Peristiwa-Peristiwa Yang Mengakibatkan Terjadinya Kebakaran

BAB IV Tingkat Kepercayaan

• Kematian yaitu kecelakaan yang menyebabkan kematian. • Cacat menetap yaitu kecelakaan yang berakibat pembatasan atau gangguan fisik ataupun mental yang menetap. • Cacat sementara yaitu kecelakaan yang menyebabkan tidak mampu bekerja sekurang-kurangnya satu hari setelah hari terjadinya kecelakaan. • Statistik memperlihatkan bahwa setiap peristiwa atau kecelakaan akibat kerja dengan kompensasi terjadi bersama-sama dengan 29 peristiwa kecelakaan kecil dan 300 kecelakaan tanpa luka yang disebut peristiwa hampir kecelakaan.

BAB V Sejarah Keselamatan Kerja di Indonesia

• Pada abad 17 sampai abad 18 masalah keselamatan belum terlalu diperhatikan sehingga sering kali terjadi kecelakaan. • Baru pada abad 19 atau tepat tahun 1907 dibuat Undang-undang tentang keselamatan kerja yang bernama ”Veiligheids reglement”. • Kemudian setelah itu digantikan oleh Undang-undang Nomor I tentang Keselamatan Kerja dan didirikannya ikatan Higene Perusahaan yang terus eksis hingga sekarang.

BAB VI PERUNDANG-UNDANGAN DALAM KESELAMATAN KERJA

Undang-undang no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja • Pembaruan dan perluasannya adalah mengenai hal-hal berikut: • Perluasan lingkungan hidup. Perubahan pengawasan represif menjadi preventif. Perumusan teknis yang lebih tegas. Penyesuaian tata usaha sebagaimana diperlukan pelaksanaan pengawasan. Tambahan pengaturan pembinaan keselamatan kerja bagi pimpinan perusahaan dan tenaga kerja. Tambahan pengaturan pemungutan retribusi tahunan. UU Kecelakaan • Yang perlu diperhatikan antara lain: Kecelakaan, Kecenderungan untuk celaka, Statistik tentang faktor manusiawi dan penyebab kecelakaan, Keselamatan dan pengalaman, Sikap terhaadap keselamatan, Pertentangan diantara produksi dan keselamatan, Kecelakaan dan keampuhan sistem, Komunikasi dan keselamatan, serta Faktor manusiawi dan pencegahan kecelakaan.

BAB VIII Peristiwa-Peristiwa Yang Mengakibatkan Terjadinya Kebakaran

• Peristiwa-peristiwa yang mengakibatkan terjadinya kebakaran adalah sebagai berikut:Nyala api dan bahan-bahan yang pijar, Penyinaran, Peledakan uap atau 8 gas, Peledakan debu atau noktah zat cair, Percikan api, Terbakar sendiri, Reaksi kimiawi, Kebakaran dan merokok, Zat-zat yang mudah terbakar. • Pencegahan dan perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran adalah sebagai berikut: Penyimpanan • Dalam perencanaan tempat penyimpanan bahan, baik sifat maupun bentuk material perlu mendapatkan perhatian. Pengolahan • Jika proses produksi memungkinkan penggantian dengan bahan yang kurang berbahaya ditinjau dari segi kebakaran, maka risiko dapat dikurangi Meniadakan sumber-sumber terjadinya awal mula kebakaran • Harus terdapat pemisah yang tepat antara bahan-bahan yang mudah terbakar dan alat pemanas. BAHAN-BAHAN YANG DAPAT MELEDAK • Zat-zat padat termsuk logam yang mudah terbakar • Uap-uap zat cair yang mudah terbakar • Gas-gas yang mudah terbakar Tiga Syarat Peledakan : • Bahan yang mudah terbakar • Udara atau unsur penunjang lain bagi terjadinya kebakaran • Sumber terjadinya nyala atau suhu di atasnya temperatur suatu zat terbakar Pencegahan terhadap bahaya ledakan adalah sebagai berikut: • Pencegahan terjadinya campuran yang dapat terbakar atau meledak yakni dengan mencegah bebasnya debu, uap dan gas dengan pemakaian ventilasi mekanis yang baik • Menghilangkan sumber-sumber nyala api • Risiko bahaya dapat dikendalikan dengan pengamatan cermat bahan-bahan yang bersangkutan pada semua tingkat pengolahannya. KEBAKARAN AKIBAT INSTALASI LISTRIK • Instalasi tidak memakai sekring atau sekring diganti oleh kawat. • Pemasangan kabel-kabel yang tidak tepat sehingga terjadi hubungan pendek. • Keadaan kabel-kabel, baik dalam instalasi listrik, maupun peralatan listrik, yang sudah usang atau rusak. Usaha pencegahannya: • Sekring harus dipakai dan merupakan perlindungan efektif • Instalasi harus dikerjakan dengan memenuhi syarat dan oleh tenaga ahli. • Jaringan listrik harus selalu dirawat, dilindungi dari pengaruh-pengaruh yang mungkin ada. • Sambungan-sambungan kawat harus dipasang sedemikian, sehingga tidak terbuka dan menjadi sebab terjadinya hubungan pendek. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN • Pencegahan kecelakaan akibat kecelakaan atau keadaan panik • Pembuatan bangunan yang tahan api • Pengawasan yang teratur dan berkala • Penemuan kebakaran pada tingkat awal dan pemadamannya 9 • Pengendalian kerusakan untuk memebatasi kerusakan sebagai akibat kebakaran dan tindakan pemadamannya PROGRAM OPERASIONAL SERENTAK, SINGKAT PADAT UNTUK PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN DAN KEBAKARAN – Program tersebut dapat ditelaah dari Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. 158 Tahun 1972 tentang Program Operasional Serentak, Singkat, Padat untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran beserta dua lampirannya dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. 170 Tahun 1972 tentang Penunjukan Pejabat yang Berwenang Menetapkan Ahli Keselamatan Kerja Bidang Kebakaran bersama lampiran- lampirannya. PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN • Kwalifikasi • Meliputi kegesitan, mental, kesehatan fisik, kemampuan fisik dan tingkat kecekatan. • Latihan. • Petugas pemadam kebakaran tidak dipilin atas dasar pengalaman semata-mata, melainkan dibentuk dan dibina melalui program latihan yang meliputi pendidikan teori, latihan jasmani, praktek tentang dan pengalaman-pengalaman yang benar-benar didapat dari pemadaman kebakaran. • Bahaya-bahaya yang dihadapi. • Penyakit-penyakit kardiovaskuler dan pernapasan, keseleo, kelelahan, luka serut, terbakar, patah tulang, kematian dll. Usaha-usaha kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas-petugas pemadam kebakaran: – Latihan yang sebaik-baiknya. – Perlengkapan dan peralatan pemadam kebakaran yang memadai. – Penggunaan alat-alat proteksi diri.

BAB IX PESAWAT UAP