pengeringan. Semakin besar debit aliran udara panas yang mengalir maka akan semakin besar kemampuannya menguapkan massa air dari pakaian, namun
berbanding terbalik dengan suhu udara yang semakin menurun.
2.1.4 Siklus Kompresi Uap
Mesin refrigerasi siklus kompresi uap merupakan jenis mesin refrigerasi yang dipergunakan pada mesin dehumidifikasi. Siklus kompresi uap ini
menggunakan refrigeran R-134a sebagai fluida kerjanya yang memiliki sifat ramah lingkungan. Sistem pendinginan ini terdiri dari beberapa alat utama
yang pokok untuk dapat terjadinya proses kompresi uap, yaitu : a. Kompresor, berfungsi untuk menaikkan tekanan refrigeran.
b. Kondensor berfungsi mendinginkan atau mengembunkan refrigeran. Terjadi pembuangan panas dari kondensor ke udara.
c. Pipa kapiler, berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran secara entalpi konstan.
d. Evaporator, berfungsi untuk memanaskan atau menguapkan refrigeran. Ada panas yang diserap oleh refrigeran sehingga terjadi pendinginan pada sekitar
evaporator. Sistematik mesin yang bekerja dengan siklus kompresi uap disajikan pada
Gambar 2.4. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.4 Skematik siklus kompresi uap Siklus kompresi uap di dalam P-h diagram dan T-s diagram disajikan pada
Gambar 2.5 dan Gambar 2.6.
Gambar 2.5 P-h Diagram siklus kompresi uap. Q
out
Q
in
W
in Q
out
Q
in
Kondensor
Evaporator Kompresor
Pipa kapiler W
in
Enthalpy Pre
ssure PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.6 T-s Diagram siklus kompresi uap. Di dalam siklus kompresi uap ini,
refrigeran mengalami beberapa proses yaitu :
a. Proses 1-2 merupakan proses kompresi kering. Proses ini dilakukan oleh
kompresor, di mana refrigeran yang berupa gas bertekanan rendah mengalami kompresi yang mengakibatkan refrigeran menjadi gas
bertekanan tinggi. Karena proses ini berlangsung secara isentropik proses pada enthalpi s konstan, maka suhu yang keluar dari kompresor juga
meningkat menjadi gas panas lanjut. b.
Proses 2-2a merupakan penurunan suhu desuperheating. Proses ini berlangsung sebelum memasuki kondensor. Refrigeran gas panas lanjut
yang bertemperatur tinggi diturunkan sampai titik gas jenuh. Proses 2-2a berlangsung pada tekanan yang konstan.
Q
in
Q
out
W
in
Entropy T
empe ratur
e PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Proses 2a-3a merupakan proses kondensasi atau pembuangan kalor ke
udara lingkungan sekitar kondensor pada suhu konstan. Pada proses ini terjadi perubahan fase dari gas jenuh menjadi cair jenuh. Perubahan fase
ini terjadi karena temperatur refrigeran lebih tinggi daripada suhu udara lingkungan sekitar kondensor, maka terjadi pembuangan kalor ke udara
lingkungan sekitar kondensor. Proses 2a-3a berlangsung pada tekanan dan suhu yang konstan.
d. Proses 3a-3 merupakan proses pendinginan lanjut. Pada proses ini terjadi
pelepasan kalor sehingga temperatur refrigeran yang keluar dari kondensor menjadi lebih rendah dan berada pada fase cair. Hal ini membuat refigeran
lebih mudah mengalir dalam pipa kapiler. e.
Proses 3-4 merupakan proses penurunan tekanan. Proses penurunan tekanan berlangsung secara drastis dan berlangsung pada entalpi yang
tetap. Proses in terjadi selama di dalam pipa kapiler. Pada proses ini refrigeran berubah fase dari cair menjadi fase cair-gas. Akibat penurunan
tekanan ini, temperatur refrigeran juga mengalami penurunan. f.
Proses 4-1a merupakan proses evaporasi atau penguapan. Pada proses ini terjadi perubahan fase dari cair gas menjadi gas jenuh. Perubahan fase ini
terjadi karena temperatur refrigeran lebih rendah daripada suhu udara lingkungan sekitar evaporator, maka terjadi penyerapan kalor dari udara
lingkungan sekitar evaporator. Proses 4-1a berlangsung pada tekanan yang tetap dan suhu konstan.
g. Proses 1a-1 merupakan proses pemanasan lanjut. Proses ini terjadi karena
adanya penyerapan kalor terus menerus setelah proses 4-1a, maka refrigeran yang masuk ke kompresor berubah fase dari gas jenuh ke gas
panas lanjut. Akibatnya refrigeran mengalami kenaikan temperatur refrigeran.
Dengan terjadinya proses pemanasan lanjut ini, menjadikan kompresor bekerja lebih ringan.
2.1.5 Penukar kalor heat exchanger