Pendahuluan Pelatihan Pengendalian Gerak Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian Disertai Hiperaktivitas.

PELATIHAN PENGENDALIAN GERAK PADA ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DISERTAI HIPERAKTIVITAS Nurul Afifah Fakultas Psikologi Universitas Padjdjaran Abstrak. Meningkatnya angka prevalensi terjadinya GPPH dan efek yang ditimbulkan dari tampilan perilaku anak GPPH, khususnya ketika berada pada setting belajar di kelas, membuat perlunya bentuk penanganan yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah bentuk penanganan yang menyasar pada pengendalian gerak. Valett 1974 seorang ahli intervensi anak hiperaktif, membuat suatu bentuk latihan menggunakan rocking chair. Bentuk latihan tersebut kemudian dimodifikasi oleh peneliti sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan regulasi gerak pada anak GPPH berusia 8-9 tahun. Dalam latihannya tersebut, anak GPPH ditugaskan untuk menggerakkan rocking chair, namun menjaga tubuhnya untuk tetap diam. Pada pelaksanaannya, treatment ini ini diberikan menggunakan pendekatan psikoedukasional sehingga dibutuhkan keterlibatan aktif anak untuk meningkatkan self awareness terhadap perilakunya yang kurang efektif serta kesediaannya untuk mengubah perilakunya menjadi lebih efektif sesuai dengan tujuan. Pada penelitian ini digunakan rancangan single-subject dengan tipe ABAB. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada satu orang partisipan berusia 9 tahun didapatkan kesimpulan bahwa pemberian pelatihan menggunakan rocking chair dapat meningkatkan pengendalian gerak pada partisipan penelitian yang berusia 9 tahun dan didiagnosa mengalami GPPH. Hal ini dilihat dari penurunan gerak anggota tubuh saat duduk di setting latihan dan setting kelas. Data tersebut ditunjang pula dengan data hasil monitoring guru di sekolah dan orangtua di rumah selama pelatihan diberikan. Kata kunci: GPPH, pengendalian gerak, self awareness, psikoedukasional, rocking chair Abstract. The high number of ADHD prevalence and the effect that child with ADHD displayed was the background problem of this research. Child with ADHD is often show hyperkinetic behavior, such as restless, fidget, and unnecessary gross body movement. That problem need to be solve by make an appropriate form of treatment that targeting the main problem. The main problem of that behavior is their inability to control their motor, so we need to develop a treatment that targeting the motor control. Valett 1974 created a treatment using rocking chair. This form of exercise is then modified by the researchers so the treatment can be used to improve motor control of 8-9 years old ADHD children. In this treatment, child with ADHD assigned to rock the rocking chair but keep his body to remain silent. This treatment is given using psikoedukasional approach that takes the active involvement of children to increase his self-awareness. This study used Single-Subject Design with ABAB type. Based on research conducted on 9-year-old participant concluded that participant show of reduction of motor activity number in school and treatment setting. Its mean that the participant has shaped his motor control skill. The data is supported also by the teacher’s monitoring records at school and parents at home during the training given. Keywords: ADHD, motor control, self awareness, psikoedukasional, rocking chair

I. Pendahuluan

Anak dengan GPPH memiliki ciri tidak bisa memfokuskan perhatiannya, tidak bisa diam, dan tidak dapat mengendalikan gerak tubuhnya untuk diarahkan sesuai dengan tujuan Barkley, 1998. Hasil studi awal pada anak GPPH usia 8 tahun didapatkan bahwa anak memperlihatkan gerakan fisik yang berlebihan saat duduk, yaitu menggerak-gerakkan tangan, kaki, dan badannya, baik di sekolah maupun di rumah. Padahal seharusnya pada usia tersebut anak sudah memiliki kemampuan pengendalian gerak yang baik, seperti bertahan duduk tenang lebih lama dan tidak menggerak-gerakkan anggota tubuhnya, dan berminat menyelesaikan tugasnya. Ketidakmampuan anak GPPH dalam mengendalikan gerak tubuhnya berdampak pada kegagalannya dalam mengikuti tuntutan akademik. Anak seringkali tidak dapat menyelesaikan tugas, nilai yang diperoleh rendah, dan mengganggu proses belajar mengajar di kelas. Bila perilaku tersebut tidak ditangani sejak dini, kedepannya hal tersebut dapat mengganggu kehidupannya secara umum. Permasalahan pada anak GPPH adalah keterbatasannya dalam mengendalikan tubuhnya atau keterbatasan dalam kemampuan motor control. Keterbatasan tersebut ditunjukkan dengan seringnya anak menggerakan anggota tubuhnya, seperti tangan dan kaki, duduk tidak tenang, dan mengubah posisi saat berada dalam posisi duduk. Oleh karena itu, untuk menanggulangi permasalahan tersebut diperlukan penanganan yang bentujuan untuk meningkatkan pengendalian geraknya. Bentuk latihan menggunakan rocking chair yang dikembangkan oleh Valett 1974 tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan suatu kemampuan, yaitu pengendalian gerak melalui pemberian tugas diam dan bergerak secara bersamaan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan tampilan perilaku aktual yang ia tunjukkan melalui pendekatan psikoedukasional. Kedua hal ini membuat bentuk latihan tersebut cocok diberikan pada anak yang mengalami GPPH. Rocking chair sebagai peralatan utama dalam penelitan memiliki prinsip gerak teratur dan beritme. Gerak teratur yang dimaksud adalah rocking chair secara konsisten dan berulang bergerak dengan pola tertentu, yaitu ke depan dan ke belakang. Gerakan beritme pada rocking chair yang dimaksud adalah ketika ada orang yang menggerakkannya ke depan, ia akan bergerak juga ke belakang secara otomatis dengan kecepatan yang sama. Gerakan ritmik dan berulang dari rocking chair tersebut dapat meningkatkan kenyamanan dan mengurangi gerak pada individu yang menggunakannya.

II. Kajian Pustaka

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PRECISION READING PADA ANAK BERGANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN (GPP) DALAM MEMBACA PERMULAAN : Studi Kasus terhadap Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian.

0 3 15

Pengaruh Konsumsi DHA terhadap Kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Anak Usia 3 - 6 Tahun.

2 7 17

HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS PADA ANAK TERHADAP KEJADIAN DEPRESI IBU DI SEKOLAH SWASTA DENPASAR.

1 5 120

Pelatihan Divided Attention Pada Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP).

1 1 1

Rancangan Modul Peningkatan Selective Attention Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) Uji Coba Modul Peningkatan Selective Attention Melalui Permainan "Kumpulkan Bola Merah" Pada Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP)

1 8 15

Studi Tentang Rancangan dan Uji Coba Pelatihan Peningkatan Kemampuan Menpertahankan Perhatian (PKMP) pada Anak usia 9-10 tahun yang mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP).

0 0 2

Program Pelatihan Pengasuhan Bagi Ibu Yang Memiliki Anak Usia 7?9 Tahun Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian Disertai Hiperaktivitas Studi Tentang Perancangan Dan Uji Coba Program Pelatihan Pengasuhan Untuk Meningkatkan Pemahaman Ibu Dalam Menangani Permas

0 0 2

Rancangan Modul Pelatihan Meningkatkan Resiliensi Ibu Dalam Menghadapi Anak Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian Disertai Hiperaktivitas.

0 2 10

POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK YANG TERDETEKSI DINI MENGALAMI GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH) DI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SE-DESA HEGARMANAH.

1 1 2

Prevalensi dan Faktor-Faktor Risiko Gangguan Pemusatan Perhatian Anak dan Hiperaktivitas di Klinik Tumbuh Kembang RSUP Sanglah Denpasar

0 0 7