Tatang Syaripudin, 2015 FILSAFAT  PENDIDIKAN  KI  HADJAR  DEWANTARA SEBAGAI TEORI PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP  PRAKTEK  PENDIDIKAN  UMUM DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Kedua,
hasil  penelitian  ini  akan  menjadi  masukan  bagi  pengembangan kurikulum mata kuliah dasar profesi MKDP dan mata kuliah keahlian fakultas
MKKF  pada  fakultas  ilmu  pendidikan  FIP  di  LPTK.
Ketiga
,  penelitian  ini merupakan  upaya  pelestarian  dan  pengembangan  filsafat  pendidikan  berbasis
kearifan lokal sebagai wujud upaya pengembangan etnopedagogik. 4. Kedudukan Masalah Penelitian dalam Bidang Studi Pendidikan Umum
Penelitian  filsafat  pendidikan  Ki  Hadjar  Dewantara  sebagai  teori pendidikan dan implikasinya terhadap praktek pendidikan umum dalam konteks
pendidikan  nasional  merupakan  penelitian  yang  berkenaan  dengan  landasan filosofis  pendidikan,  khususnya  landasan  filosofis  pendidikan  umum.  Masalah
penelitian  ini  tergolong  ke  dalam  kajian  pedagogik  teoretis,  yaitu  filsafat pendidikan sebagai salah satu konsentrasi kajian  pada program studi pendidikan
umum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
B. Rumusan Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah Pendidikan  dipandang  sangat  penting  bagi  kelangsungan  eksistensi
manusia, baik dalam kedudukannya sebagai individu, anggota masyarakat, warga negara, warga dunia dan sebagai makhluk Tuhan Yang  Maha  Esa. Sehubungan
dengan  itu,  selain  di  dalam  keluarga  dan  masyarakat,  pendidikan diselenggarakan  pula  di  sekolah.  Dalam  perjalanan  sejarah  bangsa  kita,
pemerintah  pun    turut  bertanggung  jawab  mengurusi  pendidikan  bagi  warga negaranya.  Memang  ada  perbedaan  orientasi  dan  tujuan  penyelenggaraan
pendidikan    bagi  setiap  pemerintahan  pada  setiap  zamannya.  Bahkan  pernah terjadi  juga  penyelenggaraan  pendidikan  tersebut  justru  bertentangan  atau  tidak
sesuai  dengan  harapan  bangsa  kita.  Ini  terjadi  seperti  pada  pendidikan  yang diselenggarakan  pemerintahan  kolonial  Belanda  dan  pemerintahan  pendudukan
militerisme  Jepang.  Respon  atas  keadaan  ini,  maka  diselenggarakanlah pendidikan oleh  kaum pergerakan yang berupaya mewujudkan harapan bangsa.
Dalam  konteks  ini  antara  lain  kita  mengenal  Ki  Hadjar  Dewantara  dengan Perguruan  Nasional  Taman  Siswa-nya,  Mohammad  Syafei  dengan  INS
Kayutanam-nya,  Dewi  Sartika  dengan  Sakola  Kautamaan  Istri-nya,  juga
Tatang Syaripudin, 2015 FILSAFAT  PENDIDIKAN  KI  HADJAR  DEWANTARA SEBAGAI TEORI PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP  PRAKTEK  PENDIDIKAN  UMUM DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pendidikan  yang  diselenggarakan  oleh  berbagai  ormas  seperti  Muhammadiyah, Nahdlatul  Ulama,  dll.  Deskripsi  ini  menunjukkan  bahwa  berbagai  pihak
memandang pendidikan sebagai sesuatu yang penting. Mengingat  begitu  pentingnya  pendidikan,  sejak  kemerdekaannya,  bangsa
Indonesia  terus  berupaya  membangun  sistem  pendidikan  nasionalnya.  Berbagai perubahan  yang  dimaksudkan  sebagai  inovasi    telah  diupayakan
–    baik berkenaan  dengan  peraturan  perundang-undangan,  kurikulum,  anggaran  belanja
pendidikan,  dsb. –    yang  ditujukan  demi  peningkatan  pemerataan  pendidikan,
relevansi pendidikan, efisiensi pendidikan dan mutu pendidikan.  Tetapi  dibalik itu semua, belakangan dan hingga sekarang bangsa kita masih mengalami krisis
dalam berbagai aspek kehidupan multi dimensi. Sehubungan dengan ini, boleh jadi  ada  sesuatu  yang  salah  dalam  penyelenggaraan  pendidikan  nasional  kita,
khususnya  dalam  penyelenggaraan  pendidikan  umum  di  sekolah.  Apakah  akar penyebab  permasalahan  yang  kita  hadapi  ini,  dan  bagaimana  upaya  untuk
mengatasinya? Menyimak
kesenjangan-kesenjangan faktual
sebagaimana telah
dideskripsikan  pada  latar  belakang  penelitian,  permasalahan  yang  kita  hadapi meliputi aspek teoretis dan aspek praksis. Aspek teoretis meliputi pengembangan
ilmu  pendidikan  termasuk  landasan  filosofis  pendidikannya,  sedangkan  aspek praksis  meliputi  kebijakan-kebijakan  pendidikan  yang  diambil  dan  praktek-
praktek  pendidikan  yang  diselenggarakan.  Dengan  asumsi  bahwa  teori pendidikan  seharusnya  melandasi  praktek  pendidikan,  maka  akar  pernyebab
permasalahan  dalam  bidang  pendidikan  umum  yang  kita  hadapi  ini  hakikatnya bersumber  dari  aspek  teoretis.  Adapun  aspek  teoretis  yang  paling  mendasar
adalah  mengenai landasan filosofis pendidikan. Dalam  upaya  mengatasi  berbagai  permasalahan  pendidikan,  perubahan
atau  “pembaruan”  berupa  kebijakan  dan  praktek-praktek  pendidikan  telah banyak  dilakukan,  demikian  juga  upaya  pengembangan  keilmuan  pendidikan.
Sampai  saat  ini  pemerintah  telah  beberapa  kali  mengambil  kebijakan  untuk melakukan
perubahan atau penyesuaian kurikulum. “Penyesuaian kurikulum di Indonesia  telah  dilakukan  berkali-kali  yang  menyangkut  pendidikan  dasar  dan
Tatang Syaripudin, 2015 FILSAFAT  PENDIDIKAN  KI  HADJAR  DEWANTARA SEBAGAI TEORI PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP  PRAKTEK  PENDIDIKAN  UMUM DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menengah  bahkan  kurikulum  di  Indonesia  dianggap  yang  paling  sering  diubah dibandingkan  dengan  negara  ma
napun”  Suryadi,  2012,  hal.  84.  Proyek pengadaan buku pelajaran dan peningkatan kualifikasi pendidikan guru telah dan
sedang  terus  dilaksanakan.  Demikian  pula  telah  banyak  penelitian  pendidikan dilakukan  di  berbagai  LPTK.  Namun  demikian,  semua  ini  belum  menyentuh
akar penyebab permasalahan yang kita hadapi, karena upaya pemecahan masalah tersebut  lebih  cenderung  berkenaan  dengan  aspek  praksis.  Sekalipun  riset  ilmu
pendidikan telah banyak dilakukan, namun riset ini pun lebih berkenaan dengan pedagogik praktis, sebaliknya kurang menyentuh pedagogik teoretis dan bahkan
sangat-sangat kurang menyentuh bidang filsafat pendidikan sebagai  landasannya yang  ideal.  Keadaan  demikian  merupakan  fenomena  yang  umum  terjadi,
sebagaimana  dinyatakan O’neil  bahwa:  “Ironisnya,  kapan  saja  seseorang
menghadapi  problema  pendidikan  yang  mendesak  dan  harus  segera  ditemukan pemecahannya, cenderung untuk bergerak menjauhi yang ideal … dan berganti
arah ke yang praktis …” 2008, hal. xxxiii .
Hasil deduksi dari Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia  Nomor 20 Tahun  2003  disimpulkan  bahwa  penyelenggaraan  pendidikan  umum  dalam
konteks  pendidikan  nasional  idealnya  berdasarkan    Pancasila  dan  Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang  berakar pada nilai-
nilai  agama,  kebudayaan  nasional  Indonesia  dan  tanggap  terhadap  perubahan zaman.    Namun  demikian,  para  ahli  dan  praktisi  pendidikan
– secara langsung atau  pun  tidak  langsung  serta  disadari  maupun  tidak  disadari
–  dalam  tataran teoretis  maupun  praksisnya,  turut  dipengaruhi  oleh  filsafat  pendidikan  dengan
latar belakang budaya tertentu yang dikemukakan oleh berbagai filsuf dari mana pun  asalnya.  Aplikasi
secara  membabibuta
metode  dan  hasil  riset  kuantitatif dalam  bidang  pendidikan,  merupaka
n contoh “penerimaan” filsafat Positivisme dalam  pendidikan  yang  cukup  fenomenal    terjadi  belakangan    ini.  Hal  ini
sebagaimana  dinyatakan  Sanusi  bahwa: “apabila  di  banyak  lingkungan  elit
politik  dan  elit  pengusaha  lebih  signifikan  berkumandangnya  sekularisme,  ... sedang  di  banyak  elit  terpelajar  lebih  banyak  tafsiran  yang  positifis-rasional-
ilmiyah bebas-nilai
value-free
” dalam Natawidjaja, 2008, hal. 53.
Tatang Syaripudin, 2015 FILSAFAT  PENDIDIKAN  KI  HADJAR  DEWANTARA SEBAGAI TEORI PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP  PRAKTEK  PENDIDIKAN  UMUM DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Fenomena di atas menunjukkan bahwa  penyelenggaraan pendidikan umum belum  sepenuhnya  mengacu  kepada  landasan  sebagaimana  diamanatkan  dalam
Pasal  1  Undang-Undang  Republik  Indonesia    Nomor  20  Tahun  2003.  Adapun hal  ini  terjadi  atas  dasar  dua  kemungkinan  sebagai  penyebabnya.  Pertama,  kita
belum  memiliki  kejelasan  tentang  landasan  pendidikan  umum  yang  seharusnya dianut,  sehingga  terombang-ambing  ditengah-tengah  pengaruh  berbagai  aliran
filsafat pendidikan yang ada.  Kedua, sesungguhnya kita sudah diwarisi tentang landasan  pendidikan  umum  tersebut  sebagaimana  telah  dirumuskan    dan
dipraktekkan  oleh  para  pemikir  dan  praktisi  pendidikan  terdahulu,  tetapi  kita belum memiliki kejelasan tentang  hal  tersebut  dan belum menginternalisasinya,
akhirnya    kita  terombang-ambing  pula  karena  tidak  berfungsinya  landasan pendidikan tersebut  dalam praktek.
Penulis  berasumsi  bahwa  kemungkinan  yang  kedua  itulah  yang  dialami oleh  bangsa  ini.  Argumentasinya,  bahwa  dalam  perjalanan  sejarah  bangsa  kita,
telah  banyak  pemikir  dan  praktisi  yang  memperjuangkan  pendidikan  secara kontekstual agar sesuai dengan eksistensi kita sebagai  bangsa Indonesia,  salah
seorang  dari  mereka  adalah  Ki  Hadjar  Dewantara.  Ki  Hadjar  Dewantara  telah berpikir  dan  menyelenggarakan  pendidikan  yang  bersifat  kultural  nasional.  Ini
dapat  kita  pahami  dari  fakta-fakta  yang  dikemukakan  para  ahli  sejarah  dalam konteks  perjuangan  beliau  dalam  upaya  merebut  kembali  kemerdekaan  bangsa
Indonesia  dari  kaum  penjajah  dan  dalam  perjuangannya  untuk  mengisi kemerdekaan.  Ki  Hadjar  Dewantara  adalah  salah  seorang  tokoh  yang    telah
mewariskan  hasil  pemikirannya  tentang  pendidikan  serta  memberikan  teladan pengaplikasiannya dalam  penyelenggaraan pendidikan nasional.
2. Rumusan Masalah Mengacu  kepada  uraian  di  atas,  secara  umum  masalah  penelitian  ini
adalah:  Bagaimanakah  deskripsi  filsafat  pendidikan  Ki  Hadjar  Dewantara, relevansinya  sebagai  teori  pendidikan  dan  implikasinya  terhadap  praktek
pendidikan umum dalam konteks pendidikan nasional? Masalah tersebut dirinci
ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1  Bagaimanakah deskripsi filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara?
Tatang Syaripudin, 2015 FILSAFAT  PENDIDIKAN  KI  HADJAR  DEWANTARA SEBAGAI TEORI PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP  PRAKTEK  PENDIDIKAN  UMUM DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
2  Apakah filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara relevan sebagai  teori pendidikan dalam konteks pendidikan nasional ?
3 Apa sajakah implikasi filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara terhadap
praktek pendidikan umum? Ada  beberapa  istilah  yang  perlu  dijelaskan  sehubungan  dengan  masalah
penelitian  di  atas,  yaitu:    filsafat  pendidikan,  relevansi,  implikasi,  teori pendidikan,  praktek pendidikan umum,  pendidikan nasional.
1 Filsafat Pendidikan
Filsafat  pendidikan  adalah  sistem  konsep  pendidikan  yang  bersifat komprehensif  mendasar  sebagai  hasil  berfikir  reflektif  sistematis  dan    kritis
kontemplatif.  Adapun  sistem  konsep  pendidikan  yang  dimaksud  adalah  hasil pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang telah dipublikasikan  dalam bentuk tulisan
berupa  artikel,  brosur  dan  surat,  serta  pernyataan  dalam  pidato  yang    telah didokumentasikan oleh Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.
2 Relevansi
Relevansi adalah hubungan sesuatu hal terhadap hal lainnya. Hubungan ini menggambarkan  tentang  kesesuaian  antara  dua  hal  atau  beberapa  hal.  Dalam
penelitian  ini  yang  dimaksud  relevansi  adalah  kesesuaian  konsep  filsafat pendidikan  Ki  Hadjar  Dewantara  sebagai  teori  pendidikan  dengan  Pancasila,
Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1945,    Undang- Undang  Nomor  20  Tahun  2003  Tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional,  dan
relevansinya dengan keadaan zaman. 3  Implikasi
Implikasi  adalah suatu pernyataan  yang menunjukkan keterlibatan sesuatu hal  terhadap  hal  lainnya;  atau  hal  yang  dapat  dipahami  sekalipun
–  sepanjang belum tersingkap
– belum terekspresikan di dalam sesuatu yang tersurat, namun di dalamnya telah tersirat karena sesuatu yang dapat dipahami itu pada dasarnya
berada  dalam  sesuatu  yang  tersurat. Di  dalam  logika,  implikasi  dinotasikan
dengan lambang:  p           q  jika p maka q. Ada dua jenis operasi implikasi, yaitu:  1  operasi  implikasi  dalam  arti  logika  formal,  dan  2  operasi  implikasi
dalam arti logika yang mengacu kepada suatu ontologi tertentu. Dalam penelitian
Tatang Syaripudin, 2015 FILSAFAT  PENDIDIKAN  KI  HADJAR  DEWANTARA SEBAGAI TEORI PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP  PRAKTEK  PENDIDIKAN  UMUM DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
ini,  jenis  operasi  implikasi  nomor  2  itulah  yang  digunakan.  Kriteria kebenarannya dideskripsikan pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Kriteria Kebenaran Implikasi
P                 q lalu
P                  q i                   i
i                   o i
o
Keterangan:    i = pernyataan benar;    o = pernyataan salah.
Mengacu  kepada  uraian  di  atas,  implikasi  dalam  penelitian  ini dimaksudkan sebagai makna tersurat maupun tersirat tentang praktek pendidikan
umum  yang  ideal  dalam  konteks  pendidikan  nasional  yang  diturunkan  dari filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
4. Teori Pendidikan Dalam  penelitian  ini  definisi  teori  pendidikan  mengacu  kepada  pendapat
Kneller tentang teori, yaitu sebagai ”a set of coherent thought”
1971, hal. 41. Kebenaran teori bukan didasarkan atas kesesuaiannya dengan realitas, melainkan
dengan  asumsi-asumsi  yang  berlaku  atau  asumsi-asumsi  yang  dianut.  Teori demikian diperoleh dengan berpikir deduktif  dari filsafat  yang telah ada. Dalam
hal  ini,    maka  teori    pendidikan  merupakan  seperangkat  fikiran  yang  berkaitan erat sebagai petunjuk praktis. Teori pendidikan bukan sekedar penjelasan tentang
fenomena pendidikan, melainkan merupakan petunjuk  untuk  menyelenggarakan danatau  mengontrol praktek pendidikan.
5. Pendidikan Umum Pendidikan umum adalah program pendidikan bagi semua orang generasi
muda,  dalam  rangka  mengembangkan  nilai-nilai,  sikap-sikap,  pemahaman- pemahaman  dan  keterampilan-keterampilan  yang  esensial  berkenaan  dengan
masalah  pribadi,  sosial,  dan  keagamaan  secara  terintegrasi  agar  dapat  hidup secara  memuaskan  dalam  kedudukannya  sebagai  pribadi,  anggota  keluarga,
pekerja  maupun  sebagai  warga  negara  dalam  masyarakat  yang  demokratis.  Ini
Tatang Syaripudin, 2015 FILSAFAT  PENDIDIKAN  KI  HADJAR  DEWANTARA SEBAGAI TEORI PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP  PRAKTEK  PENDIDIKAN  UMUM DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
hakikatnya  adalah  program  pendidikan  untuk  semua  orang  dalam  rangka memanusiakan manusia.
6. Pendidikan Nasional Pendidikan  nasional  adalah  pendidikan  yang  berdasarkan  Pancasila  dan
Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1945  yang  berakar pada  nilai-nilai  agama,  kebudayaan  nasional  Indonesia  dan  tanggap  terhadap
tuntutan perubahan zaman Pasal 1 ayat 2 UU RI No. 20 Tahun 2003.
C. Tujuan Penelitian