32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan Penelitian
Alat penelitian yang digunakan adalah mesin pengering handuk buatan sendiri dengan benda uji handuk berbahan katun. Ukuran dari lemari pengering
150cm x 90cm x 156cm dan ukuran mesin pengering 176cm x 81cm x 60cm. Gambar 3.1 memperlihatkaan skematik alat yang digunakan saat penelitian.
Gambar 3.1 Skematik mesin pengering handuk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan : a Evaporator
I Gas LPG
b Kompresor J
Pemanas air c Kondensor
K Kompor gas d Pipa kapiler
L Selang masuk pemanas air
e Kipas M Selang masuk heat exchanger
f Lemari
N Pompa air g Heat exchanger
o Bak penampungan air
h Handuk
P
selang keluar heat exchanger
3.2 Variasi Penelitian
Variasi penelitian dilakukan terhadap kondisi awal handuk sebelum dikeringkan a peras tangan dan b peras mesin cuci. Variasi dengan peras
tangan dan peras mesin cuci dengan jumlah handuh 20 handuk. Penelitian dilakukan sebanyak 4 kali percobaan pada masing-masing variasi penelitian,
guna untuk mendapatkan hasil karakteristik pengeringan handuk yang baik. Gambar 3.2 menunjukkan bahan yang dijadikan benda penelitian terbuat dari
kain katun dengan ukuran 30cm x 75cm 1,4mm. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.2 Handuk bahan katun.
3.3 Alat dan Bahan Pembuata Mesin Pengering Handuk
Dalam proses pembuatan mesin pengering handuk ini diperlukan alat dan bahan diantara lain:
3.3.1 Alat
a. Gergaji kayu Gergaji kayu digunakan untuk memotong kayu. Pemotongan kayu
dimana kayu tersebut digunakan untuk membuat rangka utama peletakan mesin pengering handuk.
b. Bor dan cutter Bor digunakan untuk membuat lubang. Pembutan lubang dilakukan
untuk dapat memasukkan kabel kedalam ruang mesin. Cutter digunakan untuk memotong plat triplek, lakban dan styrofoam kasing mesin pengering handuk.
c. Obeng dan kunci pas ring set Obeng diguna untuk memasang dan mengencangkan baut. Obeng yang
digunakan adalah obeng - dan obeng +. Kunci pas ring set digunakan untuk mengencangkan dan mengendorkan baut.
d. Meteran dan mistar Meteran digunakan untuk mengukur panjang suatu benda. Dalam
proses pembuatan rangka, meteran banyak digunakan untuk mengukur panjang kayu rangka dan plat triplek. Sedangkan mistar digunakan untuk mengukur
panjang dari suatu benda seperti styrofoam dan busa. e. Lakban dan lem aibon
Lakban digunakan untuk menutup cela-cela sambungan triplek. Sedangkan lem aibon digunakan untuk merekatkan busa dengan rangka kayu.
f. Tang kombinasi Tang kombinasi digunakan untuk memotong, menarik dan mengikat
kawat agar kencang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g. Tube cutter Tube cutter merupakan alat pemotong pipa tembaga. Agar hasil
potongan pada pipa lebih baik serta dapat lebih mudah proses pengelasan. h. Tube expander
Tube expander atau pelebar pipa berfungsi untuk mengembangkan ujung pipa tembaga agar antar pipa dapat tersambung dengan baik.
i. Gas las Hi-cook Peralatan las digunakan untuk menyambung pipa kapiler dan
sambungan pipa-pipa tembaga komponen mesin pengering lainnya. j. Bahan las
Bahan las yang digunakan dalam penyampungan pipa kapiler menggunakan perak, kawat las kuningan dan borak. Borak berfungsi untuk
menyambung antara tembaga dan besi. Penggunaan borak sebagai bahan tambahan bertujuan agar sambungan pengelasan lebih merekat.
k. Metil Metil adalah cairan yang berfungsi untuk membersihkan saluran-
saluran pipa kapiler. Dosis pemakaian yaitu sebanyak satu tutup botol metil. l. Pompa vakum
Pompa vakum digunakan untuk mengosongkan gas-gas yang terjebak di sistem mesin pengering pakaian, seperti udara dan uap air. Hal ini
dimaksudkan agar tidak menggangu atau menyumbat refrigeran. Karena uap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
air yang berlebihan pada sistem pendinginan dapat membeku dan menyumbat filter atau pipa kapiler.
3.3.2 Bahan
Bahan atau komponen yang digunakan dalam proses pembuatan tempat mesin pengering handuk antara lain:
a. Plat triplek Plat triplek pada Gambar 3.3 digunakan sebagai casing luar mesin
pengering handuk. Pemilihan plat triplek sebagai kasing dikarenakan mudah dibuat dan tidak menghantarkan panas.
Gambar 3.3 Plat triplek
b. Styrofoam Styrofoam seperti yang disajikan pada Gambar 3.4 digunakan sebagai kasing
dalam, dengan tebal 20mm. Menggunakan styrofoam dikarenakan matrial ini yang memiliki penghantar panas yang rendah.
Gambar 3.4 Styrofoam. c. Busa
Busa seperti yang disajikan pada Gambar 3.5 berfungsi untuk meminimalir kebocoran udara dan temperatur ke luar ruangan. Dalam
penelitian ini busa digunakan untuk menutup cela-cela udara pada mesin penggering handuk dan digunakan juga untuk melapisi pintu mesin pengering
handuk.
Gambar 3.5 Busa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Lakban dan lem aibon
Lakban digunakan untuk menutupi celah-celah sambunga antara kayu dan triplek. Sedangkan lem aibon digunakan untuk merekatkan styrofoam dan
busa pada permukaan triplek ataupun seng. e.
Balok kayu
Balok kayu seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3.6 digunakan sebagai rangka alas mesin peengering pakaian. Pemilihan balok kayu ini
dikarenakan balok kayu yang harganya murah dan kuat untuk menahan beban komponen mesin pengering handuk.
Gambar 3. 6 Balok kayu f. Besi siku L dan berlubang
Besi siku dan berlubang digunakan sebagai rangka penyangga hanger untuk cantolan hanger.
g. Roda Roda digunakan untuk membantu atau memudahkan pada saat
memindahkan mesin pengering handuk dari satu tempat ke tempat yang lain. h. Kawat
Kawat disini digunakan untuk mengikat rangka peletakan hanger serta menyilang pada keempat ujung cantolan hanger, guna mendapatkan posisi
cantolan hanger yang seimbang. i. Kompresor
Kompresor seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3.7 merupakan unit yang berfungsi untuk mensirkulasikan refrigeran ke pipa-pipa mesin pengering
handuk dengan cara menghisap dan mempompakan refrigeran. Jenis kompresor yang digunakan adalah kompresor rotari dengan daya 12 HP,
tegangan yang digunakan 220V dan arus yang bekerja sebesar 2 A.
Gambar 3.7 Kompresor rotari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
j. Kondensor Kondensor seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3.8 merupakan
suatu alat penukar kalor yang berfungsi untuk mengkondensasikan refrigeran dari fase uap menjadi zat cair. Untuk mengubah fase dari uap menjadi cair ini
membutuhkan suhu lingkungan yang lebih rendah agar terjadi pelepasan kalor ke lingkungan kondensor. Jenis kondensor yang digunakan pada penelitian ini
merupakan jenis pipa bersirip, pipa yang digunakan berbahan tembaga dan sirip bahan aluminium. Ukuran dari kondensor yang digunakan adalah 65,7 cm
x 2 cm x 50 cm dengan diameter pipa luar 10 mm, dan jumlah lintasan sebanyak Sembilan.
Gambar 3.8 Kondensor. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
k. Pipa kapiler Pipa kapiler seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3.9 adalah alat
yang berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran dari tekanan tinggi ke tekanan redah sebelum masuk ke evaporator. Ketika refrigeran mengalami
penurunan tekanan, temperatur refrigeran juga mengalami penurunan. Panjang pipa kapiler yang digunakan 60 cm dengan diameter luar 0,3 cm.
Gambar 3.9 Pipa kapiler. Sumber :
http:1.bp.blogspot.com-ttGC2E17Cf4UPQ6dYB- slIAAAAAAAACBQfc4pCj Bdmhgs1600pipa_kapiler.jpg
. l. Evaporator
Evaporator merupakan unit yang berfungsi untuk menguapkan refrigeran, yang sebelumnya di fase cair menjadi gas sebelum refrigeran masuk
kompresor. Jenis evaporator yang digunakan merupakan jenis pipa bersirip dengan bahan pipa tembaga serta sirip berbahan alumunium, ukuran dari
evaporator adalah 62 cm 1,3 cm 45 cm dengan diameter luar pipa 7 mm dan jumlah lintasan sebanyak 11 terlihat pada gambar 3.10.
Gambar 3.10 Evaporator. m. Filter
Filter seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3.11 merupakan alat yang berfungsi menyaring kotoran agar tidak terjadi penyumbatan pada pipa
kapiler, seperti kotoran akibat korosi, serbuk-serbuk sisa potongan dan uap air. Filter yang digunakan memiliki panjang 70 mm dan diameter 19 mm dengan
bahan tembaga.
Gambar 3.11 Filter n. Refrigeran
Refrigeran adalah gas yang digunakan sebagai fluida pendingin. Refrigeran berfungsi untuk menyerap atau melepas kalor dari lingkungan
sekitar. Jenis gas refrigeran yang digunakan dalam penelitian ini adalah R 134a Gambar 3.12.
Gambar 3.12 Tabung gas refrigeran 134a.
Sumber : http:img.hisupplier.comvaruserImages2008-0410mehree_133919.jpg
o. Kipas Kipas digunakan untuk menghisap udara dari lingkungan dan
mensirkulasikan udara kering ke lemari pengering hasil proses dehumidifikasi. Kipas yang digunakan sebanyak dua buah dengan ukuran diameter 38 cm,
dengan jumlah sudu 4 buah dan daya kipas masing-masing 19 W Gambar 3.13. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.13 Kipas p. Pressure Gauge
Pressure gauge digunakan untuk mengukur tekanan refrigeran dalam sistem pendinginan baik dalam saat pengisian maupun pada saat
beroprasi. Pada pressure gauge terdapat dua alat ukur tekanan, yaitu tekanan hisap kompresor dan tekan keluar kompresor terlihat pada Gambar 3.14.
Gambar 3.14 Pressure gauge. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
r. Water heater Water heater yang digunakan dalam penelitian ini di gunakan untuk
memanaskan air yang disalurkan ke heat exchanger. Jenis water heater yang digunakan adalah gas water heater dengan LPG sebagai sumber energinya
Gambar 3.15.
Gambar 3.15 Water heater s. Kompor
Dalam penelitian, kompor yang digunakan berjenis high pressure. kompor digunakan untuk memanaskan water heater sehingga air yang
mengalir meningkat suhunya. t. Pompa
Pompa digunakan untuk mensirkulasikan air dari penampungan air menuju heat exchanger. Jenis pompa yang digunakan dalam penelitian adalah
jenis pompa sentrifugal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
u. LPG LPG dalam penelitian ini digunakan sebagai bahan bakar untuk
meningkatkan suhu air ketika air melewati water heater. v. Selang
Dalam penelitian ini selang digunakan untuk mengalirkan fluida dari pompa menuju ke water heater, kemudian dari water heater menuju heat
exchanger. Ukuran selang yang digunakan berdiameter ½ inch.
3.3.3 Alat Bantu Penelitian
Dalam proses pengambilan data diperlukan alat bantu penelitian sebagai berikur :
a. Pengukur suhu digital dan termokopel
Termokopel berfungsi untuk mengukur perubahan suhu atau temperatur pada saat pengujian. Cara kerjanya pada ujung termokopel diletakkan
ditempelkan atau digantung pada bagian yang akan diukur, maka suhu akan tampil pada layar penampil suhu digital Gambar 3.16. Dalam pelaksanaannya
diperlukan kalibrasi agar lebih akurat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.16 Termometer digital dan termokopel. b. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu yang digunakan untuk pengujian. Waktu yang dibutuhkan setiap pengambilan data yaitu 15 menit.
c. Timbangan digital Timbangan digital digunakan untuk mengukur berat handuk basah dan
berat handuk kering dalam pengujian. Gambar 3.17 menunjukkan timbangan yang digunakan memiliki kapasitas 30 kg dengan ketelitian 5 g .
Gambar 3.17 Timbangan digital. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Termometer bola basah dan termometer bola kering Termometer bola kering digunakan untuk mengukur suhu kering udara.
Sedangkan suhu udara bola basah digunakan untuk mengukur suhu udara basah yang melewati termometer.
f. Alat ukur tekanan Pressure Gauge
Pressure Gauge digunakan dalam penelitian untuk mengukur tekanan refrigeran dalam sistem kompresi uap. Terdapat dua alat ukur tekanan, yaitu
tekanan hisap kompresor dan tekan keluar kompresor. e. Tang ampere
Digunakan untuk mengetahui arus yang bekerja pada mesin pengering handuk terlihat pada Gambar 3.18.
Gambar 3. 18 Tang ampere
3.4 Tata Cara Penelitian 3.4.1 Alur Pelaksanaan Penelitian
Alur penelitian mengikuti alur penelitian seperti diagram alir yang tersedia pada Gambar 3.19.
Gambar 3.19 Diagram alir untuk penelitian. Pengambilan data
Pengolahan, analisis data pembahasan, kesimpulan dan saran
Selesai Penambahan heat exchanger
Pemvakuman dan pengisian refrigeran R- 134a pada mesin dehumidifier
Uji
Perancangan mesin pengering handuk
Persiapan alat dan bahan
Pembuatan mesin pengering handuk Mulai
Baik Tidak baik
3.4.2 Pembuatan Mesin Pengering Handuk
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan mesin pengering handuk seperti pada gambar 3.20, yaitu :
a. Merancang bentuk model pengering handuk. b. Membuat rangka mesin pengering dan lemari pengering.
c. Memasang papan kayu triplek sebagai alas komponen, seperti : evaporator, kipas, kompresor, dan kondensor.
Gambar 3.20 Pemasangan rangka mesin pengering handuk. d. Pemasangan tampungan air dari evaporator dan pemasangan kipas.
e. Pemasangan komponen yang terdiri dari evaporator, kondensor, kompresor, dan filter.
f. Pemasangan pipa kapiler, pipa-pipa tembaga dan pengelasan sambungan antar pipa.
g. Pemasangan set pressure gauge. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
h. Pemasangan pintu. i.
Kemudian pemasangan komponen kelistrikan dan perkabelan mesin pengering.
j. Pembuatan lemari pengering handuk. k. Pemasangan heat exchanger.
l. Pembuatan dan pemasangan rangka peletakan hanger.
3.4.3 Proses Pengisian Refrigeran R-134a
Sebelum pengisian refrigeran diperlukan beberapa proses yaitu proses pemetilan dan pemvakuman agar mesin pengering dapat digunakan dengan
baik. Proses pemvakuman berarti pengkosongan atau menghampakan sistem kompresi uap dari udara dan gangguan karena udara tidak dapat diembunkan
pada suhu dan tekanan refrigeran. Proses pemetilan berfungsi untuk membersihkan saluran dalam sistem kompresi uap dari kotoran yang
menempel pada saluran agar sistem dapat berjalan dengan baik. Untuk melakukan pengisian refrigeran pada mesin pengering handuk
diperlukan beberapa langkah sebagai berikut : a.
Pasang salah satu ujung selang pressure gauge pada katup pengisian pressure gauge, kemudian ujung lainnya dihubungkan pada katup tabung
refrigeran R134a trlihat pada Gambar 3.21. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.21 Katup pengisian refrigeran. b.
Hidupkan kompresor dan buka keran pada katup tabung pada refrigeran pelan-pelan hingga tekanan pada high pressure gauge mencapai tekanan
yang diinginkan, kemudian tutup keran pada katup tabung refrigeran. c.
Setelah refrigeran terisi kedalam sistem siklus kompresi uap, lepaskan selang pressure gauge. Pemeriksaan kebocoran dalam sistem dilakukan
dengan bantuan busa sabun, pemeriksaan dilakukan pada lubang katup pengisian dan sambunga pipa-pipa.
3.5 Skematik Pengambilan Data
Pemasangan alat ukur pada mesin pengering handuk dan alur udara ditampilkan pada Gambar 3.22.
Gambar 3.22 Skematik pengambilan data Keterangan Gambar 3.22 skematik mesin pengering handuk:
a. Termokopel T
in
Suhu udara bola kering sebelum masuk mesin pengering. b.
Termokopel T
1
Suhu udara bola kering setelah melewati evaporator. c.
Termokopel T
2
Suhu udara bola kering setelah melewati kompresor. d.
Termokopel T
3
Suhu udara bola kering setelah melewati kondensor. e.
Termokopel T
4
Suhu udara bola kering setelah melewati heat exchanger atau suhu udara bola kering masuk ruang pengering.
f. Termokopel T
out
Suhu udara bola kering setelah keluar dari ruang pengering. g.
Termometer bola basah Tw
in
Suhu udara bola basah sebelum masuk mesin pengering. h.
Termometer bola basah Tw
out
Suhu udara bola basah setelah keluar dari ruang pengering.
3.5.1 Cara Pengambilan Data
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data yaitu sebagai berikut:
a. Penelitian dilakukan di Laboratorium Universitas Sanata Dharma pada
musim hujan. Perubahan suhu sekitar dan kelembaban dalam penelitian ini diabaikan, karena suhu udara sekitar dan kelembabannya berubah-ubah
sesuai cuaca. b.
Memastikan bahwa termokopel sudah dikalibrasi. c.
Memeriksa kipas bekerja dengan baik serta saluran pembuangan air hasil kondensasi udara tidak tersumbat.
d. Alat bantu penelitian diletakkan pada tempat yang sudah ditetapkan.
e. Menghidupkan mesin pengering handuk, kipas 1 dan kipas 2.
f. Mencatat massa hanger. Selanjutnya timbang dan catat massa kering
handuk MHK. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g. Menutup semua celah-celah dengan busa dan menutup semua pintu lemari
pengering. Tunggu hingga beberapa saat agar mesin pengering handuk mencapai suhu kerja yang stabil.
h. Membasahi dan memeras handuk, kemudian timbang dan catat massa
handuk basah MHB. i.
Mengecek tekanan P
1
P
2
dan arus, kemudian tutup semua pintu. j.
Data yang harus dicatat setiap 15 menit, antara lain: MHBt : Massa handuk basah saat t
,kg. T
in
: Suhu udara bola kering sebelum masuk mesin pengering ,
o
C. Tw
in
: Suhu udara bola basah sebelum masuk mesin pengering ,
o
C. T
1
: Suhu udara bola kering setelah melewati evaporator ,
o
C. T
2
: Suhu udara bola kering setelah melewati kompresor ,
o
C. T
3
: Suhu udara bola kering setelah melewati kondensor ,
o
C. T
4
: Suhu udara bola kering setelah melewati heat exchanger ,
o
C. T
out
: Suhu udara bola kering setelah keluar dari ruang pengering ,
o
C. Tw
out
: Suhu udara bola basah setelah keluar dari ruang pengering ,
o
C. P
1
: Tekanan refrigeran yang masuk kompresor ,Psi.
P
2
: Tekanan refrigeran yang keluar kompresor ,Psi.
I : Arus yang bekerja pada mesin pengering handuk
,A. k.
Hasil dari data yang diperoleh kemudian dijumlahkan hasil dari kalibrasi alat bantu dan berat handuk dikurangi massa hanger.
Tabel 3.1 Tabel yang digunakan dalam pengambilan data.
3.5.2 Cara Menganalisis dan Menampilkan Hasil
Cara yang digunakan untuk menganalisis hasil dan menampilkan hasil, sebagai berikut:
a. Data yang diperoleh dari penelitian dimasukkan dalam Tabel 3.1. Kemudian
hitung rata-rata dari 4 kali percobaan setiap variasi. b.
Setelah mendapatkan rata-rata, kemudian menghitung massa air yang menguap dari handuk M
1
setiap variasinya. Massa air yang menguap dari handuk M
1
dapat dihitung dengan Persamaan 3.1: M
1
= MHB-MHK 3.1
Pada permasamaan 3.1: M
1
= Massa air yang menguap dari handuk kg
MHB = Massa handuk basah
kg MHK
= Massa handuk kering kg
c. Mencari suhu kerja evaporator dan suhu kerja kondensor dengan
menggunakan P-h diagram untuk refrigeran R-134a. Untuk dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan P-h diagram, satuan tekanan refrigeran P
1
dan P
2
terlebih dahulu dikonversi dari Psig ke Mpa.
d. Mencari kelembaban spesifik udara setelah melewati evaporator w
F
, kelembaban spesifik udara setelah keluar dari ruang pengering w
H
dengan menggunakan psychometric chart.
e. Setelah mengetahui kelembaban spesifik udara setelah melewati evaporator
w
F
dan kelembaban spesifik udara setelah keluar dari ruang pengering w
H
, kemudian dapat dihitung massa air yang berhasil diuapkan Δw tiap variasi. Massa air yang berhasil diuapkan Δw dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan 3.1. f.
Menghitung laju pengeringan M
2
, dapat dihitung dengan cara perbedaan massa air Δm dibagi dengan perbedaan waktu Δt. Untuk dapat
menghitung laju pengeringan M
2
dapat menggunakan Persamaan 2.2. g.
Kemudian dapat menghitung laju aliran massa udara pada mesin pengering handuk
udara
m
setiap variasi. Laju aliran massa udara
udara
m
dapat dihitung dengan laju pengeringan mesin pengering handuk M
2
dibagi dengan massa air yang berhasil diuapkan Δw. Laju aliran massa udara
udara
m
dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.3. h.
Untuk memudahkan pembahasan, hasil perhitungan proses pengeringan, maka digambarkan dalam grafik. Pembahasan dilakukan terhadap grafik
yang dihasilkan dengan mengacu pada tujuan penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5.3 Cara Mendapatkan Kesimpulan
Dari analisis yang sudah dilakukan akan diperoleh hasil kesiimpulan. Kesimpulan merupakan inti dari hasil analisis penelitian. Kesimpulan harus
menjawab tujuan dari penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB IV HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian mesin pengering handuk sistem terbuka dengan variasi perasan tangan dan perasan dengan bantuan mesin cuci mendapat hasil
meliputi : massa handuk kering, massa handuk basah, massa handuk basah saat t, tekana refrigeran masuk kompresor P
1
, tekanan refrigeran keluar komprsor P
2
, suhu udara kering sebelum masuk mesin pengering T
in
, suhu udara basah sebelum masuk mesin pengering T
win
, suhu udara kering setelah melewati evaporator T
1
, suhu udara kering setelah melewati kompresor T
2
, suhu udara kering setelah melewati kondensor T
3
, suhu udara kering seteah melewati heat exchanger T
4
, suhu udara kering setelah melewati ruang pengering T
wout
, arus yang bekerja pada mesin pengering handuk I. Pengujian dilakukan dengan 4 kali percobaan untuk setiap variasi, kemudian
dihitung hasil rata-ratanya. Untuk pengeringan handuk dengan peras tangan, hasil rata-rata disajikan pada Tabel 4.1.
Untuk variasi pengeringan perasan handuk dengan bantuan mesin cuci, Menggunakan mesin cuci Electrolux EWF12843 dengan kapasitas 8kg,
Handuk dikeringkan dengan kecepatan penyaringan 1200 Rpm selama 12 menit. Hasil rata-rata tersaji pada Tabel 4.2.
Ta be
l 4.1 R ata
-ra ta pe
ng eringa
n ha nduk d
enga n p
era s tang
an. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62 Tabel 4.2 Rata-rata pengeringan handuk dengan perasan mesin cuci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebagai perbandingan mesin pengering handuk dilakukan perbandingan dengan menggunakan panas matahari. Pada Tabel 4.3 menampilkan data
pengeringan handuk dengan menggunakan panas matahari. Tabel 4.3 Hasil pengeringan handuk dengan panas matahari.
Waktu menit
Massa Handuk
Kering kg
Massa Handuk
Basah kg
Massa Handuk
Basah Saat t kg
Perbedaan Masa
kg t
MHK MHB
MHBt ∆m
1,8 4,800
4,800 0,000
15 1,8
4,800 4,495
0,305 30
1,8 4,800
4,219 0,276
45 1,8
4,800 3,951
0,268 60
1,8 4,800
3,672 0,279
75 1,8
4,800 3,377
0,295 90
1,8 4,800
3,145 0,232
105 1,8
4,800 2,898
0,247 120
1,8 4,800
2,686 0,212
135 1,8
4,800 2,431
0,255 150
1,8 4,800
2,200 0,231
165 1,8
4,800 2,006
0,194 180
1,8 4,800
1,851 0,155
195 1,8
4,800 1,821
0,030 210
1,8 4,800
1,782 0,039
4.2 Hasil Perhitungan