bergantung dari kategori-kategorinya. Dengan demikian penelitian menggunakan kategorisasi yang digunakan oleh Rachma Ida, PhD.
Kategorisasi obyektivitas pemberitaan menurut Rahma Ida
Kriyantono, 2006 : 244.
3.2.1. Akurasi pemberitaan, yaitu kejujuran dalam pemberitaan. Meliputi :
1 Kesesuaian judul dengan isi berita. Ini menyangkut aspek relevansi, yaitu
apakah kalimat judul utama bukan subjudul merupakan bagian dari kalimat yang sama pada isi berita atau kutipan yang jelas-jelas ada dalam
isi berita. Dengan demikian ada dua kategori : a
Sesuai, yaitu bila judul merupakan bagian dari kalimat yang sama pada isi berita atau kutipan yang jelas-jelas ada dalam isi berita.
b Tidak sesuai, bila judul bukan merupakan bagian dari kalimat yang
sama pada isi berita, atau bukan merupakan kutipan yang jelas-jelas ada dalam isi berita.
2 Pencantuman waktu terjadinya suatu peristiwa. Ini untuk melihat akurasi
fakta atau opini. Terdapat dua kategori: a
Mencantumkan waktu, yaitu bila berita mencantumkan waktu, bisa tanggal, kata-kata atau pernyataan tentang waktu atau keduanya
sekaligus.
b Tidak mencantumkan waktu, yaitu bila berita tidak mencantumkan
waktu, bias tanggal, kata-kata atau pernyataan tentang waktu atau keduanya sekaligus.
3 Penggunaan data pendukung atau kelengkapan informasi atas kejadian
yang ditampilkan antara lain menggunakan : tabel, statistik, foto, ilustrasi gambar dan lainnya. Ada dua kategori :
a Ada data pendukung, yaitu bila berita dilengkapi salah satu data
pendukung, seperti table, statistic, foto, ilustrasi gambar, buku, UU, dan lainnya.
b Tidak ada data pendukung, yaitu bila berita tidak dilengkapi salah satu
pendukung, seperti table, statistic, foto, ilustrasi gambar, buku, UU, dan lainnya.
4 Faktualitas berita, yaitu menyangkut ada tidaknya percampuran fakta
dengan opini wartawan yang menulis berita. Ada dua kategori, yaitu : a
Ada pencampuran fakta dan opini, yaitu bila dalam berita itu terdapat kata-kata opinionative, seperti : tampaknya, diperkirakan, seakan-
akan, terkesan, kesannya, seolah, agaknya, diperkirakan, diramalkan, mengejutkan, kontroversi, manuver, sayangnya, dan kata-kata
opinionative lainnya. b
Tidak ada pencampuran fakta dan opini, yaitu bila dalam berita tidak terdapat kata-kata opinionative seperti : tampaknya, diperkirakan,
seakan-akan, terkesan, kesannya, seolah, agaknya, diperkirakan,
diramalkan, mengejutkan, kontroversi, manuver, sayangnya, dan kata- kata opinionative lainnya.
3.2.2. Fairness dan ketidakberpihakan pemberitaan, yaitu menyangkut keseimbangan penulisan berita. Meliputi :
1 Ketidakberpihakan, dilihat dari sumber berita yang digunakan yaitu :
a Seimbang, yaitu bila masing-masing pihak yang diberitakan diberi
porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari jumlah sumber beritanya.
b Tidak seimbang, yaitu bila masing-masing pihak yang diberitakan
tidak diberi porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari jumlah sumber beritanya.
2 Ketidakberpihakan dilihat dari ukuran fisik luas kolom centimeters
kolom yang dipakai yaitu : a
Seimbang, jika luas kolom yang dipakai antara pihak-pihak yang terlibat dalam pemberitaan memiliki jumlah kesamaan.
b Tidak seimbang, yaitu jika luas kolom yang dipakai antara pihak-pihak
yang terlibat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan.
3.2.3. Validitas keabsahan pemberitaan: