GIRO PADA BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2016 Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 Untuk Akun-Akun Pada Laporan Posisi Keuangan Dan Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2015 Untuk Akun-Akun Pada Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain ___________________________________________________________________________________ 43 Pada tanggal 26 November 2015, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan No. 1721PBI2015 tentang perubahan kedua atas PBI No. 1515PBI 2013 tentang Giro Wajib Minimum bank Umum Dalam Rupiah dan valuta asing bagi Bank Umum Konvensional, Bank wajib memenuhi GWM dalam Rupiah yang terdiri dari GWM Primer sebesar 7,5. Peraturan tersebut berlaku efektif mulai tanggal 1 Desember 2015. Pada tanggal 16 Maret 2016, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan No. 183PBI2016 tentang perubahan ketiga atas PBI No. 1515PBI2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional. Bank wajib memenuhi GWM dalam Rupiah yang terdiri dari GWM Primer sebesar 6,5 dari dana pihak ketiga Rupiah. Peraturan tersebut berlaku efektif mulai tanggal 16 Maret 2016. Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, Giro Wajib Minimum GWM Bank telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 1310PBI2011 tanggal 9 Februari 2011 yang telah diubah dengan PBI No. 1515PBI2013 tanggal 24 Desember 2013 yang kemudian diubah dengan PBI No. 1712PBI2015 pada tanggal 1 Desember 2015 tentang perubahan atas PBI No. 1310PBI2011 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia BI dalam Rupiah dan valuta asing yang kemudian diubah dengan PBI No. 183PBI2016 tentang perubahan ketiga atas PBI No. 1515PBI2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional. GWM primer adalah simpanan minimum yang wajib dibentuk oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia, sedangkan GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dibentuk oleh Bank berupa Sertifikat Bank Indonesia “SBI”, Surat Utang Negara “SUN” danatau kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah Bank dari GWM Primer dan GWM Loan to Funding Ratio “LFR” yang dipelihara di Bank Indonesia. GWM LFR adalah tambahan simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia, besaran dan parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM LFR ditetapkan batas bawah LFR target 78 dan batas atas LFR target 92 serta KPMM Insentif 14. Batas atas LFR target Bank sebesar 94 dalam hal Bank memenuhi rasio kredit UMKM lebih cepat dari target waktu tahapan pencapaian rasio kredit UMKM, memenuhi rasio NPL total kredit secara bruto kurang dari 5 dan memenuhi rasio NPL kredit UMKM secara bruto kurang dari 5. Bank telah memenuhi Peraturan Bank Indonesia yang berlaku tentang GWM Bank Umum Konvensional dan Syariah pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2016 Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 Untuk Akun-Akun Pada Laporan Posisi Keuangan Dan Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2015 Untuk Akun-Akun Pada Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain ___________________________________________________________________________________ 44 Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 621PBI2004 tanggal 3 Agustus 2004 tentang “Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan prinsip Syariah” sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 823PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006, Peraturan Bank Indonesia No. 1023PBI2008 tanggal 16 Oktober 2008, dan terakhir berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 1516PBI2013 tanggal 24 Desember 2013, setiap Bank diwajibkan memelihara GWM dalam Rupiah dan valuta asing yang besarnya ditetapkan masing-masing sebesar 5 dan 1 dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing. Bank yang memiliki rasio pembiayaan dalam Rupiah terhadap dana pihak ketiga dalam Rupiah kurang dari 80, wajib memelihara tambahan GWM dalam Rupiah yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah dana pihak ketiganya.

6. GIRO PADA BANK LAIN a. Berdasarkan bank

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, saldo giro pada bank lain pihak ketiga yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah Entitas Anak masing-masing adalah sebesar Rp. 3.627.585 setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp. nihil dan sebesar Rp. 2.849.669 setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp. nihil. Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, tidak terdapat giro pada bank lain yang dijaminkan.

b. Berdasarkan kolektibilitas sesuai Peraturan Bank Indonesia

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, semua giro pada bank lain diklasifikasikan lancar. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2016 Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 Untuk Akun-Akun Pada Laporan Posisi Keuangan Dan Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2015 Untuk Akun-Akun Pada Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain ___________________________________________________________________________________ 45

c. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:

Penyisihan kerugian penurunan nilai dihitung berdasarkan kualitas aset produktif untuk perbankan Syariah sesuai dengan Catatan 2g. Pada tanggal 30 Juni 2016, tidak terdapat giro pada bank lain yang mengalami penurunan nilai.

7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN a. Berdasarkan jenis, pihak dan bank