Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai

4. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Tujuan atau manfaat sistem informasi akuntansi adalah Diana, 2011 : 5 : a. Mengamankan harta perusahaan b. Menghasilkan beragam informasi untuk pengambilan keputusan c. Menghasilkan informasi untuk pihak eksternal d. Menghasilkan informasi untuk penilaian kinerja karyawan e. Menyediakan data masa lalu untuk kepentingan audit f. Menghasilkan informasi untuk penyusunan dan evaluasi anggaran g. Menghasilkan informasi yang diperlukan dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian 5. Perbedaan Data dan Informasi Menurut Romney 2003 : 11, “Data mengarah pada fakta – fakta yang kita kumpulkan, simpan, dan proses dengan sistem informas. Data yang perlu dikumpulkan adalah data tentang kejadian penjualan. Setelah data dikumpulkan, merupakan tugas SIA untuk mengubah berbagai fakta tersebut agar dapat digunakan untuk membuat keputusan. Jadi, informasi adalah data yang telah diatur adan diproses untuk memberik an arti”.

D. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai

1. Pengertian Penjualan Tunai Penjualan tunai adalah penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli Mulyadi 2001: 455. 2. Fungsi yang Terkait Fungsi – fungsi yang terkait dari penjualan tunai adalah sebagai berikut: a. Fungsi Penjualan Menurut Mulyadi 2001 : 462, fungsi ini bertanggungjawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran barang ke bagian kasa. b. Fungsi Kas Menurut Mulyadi 2001 : 462, fungsi ini bertanggungjawab sebagai penerima kas dari pembeli. c. Fungsi Gudang Menurut Mulyadi 2001 : 462, fungsi ini bertanggungjawab untuk menyiapkan barang yang telah dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman. d. Fungsi Pengiriman Menurut Mulyadi 2001 : 462, fungsi ini bertanggungjawab untuk menyerahkan barang yang telah dibayar kepada pembeli. e. Fungsi Pencatat Menurut Diana 2011 : 89, fungsi ini meliputi kegiatan untuk menyiapkan dokumen transaksi, mencatat ke dalam jurnal dan buku besar, membuat rekonsiliasi dan menyusun laporan. 3. Dokumen yang Digunakan Menurut Mulyadi 2001 : 463, dokumen yang digunakan dalam penjualan tunai adalah : a. Faktur penjualan tunai Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. b. Pita register kas Dokumen dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas. Pita register kas ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan. c. Bill of Lading Bill of lading merupakan merupakan dokumen bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum. d. Faktur Penjualan COD Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD. Tembusan faktur penjualan COD diserahkan kepada pelanggan melalui bagian angkutan perusahaan, kantor pos, atau perusahaan angkutan umum dan dimintakan tanda tangan penerimaan barang dari pelanggan sebagai bukti telah diterimanya barang oleh pelanggan. e. Bukti setor bank Dokumen yang dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. f. Rekapitulasi harga pokok penjualan Dokumen yang digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode. 4. Catatan Akuntansi yang Digunakan Menurut Mulyadi 2001 : 468, catatan yang digunakan dalam penjualan tunai adalah : a. Jurnal penjualan Catatan ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. b. Jurnal penerimaan kas Catatan ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari penjualan tunai. c. Jurnal umum Catatan ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual. d. Kartu persediaan Catatan ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini diselenggarakan di fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang. e. Kartu gudang Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan barang yang disimpan dalam gudang. 5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Menurut Mulyadi 2001 : 469, jaringan prosedur yang membentuk sistem adalah : a. Prosedur order penjualan Fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran ke fungsi kas. Fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli. b. Prosedur penerimaan kas Fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran kepada pembeli yang digunakan untuk pengambilan barang dari fungsi pengiriman. c. Prosedur penyerahan barang Fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli. d. Prosedur pencatatan penjualan tunai Fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. Selain itu fungsi akuntansi mencatat berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu persediaan. e. Prosedur penyetoran kas ke bank Fungsi kas menyetorkan kas yang diterima dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh. f. Prosedur pencatatan penerimaan kas Fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasar bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas. g. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan. Fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan. Fungsi akuntansi juga membuat bukti memorial sebagai dokumen sumber untuk pencatatan harga pokok penjualan ke dalam jurnal umum. 6. Unsur Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian intern merupakan struktur organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasi untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi serta mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam suatu perusahaan. Unsur-unsur pokok pengendalian intern dalam sistem akuntansi penjualan tunai menurut Mulyadi 2001 : 470 adalah sebagai berikut: a. Struktur organisasi 1 Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas. 2 Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi 3 Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi. b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan 1 Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai. 2 Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas kasir dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan menempelkan pita register kas pada faktur tersebut. 3 Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai. 4 Pencatatan ke dalam jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai. c. Praktik yang sehat 1 Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi penjualan. 2 Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya. 3 Penghitungan saldo kas yang ada ditangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern .

E. Analisis Sistem