Prinsip pelatihan untuk anak dengan GPPH

Tujuan ini dapat menjawab permasalahan bahwa GPPH adalah gangguan dalam tampilan perilaku. Hal ini berarti kebutuhan penangan pada anak dengan GPPH bukanlah semata-mata pada keterampilan begaimana suatu perilaku dapat ditampilkan, namun lebih kepada kesadaran bahwa mereka membutuhkan pengubahan tampilan perilaku yang lebih efektif, dan juga kesadaran bahwa mereka memiliki kemampuan untuk belajar mengendalikan tampilan perilaku mereka sendiri.

2.3. Prinsip pelatihan untuk anak dengan GPPH

Pada dasarnya suatu proses pelatihan sama dengan proses belajar, dimana pelatihan merupakan suatu cara untuk belajar, membiasakan diri, atau mengajarkan seseorang supaya menjadi tahu, terbiasa, atau terampil mengenai sesuatu yang dipelajarinya, baik dalam cakupan kognitif, afektif, maupun psikomotor Kohls, 1995. Sohlberg et al 1993 menyatakan bahwa terdapat 6 prinsip dasar dalam suatu program pelatihan yang ditujukan untuk individu dengan cognitive impairment, termasuk GPPH, yaitu: 1. Menggunakan model teoritis Model teoritis digunakan sebagai dasar dan acuan dalam pembuatan suatu program pelatihan. 2. Program yang digunakan tersusun dengan sistematis Dalam penyusunan suatu program pelatihan perlu dipertimbangkan tingkat kesulitan dan peningkatan dari tingkat kesulitan tersebut dengan memperhatikan kaitannya dengan kondisi yang mungkin ditemui oleh individu sehari-hari. 3. Perlu adanya repetisi Pemberian kesempatan dan latihan melalui pemberian treatment yang berulang merupakan salah satu cara untuk mendapatkan suatu perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar. 4. Serirangkaian dari program yang diberikan merupakan pemberisumber data Progres yang diperlihatkan individu selama melakukan rangkaian program merupakan salah satu cara untuk memberikan data mengenai performa individu selam melakukan treatment. 5. Program yang dilakukan harus dapat digeneralisasikan pada situasi sehari-hari Kemampuan untuk dapat digeneralisasikan dalam kehidupan sehari-hari merupakan tujuan utama dari suatu program pelatihan. Hasil yang didapatkan oleh individu dalam pelatihan tersebut hendaklah dapat digunakan juga dalam situasi lain. 6. Keberhasilan dari program yang diberikan akan tercermin dari perubahan pada fungsi akademis 2.4. Prinsip Belajar dalam pelatihan Pelatihan merupakan suatu cara untuk belajar, membiasakan dirim atau mengajarkan seseorang untuk mengetahui, terbiasa atau terampil mengenai sesuatu yang dipelajarinya, baik dalam cakupan kognitif, afektif maupun psikomotor Kohls, 1995. Dalam proses belajar, menurut Valet 1969 terdapat beberapa prinsip belajar sebagai berikut: 1. Kesiapan readiness Anak akan belajar jika ia memiliki minat dan keinginan untuk belajar. oleh karena itu, anak perlu diberitahukan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan. Selain itu perlu diketahui pula apa yang menjadi ketertarikan anak 2. Efek Perlu dibuat suatu rancangan pembelajaran yang terprogram yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan dan kemampuan anak untuk mempertinggi pengalaman dengan sukse. Dengan demikian, diharapkan efek dari belajar akan lebih membuatnya bersemangat untuk terus meningkatkan kemampuannya 3. Cue discrimination Perlu dibuat suatu program sehingga anak diperkenalkan secara jenjang dari tingkat yang paling mmudah ke tingkat yang paling sulit. Peralatan yang digunakan sebaiknya tidak asing bagi anak. 4. Adanya penguat reinforcement Yaitu supaya untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan. Penguatan ini tidak harus selalu dalam bentuk benda. Keterlibatan involvement anak dalam kegiatan belajar, juga merupakan suatu penguat yang dirasakan sendiri oleh anak 5. Latihan dan umpan balik drill and feedback Anak perlu dilibatkan dalam proses latihan dan mengevaluasi tampilan prestasinya sendiri dan untuk menentukan perbaikan dari kegagalan yang telah dibuatnya 6. Transfer dan generalisasi transfer and generalization Keterampilan atau kemampuan yang telah dimiliki anak dari suatu pembelajaran sifatnya menetap dan dapat diterapkan anak pada situasi di luar treatment dalam setting yang menuntut hal yang sama. Yang penting adalah dengan memberika gambaran pada situasi apa dan bagaimana keterampilan tersebut diterapkan. Hal ini terkait dengan prinsip berikutnya insight a understanding 7. Insight dan pemahaman insight and understanding Anak perlu dibimbing untuk mengetahui bagaimana kemampuanpengetahuan baru yang ia peroleh dapat bergna dalam pemecahan masalah yang dialaminya. Dengan demikian anak diharapkan dapat berguna dalam pemecahan masalah serupa apa yang dialaminya sesuai dengan yang ia butuhkan.

2.5. Latihan menggunakan rocking chair untuk anak GPPH

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PRECISION READING PADA ANAK BERGANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN (GPP) DALAM MEMBACA PERMULAAN : Studi Kasus terhadap Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian.

0 3 15

Pengaruh Konsumsi DHA terhadap Kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Anak Usia 3 - 6 Tahun.

2 7 17

HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS PADA ANAK TERHADAP KEJADIAN DEPRESI IBU DI SEKOLAH SWASTA DENPASAR.

1 5 120

Pelatihan Divided Attention Pada Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP).

1 1 1

Rancangan Modul Peningkatan Selective Attention Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) Uji Coba Modul Peningkatan Selective Attention Melalui Permainan "Kumpulkan Bola Merah" Pada Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP)

1 8 15

Studi Tentang Rancangan dan Uji Coba Pelatihan Peningkatan Kemampuan Menpertahankan Perhatian (PKMP) pada Anak usia 9-10 tahun yang mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP).

0 0 2

Program Pelatihan Pengasuhan Bagi Ibu Yang Memiliki Anak Usia 7?9 Tahun Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian Disertai Hiperaktivitas Studi Tentang Perancangan Dan Uji Coba Program Pelatihan Pengasuhan Untuk Meningkatkan Pemahaman Ibu Dalam Menangani Permas

0 0 2

Rancangan Modul Pelatihan Meningkatkan Resiliensi Ibu Dalam Menghadapi Anak Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian Disertai Hiperaktivitas.

0 2 10

POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK YANG TERDETEKSI DINI MENGALAMI GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH) DI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SE-DESA HEGARMANAH.

1 1 2

Prevalensi dan Faktor-Faktor Risiko Gangguan Pemusatan Perhatian Anak dan Hiperaktivitas di Klinik Tumbuh Kembang RSUP Sanglah Denpasar

0 0 7