Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung)
QUALITY
(A Case Study On Public Accounting Firm in Bandung)
Skripsi
”Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia”
Disusun Oleh :
Nama : Muchamad Rizky Chusaeri NIM : 21110094
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(2)
(3)
(4)
156
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Muchamad Rizky Chusaeri
NIM : 21110094
Tempat/tgl Lahir : Cirebon, 26 Juli 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl.Flamboyan XII Blok D.317 Rt.01 Rw.05 Griya Cempaka Arum Desa Wanasaba Lor Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon
DATA PENDIDIKAN
1. TK Darul Hikam Cirebon 1997 - 1998
2. SD Negeri Pulasaren 1 Cirebon 1998 - 2004
3. SMP Negeri 11 Cirebon 2004 - 2007
4. SMA Negeri 5 Cirebon 2007 - 2010
(5)
ix
DAFTAR ISI
Hal LEMBAR PENGESAHAN ... SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... MOTO ...
ABSTRACT ...
ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I . PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 1.2.1. Identifikasi Masalah ... 1.2.2. Rumusan Masalah... 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 1.3.1. Maksud Penelitian ... 1.3.2. Tujuan Penelitian ... 1.4. Kegunaan Penelitian ... 1.4.1.Kegunaan Akademis ... 1.4.2. Kegunaan Praktis ... 1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 1.5.1. Lokasi Penelitian ... 1.5.2. Waktu Penelitian ...
i ii iii iv v vi ix xiii xv xvi 1 9 9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12
(6)
x
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka ... 2.1.1. Tekanan Anggaran Waktu ...
2.1.1.1. Pengertian Anggaran ... 2.1.1.2. Pengertian Anggaran Waktu ... 2.1.1.3. Pengertian Tekanan Angaran Waktu ... 2.1.2. Etika Auditor ... 2.1.2.1. Pengertian Etika ... 2.1.3. Kualitas Audit ... 2.1.3.1. Pengertian Audit... 2.1.3.2. Pengertian Kualitas Audit ... 2.2. Kerangka Pemikiran ... 2.2.1. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit .. 2.2.2. Pengaruh Etika Auditor terhadap Kualitas Audit ... 2.2.3. Penelitian Terdahulu ... 2.3. Hipotesis ...
BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian ... 3.2. Metode Penelitian ... 3.2.1. Desain Penelitian ... 3.2.2. Variabel Penelitian ... 3.2.3. Operasionalisasi Variabel ... 3.2.4. Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 3.2.4.1. Sumber Data ... 3.2.4.2. Teknik Penentuan Data ... 3.2.4.3. Teknik Pengumpulan Data ...
13 13 13 14 15 15 15 17 17 17 18 20 21 22 23 25 25 27 31 32 36 36 36 40
(7)
xi
3.2.4.4. Uji Validitas ... 3.2.4.5. Uji Reliabilitas ... 3.2.4.6. Uji MSI(Data Ordinal ke Interval) ... 3.2.5. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 3.2.5.1. Rancangan Analisis ... 3.2.5.2. Uji Hipotesis ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 4.1.1 Gambaran Umum Unit Observasi ... 4.1.1.1 Sejarah Kantor Akuntan Publik ... 4.1.1.2 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ... 4.1.1.3 Deskripsi Jabatan ... 4.1.1.4 Aspek Kegiatan Kantor Akuntan Publik ... 4.1.1.5 Karakteristik Responden ... 4.1.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 4.2.1.1 Hasil Pengujian Validitas ... 4.2.1.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 4.1.3 Analisis Deskriftif Data Penelitian ...
4.1.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Tekanan Anggaran Waktu ... 4.1.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Etika Auditor ... 4.1.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Audit ... 4.1.4 Analisis Verifikatif ... 4.1.4.1Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu dan Etika Auditor
terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung ... 4.1.4.2 Pengujian Hipotesis ...
41 44 47 48 48 57 63 63 63 76 79 81 86 89 89 91 93 94 98 102 105 106 115
(8)
xii
4.2 Pembahasan ... 4.2.1 Pengaruh Tekanan Aggaran Waktu terhadap Kualitas Audit ... 4.2.2 Pengaruh Etika Auditor terhadap Kualitas Audit ...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...
118 118 119
122 123 124 128 156
(9)
124
DAFTAR PUSTAKA
Abdolmohammadi, M.J. and V.D. Owhoso. 2000. “Auditors’ Ethical Sensitivity and the Assesment of the Likehood of Fraud”, Managerial Finance, Vol. 26 No.11, hal. 21-32.
Abdul Halim. 2007. Auditing. Jilid 1. Penerbit AMP.YKPN. Yogyakarta.
Ahsanul Minan. 2012. Transparansi dan Akuntabilitas Dana Kampanye Pemilu : lis Constituendum dalam Mewujudkan Pemilihan Umum yang Berintegritas. Arens, A.A., Elder, R.J., and Beasley, m.s.,2012. “Auditing and Assurance
Service– An Integrated Approach”.14th Edition.Pearson Education Limited, Edinburg UK.
Akuntan publik punya waktu 30 hari untuk audit laporan penerimaan dan Pengeluaran dana kampanye. http://www.beritasatu.com/nasional/179815-akuntan-publik-punya-waktu-30-hari-untuk-audit-laporan-penerimaan-dan-pengeluaran-dana
kampanye.html Diakses tanggal 10 Mei 2014 Pukul 16.00 WIB
Aprianti, Deva. "Pengaruh kompetensi, independensi, dan keahlian profesional terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi (studi kasus pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta Selatan)." (2010).
Basuki dan Krisna, Y. Mahardani. 2006. “Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di
Surabaya.” Jurnal Manajemen Akuntansi & Sistem Informasi Maksi Undip (Agustus): vol. 6, No. (2), 177-256.
Boynton, William C., and Walter G. Kell. 2006. Modern Auditing. Sixth Edition, John Wiley & Sons, Inc., New York.
IAPI. 2011. Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Edisi April 2009. Penerbit IAPI, Jakarta.
Grant, Julia, Robert Bricker dan Rimma Shiptsova, 1996. Audit Quality and
Professional Self-Regulation: A Social Dilemma Perspective and Laboratory Investigation. Auditing: Journal of Practice and Theory. Vol 15 No. 1, Spring.
(10)
Elitzur, Ramy and Failk, Haim. 1996. Planned Audit Quality. Journal of Accounting & Public Policy, 15.247-269.
De Zoor, F. Todd., and Alan T. Lord. 1997. A Review and Synthesis of Pressure
Effects Research inAccunting. Journal of Accounting Literature Vol. 16 pg. 28, 58 pgs.
Coram, P., Ng., and Woodliff, D. (2004) The effect of risk of misstatement on the propensity to commit reduced audit quality acts under time budget pressure. Auditing : A Journal of Practice and Theory, September.
IAPI. 2011. Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Edisi April 2009. Penerbit IAPI, Jakarta.
Grant, Julia, Robert Bricker dan Rimma Shiptsova, 1996. Audit Quality and
Professional Self-Regulation: A Social Dilemma Perspective and Laboratory Investigation. Auditing: Journal of Practice and Theory. Vol 15 No. 1, Spring. Elitzur, Ramy and Failk, Haim. 1996. Planned Audit Quality. Journal of
Accounting & Public Policy, 15.247-269.
De Zoor, F. Todd., and Alan T. Lord. 1997. A Review and Synthesis of Pressure
Effects Research inAccunting. Journal of Accounting Literature Vol. 16 pg. 28, 58 pgs.
De Angelo, L.E. 1981. Auditor Independence, “Low Balling”, and Disclosure Regulation. Journal of Accounting and Economics 3. Agustus. P. 113-127. De Angelo, L.E. 1981. Auditor Size and and Audit Quality. Agustus. P. 113-127.
Journal of Accounting and Economics. (Desember) pp. 183-199. De Angelo, L.E. 1981. Auditor Independence, “Low Balling”, and Disclosure
Regulation. Journal of Accounting and Economics 3. Agustus. P. 113-127. De Angelo, L.E. 1981. Auditor Size and and Audit Quality. Agustus. P. 113-127.
Journal of Accounting and Economics. (Desember) pp. 183-199.
Ely Suhayati., & Siti Kurnia Rahayu. (2010). Auditing, Konsep Dasar dan Pedoman Pemriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu
Erlina dan Mulyani, S., Metodologi Penelitian Bisnis, USU Press, Medan, 2007. Herawaty, A. dan Susanto, Y.K., Profesionalisme, Pengetahuan Akuntan Publik
(11)
Dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi dan Pertimbangan Tingkat
Materialitas. The 2nd National Conference UKWMS. Surabaya, 6 September 2008 Inapty, Biana Adha. (Pengaruh Konflik Biaya Dengan Kualitas Audit Terhadap
Dysfunctional Behavior (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Indonesia). Diss. program Pascasarjana Universitas Diponegoro, 2007.
Indriani, Resty. "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Klien Kantor Akuntan Publik Di Indonesia”.
Liyanarachichi, Gregory A, and Shaun M, Mc Namara. 2007. Time Budget
Pressure in New Zealand Audit. Business Review Vol. 9 No. 2, The University of Auckland, Business School.
Lowenshon, Suzanne A, Laurance E. Johnson, Randal J. Elder dan Stephan P.
Davies. 2007. Auditor Specialization, perceived audit quality, and audit fees in the local government audit market. Journal of Accounting Research 28 (2): 348-367. Mulyadi. 2002. Auditing. Buku Satu, Edisi Keenam. Salemba Empat. Jakarta.
Pratiwi, Astari Bunga; Januarti, Indira. Pengaruh Faktor-Faktor Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Pemberian Opini (Studi Empiris Pada Pemeriksa BPK RI Provinsi Jawa Tengah). 2012. PhD Thesis. Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Sawyer, Larry., Dittenhofer, Mort., & Schineiner, Jim. (2003). Audit Internal Sawyer.Jakarta : Salemba Empat.
Simunic, D. A. 1980. The Pricing of Audit Service: Theory and Evidence. Journal of Accounting Research 18 (Spring): 161-190.
Santoso, Singgih. (2005). Menguasai Statistik di Era Informasi Dengan SPSS 12. PT. Alex Media Komputindo, Jakarta.
Soekrisno Agoes 2012. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan
Publik. Edisi ke 4, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Sososutikno, Christina. 2003. Hubungan Tekanan Anggaran Waktu Dengan
Perilaku Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi VI, Oktober : 1116-1124.
(12)
ALFABETA, Bandung.
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik.
Wallace, W. A. 1980. The Economic Role of the Audit in Free and Regulated Markets. Touche Ross & Co. Aid to Education Program. Dalam Watkins,
Ann L, Hillison, William, Morecroft, Susan E. 2004. Audit Quality: A Synthesis of Theory and Empirical Evidence. Journal of Accounting Literature, Vol.23 pp. 153-193.
Widiawan, Wisnu; Meiranto, Wahyu. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2008). 2011. PhD Thesis. Universitas Diponegoro.
(13)
vi
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis mengambil judul “Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung)".
Penulisan Skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan Penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian. Selama penyusunan Skripsi, Peneliti banyak mendapat bimbingan, pengarahan, bantuan dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, terutama:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj Ria Ratna Ariawati, SE., MS, Ak. selaku Pembantu Rektor II dan sekaligus sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penyusunan Skripsi.
3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(14)
vii
S.E., M.Si., selaku Dosen penguji Penulis, terima kasih atas saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu, Bapak dan Adikku yang selalu memberikan doa dengan penuh kasih sayang, keikhlasan, kesabaran serta pengorbanan yang tiada henti mendorong dan selalu memberi semangat Penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini.
7. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali Penulis dengan pengetahuan.
8. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Ibu Senny, Ibu Dona dan A Gugun) terimakasih banyak untuk pelayanan dan informasinya. 9. Sahabat-sahabatku Gatot, Dayat, Gustian, Pras(alm), Jago, Riska Kusumadewi, Uswatun Khasanah, Masmey, Ntis, Aldi, Oo, Datuk, Dika terima kasih atas support dan bantuannya.
10.Teman-teman Ak3 yang selama ini bersama-sama berjuang untuk untuk kelulusan.
11.Teman-teman seperjuanganku dalam menyusun Skripsi ini, Sonya Nurman Sasongko dan Desy Eka Ramayanti terimakasih atas support-nya.
12.Seluruh pihak yang telah membantu penyusunan Skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
(15)
viii
penulisan kedepannya. Akhir kata, Penulis berharap agar Skripsi ini bermanfaat dan memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca.
Semoga doa, dorongan, perhatian dan pengertian yang diberikan kepada penulis mendapat balasan pahala yang berlipat dari Allah SWT.
Wassalamua’laikum Wr. Wb.
Bandung, Juli 2014 Penulis
Muchamad Rizky Chusaeri Nim: 21110094
(16)
13
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Tekanan Anggaran Waktu 2.1.1.1 Pengertian Anggaran
Anthony, et al. (1989:448) dalam Rika Fadila (2012) menyebutkan bahwa:
“Budget is a management plan, with the assumption that positive steps will be taken to make evens correspondent the plan”.
Sedangkan menurut Munandar (1995:1) dalam Rika Fadila (2012)
“Budget ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran memiliki manfaat yaitu :
1. Sebagai pedoman kerja
2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
(17)
2.1.1.2 Pengertian Anggaran Waktu
Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010) mendefinisikan anggaran waktu adalah:
“Suatu audit disusun dengan memprediksi waktu yang dibutuhkan pada setiap tahap dalam program audit untuk berbagai tingkat auditor dan menjumlahkan prediksi tersebut, yaitu dengan mengestimasi jumlah jam yang dibutuhkan oleh setiap level staf dan mengestimasi out of pocket cost”.
Menurut (Hill, 2005) dalam Siti Marfuah (2011) mengatakan:
“Keuntungan dari anggaran waktu adalah sebagai satu metode yang efisien untuk menyusun jadwal staf, sebagai suatu petunjuk yang penting untuk area audit yang berbeda, sebagai suatu perangsang bagi staf auditor untuk mendapatkan kinerja yang efisien, dan sebagai suatu alat untuk menentukan tagihan bagi
client”.
Sedangkan menurut Alderman, Guy, Winters(2005) diterjemahkan oleh Mahardani (2006) mendefinisikan time budget sebagai:
“Suatu bagian dari perencanaan yang digunakan auditor untuk menetapkan panduan dalam satuan waktu jam untuk setiap langkah audit. Jumlah jam kerja harus dialokasikan dengan persiapan dari skedul kerja yang menunjukkan siapa yang melaksanakan serta apa dan berapa lama hal tersebut dilakukan, kemudian total jam tersebut dianggarkan pada kategori utama dari prosedur audit dan disusun dalam bentuk skedul mingguan”.
Berdasarkan definisi diatas, anggaran waktu adalah suatu estimasi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan langkah-langkah audit dalam program audit. Anggaran waktu disusun berdasarkan informasi yang diperoeh pada langkah awal audit yaitu memperolah pemahaman atas klien.
(18)
2.1.1.3 Pengertian Tekanan Anggaran Waktu
Menurut Sososutikno (2003), dalam Andini (2011) tekanan anggaran waktu adalah:
“Tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan lisensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan waktu atau anggaran yang sangat ketat atau kaku”.
Ada pun pengertian dalam http://www.akuntansiku.com tekanan anggaran waktu adalah :
“Suatu keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan wak tu dalam anggaran yang sangat ketat dan kaku”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat di simpulkan semakin cepat waktu pengerjaan audit, maka biaya pelaksanaan audit akan semakin kecil. Keberadaan time pressure ini memaksa auditor untuk menyelesaikan tugas secepatnya atau sesuai dengan anggaran waktu yang telah ditetapkan.
2.1.2 Etika Auditor 2.1.2.1 Pengertian Etika
Auditor harus mematuhi kode etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit harus mengacu pada standar audit ini, dan auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit.
(19)
Kode etika ini dibuat bertujuan untuk mengatur hubungan antara : 1. Auditor dengan rekan sekerjanya,
2. Auditor dengan atasannya, dan
3. Auditor dengan auditan (objek pemeriksanya) serta 4. Auditor dengan masyarakat.
Pengertian etika menurut Firdaus (2005) adalah
“Perangkat prinsip moral atau nilai. Masing – masing orang memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak dapat diungkapkan secara eksplisit”.
Sukamto (1991) dalam Suraida, (2005) mendefinisikan etika audit adalah :
“Etika mampu berperan penting dalam meningkatkan Kualitas Audit dalam suatu laporan keuangan. Secara umum Etika didefinisikan sebagai nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah laku yang diterima dan digunakan oleh suatu golongan tertentu atau individu”.
Nungky Nurmalita (2011) mengatakan bahwa etika audit adalah :
“Etika berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpukan bahwa Akuntan Publik dalam menjalankan tugasnya harus berpedoman pada prinsip-prinsip profesinya, seperti tanggung jawab profesi, kepentinganp publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehatihatian professional, kerahasiaan, perilaku professional, dan standar teknis.
(20)
2.1.3 Kualitas Audit 2.1.3.1 Pengertian Audit
Pengertian audit menurut Mulyadi (2002) yaitu :
“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”.
Menurut Hall, James A. yang diterjemahkan oleh Fitriasari D dan Kwary D.A. (2007) mendefinisikan auditing yaitu :
“Bentuk dari pembuktian independen yang ahli auditor yang menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan”.
Dari beberapa definisi di atas bisa disimpulkan bahwa auditing merupakan suatu proses yang digunakan untuk pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi yang didapatkan oleh auditor, yang akan digunakan oleh auditor untuk menyatakan suatu opini terhadap laporan keuangan atau memberikan kesimpulan dan informasi.
2.1.3.2 Pengertian Kualitas Audit
Alvin A.Arens, Randal J.Elder, Mark S.Beasly yang dialihbahasakan oleh Herman Wibowo (2008) mendefinisikan auditing adalah:
”Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen”.
(21)
American Accounting Association (AAA) dalam Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010) mendefinisikan auditing adalah:
”Suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dan kriteria yang ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pengguna informasi tersebut”.
Sedangkan menurut Yulius Yogi Kristiawan yang diambil dari jurnal directory (2002:83) dalam Vinda Puspasari (2009) menyatakan sebagai berikut:
“Kualitas audit adalah sebagian probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien, kualitas hasil kerja berhubungan dengan seberapa baik sebuah pekerjaan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas audit yang dihasilkan yang dinilai dari seberapa banyak auditor memberikan respon yang benar dari setiap pekerjaan audit yang diselesaikan”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa Seorang Akuntan Publik dalam menjalankan tugas auditnya harus berpegang pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang berlaku, harapannya audit dapat mengurangi ketidak selarasan kepentingan antara manajemen dan para pemegang saham. Dengan dipatuhinya prinsip dan standar yang berlaku dalam pemeriksaan tujuan yang ingin dicapai adalah hasil audit yang dihasilkan diharapkan dapat dikatakan berkualitas.
2.2 Kerangka Pemikiran
Menurut Sugiyono (2004) menyatakan bahwa :
“Kerangka pemikiran merupakan sintesa atau kesimpulan tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori - teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa
(22)
atau kesimpulan tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variable tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis”.
Persaingan KAP semakin meningkat seiring berjalannya waktu hal itu menyebabkan seorang auditor di tuntut untuk melakukan suatu pekerjaan dalam melakukan audit yang selalu dibatasinya oleh fakor waktu yang telah di anggarkan sebelumnya. Kondisi tersebut menempatkan seorang auditor pada sebuah tekanan karena batasan waktu tersebut ditempat mereka bekerja.
Menurut De Zort (2002), Prasita (2007) dalam Pupung Purnamasari (2010) mendefinisikan:
“Tekanan anggaran waktu sebagai bentuk tekanan yang muncul dari keterbatasan sumber daya yang dapat diberikan untuk melaksanakan tugas. Namun yang terjadi seringkali anggaran waktu tidak realistis dengan pekerjaan yang harus dilakukan, hal ini mengakibatkan muncul perilaku-perilaku kontra produktif yang menyebabkan penurunan/pengurangan kualitas audit”.
Menurut Herningsih, 2001 menyatakan bahwa :
“Auditor dituntut untuk melakukan efisiensi biaya dan waktu dalam melaksanakan audit. Akhir-akhir ini tuntutan tersebut semakin besar dan menimbulkan time budget”.
Untuk memahami kerangka pemikiran dalam penelitian ini, maka dapat digambarkan pada pradiagma penelitian yang memperhatikan hubungan antara variabel dalam penelitian ini:
(23)
Gambar 2.1 Pradiagma penelitian
2.2.1 Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit.
Adapun hubungan antara tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit Menurut Pratiwi (2008) dalam Prolentina (2011):
“Pengaruh positif yang ditimbulkan dari adanya tekanan time budget antara lain terpacunya kinerja auditor untuk dapat menyelesaikan pekerjaanya tepat pada waktunya. Sementara itu pengaruh negatif dari adanya tekanan time budget ini berpotensi menimbulkan sikap dalam tindakan profesional yang dapat mengurangi kualitas audit dan laporan audit yang dihasilkan”.
Menurut Sososutikno (2003), dalam Andini (2011) tekanan anggaran waktu adalah :
“Tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan lisensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan waktu atau anggaran yang sangat ketat atau kaku”.
Menurut Waggoner dan Cashell (1991) dalam Pupung Purnamasari (2010) yang dikutip oleh Astri Rahayu (2011) mengatakan:
“Time budget pressure yang diberikan oleh KAP kepada auditornya bertujuan untuk mengurangi biaya audit. Semakin cepat waktu pengerjaan audit, maka biaya pelaksanaan audit akan semakin kecil. Jika auditor dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan sikap yang professional, maka kualitas
Tekanan Anggaran Waktu (X1)
(Sukamto , 1991 : 1 dalam Suraida, 2005)
Etika Auditor (X2) Gregory A.Liyangarachchi
(2007:62)
Kualitas Audit (Y) Siti Kurnia Rahayu dan
(24)
audit akan terjamin karena kualitas merupakan keluaran utama dari profesionalisme”.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa teori hubungannya adalah semakin ketat tekanan anggaran waktu menghasikan penurunan kualitas audit.
2.2.2 Pengaruh Etika Auditor terhadap Kualitas Audit
Menurut Baiq Kisnawati (2012) tentang Pengaruh Kompetisi, Independensi, dan Etika terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor Pemerintah di Inspektorat Kabupaten dan Kota Se-Pulau Lombok) adalah :
“Jenis penelitiannya adalah penelitian asosiatif. Di mana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan kompetensi, indepedensi, dan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Dan secara parsial kompetensi dan independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, hanya etika auditor yang berpengaru terhadap kualitas audit”.
Menurut Jaafar, (2008) dalam Sari (2011) yaitu ;
“Kode etik auditor merupakan aturan perilaku auditor sesuai dengan tuntutan profesi dan organisasi serta standar audit yang merupakan ukuran mutu minimal yang harus dicapai oleh auditor dalam menjalankan tugas auditnya, apabila aturan ini tidak dipenuhi berarti auditor tersebut bekerja di bawah standar dan dapat dianggap melakukan malpraktek”.
Menurut Devis (1984) dalam Anitaria (2011) mengemukakan bahwa:
“Ketaatan terhadap kode etik hanya dihasilkan dari program pendidikan terencana yang mengatur diri sendiri untuk meningkatkan pemahaman kode etik”.
Jadi teori hubungannya adalah kode etik auditor sangat dibutuhkan oleh auditor agar masyarakat umum dan pemerintah serta pihak lain yang
(25)
mengandalkan kreadibilitas laporan keuangan yang telah di audit dengan kualitas audit yang baik seorang auditor perlu menegakan etika yang tinggi.
2.2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan tekanan anggaran waktu, etika audit, dan kualitas audit bukanlah yang pertama kali dilakukan.
Untuk menjaga orginalitas dalam penelitian maka dikemukakaan penelitian-penelitian oleh peneliti sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
JURNAL MEDIA
BONAFID DAN WAKTUNYA
PENULIS JUDUL HASIL PENELITIAN
Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit (X1-Y)
Jurnal Ilmiah ESAI Volume 6, Nomor 1, Januari 2012 ISSN No.
1978 -6034 Goodman Hutabarat Pengaruh Pengalaman Tekanan Anggaran
Waktu dan Etika Auditor terhadap
Kualitas Audit
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh variable time budget pressure dan prilaku disfungsional terhadap Kualitas Audit.
Etika Auditor terhadap Kualitas Audit (X2-Y)
Jurnal Ilmiah ESAI Volume 6, Nomor 1, Januari 2012 ISSN No.
1978 -6034 Goodman Hutabarat Pengaruh Pengalaman Tekanan Anggaran
Waktu dan Etika Auditor terhadap
Kualitas Audit
Hasil penelitian bahwa variabel pengalaman audit, time budget pressure dan etika auditor mampu menjelaskan perubahan dalam kualitas audit.
Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit (X1-Y)
Peer-reviewed and Open access journal, Volume 12, Nomor 1, Hal.
1-8 ISSN 0852-8349 Januari -
Juni 2010 Fitrini Mansyur Susfa Yetti Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu dan Prilaku Disfungsional Terhadap Kualitas Audit Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh variabel Time Budget Pressure dan Prilaku Disfungsional Terhadap Kualitas Audit.
Etika Auditor terhadap Kualitas Audit
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 1 Nomor
2, Maret 2013
Akhmad Riduwan Bambang Suryono Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Dan Kompetensi
Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis keenam yang menyatakan Interaksi kompetensi dan
(26)
(X2-Y) Terhadap Kualitas Audit: Etika Auditor Sebagai
Variabel Pemoderasi
kepatuhan etika auditor berpengauh positif terhadap kualitas audit.
Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit (X1-Y)
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 1 Nomor
2, Maret 2013
Akhmad Riduwan Bambang Suryono Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit: Etika Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Interaksi independensi dan kepatuhan etika auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Etika Auditor terhadap Kualitas Audit (X2-Y) Peer-reviewed and Open access journal, Volume 12, Nomor 1, Hal.
1-8 ISSN 0852-8349 Januari -
Juni 2010 Fitrini Mansyur Susfa Yetti Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu dan Prilaku Disfungsional Terhadap Kualitas Audit
Hasil penelitian ini menganalisis besarnya pengaruh Time Budget Presuure dan Prilaku Disfungsional terhadap Kualitas Audit.
2.3 Hipotesis
Kata hipotesis berasal dari kata “hipo” yang artinya lemah dan “tesis” berarti pernyataan. Dengan demikian hipotesis berarti pernyataan yang lemah, disebut demikian karena masih berupa dugaan yang perlu teruji kebenarannya.
Menurut Sugiyono (2011:64), hipotesis penelitian adalah:
“Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data ststistik
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telahterkumpul sebagaimana adanya. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif”.
Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris.
(27)
Bedasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:
H1 : Tekanan Anggaran Waktu berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit. H2: Etika Auditor berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit.
(28)
25
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
Menurut Sugiyono (2009:13) objek penelitian adalah:
“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang sesuatu hal (variabel tertentu)”.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa objek penelitian digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu yang objektif, valid dan realible. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan verifikatif.
(29)
“Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis”.
Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat data, baik primer maupun sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran atau data yang diperoleh.
Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2010:29) adalah sebagai berikut:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lajut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.
Selanjutnya menurut Mashuri (2009:45) pengertian metode verifikatif adalah sebagai berikut:
(30)
“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X1 (Tekanan Anggaran Waktu), X2 (Etika Auditor) terhadap Y (Kualitas Audit). Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Menurut Sugiyono (2010: 13) menjelaskan proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut:
“1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrumen penelitian 7. Kesimpulan.”
Berdasarkan proses penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka desain pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber masalah
Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian sehingga mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan. Identifikasi masalah diperoleh dari adanya fenomena yang terjadi di masyarakat.
(31)
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Berikut rumusan masalah:
1. Seberapa besar pengaruh positif tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit pada KAP di Wilayah Bandung.
2. Seberapa besar pengaruh positif etika auditor terhadap kualitas audit pada KAP di Wilayah Bandung.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis), maka peneliti mengkaji teori-teori yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.
4. Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual).
5. Metode penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki.
(32)
Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dan verifikatif.
6. Menyusun instrumen penelitian
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk kuesioner, untuk pedoman wawancara. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrument penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan reabilitasnya. Dimana validitas digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah alat ukur dan reabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut dapat dipercaya. Setalah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.
7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir berupa jawaban atas rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.
(33)
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan
Penelitian
Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang
digunakan
Unit Analisis Time Horizon T-1 Verifikatif Descriptive &
Verificative
Auditor Eksternal
Cross Sectional T-2 Verifikatif Descriptive &
Verificative
Auditor Eksternal
Cross Sectional T-3 Verifikatif Descriptive &
Verificative
Auditor Eksternal
Cross Sectional Sumber : Sugiyono (2008:13)
Dari tabel di atas dapat penulis uraikan sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian pertama adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tekanan Anggaran Waktu terhadap kualitas audit pada KAP di Bandung digunakan metode deskriptif dan verifikatif yaitu dengan cara mengumpulkan informasi dengan membuat instrument kedua variabel dan menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif serta melakukan uji hipotesis yang telah ditetapkan dengan menggunakan uji statistika.
2. Tujuan penelitian kedua adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Etika Auditor terhadap kualitas audit pada KAP di Bandung digunakan metode deskriptif dan verifikatif yaitu dengan cara mengumpulkan informasi dengan membuat instrumen kedua variabel dan menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif serta melakukan uji hipotesis yang telah ditetapkan dengan menggunakan uji statistika.
3. Tujuan penelitian ketiga adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tekanan Anggaran Waktu dan Etika auditor terhadap kualitas audit pada KAP di Bandung digunakan metode deskriptif dan verifikatif yaitu dengan cara
(34)
mengumpulkan informasi dengan membuat instrumen kedua variabel dan menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif serta melakukan uji hipotesis yang telah ditetapkan dengan menggunakan uji statistika.
3.2.2 Variabel Penelitian
Konteks variable penelitan merupakan permasalahan-permasalahan yang akan diteliti.
Menurut Sugiyono (2009 :123) variabel penelitian adalah :
“Suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih oleh penulis, yakni ”Pengaruh Tekanan Anggaran Waktudan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit” maka terdapat dua jenis variabel, yaitu:
1. Variabel Bebas atau Variable Independent (X)
Variabel bebas atau Independent Variabel (X) merupakan variabel yang mempengaruhi atau variabel yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat atau Dependent Variabel (Y), dalam penelitian in yang menjadi variabel bebas adalah Tekanan Anggaran Waktudan Etika Auditor.
2. Variabel Terikat atau Variabel Dependent (Y)
Variabel terikat atau Dependent Variabel (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kualitas Audit.
(35)
3.2.3 Operasionalisasi Variabel
Sebelum mengadakan penilaian dalam penelitian, penulis harus menentukan operasional variabel, hal ini dimaksudkan agar dapat mempermudah dalam melakukan penelitian. Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian.
Definisi operasionalisasi menurut Nur Indriantoro (2002:69) sebagai berikut:
“Operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.”
Menurut Sugiyono (2010:38) menerangkan bahwa:
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap profesionalisme auditor dan implikasinya pada kualitas audit maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:
(36)
Sugiyono (2010:39), mendefinisikan variabel bebas adalah sebagai berikut:
“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Tekanan Anggaran Waktu dan Etika Auditor.
a. Tekanan Anggaran Waktu (X
Tekanan Anggaran Waktuadalah keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun, atauterdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang ketat (Herningsih, 2007).
b. Etika Auditor X
Untuk mendukung profesionalisme auditor, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan suatu standar profesi yang memuat seperangkat prinsip-prinsip moral tentang perilaku profesional yaitu kode etik Akuntan Indonesia yang mengatur hubungan antara akuntan dengan para klien, antara akuntan dengan sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat (Arisetyawan, 2010:2).
2. Variable Dependen (Y) atau variabel terikat
Variable Dependen (Y) atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Data yang menjadi variabel terikat (Variabel Y) adalah kualitas audit.
(37)
“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”
Selengkapnya mengenai operasionalisasi variabel dalam penelitian ini tentang pengaruh tekanan anggaran waktu dan etika auditor terhadap kualitas audit pada KAP Wilayah Bandung akan dijelaskan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini :
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator (Alat Ukur) No. Kuesion er Skala Ukuran (Variabel Bebas) Tekanan Anggaran Waktu X
Tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan lisensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan waktu atau anggaran yang sangat ketat atau kaku Sososutikno (2003), dalam Andini (2011)
1. Pemahaman auditor atas time budget 2. Tanggungjawab
auditor atas time budget
3. Tuntutan klien atau supervisor untuk menggunakan budget yang rendah
4. Partisipasi senior auditor dalam menyusun time budget
1 - 2
3 - 4
5 - 6
7
Ordinal
(Variabel Bebas) Etika Auditor X
Etika berbicara mengenainilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. (Nungky Nurmalita, 2011)
1. Auditor dengan Kode Etik secara
menyeluruh 2.Auditor dengan
lingkungan kerja 3.Auditor dengan
atasan
4.Auditor dengan objek
8 - 10
11-12
13
14 – 15
(38)
pemeriksaan 5.Auditor dengan
pemngguna jasa (klien) 16 (Variabel Tidak Bebas) Kualitas Audit (Y)
Kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probality) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Yulius Yogi Kristiawan (2002:83) dalam Vinda Puspasari (2009:56)
1. Kualitas Jasa 2. Hubungan Antara
Auditor dengan Klien
3. Tepat Waktu 4. Objektivitas
17 -18 19 -21
22 23 - 25
Ordinal
Dalam operasionalisasi variabel ini, semua varibel menggunakan skala ordinal. Menurut Jonathan Sarwono (2006:63):
“Skala Ordinal adalah skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh objek atau individu tertentu”.
Menurut Sugiyono (2009:132) Skala Likert adalah sebagai berikut:
“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrumen
(39)
pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert.
3.2.4 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.4.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai “Pengaruh tekanan anggaran waktu dan etika auditor terhadap Kualitas audit” adalah data primer dan data sekunder.
Menurut Sugiyono (2010:137) mendefinisikan data primer adalah sebagai berikut:
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner kepada responden untuk mengetahui tanggapan tentang penelitian yang akan diteliti, yaitu Auditor ekternal KAP wilayah Bandung.
Sedangkan Sugiyono (2009:136) mendefinisikan sumber data sekunder “Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca,mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literature , buku-buku serta dokumen perusahaan”.
3.2.4.2 Teknik Penentuan Data
Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel:
(40)
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011:80) menyatakan bahwa pengertian populasi adalah sebagai berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah auditor eksternal pada KAP wilayah Bandung sebanyak 26 KAP.
Tabel 3.3
26 KAP Wilayah Bandung yang menjadi populasi No
.
Nama Kantor Akuntan Publik Alamat
1 KAP ABUBAKAR USMAN & REKAN (CAB)
Jl. Abdurahman Saleh No.40 Lantai 2 Bandung 40174
2 KAP ACHMAD, RASYID, HISBULLAH & JERRY (CAB)
Jl. Rajamantri 1 No.12 Bandung 40264
3 KAP AF. RACHMAN & SOETJIPTO WS. Jl. Pasir Luyu Raya No.36 Bandung 42254
4 KAP Drs. BAMBANG BUDI TRESNO Pascal Hyper Square Blok B-52 Lantai 3 Jl. Pasir Kaliki Bandung 40181
5 KAP DJOEMARMA, WAHYUDIN & REKAN
Jl. Dr. Slamet No.55 Bandung 40161
6 KAP EKAMASNI, BUSTAMAN & REKAN (CAB)
Jl. Wastu Kencana No.5 Bandung 40117
7 KAP DRS. GUNAWAN SUDRADJAT Komplek Taman Golf Arcamanik Endah Jl. Golf Timur III No.1 Bandung 40293
8 KAP Prof. Dr. H. TB HASANUDDIN, MSc & REKAN
Metro Trade Center Blok F No.29 Jl. Soekarno – Hatta Bandung 40286
9 KAP Dr. H.E.R. SUHARDJADINATA & REKAN
Metro Trade Center Blok C No.5 Jl. Soekarno – Hatta Bandung 40286
10 KAP HELIANTONO & REKAN (CAB) Jl. Sangkuriang No.B 1 Bandung 40135 11 KAP Drs. JAJAT MARJAT Jl. Pasir Luyu Timur No.125 Bandung 40254 12 KAP JOJO SUNARJO, RUCHIAT & ARIFIN
(CAB)
Jl. Ketuk Tilu No.38 Bandung 40264
13 KAP Drs. JOSEPH MUNTHE, MS Jl. Terusan Jakarta No.20 Bandung 40281
(41)
15 KAP KOESBANDIJAH, BEDDY SAMSI & SETIASIH
Jl. H. P. Hasan Mustafa No.58 Bandung 40124
16 DOLI, BAMBANG, SULISTYO, DADANG, & ALI
Jl. Jakarta Ruko Kota Baru Permai Kav 21
17 KAP MOCH. ZAINUDDIN & SUKMADI (CAB)
Jl. Melong Asih No.69 B Lantai 2 Cijerah Bandung 402
18 KAP PEDDY HF DASUKI Jl. Jupiter Raya D.2 No.4 Margahayu Raya Barat Bandung
19 KAP Drs. R. HIDAYAT EFFENDY Komplek Margahayu Raya Jl. Tata Surya No.18 Bandung 40286
20 KAP ROEBIANDINI & REKAN Jl. Sidoluhur No.26 RT 004 / 007 Kel. Sukaluyu Kec. Cibeunying Kaler Bandung 40123
21 KAP Drs. RONALD HARYANTO Jl. Sukahaji No.36 A Bandung 40152
22 KAP SABAR & REKAN Jl. Kancra No.62 Buah Batu Bandung 40264 23 KAP Drs. SANUSI DAN REKAN Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri No.76 C Bandung
40164
24 KAP SUGIONO POULUS, SE, Ak, MBA Jl. Taman Holis B.3 No. 8 Bandung 40215 25 KAP WISNU B. SOEWITO & REKAN (CAB) Metro Trade Center Blok I No.17 Jl. Soekarno -
Hatta No.590 Bandung 40286
26 KAP DRA. YATI RUHIYATI Jl. Ujung Berung Indah Berseri I Blok 9 No.4 Komplek Ujung Berung IndahBandung 40611 Sumber : Directory 2010 KAP dan KA/ Institute Akuntan Publik Indonesia
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010:82) menyatakan bahwa pengertian sampel adalah sebagai berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode probability sampling, yaitu teknik pengembalian sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik pengambilan sampel ini digunakan dalam penelitian ini adalah: cluster sampling (Area Sampling).
(42)
”Cluster sampling (Area Sampling) adalah teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas”.
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling purposive :
Menurut Sugiyono (2010:85) mengemukakan bahwa:
”Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
Pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu dapat di lihat dari sebuah penelitian mengenai kualitas audit maka sampel sumber datanya adalah orang yang memiliki keahlian di bidang audit, penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun yang menjadi pertimbangan pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
1. KAP yang bersedia dijadikan tempat penelitian.
Pengambilan data dari KAP yang bersedia menjadi tempat penelitian untuk kemudahan akses penelitian.
2. Supervisi dan Auditor Junior pada KAP yang bersedia menjadi responden. Untuk mengetahui informasi dan analisis terkini tekanan anggaran waktu dan etika auditor pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung.
(43)
3.2.4.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendukung keperluan data usulan penelitian ini, penulis memerlukan sejumlah data pendukung yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Adapun cara-cara untuk memperoleh data dan informasi dalam uaulan penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data dan dilengkapi oleh berbagai keterangan melalui:
1. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan merupakan cara untukmemperoleh data primer yang secara langsung melibatkan pihak responden yang dijadikan sampel dalam penelitian. Metode penelitian lapangan ini dapat dilaksanakan dengan cara :
a. Wawancara
Merupakan teknik penelitian dimana peneliti mengadakan komunikasi langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan dalam hal ini adalah Eksternal Auditor dari dua perusahaan dikota Bandung mengenai masalah yang diteliti dan melakukan pengumpulan data yang relevan dari hasil wawancara tersebut.
b. Observasi
Merupakan teknik penelitian dengan mengadakan penelitian langsung terhadap objek penelitian untuk memperoleh data primer secara langsung dari responden yang dijadikan sampel penelitian. Data yang didapat dari hasil observasi ini selanjutnya dianalisis sehingga diperoleh gambaran yangjelas mengenai permasalahan yang diteliti. c. Kuesioner
(44)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan tujuan untuk memperoleh informasi-informasi yang relevan mengenai variabel-variabel penelitian yang akan diukur dalam penelitian ini. Kuesioner iniakan dibagikan kepada responden yaitu Ekternal Auditor yangdijadikan sampel dalam penelitian dan hasilnya akan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik.
2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang akan dijadikan landasan teori terhadap masalah yang sedang diteliti. Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur serta laporan-laporan yang menyajikan informasi mengenai topik permasalahan yang diteliti, kemudian dari hasil studi kepustakaan tersebut dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian.
3.2.4.4 Uji Validitas
Menurut Cooper yang dikutip Umi Narimawati, dkk. (2010:42), validitas didefinisikan sebagai berikut:
”Validityis a characteristic of measuraenment concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.
(45)
“Valid adalah menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti”.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah dirancang dalam bentuk kuesioner itu benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Semua item pertanyaan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item. Validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel.
Tabel 3.4
Standar Penilaian untuk Validitas
Creteria Validity
Good 0,50
Acceptable 0,30
Marginal 0,20
Poor 0,10
Sumber: Barker et al, 2002:70
Seperti yang telah dijelaskan padan metodologi penelitian bahwa untuk mengujivalid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika,yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor total = 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid dan apabila < 0,30 berarti
(46)
data tersebut dapat dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus korelasi pearson product moment (r).
Seperti dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pernyataan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item. Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing-masing-masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi pearson product moment.
Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut :
Keterangan :
r = Koefisien korelasi pearson X = Skor item pertanyaan Y = Skor total item pertanyaan
N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument
(47)
Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :
dimana :
n = ukuran sampel
r = Koefisien Korelasi Pearson df = degree of freedom = n-2
Keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf signifikan dengan 5 % satu sisi adalah :
1. Item instrument dikatakan valid jika thitung > t tabel maka instrument tersebut dapat digunakan.
2. Item instrument dikatakan tidak valid jika thitung < t tabel maka item tersebut tidak dapat digunakan.
3.2.4.5 Uji Reliabilitas
Menurut Cooper dalam Umi Narimawati (2010:43), reliabilitas adalah : ”Reliability is a characteristic of measurenment concerned with acuracy, precision, and consistency”.
Berdasarkan definisi diatas, maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian dan kekonsistenan.
Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau kepercayaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji
(48)
validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belahan instrumen. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman–Brown Correlation) Teknik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap–ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II
b. Skor untuk masing–masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II
c. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II
2Ґb 1+Ґb
Umi Narimawati (2010:44)
d. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Umi Narimawati (2010:44) Dimana :
Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item
Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua
� = +�
(49)
Tabel 3.5
Standar Penilaian Koefisien Reliabilitas Kategori Nilai
Good 0,80
Acceptable 0,70
Margin 0,60
Poor 0,50
Sumber: Barker et al, 2002; 70
Selain valid instrumen penelitian juga harus andal, keandalan instrumen menjadi indikasi bahwa responden konsisten dalam memberikan tanggapan atas pernyataan yang diajukan. Seperti yang dikemukakan Barker et al (2002:70) sekumpulan butir pernyataan yang mengukur variabel dapat diterima jika memilki koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70.
Indikator tersebut selanjutnya diuraikan dengan skala ukuran tertentu untuk mengubah data kualitatif dari kuesioner menjadi urutan data kuantitatif yaitu dengan menggunakan summated rating method atau the Likert Scale yang merupakan skala ordinal.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena, dengan skala likert maka variabelnya dijabarkan sebagai titik tolak bagi penyusunan item instrumen (Sugiono, 2009).
Ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban dari responden dalam menguji variabel yang diukur yaitu lima tingkatan, mulai dari 1 sampai 5. Untuk variabel X dan variabel Y, kuesioner yang digunakan adalah pernyataan dengan alternatif jawaban sebagai berikut:
- Skor 5 untuk jawaban Selalu (SL) - Skor 4 untuk jawaban Sering (SR)
(50)
- Skor 3 untuk jawaban Kadang-kadang (K) - Skor 2 untuk jawaban Jarang (J)
- Skor 1 untuk jawaban Tidak Pernah (TP)
3.2.4.6 Uji MSI (Data Ordinal ke Interval)
Penelitian ini menggunakan data ordinal, oleh karena itu semua data ordinal harus terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Menurut Hays yang dikutip Umi Narimawati, dkk. (2010:47), data ordinal ke interval dijelaskan sebagai berikut:
“Data yang didapatkan dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukurannya menjadi skala interval melalui Method of Successive Interval”.
Mengolah data ordinal menjadi interval dengan interval berurutan untuk variabel bebas terikat. Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:47), langkah-langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai berikut:
“ a. Ambil data ordinal hasil kuesioner.
b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya.
c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulatif. Untuk data >30 dianggap mendekati luas daerah di bawah kurva normal.
d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukkan nilai Z pada rumus distribusi normal.
e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method of Successive Interval sebagai berikut:
Sumber: Umi Narimawati, dkk. (2010:47) Keterangan:
Means of Interval : Rata-rata interval
(51)
Density at Lower Limit : Kepadatan batas bawah
Density at Upper Limit : Kepadatan batas atas
Area Under Upper Limit : Daerah di bawah batas atas
Area Under Lower Limit : Daerah di bawah batas bawah
f. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus:
Sumber: Umi Nawimawati, dkk. (2010:47)”.
Dalam proses pengolahan data MSI tersebut, peneliti menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for Windows.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis
Berdasarkan pertimbangan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan.
1. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana pengaruh Tekanan Anggaran Waktu dan Etika auditor terhadap kualitas audit.
2. Penelitian Verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent yang
(52)
diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Analisis menurut Miles dan Huberman (2002: 2) adalah sebagai berikut:
“Metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah”.
Metode kualitatif yaitu metode pengolahan data yang menjelaskan pengaruh dan hubungan yang dinyatakan dengan kalimat. Analisis kualitatif digunakan untuk melihat faktor penyebab. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban dengan menggunakan skala ordinal yang menggambarkan peringkat jawaban.
b. Dihitung total skor setiap variabel/subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua responden.
c. Dihitung skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor.
d. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel ataupun grafik. e. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini,
(53)
= −
Sumber : Umi Narimawati (2007) Keterangan :
n = jumlah sampel yang diambil
m = jumlah alternatif jawaban tiap item
Untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dan ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden, sedangkan skor ideal diperoleh dari prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah pertanyaan kuesioner dikalikan dengan jumlah responden. Apabila digambarkan dengan rumus, maka akan tampak seperti di bawah ini:
% = skor ideal %
Sumber : Umi Narimawati (2007)
Keterangan:
a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.
b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Selanjutnya hasil tersebut di dikelompokan dalam kriteria yang telah ditetapkan dalam tabel berikut :
(54)
Tabel 3.6
Kriteria Skor Jawaban Responden Berdasarkan Persentase Skor Aktual
No % Jumlah Skor Kriteria
1 20.00%- 36.00% Tidak Baik 2 36.01%- 52.00% Kurang Baik
3 52.01%- 68.00% Cukup
4 68.01%- 84.00% Baik
5 84.01% - 100% Sangat Baik Sumber: Umi Narimawati, 2007:85
2. Analisis Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2010:8) analisis kuantitatif adalah sebagai berikut :
“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populase atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dimana variabel (tekanan anggaran waktu) dan (etika auditor) dipasangkan dengan data variabel Y (kualitas audit) yang dikumpulkan melalui kuesioner masih memiliki skala ordinal, maka sebelum diolah data ordinal terlebih dahulu dikonversi menjadi data interval menggunakan Methode Succesiv Internal (MSI). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval yaitu :
a. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan. b. Pada setiap butir yang ditentukan dihitung masing-masing frekuensi jawaban
responden.
c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi.
(55)
d. Menetukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor.
e. Menggunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Y untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
f. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Y yang diperoleh (dengan menggunakan Tabel Tinggi Densitas).
g. Menggunakan Skala dengan Rumus:
= De i y a L we Li i −De i y a U e Li iea e w U e Li i − ea e w L we Li i
Keterangan :
Density at Lower Limit = kepadatan batas bawah Density at Upper Limit = kepadatan batas atas
Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas atas Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas bawah
h. Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu Skala Value (SV) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi berikut ini:
[ + |NS min + ] = Y
A. Analisis Regresi Linier Berganda
(56)
“Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dengan skala interval”.
Penjelasan garis regresi menurut Andi Supangat (2007: 325) yaitu:
“Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram)sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya).”
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh profesionalisme auditor dan terhadap kualitas audit pada KAP di Bandung.
Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2 ).
Persamaan regresinya sebagai berikut:
= � + +
Sumber: Sugiyono (2010) Dimana:
Y = variabel tak bebas (kualitas audit) a = bilangan berkonstanta
b1,b2 = koefisien arah garis
X1 = variabel bebas (profesionalisme auditor). X2 = variabel bebas ().
(57)
B. Uji Asumsi Klasik
Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi: 1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Menurut Singgih Santoso (2005: 393), dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:
1. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal. 2. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal.
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
(58)
Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.
2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah:
1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF),
(Sumber: Gujarati,2005: 35) 1
VIF =
1-R2 i
(59)
Dimana R2i adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas X1 terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas (Gujarati,2005: 362).
3. Uji Heterokedastisitas
Asumsi heterokedastisitas adalah asumsi regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi bahwa varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama ini disimpulkan dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dari residual. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala heterokedastisitas sedangkan gejala varians residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain disebut dengan homokedastisitas (Purbayu Budi Santosa dan Ashari,2005: 241-242).
4. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).
(1)
7
2. Etika auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik diwilayah Bandung. Profesionalisme auditor memiliki hubungan yang cukup kuat dengan kualitas audit. Hal ini berarti apabila etika semakin ditingkatkan maka kualitas audit akan semakin baik pada kantor akuntan publik di Wilayah Bandung.
5.2 Saran
Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang tekanan anggran waktu dan etika auditor terhadap kualitas audit, maka penulis akan memberikan beberapa saran yang dapat digunakan oleh Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung, yaitu sebagai berikut:
1. Berhubung tekanan anggaran waktu memiliki pengaruh besar terhadap kualitas audit, maka auditor dalam menerima perencanaan program audit harus memperkirakan tekanan anggaran waktu yang diberikan oleh klien. Sehingga dalam melaksanakan program audit tidak terjadi keterlambatan pengembalian tugas audit yang dikerjakan. Meskipun sudah dikategorikan dalam kategori sangat baik tetapi usaha untuk mendapatkan hasil kualitas audit yang memuaskan, tekanan anggaran waktu harus selalu di tingkatkan agar dapat menghasilkan kualitas audit yang dapat memberikan kepuasan terhadap klien.
2. Etika auditor memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas audit. Etika auditor berada dalam kategori sangat baik, namun dalam pelaksanaan audit harus mengacu pada standar audit dan auditor wajib mematuhi kode etika yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari strandar audit. Meskipun sudah dalam kategori sangat baik, etika auditor dalam pelaksanaan audit perlu ditingkatkan dengan mengikuti kode etik Ikatan Akutansi Indonesia yaitu nilai tingkah laku, norma moral, dan tanggungjawab profesi yang ditetapkan dalam Kongres VII Ikatan Akuntansi Indonesia di Jakarta pada tahun 1998 agar bisa tetap termasuk dalam kategori sangat baik
(2)
8 Lampiran
Tabel 3.1 Operasionalisai Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Tekanan Anggaran Waktu (X1)
Konsep Variabel Tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan lisensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan waktu atau anggaran yang sangat ketat atau kaku Sososutikno (2003), dalam Andini (2011)
1. Pemahaman auditor atas time budget
2. Tanggungjawab auditor atas time budget
3. Tuntutan klien atau supervisor untuk menggunakan budget yang rendah
4. Partisipasi senior auditor dalam menyusun time budget KAP
Ordinal
Etika Auditor (X2)
Etika berbicara mengenainilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. (Nungky Nurmalita, 2011)
1. Auditor dengan Kode 2. Etik secara menyeluruh
3. Auditor dengan lingkungan kerja 4. Auditor dengan atasan
5. Auditor dengan objek
Ordinal
Kualitas Audit (Y)
Kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probality) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Yulius Yogi Kristiawan (2002:83) dalam Vinda Puspasari (2009:56)
1. Kualitas Jasa
2. Hubungan Antara Auditor dengan Klien
3. Tepat Waktu 4. Objektivitas
Ordinal
Lampiran Output SPSS Analisisi Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda
(3)
9
(4)
10 DAFTAR PUSTAKA
A dol oha adi, M.J. a d V.D. O hoso. . Auditors’ Ethi al “e siti ity a d the Asses e t of the Likehood of Fraud , Managerial Finance, Vol. 26 No.11, hal. 21-32.
Abdul Halim. 2007. Auditing. Jilid 1. Penerbit AMP.YKPN. Yogyakarta.
Ahsanul Minan. 2012. Transparansi dan Akuntabilitas Dana Kampanye Pemilu : lis Constituendum dalam Mewujudkan Pemilihan Umum yang Berintegritas. Arens, A.A., Elder, R.J., and Beasley, m.s.,2012. Auditing and Assurance
Service– An Integrated Approach .14th Edition.Pearson Education Limited, Edinburg UK.
Akuntan publik punya waktu 30 hari untuk audit laporan penerimaan dan Pengeluaran dana kampanye.http://www.beritasatu.com/nasional/179815-akuntan-publik-punya-waktu-30-hari-untuk-audit-laporan-penerimaan-dan-pengeluaran-dana kampanye.html Diakses tanggal 10 Mei 2014 Pukul 16.00 WIB
Aprianti, Deva. "Pengaruh kompetensi, independensi, dan keahlian profesional terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi (studi kasus pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta Selatan)." (2010).
Basuki dan Krisna, Y. Maharda i. . Pe garuh Teka a A ggara Waktu terhadap Perilaku Disfu gsio al Auditor da Kualitas Audit pada Ka tor Aku ta Pu lik di “ura aya. Jur al Ma aje e Aku ta si & “iste I for asi Maksi U dip Agustus : vol. 6, No. (2), 177-256.
Boynton, William C., and Walter G. Kell. 2006. Modern Auditing. Sixth Edition, John Wiley & Sons, Inc., New York.
IAPI. 2011. Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Edisi April 2009. Penerbit IAPI, Jakarta.
Grant, Julia, Robert Bricker dan Rimma Shiptsova, 1996. Audit Quality and
Professional Self-Regulation: A Social Dilemma Perspective and Laboratory Investigation. Auditing: Journal of Practice and Theory. Vol 15 No. 1, Spring.
Elitzur, Ramy and Failk, Haim. 1996. Planned Audit Quality. Journal of Accounting & Public Policy, 15.247-269.
De Zoor, F. Todd., and Alan T. Lord. 1997. A Review and Synthesis of Pressure
Effects Research inAccunting. Journal of Accounting Literature Vol. 16 pg. 28, 58 pgs. Coram, P., Ng., and Woodliff, D. (2004) The effect of risk of misstatement on the
propensity to commit reduced audit quality acts under time budget pressure. Auditing : A Journal of Practice and Theory, September.
IAPI. 2011. Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Edisi April 2009. Penerbit IAPI, Jakarta.
Grant, Julia, Robert Bricker dan Rimma Shiptsova, 1996. Audit Quality and
Professional Self-Regulation: A Social Dilemma Perspective and Laboratory Investigation. Auditing: Journal of Practice and Theory. Vol 15 No. 1, Spring.
Elitzur, Ramy and Failk, Haim. 1996. Planned Audit Quality. Journal of Accounting & Public Policy, 15.247-269.
(5)
11
De Zoor, F. Todd., and Alan T. Lord. 1997. A Review and Synthesis of Pressure
Effects Research inAccunting. Journal of Accounting Literature Vol. 16 pg. 28, 58 pgs. De Angelo, L.E. 1981. Auditor Independence, Low Balling , and Disclosure
Regulation. Journal of Accounting and Economics 3. Agustus. P. 113-127. De Angelo, L.E. 1981. Auditor Size and and Audit Quality. Agustus. P. 113-127.
Journal of Accounting and Economics. (Desember) pp. 183-199. De Angelo, L.E. 1981. Auditor Independence, Low Balling , and Disclosure
Regulation. Journal of Accounting and Economics 3. Agustus. P. 113-127. De Angelo, L.E. 1981. Auditor Size and and Audit Quality. Agustus. P. 113-127.
Journal of Accounting and Economics. (Desember) pp. 183-199.
Ely Suhayati., & Siti Kurnia Rahayu. (2010). Auditing, Konsep Dasar dan Pedoman Pemriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu
Erlina dan Mulyani, S., Metodologi Penelitian Bisnis, USU Press, Medan, 2007.
Herawaty, A. dan Susanto, Y.K., Profesionalisme, Pengetahuan Akuntan Publik Dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi dan Pertimbangan Tingkat
Materialitas. The 2nd National Conference UKWMS. Surabaya, 6 September 2008
Inapty, Biana Adha. (Pengaruh Konflik Biaya Dengan Kualitas Audit Terhadap Dysfunctional Behavior (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik Di Indonesia). Diss. program Pascasarjana Universitas Diponegoro, 2007.
Indriani, Resty. "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasa Klie Ka tor Aku ta Pu lik Di I do esia . Liyanarachichi, Gregory A, and Shaun M, Mc Namara. 2007. Time Budget
Pressure in New Zealand Audit. Business Review Vol. 9 No. 2, The University of Auckland, Business School. Lowenshon, Suzanne A, Laurance E. Johnson, Randal J. Elder dan Stephan P.
Davies. 2007. Auditor Specialization, perceived audit quality, and audit fees in the local government audit market. Journal of Accounting Research 28 (2): 348-367.
Mulyadi. 2002. Auditing. Buku Satu, Edisi Keenam. Salemba Empat. Jakarta.
Pratiwi, Astari Bunga; Januarti, Indira. Pengaruh Faktor-Faktor Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Pemberian Opini (Studi
Empiris Pada Pemeriksa BPK RI Provinsi Jawa Tengah). 2012. PhD Thesis. Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Sawyer, Larry., Dittenhofer, Mort., & Schineiner, Jim. (2003). Audit Internal Sawyer.Jakarta : Salemba Empat. Simunic, D. A. 1980. The Pricing of Audit Service: Theory and Evidence.
Journal of Accounting Research 18 (Spring): 161-190.
Santoso, Singgih. (2005). Menguasai Statistik di Era Informasi Dengan SPSS 12. PT. Alex Media Komputindo, Jakarta.
Soekrisno Agoes 2012. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan
Publik. Edisi ke 4, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Sososutikno, Christina. 2003. Hubungan Tekanan Anggaran Waktu Dengan
Perilaku Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi VI, Oktober : 1116-1124.
(6)
12
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit ALFABETA, Bandung.
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik.
Wallace, W. A. 1980. The Economic Role of the Audit in Free and Regulated Markets. Touche Ross & Co. Aid to Education Program. Dalam Watkins,
Ann L, Hillison, William, Morecroft, Susan E. 2004. Audit Quality: A Synthesis of Theory and Empirical Evidence. Journal of Accounting Literature, Vol.23 pp. 153-193.
Widiawan, Wisnu; Meiranto, Wahyu. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada