2.2  Parameter Kualitas Air
Parameter kualitas  air pada petakan tambak  merupakan cerminan dari  faktor   fisik, kimia  dan  biologi  perairan,  dimana  parameter  tersebut  harus dapat  dikelola  dengan  baik,
sehingga dapat mendukung terhadap pertumbuhan udang Boyd, 1991.
2.2.1  Parameter Fisik
a.  Suhu Suhu air sangat dipengaruhi oleh jumlah sinar matahari yang jatuh ke permukaan air
yang  sebagian  dipantulkan  kembali  ke  atmosfer  dan  sebagian  lagi  diserap  dalam  bentuk energi panas  Welch 1952.  Pengukuran suhu  sangat  perlu  untuk mengetahui  karakteristik
perairan.  Menurut  Schwoerbel  1987  suhu  air  merupakan  faktor  abiotik  yang  memegang peranan penting bagi hidup dan kehidupan organisme perairan. Berdasarkan hasil penelitian
Goldman  1983  menunjukkan  bahwa  terjadi  penurunan  biomassa dan  keanekaragaman ikan ketika suhu air meningkat lebih dari 28
o
C.
b. Kecerahan Kecerahan  sangat  penting  karena  erat  kaitannya  dengan  proses  fermentasi  yang
terjadi  di  perairan.  Kecerahan  perairan  dapat  diukur  dengan  alat  yang  dinmakan  Keping Secchi  Henderson-Sellers  dan  Morkland  1987.  Selanjutnya  dikatakan  bahwa  kecerahan
keping  Secchi    3  m  adalah  tipe  peraran  yang  subur  eutropik,  antara  3-6  m  kesuburan sedang mesotrofik dan  6 m digolongkan pada tipe perairan kurang subur oligotrofik.
2.2.2 Parameter Kimiawi
a. Derajat Keasaman pH Nilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari konsentrasi ion Hodrogen dan
nilai asam ditunjukkan dengan nilai 1 sd7 dan basa 7 sd 14. Kebanyakan perairan umum mempunyai nilai pH antara 6-9. Perairan yang asam lebih kecil dan dapat menurun sampai
2  Goldman  dan  Horne  1983.  Pescod  1973  mengemukakan  bahwa  batas  toleransi organisme  perairan  terhadap  pH  bervariasi  dan  dipengaruhi  antara  lain  suhu,  oksigen
terlarut, alkalinitas, kandungan kation dan anion maupun jenis dan tempat hidup organisme. Menurut  Pescod  1973  perairan  yang  ideal  bagi  kegiatan  budidaya  perika\nan  adalah  6,8
sd 8,5 dan perairan dengan pH6 menyebabkan organisme renik tidak dapat hidup dengan baik.
b.  Salinitas Salinitas  merupakan  cerminan  dari  jumlah  garam  yang  terlarut  dalam  air.  Secara
alami salinitas laut lepas rata-rata sebesar 35 ppt. Menurut Fuad dkk 1988 bahwa sebagai hewan  yang  melewatkan  hamper  seluruh  masa,  pada masa  awal  hidupnya  di  laut,  udang
windu memerlukan air berkadar garam antara 29-32 ppt. c.   Oksigen Terlarut Dissolved Oxygen-DO
Oksigen  dalam  perairan  bersumber  dari  difusi  ataupun  hasil  proses  fotosintesis organisme produsen. Oksigen dikonsumsi secara terus menerus oleh  tumbuhan dan hewan
dalam  aktivitas  respirasi  Goldman  dan  Horne  1983.  Pescod  1973   menyatakan  bahwa kandungan  oksigen  terlarut  2  mgL  dalam  perairan  sudah  cukup  untuk  mendukung
kehidupan  biota  akuatik,  asalkan  perairan  tersebut  tidak  mengandung  bahan-bahan  yang bersifat  racun,  sedangkan  Banarjea  1967  menyatakan  bahwa  perairan  dengan  oksigen
terlarut lebih besar dari 7 mgL adalah tergolong produktif. d. Biochemical Oxygen Demand BOD
Menurut  Alzerts    Santika  1984,  Biochemical  Oxygen  Demand  adalah  suatu suatu  analisis empiris  yang  mencoba  mendekati secara  global proses-proses mikrobiologis
yang  terjadi  dalam  air.  Angka BOD  adalah  jumlah  oksigen  yang  dibutuhkan  oleh  bakteri untuk  menguraikan hampir  semua zat organic  yang  terlarut dan sebagian zat organic  yang
tersuspensi dalam air. Bila suatu badan air dicemari oleh bahan organic maka bakteri dapat menghabiskan  oksigen  terlarut dalam  air  dan  dapat  menjadikan  kondisi  perairan  menjadi
anaerob,  sehingga  mengakibatkan  kematian  ikan.Nilai  BOD  yang  baik  untuk  perikanan adalah tidak boleh lebih dari 20 mgL.
perairan  adalah  dalam  bentuk  bentuk  orthofosfat  PO4,  sedangkan  nitrogen  biasanya dalam  bentuk  nitrat  NO3-N.  Jollenweider  1968  dalam  Wetzel  1975  menyatakan
bahwa  kandungan  orthofosfat  dalam  air  merupakan  karakteristik  kesuburan  perairan
tersebut.  Perairan  yang  mengandung  orthofosfat  antara    0,003-0,010  mgL  merupakan  - perairan  yang oligotrofik,  0,01-0,03  adalah  mesotrofik  dan  0,03-0,1  mgL  adalah eutrofik.
Sedangkan  perairan  yang  mengandung  nitrat  dengan  kisaran  0-1  mgL  termasuk  perairan oligotropik, 1-5 mgL adalah mesotrofik dan 5-50 mgL adalah eutrofik.
2.2.3  Parameter Biologi