ESELAMATAN KERJA BY ASTONI SINAMBELA

(1)

CRITICAL BOOK REPORT

Keselamatan kerja dan tata letak bengkel

Ir.Firdaus, M.Kes.

D

i

s

u

s

u

n

Oleh :

Nama : Astoni Sinambela

Nim : 5171121001

FAKULTAS TEKNIK

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan saya rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga saya bisa menyusun atau menyelesaikan tugas CBR (Critical Book Report). Penulisan ini saya sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang saya miliki, dan tugas ini disususun dalam rangka memenuhi tugas CBR pada mata kuliah Keselamatan Kerja dan tata letak bengkel(K3).

Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan tugas ini, dan Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada pihak- pihak yang telah membantu dan memberikan bimbinganya kepada saya untuk menyelesaikan tugas CBR ini hingga selesai.

Medan,19 Oktober2017

Astoni Sinambela


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR... 2

DAFTAR ISI... 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang... 4

1.2 Tujuan... 4

1.3 Manfaat... 4

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Identitas Buku... 5

2.2 Ringkasan isi buku... 5

2.3 Perbandingan Antara kedua buku... 16

2.4 Kelebihan... 16

2.5 Kelemahan... 16

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... 17

3.2 Saran... 17


(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Critical Book Report ini mahasiwa dituntut untuk mengkritisi sebuah buku yang terkakreditasi, dan meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat dipahami oleh mahasiswa yang melakukan Critical book report ini, termasuk didalamnya mengerti akan kelemahan dan keunggulan dari jurnal yang akan dikritisi dengan membandingkannya dengan jurnal yang sejenis.

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka / cacat maupun pencemaran.

1.2 Tujuan Penulisan Cbr

 Untuk memenuhi tugas mata kuliah K3

 Untuk mengulas isi setiap materi yang dibahas dalam sebuah buku

 Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam jurnal yang dikritikalisasi

 Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang di berikan oleh setiap materi yang ada dalam sebuah buku

 Membandingkan isi jurnal pada implikasinya terhadap pada kehidupan nyata

1.3 Manfaat Penulisan Cbr

 Agar pembaca maupun penulis tanggap terhadap hal-hal penting yang ada didalam buku ini

 Untuk memahami tentang Kesehatan dan keselamatan kerja yang ada dalam jurnal ini

 Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana kesehatan dan keselamatan kerja

 Melatih Kemampuan penulis dalam mengkritikalisasi sebuah buku dan memandingkannya dengan buku yang lain


(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku BUKU PERTAMA

Judul Buku : Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan Pengarang : Suma’mur P.K.

Penerbit : Haji Masagung

Tahun Terbit : 1981

ISBN : 979-412-069-3


(6)

BUKU PEMBANDING

Nama Buku : Keselamatan Kerja Dan Tata Laksana Bengkel Penulis ; Tia Setiawan

Harun Edisi : pertama Tahun Terbit : 1980

Jumlah Halaman : 227 Halaman Ukuran buku : 14 x 20 cm

Penerbit : REMAJA KARYA OFFSET

2.2 Ringkasan isi buku BUKU PERTAMA

BAB I

Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan

• Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya.

• Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja adalah penerapan teknologi. • Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja.

• Tujuan keselamatan kerja adalah melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas nasional, menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja, dan sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.


(7)

• Keselamatan kerja dapat dinilai seperti berikut, yaitu: keselamatan kerja sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.

• Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek, yaitu: perlindungan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan, moral kerja, serta perlakuan yang sesuai martabat manusia dan moral agama.

• Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi pengusaha dan buruh akan membawa iklim keamanan dan ketenangan kerja.

• Keselamatan kerja memiliki latar belakang sosial-ekonomis dan kultural yang sangat luas.

• Tingkat pendidikan, latar belakang kehidupan yang luas seperti kebiasaan-kebiasaan, kepercayaan-kepercayaan, dan lain-lain erat bersangkutan dengan permasalahan keselamatan kerja tersebut.

BAB II

Kecelakaan Akibat Kerja dan Pencegahannya

• Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.

• Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubungan hubungan kerja pada perusahaan.

• Kecelakaan adalah akibat langsung dari pekerjaan atau kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.

• Tiga kelompok kecelakaan akibat kerja, yaitu: kecelakaan akibat kerja di perusahaan, kecelakaan lalu lintas, dan kecelakaan di rumah.

• Kerugian akibat kecelakaan kerja, yakni: kerusakan, kekacauan organisasi, keluhan dan kesedihan, kematian, dan kelainan (cacat).

• Kecelakaan itu ada sebabnya, secara umum adalah akibat tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts) dan akibat keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe condition).

• Kecelakaan diselidiki dengan tujuan supaya menentukan siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan dan mencegah terulangnya peristiwa serupa. • Pencegahan dari kecelakaan bisa berupa peraturan-peraturan, standarisasi,

pengawasan, penelitian yang bersifat teknik, dan riset media.

BAB III

Statistik Kecelakaan Akibat Kerja

• Statistik kecelakaan akibat kerja meliputi kecelakaan yang dikarenakan atau diderita pada waktu menjalankan pekerjaan yang berakibat fatal hingga berujung kematian akibat kecelakaan kerja.

• Statistik kecelakaan industri dapat pula mencakup kecelakaan yang dialami tenaga kerja selama dalam perjalanan ke atau dari perusahaan.

• Pengumpulan statistik sangat berguna bagi usaha pencegahan kecelakaan. • Perhitungan angka kecelakaan, yaitu:

F adalah frekuensi kecelakaan. S adalah angka berat kecelakaan.


(8)

BAB IV

Tingkat Kepercayaan

• Kematian yaitu kecelakaan yang menyebabkan kematian.

• Cacat menetap yaitu kecelakaan yang berakibat pembatasan atau gangguan fisik ataupun mental yang menetap.

• Cacat sementara yaitu kecelakaan yang menyebabkan tidak mampu bekerja sekurang-kurangnya satu hari setelah hari terjadinya kecelakaan.

• Statistik memperlihatkan bahwa setiap peristiwa atau kecelakaan akibat kerja dengan kompensasi terjadi bersama-sama dengan 29 peristiwa kecelakaan kecil dan 300 kecelakaan tanpa luka yang disebut peristiwa hampir kecelakaan.

BAB V

Sejarah Keselamatan Kerja di Indonesia

• Pada abad 17 sampai abad 18 masalah keselamatan belum terlalu diperhatikan sehingga sering kali terjadi kecelakaan.

• Baru pada abad 19 atau tepat tahun 1907 dibuat Undang-undang tentang keselamatan kerja yang bernama ”Veiligheids reglement”.

• Kemudian setelah itu digantikan oleh Undang-undang Nomor I tentang Keselamatan Kerja dan didirikannya ikatan Higene Perusahaan yang terus eksis hingga sekarang.

BAB VI

PERUNDANG-UNDANGAN DALAM KESELAMATAN KERJA

Undang-undang no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja • Pembaruan dan perluasannya adalah mengenai hal-hal berikut: • Perluasan lingkungan hidup.

Perubahan pengawasan represif menjadi preventif. Perumusan teknis yang lebih tegas.

Penyesuaian tata usaha sebagaimana diperlukan pelaksanaan pengawasan.

Tambahan pengaturan pembinaan keselamatan kerja bagi pimpinan perusahaan dan tenaga kerja.

Tambahan pengaturan pemungutan retribusi tahunan. UU Kecelakaan

• Yang perlu diperhatikan antara lain: Kecelakaan, Kecenderungan untuk

celaka, Statistik tentang faktor manusiawi dan penyebab kecelakaan, Keselamatan dan pengalaman, Sikap terhaadap keselamatan, Pertentangan diantara produksi dan keselamatan, Kecelakaan dan keampuhan sistem, Komunikasi dan keselamatan, serta Faktor manusiawi dan pencegahan kecelakaan.

BAB VIII

Peristiwa-Peristiwa Yang Mengakibatkan Terjadinya Kebakaran

• Peristiwa-peristiwa yang mengakibatkan terjadinya kebakaran adalah sebagai berikut:Nyala api dan bahan-bahan yang pijar, Penyinaran, Peledakan uap atau


(9)

gas, Peledakan debu atau noktah zat cair, Percikan api, Terbakar sendiri, Reaksi kimiawi, Kebakaran dan merokok, Zat-zat yang mudah terbakar.

Pencegahan dan perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran adalah sebagai berikut:

Penyimpanan

• Dalam perencanaan tempat penyimpanan bahan, baik sifat maupun bentuk material perlu mendapatkan perhatian.

Pengolahan

• Jika proses produksi memungkinkan penggantian dengan bahan yang kurang berbahaya ditinjau dari segi kebakaran, maka risiko dapat dikurangi

Meniadakan sumber-sumber terjadinya awal mula kebakaran

• Harus terdapat pemisah yang tepat antara bahan-bahan yang mudah terbakar dan alat pemanas.

BAHAN-BAHAN YANG DAPAT MELEDAK

• Zat-zat padat termsuk logam yang mudah terbakar • Uap-uap zat cair yang mudah terbakar

• Gas-gas yang mudah terbakar

Tiga Syarat Peledakan :

• Bahan yang mudah terbakar

• Udara atau unsur penunjang lain bagi terjadinya kebakaran

• Sumber terjadinya nyala atau suhu di atasnya temperatur suatu zat terbakar

Pencegahan terhadap bahaya ledakan adalah sebagai berikut:

• Pencegahan terjadinya campuran yang dapat terbakar atau meledak yakni dengan mencegah bebasnya debu, uap dan gas dengan pemakaian ventilasi mekanis yang baik • Menghilangkan sumber-sumber nyala api

• Risiko bahaya dapat dikendalikan dengan pengamatan cermat bahan-bahan yang bersangkutan pada semua tingkat pengolahannya.

KEBAKARAN AKIBAT INSTALASI LISTRIK

• Instalasi tidak memakai sekring atau sekring diganti oleh kawat.

• Pemasangan kabel-kabel yang tidak tepat sehingga terjadi hubungan pendek. • Keadaan kabel-kabel, baik dalam instalasi listrik, maupun peralatan listrik, yang

sudah usang atau rusak.

Usaha pencegahannya:

• Sekring harus dipakai dan merupakan perlindungan efektif

• Instalasi harus dikerjakan dengan memenuhi syarat dan oleh tenaga ahli. • Jaringan listrik harus selalu dirawat, dilindungi dari pengaruh-pengaruh yang

mungkin ada.

• Sambungan-sambungan kawat harus dipasang sedemikian, sehingga tidak terbuka dan menjadi sebab terjadinya hubungan pendek.

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

• Pencegahan kecelakaan akibat kecelakaan atau keadaan panik • Pembuatan bangunan yang tahan api

• Pengawasan yang teratur dan berkala


(10)

• Pengendalian kerusakan untuk memebatasi kerusakan sebagai akibat kebakaran dan tindakan pemadamannya

PROGRAM OPERASIONAL SERENTAK, SINGKAT PADAT UNTUK PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN DAN KEBAKARAN

– Program tersebut dapat ditelaah dari Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. 158 Tahun 1972 tentang Program Operasional Serentak, Singkat, Padat untuk

pencegahan dan penanggulangan kebakaran beserta dua lampirannya dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. 170 Tahun 1972 tentang Penunjukan Pejabat yang

Berwenang Menetapkan Ahli Keselamatan Kerja Bidang Kebakaran bersama lampiran-lampirannya.

PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN

• Kwalifikasi

• Meliputi kegesitan, mental, kesehatan fisik, kemampuan fisik dan tingkat kecekatan. • Latihan.

• Petugas pemadam kebakaran tidak dipilin atas dasar pengalaman semata-mata, melainkan dibentuk dan dibina melalui program latihan yang meliputi pendidikan teori, latihan jasmani, praktek tentang dan pengalaman-pengalaman yang benar-benar

didapat dari pemadaman kebakaran. • Bahaya-bahaya yang dihadapi.

• Penyakit-penyakit kardiovaskuler dan pernapasan, keseleo, kelelahan, luka serut, terbakar, patah tulang, kematian dll.

Usaha-usaha kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas-petugas pemadam kebakaran:

– Latihan yang sebaik-baiknya.

– Perlengkapan dan peralatan pemadam kebakaran yang memadai. – Penggunaan alat-alat proteksi diri.

BAB IX PESAWAT UAP Pengertian

• Suatu pesawat uap adalah suatu sistem bertekanan tinggi yang padanya air diubah menjadi uap sebagai produk akhir oleh panas dari sumber yang bersuhu tinggi. • Ketel uap ialah suatu pesawat yang dibangun untuk menghasilakan uap yang

dipergunakan diluar pesawat tersebut.

Perundangan Mengenai Pesawat Uap

• Peraturan perundangan mengenai pesawat uap adalah dari tahun 1930, yaitu Undang-undang Uap dan Peraturan Uap.

• Keudian Menteri Tenaga Kerja dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4 Tahun 1971 mengatur biaya pemeriksaan dan pengawasan keselamatan kerja di perusahaan-perusahaan.

Petir dan Instalasi Penyalur Petir

• Petir adalah loncatan listrik statis di alam yang mungkin mengenai aneka bangunan, pohon, tonggak dll di permukaan bumi.

• Dewasa ini terdapat dua jenis instalasi penyalur petir :


(11)

• Instalasi penyalur petir isotop yang menggunakan isotop sebagai perlengkapan tambahan pada kepala bantang penyalur petir.

• Upaya keselamatan harus dilengkapi dengan kewaspadaan terhadap unsur radioaktif.

Langkah-langkah untuk instalasis adalah:

– Bagian umum

– Alat penerima (opvangers) dan kawat-kawat penerima (opvangdraden) – Sambungan

– Hubungan antara tanah

Beberapa jenis sistem penyalur petir isotop sebagai berikut:

– “British Lightning Preventor” atau disingkat BLP – Sistem EF

– Helita

Prosedur dalam perlindungan keselamatannya adalah sebagai berikut :

1. Permohonan untuk dapat izin bagi instalatir diajukan kepada yang berwajib dengan disertai bahan-bahan sebagai berikut:

– Kopi surat izin pemakaian zat radioaktif dari BATAN yang masih berlaku

– Tenaga kerja yang menangani seudah mengikuti kursus yang diadakan BATAN atau lainnya

– Daftar alat-alat ukur yang dimiliki dan bukti-bukti pembeliannya

– Daftar alat perlindungan diri yang dimiliki terutama untuk tenaga yang menangani bahan radioaktif

– Pedoman, standar, kode, dan sebagainya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di negara asal

– Surat pernyataan bahwa preventor tidak akan diperjual belikan dengan bebas – Gambar rencana pemasangan untuk pedoman pemasangan selanjutnya

– Gambar rencana instalasi penyalur petir yang akan atau sudah dipasang dengan lampiran perhitungan untuk penentuan jenis preventor

– Daftar instalasi penyalur isotop yang telah dipasang

2. Yang berwajib kemudian mengadakan penelitian antara lain meliputi: – Keadaan kantor, yaitu :

• Penelaahan atas surat yang diajukan

• Wawancara dengan terutama tenaga kerja yang berhubungan dengan zat radioaktif tentang cara kerja, alat pelindung diri, kesehatan dan pemerikasaan dosis radiasi. – Keadaan gudang-gudang, yaitu:

• Tempat penyimpanan bahan radioaktif

• Tempat penyimpanan alat-alat instalasi penyalur petir isotop • Pengetesan kebocoran radiasi

– Keadaan pemasangan instalasi, yaitu: • Pelaksanaan pemasangan

• Kebocoran radiasi

• Pengukuran tekanan sebaran • Langkah selanjutnya adalah

• Bila penelitian berhasil baik, gambar disahkan dan dipakai sebagai pedoman untuk perencanaan kerja berikutnya

• Diberikan Surat Keputusan Penunjukan Instalatir Penyalur Petir Isotop • Pemeriksaan yang penting adalah sebagai berikut :


(12)

• Penelitian tentang jenis dan macam preventor • Pemeriksaan pemasangan

• Pemeriksaan setempat 3. Langkah selanjutnya adalah

– Bila penelitian berhasil baik, gambar disahkan dan dipakai sebagai pedoman untuk perencanaan kerja berikutnya

– Diberikan Surat Keputusan Penunjukan Instalatir Penyalur Petir Isotop 4. Pemeriksaan yang penting adalah sebagai berikut:

– Penelitian tentang jenis dan macam preventor – Pemeriksaan pemasangan

– Pemeriksaan setempat

BAB XV KESELAMATAN LIF

• Menurut sumber tenaganya, lif dapat juga dibagi menjadi lif listrik, lif hidrolik dan lif mesin bertali (Belted Machine)

• Menurut penggunaannya lif dibagi menjadi lif penumpang, lif barang, dan lif servis Terdapat dua macam tarikan bagi lif listrik, yaitu:

– Tarikan langsung oleh roda teromol penggerak, tarikan ini dipakai untuk lif barang dengan kecepatan rendah yaitu tidak melebihi 15 meter semenitnya.

– Tarikan gesekan yaitu gerak tarik ang terjadi oleh gesekan antara tali baja dan roda keping teromol penggerak, cara ini dipakai untuk lif penumpang dan lif barang.

BAB XVI

BAHAN BERBAHAYA DAN KESELAMATAN KERJA

• Bahan-bahan berbahaya dapat digolongkan sebagai berikut : • Bahan-bahan eksplosif (contoh: garam loka yang peka) • Bahan-bahan yang mengoksidasi

• Bahan-bahan yang dapat terbakar • Bahan-bahan yang beracun

• Bahan-bahan korosif • Bahan-bahan radioaktif

BAB XVIII Tangga

• Tangga adalah alat tersendiri atau bagian dari suatu banguna untuk turun atau naik dari suatu dataran ke dataran yang lain

• Ukuran kira-kira sebagai berikut:

– Jika tinggi tangga tidak lebih dari 3 meter, kayu tegak hendaknya berukuran 5 x 7 cm dan anak tangga 2 x 7 cm

– Jika tingginya lebih dari 3 meter, kayu tegak hendaknya berukuran 3 x 10 m dan anak tangga 2,5 x 7 cm

• Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan tangga adalah sebagai berikut:

– Setiap tangga yang dipakai untuk naik turun, harus memiliki panjang sekurang-kurangnya 1 meter diatas tempat yang tertinggi yang akan dicapai oleh rang yang menggunakan.

– Tangga tidak boleh berdiri diatas bata-bata atau barang lain yang mudah goyah, tetapi harus berdiri pada dataran yang kokoh.


(13)

– Setiap tangga harus diletakkan sedemikian rupa sehingga pada bagian atas dan bawah tetap diam dan tidak bergerak

– Cara kerja harus menjamin agar tangga tidak melebar kesamping

– Tangga yang sangat panjang harus kokoh kedudukannya terhadap penunjang.

BAB XIX

Aneka Pendekatan Keselamatan Lain

• Peralatan perlindungan diri

– Cara pencegahan yang baik adalah peniadaan bahaya seperti pengamanan mesin atau peralatan lainnya. Namun dalam hal tertentu tidak dipungkiri perlindungan diri juga sangat memberikan perlindungan keselamatan bagi pekerja.

• Aneka alat-alat perlindungan diri adalah:

– Kacamata, Sepatu pengaman, Sarung tangan, Topi pengaman, Sekor, Pelindung telinga, Perlindungan untuk paru-paru, Alat-alat untuk, perlindungan diri lainnya. • Bekerja didalam ruang wadah yang besar

– Bekerja pada wadah-wadah yang besar untuk pengolahan bahan-bahan sangat berbahaya, bila tidak disertai usaha keselamatannya. Untuk keamanannya perlu diterapkan cara kerja yang khusus. Dengan tali dan sabuk pengamanan.

BAB XXI

Penyuluhan, Penggairahan, dan Latihan Dalam Kerja

Penyuluhan dan penggairahan • Cara yang dapat dipakai: – Poster

– Film dan slide

– Ceramah diskusi dan konperensi – Perlombaan

– Pameran

– Kepustakaan tentang keselamatan kerja – Gerakan keselamatan

Latihan

Latihan keselamatan harus meliputi segenap aspek perusahaan disamping keselamatan pada pekerjaannya. Keadaan lalu lintas di perusahaan, keselamatan lingkungan, dll yang harus dijelaskan ke tenaga kerja.

BAB XXII

KESELAMATAN KERJA DI PERUSAHAAN

• Keselamatan kerja di tempat kerja • Peranan pimpinan perusahaan

• Peranan pemimpin regu atau kelompok • Peranan ahli atau personil keselamatan kerja • Panitia keselamatan

• Analisa keselamatan terhadap pekerjaan • Pedoman keselamatan kerja


(14)

• Disiplin

• Tenaga kerja baru

BAB XXIII

PERANAN PEMERINTAH DAN IKATAN PROFESI

• Peranan pemerintah

– Pemerintah mempunyai fungsi-fungsi pembinaan dalam keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Fungsi pembinaan ini meliputi pengawasan, pendidikan, penggalakan, kerja sama, pembentukan organisasi, pengujian dan penelitian. • Penelitian dan pengujian

– Dengan penelitian dan pengujian, dapat diketahui tingkat-tingkat bahaya, dan mngetahui cara-cara kerja dalam menjaga keselamatan.

• Standarisasi

– Dengan standarisasi dapat dibuat standar-dtandar untuk praktek keselamatan. • Ikatan profesi

– Ikatan profesi adalah ikatan yang anggota-anggotanya dari para ahli atau mereka yang bersangkutan dengan keselamatan kerja.

BUKU PEMBANDING

BAB I

PERATURAN DAN UNDANG UNDANG KESELAMATAN KERJA

 Sejarah dan pertumbuhan tentang pengawasankeselamatan kerja

 Undang undang no .1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja

 Undang undang no 2 tahun 1951 tentang persyaratan berlakunya undang undang kecelakaan tahun 1947 no 33

 Ketentuan ketentuan pokok mengenai tenaga kerja UU 19 november 1969

 Hal hal yang berhubungan penggunaan pesawat uap dengan alat alat perlengkapanya

BAB II

PENGARUH BURUK LINGKUNGAN TERHADAP KESELAMATAN

 Pencemaran udara

 Pencemaran air


(15)

BAB III

ALAT ALAT KEAMANAN KERJA

 Alat alat pelindung anggota badan

 Alat pelindung mata

 Alat pelindung kepala

 Alat pelindung telinga

 Alat pelindung hidung

 Alat pelindung tangan

 Alat pelindung kaki

 Alat pelindung badan

 Alat pelindung hidung dan mulut

 Pelindung pada mesin

 Kaca pengaman

 Pengaman arus listrik

 Alat alat pengamanan ruangan dan gejala gejala kebakaran

 Mengangkat beban berat

BAB IV

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

 Penggunaan dan pelaksanaan PPPK ( P3K )

 Pernapasan buatan

 Penghentian pendarahan

 Perawatan luka

 Cara membalut

 Cara memasang bidai

 Mengatasi macam macam kecelakaan

 Terkilir

 Otot atau urat terpuntir

 Gerak otot

 Luka memar

 Pingsan dan pingsan karena kepanasan

 Terbakar dan kena arus listrik

 Cara mengangkat dan memindahkan si sakit

 Mengangkat benda

BAB V

TATA LAKSANA BENGKEL

 Perencanaan tata letak bengkel


(16)

 Perencanaan dan pengendalian persediaan

 Menghitung biaya produksi

 Papan pengumuman

 Ruang alat dan administrasinya

 Ruang bahan dan gudang perpustakaan

2.3 Perbandingan Antara kedua buku

Buku yang pertama yaitu buku keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan

membahas tentang keselamatan kerja dan cara pencehahanya , sedangkan buku pembanding yaitu buku keselamatan kerja dan tata laksana bengkel membahas tentang keselamatan si pekerja dan tata letak bengkel.

2.4 Kelebihan

Menurut saya buku’’ keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan” bagus karena materi-materi yang di bahas dibuatnya sangat lengkap .

Menurut saya bu’’ keselamatan kerja dan tata laksana bengkel” ini cocok digunakan sebagai panduan atau pedoman Mahasiswa untuk menambah pengetahuan tentang keselamatan kerja dan buku ini mudah diketahui secara langsung dan singkat.

2.5 Kelemahan

Pada buku “keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan” kajian konsep kata dan kalimat yang disajikannya sulit dimengerti oleh pembaca atau tidak mudah dipahami saat dibaca. Hampir banyak persaman-persamaan yang diulang-ulang. Dan kata-katanya sangat baku.

Pada buku “keselamatan kerja dan tata laksana bengkel”buku ini banyak sekali kekurangan kekurangan yang saya temui karena biodata atau identitas buku ini kurang lengkap dan halaman depan nya saja tidak bagus .


(17)

PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan merupakan hal yang harus di berlakukan di dalam pekerjaan yang beresiko berpotensi bahaya dan dlakukan untuk memcapai suatu tujuan keselamatan itu sendiri. Karna keselamatan itu lebih diutamakan daripada yang lainya .

3.2 saran

Kedua buku ini pada dasarnya sangat baik sebagai paduan memahami materi keselamatan kerja, tetapi ada baiknya kedua buku ini lebih diperbanyak dibagian aspek pendukung nya seperti tabel, diagram, dan masih banyak lagi sebagai panduan untuk memahami dan mengaplikasikan setiap penjelasan yang ada didalam kedua buku ini.


(18)

Buku “Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan” pengarang Dr. Sumar’mur P.K., M.Sc.


(1)

– Setiap tangga harus diletakkan sedemikian rupa sehingga pada bagian atas dan bawah tetap diam dan tidak bergerak

– Cara kerja harus menjamin agar tangga tidak melebar kesamping

– Tangga yang sangat panjang harus kokoh kedudukannya terhadap penunjang. BAB XIX

Aneka Pendekatan Keselamatan Lain • Peralatan perlindungan diri

– Cara pencegahan yang baik adalah peniadaan bahaya seperti pengamanan mesin atau peralatan lainnya. Namun dalam hal tertentu tidak dipungkiri perlindungan diri juga sangat memberikan perlindungan keselamatan bagi pekerja.

• Aneka alat-alat perlindungan diri adalah:

– Kacamata, Sepatu pengaman, Sarung tangan, Topi pengaman, Sekor, Pelindung telinga, Perlindungan untuk paru-paru, Alat-alat untuk, perlindungan diri lainnya. • Bekerja didalam ruang wadah yang besar

– Bekerja pada wadah-wadah yang besar untuk pengolahan bahan-bahan sangat berbahaya, bila tidak disertai usaha keselamatannya. Untuk keamanannya perlu diterapkan cara kerja yang khusus. Dengan tali dan sabuk pengamanan.

BAB XXI

Penyuluhan, Penggairahan, dan Latihan Dalam Kerja Penyuluhan dan penggairahan

• Cara yang dapat dipakai: – Poster

– Film dan slide

– Ceramah diskusi dan konperensi – Perlombaan

– Pameran

– Kepustakaan tentang keselamatan kerja – Gerakan keselamatan

Latihan

Latihan keselamatan harus meliputi segenap aspek perusahaan disamping keselamatan pada pekerjaannya. Keadaan lalu lintas di perusahaan, keselamatan lingkungan, dll yang harus dijelaskan ke tenaga kerja.

BAB XXII

KESELAMATAN KERJA DI PERUSAHAAN • Keselamatan kerja di tempat kerja

• Peranan pimpinan perusahaan

• Peranan pemimpin regu atau kelompok • Peranan ahli atau personil keselamatan kerja • Panitia keselamatan

• Analisa keselamatan terhadap pekerjaan • Pedoman keselamatan kerja


(2)

• Disiplin

• Tenaga kerja baru

BAB XXIII

PERANAN PEMERINTAH DAN IKATAN PROFESI • Peranan pemerintah

– Pemerintah mempunyai fungsi-fungsi pembinaan dalam keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Fungsi pembinaan ini meliputi pengawasan, pendidikan, penggalakan, kerja sama, pembentukan organisasi, pengujian dan penelitian. • Penelitian dan pengujian

– Dengan penelitian dan pengujian, dapat diketahui tingkat-tingkat bahaya, dan mngetahui cara-cara kerja dalam menjaga keselamatan.

• Standarisasi

– Dengan standarisasi dapat dibuat standar-dtandar untuk praktek keselamatan. • Ikatan profesi

– Ikatan profesi adalah ikatan yang anggota-anggotanya dari para ahli atau mereka yang bersangkutan dengan keselamatan kerja.

BUKU PEMBANDING

BAB I

PERATURAN DAN UNDANG UNDANG KESELAMATAN KERJA  Sejarah dan pertumbuhan tentang pengawasankeselamatan kerja

 Undang undang no .1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja

 Undang undang no 2 tahun 1951 tentang persyaratan berlakunya undang undang kecelakaan tahun 1947 no 33

 Ketentuan ketentuan pokok mengenai tenaga kerja UU 19 november 1969

 Hal hal yang berhubungan penggunaan pesawat uap dengan alat alat perlengkapanya

BAB II

PENGARUH BURUK LINGKUNGAN TERHADAP KESELAMATAN  Pencemaran udara

 Pencemaran air  Gangguan suara


(3)

BAB III

ALAT ALAT KEAMANAN KERJA  Alat alat pelindung anggota badan

 Alat pelindung mata  Alat pelindung kepala  Alat pelindung telinga  Alat pelindung hidung  Alat pelindung tangan  Alat pelindung kaki  Alat pelindung badan

 Alat pelindung hidung dan mulut  Pelindung pada mesin

 Kaca pengaman  Pengaman arus listrik

 Alat alat pengamanan ruangan dan gejala gejala kebakaran  Mengangkat beban berat

BAB IV

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN  Penggunaan dan pelaksanaan PPPK ( P3K )

 Pernapasan buatan  Penghentian pendarahan  Perawatan luka

 Cara membalut  Cara memasang bidai

 Mengatasi macam macam kecelakaan  Terkilir

 Otot atau urat terpuntir  Gerak otot

 Luka memar

 Pingsan dan pingsan karena kepanasan  Terbakar dan kena arus listrik

 Cara mengangkat dan memindahkan si sakit  Mengangkat benda

BAB V

TATA LAKSANA BENGKEL

 Perencanaan tata letak bengkel


(4)

 Perencanaan dan pengendalian persediaan  Menghitung biaya produksi

 Papan pengumuman

 Ruang alat dan administrasinya

 Ruang bahan dan gudang perpustakaan

2.3 Perbandingan Antara kedua buku

Buku yang pertama yaitu buku keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan

membahas tentang keselamatan kerja dan cara pencehahanya , sedangkan buku pembanding yaitu buku keselamatan kerja dan tata laksana bengkel membahas tentang keselamatan si pekerja dan tata letak bengkel.

2.4 Kelebihan

Menurut saya buku’’ keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan” bagus karena materi-materi yang di bahas dibuatnya sangat lengkap .

Menurut saya bu’’ keselamatan kerja dan tata laksana bengkel” ini cocok digunakan sebagai panduan atau pedoman Mahasiswa untuk menambah pengetahuan tentang keselamatan kerja dan buku ini mudah diketahui secara langsung dan singkat.

2.5 Kelemahan

Pada buku “keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan” kajian konsep kata dan kalimat yang disajikannya sulit dimengerti oleh pembaca atau tidak mudah dipahami saat dibaca. Hampir banyak persaman-persamaan yang diulang-ulang. Dan kata-katanya sangat baku.

Pada buku “keselamatan kerja dan tata laksana bengkel”buku ini banyak sekali kekurangan kekurangan yang saya temui karena biodata atau identitas buku ini kurang lengkap dan halaman depan nya saja tidak bagus .


(5)

PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan merupakan hal yang harus di berlakukan di dalam pekerjaan yang beresiko berpotensi bahaya dan dlakukan untuk memcapai suatu tujuan keselamatan itu sendiri. Karna keselamatan itu lebih diutamakan daripada yang lainya .

3.2 saran

Kedua buku ini pada dasarnya sangat baik sebagai paduan memahami materi keselamatan kerja, tetapi ada baiknya kedua buku ini lebih diperbanyak dibagian aspek pendukung nya seperti tabel, diagram, dan masih banyak lagi sebagai panduan untuk memahami dan mengaplikasikan setiap penjelasan yang ada didalam kedua buku ini.


(6)

Buku “Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan” pengarang Dr. Sumar’mur P.K., M.Sc.