Hasil dan analisis data pembentukan pengendalian gerak pada setting kelas

digunakan dalam single-subject research design adalah respon pre-treatment dari partisipan itu sendiri. Oleh karena itu, penting dilakukan pengukuran secara berulang pada variabel terikat, yaitu regualsi gerak, baik sebelum dan setelah treatment. Dalam desain tipe ABAB terdapat dua macam kondisi, yaitu kondisi A dan kondisi B. Kondisi A adalah kondisi baseline. Pada kondisi ini perilaku yang menjadi target dicatat dalam keadaan bebas tanpa treatment. Dalam penelitian ini yang menjadi target perilaku adalah regulasi gerak. Pencatatan target perilaku pada kondisi A pertama dilakukan selama 3 hari di setting kelas. Pengukuran dilakukan pada mata pelajaran tematik karena mata pelajaran tersebut melibatkan kegiatan membaca, menulis, dan berhitung. Menurut Barkley 1998 anak yang mengalami GPPH memerlukan konsentrasi tinggi pada kegiatan-kegiatan tersebut sehingga ketika pelajaran berlangsung anak diharapkan untuk dapat duduk dengan tenang di tempat duduknya. Kondisi B adalah kondisi eksperimen. Pada kondisi ini treatment berupa latihan menggunakan rocking chair diberikan sebagai usaha untuk mengubah perilaku yang dicatat selama fase baseline. Pada kondisi A kedua ini pengukuran yang dilakukan sama dengan pengukuran pada kondisi A pertama. Tujuan dari pengukuran A kedua ini adalah memperoleh informasi mengenai target perilaku setelah treatment diberikan. Setelah itu dilanjutkan lagi dengan kondisi B kedua. Bentuk desain yang akan digunakan di dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 1 Bentuk rancangan penelitian: ABAB design Fase A Fase B Fase A Fase B Baseline Treatment Baseline Treatment O 1 O 2 O 3 X 1 X 2 X 3… X 6 O 4 O 5 O 6 X 7 X 8 X 9… X 12 Keterangan: a. Baseline pertama O 1 – O 3 : Hasil pengukuran frekuensi gerak anggota tubuh saat duduk di kelas yang diperoleh dengan teknik observasi terstruktur sebelum diberikannya treatment b. Treatment pertama X 1 -X 6 : Pemberian treatment berupa latihan menggunakan rocking chair c. Baseline kedua O 4 – O 6 : Hasil pengukuran frekuensi greak anggota tubuh saat duduk di kelas yang diperoleh dengan teknik observasi terstruktur setelah diberikannya treatment d. Treatment kedua X 7 -X 12 : Pemberian treatment berupa latihan menggunakan rocking chair

IV. Hasil dan Pembahasan

Evaluasi hasil latihan dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian, yaitu “Latihan Menggunakan Rocking chair dapat membentuk kemampuan pengendalian gerak pada anak usia 8-9 tahun yang mengalami mengalami gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktivitas GPPH”. Analisis data yang dilakukan akan dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu 1 Hasil dan analisis data pembentukan pengendalian gerak pada setting kelas, 2 Hasil dan analisis data pembentukan pengendalian gerak pada setting latihan, dan 3 Hasil pengujian hipotesis

4.1. Hasil dan analisis data pembentukan pengendalian gerak pada setting kelas

Data pengendalian gerak subjek pada setting kelas didapatkan pada setiap fase A baseline atau disebut juga fase tanpa treatment. Dalam penelitian ini pada masing-masing fase A dilakukan 3 kali pengukuran melalui kegiatan observasi di setting kelas. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Pengukuran Fase A Baseline FASE FREKUENSI GERAK TIDAK TERATUR RATA-RATA FREKUENSI GERAK GERAKAN TANGAN GERAKAN KAKI GERAKAN TUBUH GERAKAN KEPALA TOTAL BASELINE 7 9 18 5 39 35,33 FASE FREKUENSI GERAK TIDAK TERATUR RATA-RATA FREKUENSI GERAK GERAKAN TANGAN GERAKAN KAKI GERAKAN TUBUH GERAKAN KEPALA TOTAL PERTAMA 9 1 7 5 22 10 7 25 3 45 BASELINE KEDUA 7 6 12 3 28 28,33 7 6 11 3 27 8 7 15 30 Hasil pengukuran fase A di atas akan dianalisis menggunakan dua cara, yaitu pertama adalah membandingkan mean atau rata-rata frekuensi pada setiap pelaksanaan baseline dan kedua membandingkan hasil pengukuran menggunakan grafik poin. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata frekuensi gerak subjek pada saat baseline pertama lebih tinggi daripada frekuensi gerak subjek pada saat baseline kedua. Rata-rata frekuensi gerak subjek menurun sebesar 7 poin atau 20 dari pengukuran baseline pertama. Persamaan pola yang terjadi saat baseline pertama dan baseline kedua membuat kedua data tersebut dapat dipindahkan dalam bentuk grafik poin. Perbandingan grafik frekuensi kemunculan perilaku gerak tubuh subjek saat baseline pertama dan baseline kedua dapat dilihat di Grafik 1 di bawah ini: Grafik 1. Perbandingan Hasil Pengukuran Baseline pertama dan Baseline kedua Dilihat dari grafik di atas secara umum terdapat perbedaan level antara grafik baseline pertama dan grafik baseline kedua. Dalam analisis visual, perbedaan level tersebut dapat menunjukan bahwa terjadi perubahan pada target perilaku, yaitu gerak tubuh.

4.2. Hasil dan analisis data pembentukan pengendalian gerak pada setting latihan

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PRECISION READING PADA ANAK BERGANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN (GPP) DALAM MEMBACA PERMULAAN : Studi Kasus terhadap Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian.

0 3 15

Pengaruh Konsumsi DHA terhadap Kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Anak Usia 3 - 6 Tahun.

2 7 17

HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS PADA ANAK TERHADAP KEJADIAN DEPRESI IBU DI SEKOLAH SWASTA DENPASAR.

1 5 120

Pelatihan Divided Attention Pada Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP).

1 1 1

Rancangan Modul Peningkatan Selective Attention Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) Uji Coba Modul Peningkatan Selective Attention Melalui Permainan "Kumpulkan Bola Merah" Pada Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP)

1 8 15

Studi Tentang Rancangan dan Uji Coba Pelatihan Peningkatan Kemampuan Menpertahankan Perhatian (PKMP) pada Anak usia 9-10 tahun yang mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP).

0 0 2

Program Pelatihan Pengasuhan Bagi Ibu Yang Memiliki Anak Usia 7?9 Tahun Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian Disertai Hiperaktivitas Studi Tentang Perancangan Dan Uji Coba Program Pelatihan Pengasuhan Untuk Meningkatkan Pemahaman Ibu Dalam Menangani Permas

0 0 2

Rancangan Modul Pelatihan Meningkatkan Resiliensi Ibu Dalam Menghadapi Anak Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian Disertai Hiperaktivitas.

0 2 10

POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK YANG TERDETEKSI DINI MENGALAMI GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH) DI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SE-DESA HEGARMANAH.

1 1 2

Prevalensi dan Faktor-Faktor Risiko Gangguan Pemusatan Perhatian Anak dan Hiperaktivitas di Klinik Tumbuh Kembang RSUP Sanglah Denpasar

0 0 7