g. Proses 1a-1 merupakan proses pemanasan lanjut. Proses ini terjadi karena
adanya penyerapan kalor terus menerus setelah proses 4-1a, maka refrigeran yang masuk ke kompresor berubah fase dari gas jenuh ke gas
panas lanjut. Akibatnya refrigeran mengalami kenaikan temperatur refrigeran.
Dengan terjadinya proses pemanasan lanjut ini, menjadikan kompresor bekerja lebih ringan.
2.1.5 Penukar kalor heat exchanger
Penukar kalor heat exchanger adalah alat yang dapat menghasilkan pepindahan panas dari suatu fluida yang memiliki temperatur tinggi menuju ke
fluida yang memiliki temperatur lebih rendah. Heat excheger dapat berfungsi sebagai pemanas ataupun pendingin, dalam penelitian ini heat exchanger
digunakan sebagai pemanas udara. Proses perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung ataupun secara tidak langsung. Proses perpindahan panas
secara langsung yaitu fluida panas akan langsung bercampur dengan fluida dingin tanpa ada pemisah. Sedangkan perpindahan panas secara tidak langsung
yaitu bila antara fluida panas dan fluida dingin tidak terjadi kontak secaara langsung tetapi dipisah oleh sekat-sekat pemisah.
Dalam penelitian ini heat exchanger yang digunakan untuk meningkatkan temperatur udara kering sebelum masuk ruang pengering. Heat exchanger
menggunakan fluida air yang dipanaskan menggunakan kompor bertenaga gas. Gamabr 2.7 menunjukkan gas water heater merupakan water heater yang
menggunakan gas LPG sebagai sumber pemanas airnya. Prinsip kerja dari gas water heater adalah pembakaran gas LPG yang digunakan untuk memanaskan
air didalam pipa-pipa tembaga, sehingga dapat membuat air dalam pipa tembaga panas dalam waktu yang cepat. Kemudian air yang telah dipanaskan
tersebut disalurkan menuju kekondensor dengan menggunakan selang sehingga kondensor memiliki temperatur yang lebih tinggi, Kondensor disini digunakan
untuk heat exchanger. Panas dari kondensor ini yang digunakan untuk meningkatkan panas udara ketika udara melewati kondenser.
Gambar 2.7 Water heater
2.1.6 Psychrometric Chart
Psychrometric chart adalah grafik digunakan untuk menentukan karakteristik dari udara di lingkungan tersebut. Skematik psychrometric chart
dapat dilihat pada Gambar 2.8. Untuk mengetahui nilai dari properti – properti
T
db
, T
wb
, T
dp
, h, RH, w, dan V bisa dilakukan apabila minimal dua buah diantara properti tersebut sudah diketahui.
Gambar 2.8 Psychrometric chart.
2.1.6.1 Parameter-parameter Dalam Psychrometric Chart
Parameter-parameter udara dalam psychrometric chart, diantaranya a temperatur bola kering b temperatur bola basah c temperatur titik embun
d kelembaban spesifik e volume spesifik f entalpi g kelembaban relatif. a.
Temperatur bola kering Temperatur bola kering adalah suhu udara ruang yang diperoleh melalui
pengukuran dengan thermometer bola kering. b.
Temperatur bola basah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Temperatur bola basah adalah suhu udara ruang yang diperoleh melalui pengukuran dengan temperatur bola basah.
c. Temperatur titik embun
Temperatur titik embun adalah suhu yang menunjukkan mulai terjadinya proses pengembunan ketika udara didinginkan, pada kondisi ini. Udara
memiliki RH 100. d.
Kelembaban spesifik w Kelembaban spesifik adalah berat kandungan uap air di udara dalam setiap
kilogram udara kering kg airkg udara kering. e.
Volume spesifik v Volume spesifik adalah volume udara campuran dengan berat udara
tersebut m
3
kg. f.
Entalpi h Entalpi adalah jumlah panas total yang dimiliki oleh campuran udara dan
uap air persatuan massa udara tersebut. Dinyatakan dalam satuan Btulb udara.
g. Kelembaban relatif RH
Kelembaban relatif adalah jumlah persentase perbandingan jumlah air yang terkandung dalam 1m
3
dengan jumlah air maksimal yang dapat terkandung dalam 1m
3
tersebut.
2.1.6.2 Proses-proses perlakuan udara dalam psychrometric chart.
Proses-proses perlakuan udara dalam psychrometric chart pada Gambar 2.9 terdiri atas : a proses heating atau prroses pemanasan, b
proses cooling atau proses pendinginan, c proses humidify, d proses dehumidify, e proses heating dan humidify, f Proses Heating
Dehumidify, g Proses Cooling dan Humidify, h Proses Cooling dan De- humidify. Berikut penjelasannya :
Gambar 2.9 Proses-proses yang terjadi pada udara dalam psychrometric chart
a. Proses pamanasan Heating
Proses pemanasan Gambar 2.10 adalah proses pemanasan udara sensibel ke udara sehingga temperatur udara terus naik. Proses ini berfungsi
menaikkan temperatur atau proses pemanasan udara tanpa mengurangi kandungan uap air.
Gambar 2.10 Pemanasan Heating
b. Proses pendinginan Cooling
Proses pendinginan adalah proses pengambilan kalor sensibel dari udara sehingga temperatur udara mengalami penurunan. Proses ini berfungsi
untuk menurunkan temperatur bola kering udara tanpa mengurangi kandungan uap air. Garis proses ini adalah garis horisontal ke arah kiri, seperli yang
terlihat pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Pendinginan cooling PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Proses pelembaban Humidify
Proses pelembaban adalah proses ini berfungsi menambahkan kandungan uap air ke udara tanpa merubah temperatur dry bulb. Pada proses
ini terjadi perubahan kalor laten tanpa disertai perubahan kalor sensibel. Pada proses ini digambarkan garis vertikal ke arah atas, seperti yang terlihat pada
Gambar 2,12.
Gambar 2.12 Pelembaban Humidify
d. Proses penurunan kelembaban Dehumidify
Proses penurunan kelembaban adalah proses ini menurunkan kandungan uap air di udara tanpa merubah temperatur. Jadi proses ini
berlangsung pada kondisi temperatur kering yang konstan. Pada proses ini terjadi perubahan kalor laten. Proses ini terjadi pada garis proses ke arah ke
bawah, lihat Gambar 2.13. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.13 Penurunan kelembaban Dehumidify
e. Proses pemanasan dan pelembaban Heating Humidify
Proses pemanasan dan pelembaban adalah proses ini menaikkan temperatur dan menaikkan kandungan uap air di udara. Pada proses ini terjadi
peningkatan kalor laten, peningkatan kelembaman, entalpi, T
db
, T
wb
, dan kelembaman relatif. Garis prosesnya adalah garis ke arah kanan atas, lihat
Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Pemanasan dan pelembaban Heating Humidify. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Proses pemanasan dan penurunan kelembaban Heating De-
humidify
Proses pemanasan dan penurunan kelembaban adalah proses ini udara mengalami pendinginan dahulu sampai temperatur dibawah titik embun udara,
pada temperatur ini udara mengalami pengembunan sehingga kandungan uap air akan berkurang kemudian udara dilewatkan kepemanas sehinggan
temperatur akan meningkat. Pada proses ini terjadi penurunan kelembaban, T
Wb
, kelembaban relatif tetapi terjadi kenaikan T
db
. Garis prosesnya adalah garis ke arah kanan bawah, lihat Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Proses pemanasan dan penurunan kelembaban Heating De- humidify
g. Proses pendinginan dan pelembaban Cooling Humidify
Proses pendinginan dan pelembaban adalah proses ini melewatkan udara pada ruangan semburan air yang temperaturnya lebih rendah dari
temperatur udara, tetapi lebih tinggi dari titik embun udara sehingga temperatur akan mengalami penurunan dan rasio pelembaban akan mengalami
peningkatan, lihat Gambar 2.16. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.16 Proses pendinginan dan pelembaban Cooling Humidify
h. Proses pendinginan dan penurunan kelembaban Cooling De-
humidify
Proses pendinginan dan penurunan kelembaban adalah proses ini dilakukan dengan cara melewatkan udara pada ruang semburan air dimana
temperatur lebih rendah dari udara sehingga terjadi penurunan kalor laten, lihat Gambar 2.17.
Gamabar 2.17 Proses pendinginan dan penurunan kelembaban Cooling De-humidify
2.1.7 Proses perlakuan udara yang terjadi pada mesin pengering handuk
Gambar 2.18 menyajikan proses-proses perlakuan udara yang terjadi pada mesin pengering handuk. Udara dikondisikan melalui proses pendinginan
dan penurunan kelembaban cooling and dehumidity guna mendapatkan udara yang diinginkan. Proses cooling and dehumidity ini terjadi pada evaporator.
Selanjutnya udara dialirkan melalui kompresor, kondensor dan heat exchanger untuk mendapatkaan suhu udara yang diinginkan. Proses heating ini terjadi
pada komponen kompresor, kondensor dan heat exchanger. Setelah proses heating udara dialirkan melewati handuk.
Gambar 2.18 Proses yang terjadi pada mesin pengering handuk. Untuk menghitung laju pengeringan mesin pengering handuk dapat
dipergunakan Persamaan 2.2:
t m
M
2
2.2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada Persamaan 2.2: M
2
= Laju pengeringan mesin pengering kg
air
menit Δm
= Perbedaan massa air kg
air
Δt = Perbedaan waktu
menit Menentukan laju aliran massa udara pada mesin pengering handuk dapat
mempergunakan Persamaan 2.3:
w M
m
udara
2
2.3 Pada Persamaan 2.3
udara
m
= Laju aliran massa udara kg
udara
menit M
2
= Laju pengeringan mesin pengering kg
air
menit Δw
= Massa air yang berhasil diuapkan kg
air
kg
udara
2.2 Tinjauan Pustaka
Ahmadsul Ameen 2003 membahas temuan investigasinya untuk menentukan kelayakan pengeringan pakaian yang menggunakan panas dari
kondensor AC split gedung tinggi apartemen perkotaan. Pengujian dilakukan di ruang pengering unit kondensasi, panas dari kondensor digunakan untuk
pengeringan pakaian. Pengeringan pakaian menggunakan panas dari kondensor membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Pengeringan kovensional memerlukan
waktu 2,5 jam dan pengeringan alami di dalam ruangan memerlukan waktu lebih dari 6 jam. Laju pengeringan mesin pengering 0,424 kg jam,
dibandingkan pengeringan konvensional 0,319 kg jam dan untuk pengeringan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI