7. Insight dan pemahaman insight and understanding
Anak perlu dibimbing untuk mengetahui bagaimana kemampuanpengetahuan baru yang ia peroleh dapat bergna dalam pemecahan masalah yang dialaminya. Dengan demikian anak diharapkan dapat berguna
dalam pemecahan masalah serupa apa yang dialaminya sesuai dengan yang ia butuhkan.
2.5. Latihan menggunakan rocking chair untuk anak GPPH
Latihan menggunakan rocking chair merupakan salah satu bentuk psikoedukasional yang bertujuan untuk melatih anak mengendalikan gerakan tubuhnya melalui kombinasi tugas diam dan bergerak Valett, 1974. Diam
yang dimaksud adalah duduk diam dan tidak menggerakkan anggota tubuh saat duduk, sedangkan bergerak yang dimaksud adalah menggerakkan rocking chair ke depan dan ke belakang.
Tugas duduk diam dan tidak menggerakkan anggota tubuh secara langsung melatih anak untuk dapat mengendalikan gerak tubuhnya melalui menurunan frekuensi gerak anggota tubuh. Sedangkan pada tugas
menggerakkan rocking chair, anak berlatih mengendalikan gerak tubuhnya melalui proses yang ia lakukan selama mengendalikan gerakan rocking chair.
Rocking chair sebagai peralatan dalam pelatihan memiliki 2 hal yang dapat mendukung proses latihan
mengendalikan gerak, yaitu: 1
Rocking chair memiliki mekanisme gerak teratur
Gerakan dari rocking chair termasuk gerak linear yang secara konsisten dan berulang bergerak dengan pola tertentu, yaitu ke depan dan ke belakang. Gerakan seperti ini disebut juga gerakan ritmik. Ritme merupakan
ketetapan waktu dan aturan yang absolute. Ritme pada gerakan ritmik memberikan stimulasi yang saling bertukarbolak-balik alternating stimulation pada otak melalui sinyal-sinyal saraf dari sel-sel sensoris pada
indera vestibular, tactile, dan proprioceptive. Sinyal-sinyal saraf kemudian dipancarkan ke otak melalui zat- zat pemancar transmitter seperti dopamine, glutamate, dan gamma-Aminobuturic acid GABA. Stimulasi
yang saling bertukarbolak-balik lebih efisien dibandingkan stimulasi yang tidak terputus. Otak dengan cepat terbiasa dengan stimulasi yang cepat dan konstan Bloomberg, 2011.
Gerakan ritmik dan berulang dari rocking chair tersebut meskipun tidak diketahui seperti apa mekanisme fisiologisnya secara tepat, berdasarkan penelitian Robert L. Massey 2010, gerakan rocking chair tersebut
dapat meningkatkan kenyamanan dan mengurangi gerak pada individu yang menggunakannya.
2 Rocking chair
memiliki sifat inersia. Sifat inersia
1
pada rocking chair dapat menentukan ritme dari gerakan yang dihasilkan sehingga ketika ada orang yang menggerakkannya ke depan, ia akan bergerak juga ke belakang secara otomatis. Individu yang
menggunakan rocking chair tidak mengendalikan arah gerakan namun mengendalikan amplitudo dari gerakan yang dirasakan nyaman oleh anak.
Pada saat mengendalikan amplitodo dari rocking chair tersebut anak menggunakan keterampilan closed motor-
nya, yaitu setiap gerakan tubuh atau gerakan benda di sekitar tubuh merupakan inisiatif dan diatur secara sadar oleh anak. Oleh karena itu, keterampilan ini juga dikatakan self paced. Kemampuan closed
motor merupakan kemampuan paling dasar dari kemampuan motor seseorang Gentile, 2000.
Anak akan mendapatkan langsung feedback dari gerakan yang dihasilkan oleh rocking chair mengenai performanya atau usaha pengendalian yang telah ia lakukan. Umpan balik tersebut adalah gerakan yang
dihasilkan oleh rocking chair dianggap nyaman atau tidak nyaman oleh anak. Ketidaknyamanan anak akan terjadi ketika ia menghasilkan gerakan kursi yang tidak teratur. Hal ini berarti anak tidak dapat
mengendalikan gerakan kursi. Sebaliknya kenyamanan akan dirasakan oleh anak ketika ia dapat menghasilkan gerakan kursi yang teratur. Keteraturan akan menimbulkan kenyamanan pada anak
sebagaimana dinyatakan oleh Robert L. Massey 2010. Keteraturan dari gerakan kursi memperlihatkan bahwa anak dapat mengendalikan gerakan kursi.
III. Metodologi