xxxiii
3. Prinsip-Prinsip Dalam Asuransi
Pelaksanaan perjanjian antara perusahaan asuransi dan nasabah tidak dapat dilakukan secara sembarangan, melainkan harus dilakukan
sesuai dengan prinsip-prinsip asuransi dengan tujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari antara kedua belah pihak.
Adapun prinsip-prinsip asuransi tersebut, antara lain:
26
a. Insurable Interest, adalah perihal berdasarkan hukum
untuk mempertanggungkan suatu resiko berkaitan dengan keuangan yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dan yang
dipertanggungkan, serta dapat menimbulkan hak dan kewajiban keuangan secara hukum.
b. Utmost Good Faith itikad baik, yaitu penetapan suatu
kontrak yang didasarkan kepada itikad baik antara tertanggung dan penanggung mengenai seluruh informasi baik materil maupun
immateril. c.
Indemnity atau ganti rugi, yaitu mengendalikan posisi keuangan tertanggung setelah terjadi kerugian seperti pada posisi
sebelum terjadinya kerugian. Prinsip ini tidak berlaku dalam asuransi jiwa dan kecelakaan, karena prinsip ini hanya didasarkan pada
kerugian yang bersifat keuangan. d.
Proximate Cause adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya peristiwa berantai dan intervensi kekuatan
lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari sumber baru dan independent.
26
Kasmir, Op.cit., hal. 282-283.
xxxiv
e. Subrogation, merupakan hak penanggung yang telah
memberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransi mengalami kerugian.
Artinya penggantian kerugian tidak mungkin lebih besar dari kerugian yang diderita.
f. Contribution, yaitu suatu prinsip dimana penanggung
berhak mengajak penanggung lainnya yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada
tertanggung meskipun
jumlah tanggungan
masing-masing penanggung tidak sama besar.
4.
Manfaat Asuransi
Asuransi banyak sekali kegunaannya, baik untuk perorangan individu, bagi masyarakat maupun perusahaan.
27
Riegel dan Miller mengemukakan beberapa faedah asuransi sebagai berikut:
28
a. Asuransi membuat masyarakat dan perusahaan berada
dalam keadaan aman. b.
Dengan asuransi,
efisiensi perusahaan
business efficiency dapat dipertahankan, sehingga untuk menjaga kelancaran
perusahaan going concern dengan jalan pertanggungan akan mengurangi dan memperkecil resiko yang terjadi.
c. Adanya suatu kecenderungan, penarikan biaya akan
dilakukan seadil mungkin the equitable assetsment of cost, atau
27
Abbas Salim, Op.cit., hal. 11.
28
R. Riegel dan J.S. Miller, Insurance Principles and Practices, Prentice Hall, dalam Abbas Salim, Ibid., hal. 12-14.
xxxv
ongkos asuransi harus adil menurut besar kecilnya resiko yang dipertanggungkan.
d. Asuransi menjadi dasar pemberian kredit insurance
serves as a basis of credit. e.
Asuransi merupakan alat penabung saving. f.
Asuransi sebagai suatu sumber pendapatan earning power yang didasarkan kepada financing the business.
Dengan demikian, keuntungan asuransi adalah keuntungan bagi perusahaan asuransi dan bagi nasabah, dimana bagi perusahaan
asuransi akan memberikan keuntungan dari premi yang dibayarkan ke nasabah, keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain,
serta keuntungan hasil bunga dari investasi surat berharga, sementara bagi nasabah adalah memberikan rasa aman, merupakan simpanan yang
pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali, terhindar dari resiko kerugian dan kehilangan, memperoleh penghasilan di masa yang akan
dating, dan memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.
29
5. Obyek, Tujuan dan Sasaran Asuransi