang belum di pisahkan dari alkoloida-alkoloida lainnya. Jepang dikalahkan oleh sekutu pada tahun 1945 dan Belanda masuk ke Indonesia sehingga pabrik kina ini di ambil kembali oleh pemilik semula yaitu perusahaan swasta Belanda dengan nama Bandoengsche Kinine Fabriek N.V.

Pada tahun 1950, selain kina juga di produksi obat besi, obat yodium, bekatonik, quintonik, aether, vitamin, sulfamida, antibiotika, anthitusmin, kapur liver dan lain lain. Pada tahun 1955 pabrik kina ini di serahkan kembali kepada INCHEM dengan akte notaries Mr.R.Soewardi No.4/1954 tanggal 3 November 1954. Akibat adannya sengketa Irian Barat antara Indonesia dengan belanda, maka semua perusahaan Belanda yang ada di Indonesia di kuasai oleh pemerintahan RI, sehingga dibentuk Badan Pimpinan Umum (BPU) berdasarkan PP No.23 Tahun 1958, perusahaan-perusahaan yang berada di bawah BPU ini menjadi milik Pemerintahan RI yang pelaksanaanya di serahkan kepada Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda (BANAS).

Mulai tanggal 18 Juni 1960, pabrik kina di kuasai penuh oleh pemerintah RI dan diberi nama Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Berdasarkan surat perintah Menteri Kesehatan RI No.57/959/kon, setahun kemudian yaitu pada tanggal 17 April 1961 berdasarkan PP No.85 namanya diubah menjadi Bhinaka Kina Farma yang meliputi pabrik yodium di Watadakon Mojokerto Jawa Timur. Berdasarkan PP No.3 tanggal 25 Januari 1969, empat buah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi yaitu :


(8)

8

 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nakula Farma;

 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bhineka Kina Farma;

 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sari Husada;

Keempat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut dilebur menjadi satu menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi dan alat-alat kesehatan

“Bhineka Kimia Farma”, dan keempat perusahaan tersebut masing-masing mejadi unit dengan susunan sebagai berikut :

a. PNF Raja Farma Jakarta menjadi PNF Bhineka Kimia Farma Unit I Bidang Perdagangan.

b. PNF Nakula Farma Jakarta menjadi PNF Bhineka Kimia Farma Unit II Bidang Produksi Jakarta.

c. PNF Bhineka Farma Bandung Menjadi PNF Bhineka Kimia Farma Unit III Bidang Produksi Bandung.

d. PNF Sari Husada Yogyakarta Menjadi PNF Bhineka Kimia Farma Unit IV Bidang Produksi Yogyakarta.

Penggabungan ini di maksudkan untuk memperkuat kedudukan dengan adannya persaingan yang semakin ketat di bidang farmasi dan alat-alat kesehatan, disamping untuk memanfaatkan fasilitas yang sebelumnya tidak di gunakan serta untuk menyatukan pola pembinaan manajemen perusahaan, penggabungan ini juga bertujuan untuk mengarahkan perusahaan ke bentuk persero yang pelaksanaan dan pembinaannya di serahkan kepada departemen keuangan.

Pada tanggal 18 Agustus 1971 berdasarkan PP No.16/1971, lembaran Negara No.18 tahun 1971 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi dan


(9)

alat-alat kesehatan Bhineka Kimia Farma Unit I sampai dengan Unit IV berubah menjadi PT.Kimia Farma (Persero) terhitung bulan Agustus 1971 dengan akte notaries Sulaeman Ardjasasmita tanggal 16 Agustus 1971 dan membawa perubahan nama bagi semua unit sehingga menjadi :

a. Unit I menjadi Unit Perdagangan; b. Unit II menjadi Unit Produksi Jakarta; c. Unit III menjadi Unit Produksi Bandung; d. Unit IV menjadi Unit Produksi Yogyakarta;

Sekitar pertengahan tahun 1974, Unit Produksi Yogyakarta berdiri sendiri dengan nama seperti Semula yaitu PT Sari Husada dengan produksi yang dihasilkan yaitu jenis makanan bayi dan dewasa yang bergizi diantaranya ialah SGM dan SMN. Unit Produksi Bandung yang telah di kenal dengan nama Pabrik Kina, yang semula hanya bergerak di bidang produksi garam-garam kina telah berkembang bidang kegiatannya sesuai dengan kebutuhan, meliputi : obat jadi, bahan baku, minyak atsiri, dengan perkebunan tanaman untuk industri, eksploitasi dan pengolahan yodium, aether nakosa serta alat-alat kontrasepsi keluarga berencana (KB). Pada tahun 1990, Unit Produksi Bandung di pecah menjadi Unit Produksi Manufaktur Bandung, Unit Produksi Manufaktur Watudakon dan Unit Produksi Formulasi Bandung.

Pada tahun 2001,Unit Produksi Formulasi Bandung dan Unit Produksi Manufaktur Bandung serta Unit Produksi Manufaktur Semarang dilebur menjadi Divisi Produksi Bandung. Sekitar tahun 2003 Divisi Bandung tanpa Unit Produksi


(10)

10

Manufaktur Semarang diubah menjadi Plant Bandung, Serta mempunyai kegiatan bisnis utama yaitu antara lain sebagai berikut :

a. Produksi Formulasi Obat,meliputi : obat-obat tablet, sirup atau suspense (sirup yang lebih kental dari biasanya Ex : Scoot Emulsion), sediaan cairan fitofarmaka (NK Sari, Batugin) sediaan Pil KB dan sediaan alat Kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

b. Produksi bahan baku, meliputi garam-garam kina, Yodium (di Watudakon), Lemak dan Minyak (di Semarang).

Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 111 tahun dan nama yang identik dengan mutu, sekarang Kimia Farma berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.

1.1.1. Visi PT Kimia Farma

Visi PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung adalah menjadi perusahaan pelayanan kesehatan (Health Care Company) utama di Indonesia yang berdaya saing global.

1.1.2. Misi PT Kimia Farma

Misi perusahaan pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung, yaitu:

 Menyediakan produk dan jasa pelayanan kesehatan yang unggul untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan mutu kehidupan.


(11)

 Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan untuk meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham, karyawan dan pihak lain yang berkepentingan, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

 Meningkatkan kompetensi dan komitmen sumber daya manusia guna pengembangan perusahaan serta dapat berperan aktif dalam pengembangan industri kesehatan nasional.

1.1.3. Tujuan PT Kimia Farma

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan pendirian Perusahaan adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan serta program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya kegiatan usaha di bidang industri kimia, farmasi, biologi dan kesehatan serta industri makanan dan minuman.

1.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Berikut adalah struktur organisasi yang digunakan oleh PT Kimia Farma (Persero), Tbk. Plant Bandung .


(12)

12 PLANT MANAGER

PERENCANAAN PRODUKSI & PENGENDALIAN INVENTORI

PEMBELIAAN

UMUM & PERSONALIA

AKUNTANSI & KEUANGAN

TEKNOLOGI INFORMASI sumber : PT Kimia Farma (Persero), Tbk. Plant Bandung

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Plant Bandung PERENCANAAN & PENGENDALIAN BAHAN &

PROSES PRODUKSI

TEKNIK & PEMELIHARAAN

PENYIMPANAN

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA &

LINGKUNGAN PENGAWASAN

MUTU PENGELOLAAN MUTU /

QUALITY OPERATION PENGEMBANGAN PRODUK PEMASTIAN MUTU PRODUKSI MANAGEMENT REPRESENTATIVE PRODUKSI I PRODUKSI II PRODUKSI III


(13)

Didalam suatu perusahaan selain harus memiliki struktur organisasi perusahaan, perusahaan pun pada umumnya harus memiliki struktur organisasi disetiap divisinya sesuai dengan yang sudah tercantum pada struktur organisasi perusahaan. Struktur organisasi perusahaan mencantumkan divisi-divisi yang terdapat didalam perusahaan tersebut secara umum sedangkan didalam struktur organisasi per divisi mencantumkan bagian-bagian apa saja yang terdapat didalam divisi tersebut. Berikut adalah struktur organisasi Umum & Personalia PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung.

Sumber : PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung Gambar 2.2

Struktur Organisasi Umum & Personalia PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung

RUMAH TANGGA UMUM

ADMINISTRASI PERSONALIA &

PELATIHAN

UMUM & PERSONALIA


(14)

14

1.3. Deskripsi Jabatan

Nama Jabatan : Asman Umum & Personalia Lokasi : Plant Bandung

Direktorat : Produksi Atasan Langsung : Manager Plant

Bawahan Langsung : 1. Supervisor Administrasi Personalia & Pelatihan 1. Supervisor Umum

2. Supervisor Rumah Tangga

Tujuan Jabatan

Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kegiatan sumber daya manusia di plant secara menyeluruh meliputi administrasi personalia, penilaian prestasi, pelatihan dan pengembangan, hubungan industrial, pelayanan kesehatan dan kesejahteraan karyawan, serta kegiatan administrasi aktiva tetap, keamanan dan kebersihan aktiva tetap plant, dan perizinan operasional plant, untuk memastikan tersedianya karyawan yang optimal dan memenuhi kebutuhan operasional plant serta mendukung kelancaran operasional plant secara menyeluruh.

Tanggung Jawab Utama

1. Mengelola dan memantau kegiatan penyediaan karyawan untuk memastikan tersedianya karyawan yang optimal dan sesuai dengan kebutuhan operasional plant.


(15)

2. Mengelola dan memantau kegiatan administrasi personalia untuk memastikan kegiatan berjalan secara optimal dan sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku.

3. Mengelola dan memantau kegiatan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk memastikan peningkatan dan optimalisasi potensi dan kemampuan karyawan.

4. Mengelola dan memantau kegiatan penyediaan layanan kesehatan dan kesejahteraan karyawan, untuk memastikan tersedianya layanan yang optimal dan memuaskan.

5. Mengelola dan memantau kegiatan yang berhubungan dengan hubungan industrial untuk memastikan terciptanya hubungan, kondisi dan lingkungan kerja yang kondusif.

6. Mengelola dan memantau kegiatan administrasi aktiva tetap plant, untuk memastikan aktiva tetap terpantau dan terkelola secara optimal dan efektif.

7. Mengelola dan memantau kegiatan pelayanan umum, keamanan dan kebersihan lingkungan, untuk memastikan diberikan pelayanan yang optimal dan memuaskan.

8. Mengelola dan memantau kegiatan perizinan operasional plant, untuk mendukung kelancaran kegiatan operasioanl plant secara optimal. 9. Mengelola dan memantau kegiatan penerapan Sistem Mutu di

lingkungan Umum dan Personalia, untuk memastikan kepatuhan Sistem Mutu terhadap standar yang berlaku.


(16)

16

10. Mengelola dan memantau hasil pelatihan, pengembangan dan pembinaan karyawan di Perencanaan dan Pengendalian Produksi, untuk memastikan terciptanya lingkungan kerja yang kondusif dan memberikan motivasi atau semangat kerja bagi karyawan untuk bekerja dengan produktif.

Indikator Prestasi

1. Indeks kepuasan karyawan plant terhadap pelayanan SDM dan Umum.

2. Pencapaian target pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan. 3. Tingkat availability karyawan.

4. Tingkat efisiensi penggunaan biaya operasional SDM dan Umum. 5. Indeks iklim kerja plant.

6. Pencapaian target penyelesaian perizinan operasioanl plant.

Dimensi

Biaya tahunan : Seluruh fungsi di Plant Bawahan langsung : 3 supervisor

Bawahan tidak langsung : 15 orang PT, 42 orang TO

Wewenang

 Mengusulkan kebutuhan karyawan sesuai kebutuhan operasional plant.


(17)

 Mengusulkan rujukan pelayanan kesehatan.

 Mengusulkan alternatif pengelolaan kantin karyawan.

 Menentukan penilaian kinerja karyawan di jajarannya.

 Mengusulkan alternatif penyelesaian disharmoni hubungan industrial.

 Mengusulkan pelatihan & pengembangan serta rotasi, mutasi, sanksi pelanggaran di jajarannya.

 Mengusulkan perusahaan pemasok jasa tenaga kerja. Tabel 2.1

Hubungan Kerja Internal dan Eksternal

Internal : Tujuan :

 Seluruh fungsi di KF Plant Bandung

 Melaksanakan kegiatan administrasi personalia, penyediaan layanan kesehatan dan kesejahteraan, hubungan industrial, pelatihan dan pengembangan

 Melaksanakan penyediaan layanan rumah tangga, layanan keamanan dan kebersihan

Eksternal : Tujuan :

 Pemasok Jasa Tenaga Kerja  Melaksanakan penyediaan tenaga kerja


(18)

18

 Rumah Sakit Rujukan  Melaksanakan penyediaan layanan kesehatan

 Jamsostek  Melaksanakan kegiatan

perlindungan karyawan dan penyelesaian claim

 Disnaker  Membina terciptanya hubungan yang baik dengan pihak terkait

 Kepolisian  Melaksanakan kegiatan

penyelesaian masalah keamanan

 Pengadilan Hubungan Industrial

 Melaksanakan kegiatan penyelesaian hubungan disharmonis dengan karyawan

 Dinas Metrologi  Melaksanakan proses peneraan

 Dinas Penataan dan Perizinan Bangunan (P2B)

 Melaksanakan proses perizinan operasional plant

Sumber : PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung

Spesifikasi Jabatan

Pendidikan minimal : S1 dari semua disiplin ilmu

Pengalaman (standar) : - Lateral : Asman dengan pengalaman pengelolaan SDM


(19)

- Vertical : 5 tahun Supervisor di jajarannya

Keahlian dan pengetahuan : - Manajemen SDM

- Manajemen Hubungan Industri - Manajemen Pelayanan Pelanggan - Manajemen K3

- Peraturan dan Ketentuan ketenagakerjaan

Tantangan Kerja

 Pemegang jabatan harus mampu berperan secara aktif dalam meningkatkan tingkat produktivitas, optimalisasi dan kedisiplinan karyawan di plant secara menyeluruh.

 Pemegang jabatan harus mampu mendukung terciptanya iklim dan lingkungan kerja karyawan yang kondusif.

 Pemegang jabatan harus mampu secara proaktif memahami kebutuhan layanan umum karyawan sehingga mampu memberikan pelayanan umum yang memuaskan.

1.4. Aspek Kegiatan Perusahaan

PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu: industri, marketing, distribusi, ritel, laboratorium klinik dan klinik


(20)

20

kesehatan. Dengan dukungan kuat riset dan pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina, dan produk-produk turunannya serta minyak nabati.

Hasil produksi yang dibuat oleh pabrik farmasi perusahaan baik produk obat-obatan kimia, formulasi dan herbal, dibagi dalam enam produk yaitu : etikal, obat bebas, generic, lisensi, dan bahan baku. Hampir semua kelas terapi diakomodasi oleh produk perusahaan yang terdiri lebih dari 260 item produk dan dipasarkan keseluruh Indonesia serta diekspor kebeberapa Negara melalui jaringan distribusi perseroan atau yang memiliki perjanjian dan perseroan.

Dimana produk yang dihasilkan telah teruji secara klinis mutunya. Adapun contoh beberapa dari produk farmasinya yaitu Amoxilin, Ampicilin, pil KB, kosmetika Venus dan multivitamin, sedangkan contoh dari alat kesehatannya adalah alat-alat kontrasepsi. Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya, Kimia Farma berkomitmen untuk memastikan patokan obat generik yang tetap ke pasar dalam negeri.

Adapun hari kerja karyawan di perusahaan yaitu hari Senin sampai Jum’at,

sedangkan hari Sabtu libur. Untuk jam kerjanya mulai dari pukul 07.30 sampai 16.00 WIB, dengan waktu istirahat pukul 11.30 sampai 12.00 WIB.


(21)

21 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam pelaksanaan kerja praktek ini, penulis ditempatkan di bagian Umum & Personalia PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung. Kerja praktek ini dilaksanakan kurang lebih dari 30 hari. Pelaksanaan kerja praktek ini dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan di bagian Umum & Personalia PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung. Dimana perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dibidang manufaktur yang menghasilkan produk farmasi dan alat-alat kesehatan.

3.2. Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Selama melaksanakan kerja praktek, penulis ditempatkan pada bagian Umum & Personalia PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung. Sebelum pelaksanaaan kerja praktek, penulis mendapat pengarahan dan penjelasan mengenai ruang lingkup PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung serta tugas apa saja yang harus dikerjakan. Selanjutnya penulis dapat melaksanakan kerja prakteknya dimana penulis lebih banyak membantu dan mengolah data yang telah ada mengenai pelatihan untuk karyawan di personalia.

Adapun kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek di PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung adalah sebagai berikut:


(22)

22

1. Memasukan daftar data karyawan yang akan mengikuti program pelatihan. 2. Membantu Asisten Manager Umum & Personalia membuat undangan

penelitian dan menyerahkannya ke para Asisten Manager.

3. Memasukan daftar data karyawan yang telah menyerahkan kuitansi pembayaran keikutsertaan pelatihan.

4. Membantu Asisten Manager Umum & Personalia membuat jadwal pelatihan. 5. Memasukan data evaluasi pelatihan para karyawan yang telah mengikuti

pelatihan.

3.3. Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. menyadari bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) berperan penting dalam menjaga keberlangsungan perusahaan, oleh karena itu PT Kimia Farma (Persero) Tbk. menetapkan strategi pengembangan SDM yang selaras dengan strategi bisnis yang telah ditetapkan, dalam arti implementasi manajemen SDM harus mampu meningkatkan kompetensi dan komitmen karyawan pada perusahaan, sehingga dapat menjamin tercapainya implementasi strategi bisnis.

PT Kimia Farma (Persero) Tbk. mengalokasikan cukup dana untuk program pengembangan SDM, program pelatihan, seminar dan lokakarya, baik di dalam, maupun luar negeri untuk memperluas wawasan dan meningkatkan keterampilan karyawan.


(23)

PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung yang penulis tempati untuk melakukan kerja praktek adalah Divisi produksi Bandung atau dikenal dengan Plant Bandung, sedangkan kantor pusat dari PT Kimia Farma (Persero) Tbk bertempat di Jakarta oleh karenanya segala bentuk pelaksanaan pengembangan dan pelatihan SDM harus dikoordinasikan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan dengan jajaran direksi yang ada di kantor pusat agar tercipta keselarasan atau keseragaman mengenai pelaksanaan pengembangan dan pelatihan SDM mulai dari kantor pusat sampai kantor cabang di masing-masing kota.

Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai prosedur pengembangan dan pelatihan SDM, bentuk pengembangan dan pelatihan SDM, dan prosedur evaluasi hasil pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Cabang Bandung.

3.3.1. Prosedur Pengembangan dan Pelatihan SDM pada PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung.

Pengembangan dan pelatihan SDM didalam suatu perusahaan sangatlah penting, karena pengembangan mengacu pada aktivitas-aktivitas yang diarahkan untuk meningkatkan kompetensi selama periode waktu lebih panjang yang melampaui jabatan saat ini guna mengantisipasi kebutuhan masa depan organisasi yang terus berkembang dan berubah, sedangkan pelatihan bertujuan meningkatkan kinerja jangka pendek dalam pekerjaan (jabatan) tertentu yang


(24)

24

diduduki saat ini dengan cara meningkatkan kompetensi (pengetahuan dan keterampilan) para karyawan.

Didalam pelaksanaan pengembangan dan pelatihan diperlukan adanya prosedur yang harus dibuat dan diterapkan yang bertujuan agar pengembangan dan pelatihan terealisasi sesuai dengan rencana dan kebutuhan, sehingga diperoleh pengetahuan yang tepat guna dan efektif, sehingga dapat diterapkan dalam pekerjaan. Maka dari itu PT. Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung melakukan beberapa prosedur pengembangan dan pelatihan SDM agar pelaksanaannya berjalan sesuai dengan rencana.

Pelaksanaan pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia Farma (persero) Plant. Bandung secara garis besar melalui prosedur sebagai berikut:

1. Penentuan Jenis Pelatihan

Penentuan jenis pelatihan dilakukan melalui beberapa prosedur, yaitu:

a. Setiap Asisten Manager menilai kompetensi karyawan di bagiannya sesuai dengan bidang tugasnya.

b. Para Asisten Manager akan menentukan bentuk pelatihan yang harus diikuti oleh karyawan bagiannya.

c. Pelatihan dapat dilakukan secara intern dan ekstern. 2. Pelatihan Ekstern

Pelatihan ekstern dilakukan melalui beberapa prosedur, yaitu:

a. Asisten Manager sebagai penanggung jawab pelatihan yang telah diajukan dalam usulan rencana pelatihan tahunan (RKAP) mengajukan


(25)

memo kepada Plant Manager mengenai jenis pelatihan, institusi/ lembaga, biaya dan nama peserta pelatihan.

b. Apabila ada penawaran pelatihan yang diperlukan tetapi tidak ada dalam rencana pelatihan tahunan (RKAP), maka harus mendapat persetujuan dari Plant Manager dengan cara mengajukan memo permohonan pelatihan diluar rencana RKAP serta mengkompensasikan ke rencana Tahunan sesuai dengan anggaran yang tercantum dalam usulan RKAP dan telah disetujui oleh manager SDM Kantor Pusat.

c. Persetujuan dari Plant Manager diteruskan ke Asisten Manager Umum & Administrasi Personalia, untuk selanjutnya ditindaklanjuti oleh Supervisor Pelatihan.

d. Supervisor Pelatihan mendaftarkan peserta, menyelesaikan pembayaran biaya pelatihan melalui bagian keuangan, serta untuk transportasi/akomodasi melalui Supervisor Umum.

e. Setelah mengikuti pelatihan ekstern, peserta pelatihan diwajibkan menyerahkan kuitansi pembayaran, sertifikat (kalau ada) serta materi pelatihan kepada Atasannya langsung dan Asisten Manager Umum & Administrasi Personalia cc Supervisor Pelatihan.

f. Supervisor pelatihan memberikan Evaluasi Hasil Pelatihan (EHP) kepada peserta untuk diisi pada kolom tahap 1 dan dikembalikan ke supervisor pelatihan.


(26)

26

g. Setelah 3 (tiga) bulan dari tanggal pelatihan, EHP tersebut akan dikirimkan kembali oleh supervisor pelatihan kepada atasan peserta pelatihan untuk dinilai hasil pelatihan tersebut pada kolom tahap 2.

3. Pelatihan Intern

Pelatihan intern dilakukan melalui beberapa prosedur, yaitu: a. Pelatihan intern dapat diselenggarakan oleh :

 Tim Pelatihan CPOB untuk materi yang berkaitan CPOB

 Asisten Manager Umum & Administrasi Personalia untuk materi lain-lain diluar CPOB

b. Materi pelatihan meliputi : CPOB, HACCP, Keselamatan Kerja, Lingkungan, Produktivias, Kedisiplinan, Efisiensi, Materi Pelatihan harud disyahkan oleh MPM sesuai formulir.

c. Para Asisten Manager membuat jadwal pelatihan sesuai materi yang diperlukan bagi karyawan yang masih kurang memadai, manambah pengetahuan umum atau penyegaran ilmu pengetahuan kemudian diserahkan ke supervisor pelatihan.

d. Supervisor pelatihan membuat daftar dan jadwal pelatihan intern, sesuai yang diterima dari para Asisten Manager.

e. Jadwal pelatihan intern Tahunan disyahkan oleh MPM.

f. Asisten Manager Umum & Administrasi Personalia membuat undangan penelitian dan menyerahkan ke para Asisten Manager minimal 2 hari sebelum pelatihan.


(27)

g. Para Asisten manager akan menunjukan karyawan yang akan mengikuti pelatihan sesuai point 1.2

h. Pada saat pelatihan akan dilakukan tes untuk mengukur kemampuan terhadap penyerapan materi pelatihan.

i. Karyawan yang mengikuti pelatihan mengisi Formulir Evaluasi Pelatihan (EHP) yang akan dinilai oleh Asisten managernya selama tiga bulan kemudian.

j. Karyawan yang mengikuti pelatihan harus menyampaikan materi kepada temannya sambil disaksikan oleh atasan yang bersangkutan dan mengisi daftar hadir.

k. TIM inspeksi diri, AMKM akan mengecek ke lapangan tentang penerapan hasil pelatihan CPOB.

3.3.2. Bentuk Pengembangan dan Pelatihan SDM pada PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung

Pengembangan dan pelatihan SDM disuatu perusahaan merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan, karena untuk mencapai tujuan dari suatu perusahaan harus didukung dengan adanya SDM yang memiliki kualitas mumpuni maka dari itu perusahaan harus merencanakan pelaksanaan pengembangan dan pelatihan SDM dengan cukup serius agar berdaya guna untuk karyawannya dan khususnya untuk perusahaan itu sendiri. Bentuk pengembangan dan pelatihan SDM yang diberikan perusahaan kepada karyawannya merupakan


(28)

28

usaha perusahaan karyawannya memliki keterampilan yang ujungnya berdampak pada kinerja dan produktivitas kerjanya.

Bentuk pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung ialah sebagai berikut :

1. Intern

Pelatihan dilaksanakan di Plant Bandung dengan infrastruktur oleh para pejabat dari Plant Bandung.

2. Holding

Pelatihan dilaksanakan oleh kantor pusat dengan infrastruktur dari luar/dalam Kimia Farma dengan tempat di lingkungan Kimia Farma.

3. Ekstern

Pelatihan dilaksanakan oleh institusi/lembaga dengan infrastruktur dari luar PT Kimia Farma.

3.3.3. Prosedur Evaluasi Hasil Pengembangan dan Pelatihan SDM pada PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung

Didalam suatu perusahaan tidak hanya diperlukan prosedur pengembangan dan pelatihan SDM saja, namun diperlukan juga prosedur evaluasi hasil pengembangan dan pelatihan SDM yang bertujuan agar pelaksanaan evaluasi hasil pengembangan dan pelatihan SDM dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak direksi dan agar terlihat secara jelas apakah pengembangan


(29)

dan pelatihan SDM yang telah dilaksanakan perlu dibenahi kembali atau tetap dipertahankan.

PT. Kimia Farma membuat prosedur ini untuk menilai efektifitas hasil pelatihan setelah periode waktu 3 bulan yang dilakukan didalam maupun diluar perusahaan.

Prosedur :

1. Pelaksanaan Evaluasi :

 Peserta pelatihan

 Atasan langsung peserta pelatihan

 Supervisor pelatihan

 Asisten Manager Umum & Administrasi personalia 2. Penilaian/Evaluasi Hasil pelatihan dilakukan 2 tahap, yaitu :

 Tahap Pertama (EP-1) yaitu evaluasi terhadap penyajian dari Institusi Pelatihan Evaluasi ini dilakukan oleh peserta pelatihan segera setelah selesai mengikuti pelatihan.

 Tahap Kedua (EP-2) yaitu evaluasi terhadap peningkatan kualitas peserta setelah mendapat pelatihan. Evaluasi ini dilakukan oleh atasan langsung peserta pelatihan, 3 bulan setelah selesai mengikuti pelatihan.


(30)

30

3. Kriteria Penilaian, dilakukan setelah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian

Kriteria Penilaian

Kategori Penilaian (dalam angka)

Kategori Nilai (dalam prosentasi)

Sangat Baik 5 85 – 100 %

Baik 4 70 – 84 %

Cukup 3 55 - 69%

Kurang 2 40 – 54 %

Sangat kurang 1 < 40 %

Sumber : PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung

4. Evaluasi terhadap penyajian dari Institusi Pelatihan Tahap Petama (EP-1) terdiri dari 6 kriteria yang dinilai meliputi :

a. Kesesuaian Materi Dengan Pekerjaan (KMDP) b. Bobot materi (BM)

c. Waktu Penyajian Materi (WPM) d. Cara Penyajian Materi (CPM)

e. Kegunaan untuk Penerapan Di Tempat Kerja (KPDTK) f. Penyelenggaraan Secara Keseluruhan (PSK)

Contoh cara menghitung evaluasi terhadap penyajian dari institusi Pelatihan Tahap Pertama (EP-1) dengan rumus sebagai berikut :


(31)

Tabel 3.2

Cara Menghitung Evaluasi Pelatihan Tahap Pertama

Kriteria Yang Dinilai

Nilai Peserta Pelatihan Ani Budi Cicha Deni

1. KMDP 4 4 4 2

2. BM 3 3 3 3

3. WPM 3 4 2 2

4. CPM 4 4 3 3

5. KPDTK 3 3 4 2

6. PSK 3 3 3 3

Jumlah Nilai ( ∑x ) 20 21 19 15 Nilai rata-rata (x) 3,33 3,50 3,17 2,50 Nilai EP-1 {(x/5)x100} 67 70 63 50 Kriteria Nilai cukup baik cukup kurang Sumber : PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung

5. Evaluasi terhadap peningkatan kualitas peserta yang telah mendapat pelatihan tahap kedua (EP-2) mengunakan kriteria penilaian dan kategori nilai yang sama dengan evaluasi pada tahap pertama (EP-1), akan tetapi nilai perkriteria dikalikan bobot terlebih dahulu.

Untuk evaluasi pada tahap kedua (EP-2) ini meliputi 3 kriteria yang dinilai dengan bobot sebagai berikut :

a. Peningkatan Sikap dan Perilaku (PSDP) bobotnya 30%


(32)

32

c. Penyebarluasan Pengetahuan (PP) bobotnya 20%

Contoh cara menghitung evaluasi terhadap peningkatan kualitas peserta yang telah mendapat pelatihan sebagai berikut :

Tabel 3.3

Cara Menghitung Evaluasi Pelatihan Tahap Kedua

Kriteria Yang Dinilai

Nilai Peserta Pelatihan

Ani Budi Chica Deni 1. PSDP (30%)

2. PPDTK (50%) 3. PP (20%)

4 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 2 Nilai EP-2 {(nilai x bobot) / 5 x

100} Kriteria Nilai 66 Baik 70 Baik 50 Cukup 50 Kurang Sumber : PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung

6. Kesimpulan dari hasil Evaluasi Pelatihan

a. Evaluasi tahap pertama (EP-1) adalah hasil penilaian dari peserta pelatihan terhadap penyajian dari institusi pelatihan. Apabila terdapat kriteria nilai kurang dari ≥ 25% dari jumlah peserta, maka pelatihan tersebut kurang efektif sehingga perlu dikaji ulang apa penyebabnya berdasarkan kriteria yang dinilai.

b. Evaluasi tahap kedua (EP-2) adalah penilaian atasan peserta pelatihan terhadap penerapan hasil pelatihan ditempat kerjanya. Apabila nilai peserta pelatihan kurang maka Asman Adm Personalia menyampaikan


(33)

hasil Evaluasi Pelatihan tersebut kepada atasannya dan mengusulkan untuk diikutsertakan kembali pada pelatihan yang akan datang.


(34)

34 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1. Prosedur pengembangan dan pelatihan SDM yang diterapkan dalam perusahaan telah sesuai dengan hasil penetapan pihak perusahaan. Berbagai bentuk pengembangan dan pelatihan SDM yang telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan, sehingga didalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahpahaman. 2. Bentuk pengembangan dan pelatihan SDM yang dibuat perusahaan

telah mempermudah didalam pelaksanaannya, dimana terdapat tiga bentuk yang dapat dijadikan acuan didalam membedakan ruang lingkup pelaksanaan pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia Farma (Persero), Tbk. Plant Bandung.

3. Prosedur evaluasi hasil pengembangan dan pelatihan SDM yang diterapkan oleh perusahaan telah sesuai dengan hasil penetapan perusahaan sehingga dapat mempermudah pihak perusahaan dalam melakukan kegiatan evalusai hasil pengembangan dan pelatihan SDM. Dimana pihak perusahaan dapat menilai sejauh mana hasil yang telah diperoleh karyawannya dari pelaksanaan pengembangan dan pelatihan SDM yang telah diberikan oleh perusahaan kepada karywannya.


(35)

4.2. Saran

Penulis mengemukakan beberapa saran yang mungkin bisa membantu perusahaan dalam menjalankan pengembangan dan pelatihan SDM pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung, diantaranya :

1. Prosedur pengembangan dan pelatihan karyawan yang telah ditetapkan haruslah terus dijalankan sesuai dengan hasil penetapan pihak perusahaan dan prosedur pengembangan dan pelatihan karyawan pun harus dilaksanakan secara jelas dan berkelanjutan guna meningkatkan kompetensi dan komitmen karyawan sehingga tercapai strategi bisnis perusahaan yang telah ditetapkan. 2. Bentuk pengembangan dan pelatihan karyawan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan sebaiknya diinformasikan secara jelas kepada karyawan, agar karyawan mengetahui program pelatihan mana yang akan diikutinya.

3. Hasil evaluasi program pengembangan dan pelatihan harus disampaikan secara transparan kepada karyawan yang mengikuti pelatihan, agar karyawan yang kurang berkompetensi dapat dan atau diwajibkan untuk mengikuti program pelatihan kembali.

Dengan adanya program pengembangan dan pelatihan karyawan diharapkan pihak perusahaan dapat melaksanakan pengembangan dan pelatihan karyawan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan peraturan yang ada dan begitu pula dengan karyawan diharapkan mengikuti peraturan tersebut, guna untuk memudahkan perusahaan mencapai tujuannya dan meningkatkan kualitas kerja SDM perusahaan.


(36)

SISTEM PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN SDM

PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO), TBK.

PLANT BANDUNG

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Dalam menempuh jenjang S1

Program Studi Manajemen

Oleh :

NAMA : Irvan Syariful Nugraha

NIM

: 21208021

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(37)

ii

Puji dan Syukur Penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek yang berjudul “SISTEM PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN SDM PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT BANDUNG”.

Penulisan laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh jenjang Strata 1, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Sejak masa persiapan, penyusunan hingga penyelesaian kerja praktek ini, penulis mendapat banyak bantuan berupa saran, kritik, bimbingan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak.

Dengan rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih atas segala upaya dan telah sudi meluangkan waktu serta bimbingan sehingga tersusunlah laporan kerja praktek ini terutama kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan memberikan kemudahan dalam melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan laporan ini.

2. Kepada kedua orang tua yang selalu memberi dukungan baik secara moril dan materil.

3. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor UNIKOM

4. Ibu Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNIKOM


(38)

iii

5. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku dosen wali dan Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM.

6. Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty, M. Si., selaku dosen pembimbing. 7. Ibu Windi Novianti, SE., MM., selaku koordinator Kerja Praktek

8. Dosen-dosen Jurusan Manajemen Universitas Komputer Indonesia yang telah membantu dalam perkuliahan.

9. Bapak Ir.Soetardjo, selaku pembimbing kerja praktek yang telah memberikan kesempatan dan arahannya sehingga penulis dapat kerja praktek di PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung.

10.Karyawan PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung yang telah membantu semua kegiatan dalam melaksanakan kerja praktek.

11.Kepada semua teman-teman MN-1 yang selalu mendukung satu sama lain.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini dan selalu ingin memperbaikinya agar laporan ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis maupun bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, 4 Oktober 2011 Penulis


(39)

(40)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama Lengkap : Irvan Syariful Nugraha

Alamat : JL. Jend. Ahmad Yani RT. 03 RW. 05 No.57 Bandung 40281

Tempat/Tgl.Lahir : Bandung, 14 September 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki Telp : 085722191914 Riwayat Pendidikan :

 1995 – 2001 SDN Cicadas 22 Bandung  2001 – 2004 SMPN 45 Bandung

 2004 – 2007 SMA Pasundan 2 Bandung


(41)

(1)

SISTEM PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN SDM

PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO), TBK.

PLANT BANDUNG

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Dalam menempuh jenjang S1

Program Studi Manajemen

Oleh :

NAMA : Irvan Syariful Nugraha

NIM

: 21208021

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan Syukur Penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek yang

berjudul “SISTEM PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN SDM PADA PT

KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT BANDUNG”.

Penulisan laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh jenjang Strata 1, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Sejak masa persiapan, penyusunan hingga penyelesaian kerja praktek ini, penulis mendapat banyak bantuan berupa saran, kritik, bimbingan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak.

Dengan rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih atas segala upaya dan telah sudi meluangkan waktu serta bimbingan sehingga tersusunlah laporan kerja praktek ini terutama kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan memberikan kemudahan dalam melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan laporan ini.

2. Kepada kedua orang tua yang selalu memberi dukungan baik secara moril dan materil.

3. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor UNIKOM

4. Ibu Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNIKOM


(3)

iii

5. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku dosen wali dan Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM.

6. Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty, M. Si., selaku dosen pembimbing.

7. Ibu Windi Novianti, SE., MM., selaku koordinator Kerja Praktek

8. Dosen-dosen Jurusan Manajemen Universitas Komputer Indonesia yang telah membantu dalam perkuliahan.

9. Bapak Ir.Soetardjo, selaku pembimbing kerja praktek yang telah memberikan kesempatan dan arahannya sehingga penulis dapat kerja praktek di PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung.

10.Karyawan PT Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Bandung yang telah membantu semua kegiatan dalam melaksanakan kerja praktek.

11.Kepada semua teman-teman MN-1 yang selalu mendukung satu sama lain.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini dan selalu ingin memperbaikinya agar laporan ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis maupun bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, 4 Oktober 2011 Penulis


(4)

(5)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama Lengkap : Irvan Syariful Nugraha

Alamat : JL. Jend. Ahmad Yani RT. 03 RW. 05 No.57

Bandung 40281

Tempat/Tgl.Lahir : Bandung, 14 September 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Telp : 085722191914

Riwayat Pendidikan :

 1995 – 2001 SDN Cicadas 22 Bandung

 2001 – 2004 SMPN 45 Bandung

 2004 – 2007 SMA Pasundan 2 Bandung


(6)