Pengaruh Pembayaran Dividen Dan Tingkat Pengembalian Modal Terhadap Harga Saham Pada PT Kimia Farma Tbk

(1)

PT. KIMIA FARMA Tbk.

The Influence Of Dividend Payment and

Return on Equity To Share Price

At PT Kimia Farma Ltd.

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

HIDYA PRATAMI LASTARI 21207047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

Pengembalian Modal Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada PT Kimia Farma Tbk Tahun 2003-2010)”, Dibawah Bimbingan Linna Ismawati, SE.,M.Si

Pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal (ROE) menjadi salah satu tolak ukur para investor dalam mengambil keputusan untuk menanamkan modalnya dalam suatu perusahaan. PT Kimia Farma Tbk pada tahun 2008 mengalami kenaikan laba hal ini disebabkan karena asset dan penjualan bersih meningkat. Adanya kenaikan laba diperusahaan dalam rangka untuk mempertahankan kepercayaan para investor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan pembayaran dividen, tingkat pengembalian modal dan harga saham, untuk mengetahui pengaruh pembayaran dividen terhadap tingkat pengembalian modal dan untuk mengetahui pengaruh pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal terhadap harga saham secara parsial dan simultan pada PT Kimia Farma Tbk.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif (kualitatif) dengan menggunakan analisis perkembangan dan metode penelitian verifikatif (kuantitatif) dengan menggunakan analisis uji statistik yaitu analisis jalur, korelasi pearson, uji determinasi dan pengujian hipotesisnya menggunakan uji t untuk menguji secara parsial dan tingkat signifikasi 5% dengan menggunakan bantuan program SPSS 17 for windows.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kondisi perkembangan dividen, tingkat pengembalian modal dan harga saham pada PT Kimia Farma Tbk pada tahun 2003-2010 terus mengalami fluktuasi. Hubungan pembayaran dividen dengan tingkat pengembalian modal adalah kuat tapi tidak searah. Hubungan pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal dengan harga saham secara parsial rendah dan tidak searah. Sedangkan secara simultan untuk pengaruh pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal terhadap harga saham adalah sangat rendah yaitu hanya berpengaruh sebesar 3,8%.


(3)

Equity To Share Price (Case Study In PT Kimia Farma Ltd Year 2003-2010)” Under Supervision By Linna Ismawati SE.,M.Si

Dividend payments and return on equity (ROE) to be one benchmark for investors in making decisions to invest in a company. PT Kimia Farma Ltd in 2008 to increase profits this is because the asset and net sales increased. An increase in profit in the company in order to maintain investor confidence. The purpose of this study was to determine the progress of dividend payment, the return on equity, to determine the effect of dividend payment, return on equity and to determine the effect of dividend payment and return on equity on share price partially and simultaneously at PT Kimia Farma Ltd

the research method used in this research is descriptive research method (qualitative) by using analysis verifikatif development and research methods (quantitative) by using a statistical test analysis of the path analysis, pearson correlation, a test of determination and hypothesis testing using t test to test partial and 5% significancelevel using SPSS 17 for windows.

The result of these research show that growth conditions of dividend payment, return on equity and share price on PT Kimia Farma Ltd in 2003-2010 continued to fluctuate. Dividend payments relation with the return on equity is strong but not direction. Relation dividend payments and return on equity with share price be partially is low and unidirectional. While simultaneously for the effect of dividend payments and return on equity is very low at only effect of 3,8%.


(4)

vii

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena atas berkat serta rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi guna melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Ilmu Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung. Adapun judul yang penulis ambil adalah “Pengaruh Pembayaran Dividen dan Tingkat Pengembalian Modal Terhadap Harga Saham pada PT. Kimia Farma Tbk.

Penulis sadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, baik dalam pembahasan materi maupun teknik penulisannya. hal ini karena keterbatasan wawasan dan kemampuan serta pengetahuan yang penulis miliki. Sehingga semua kritik dan saran yang membangun dari semua pihak diharapkan penulis.

Penulisan skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak, Rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga atas segala bantuan dari semua pihak juga penulis sampaikan kepada :

1. Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof.Dr.Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan dosen penguji yang telah meluangkan waktunya.


(5)

viii

Pembimbing, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi 4. Raeny Dwisanty, SE., M.Si, selaku dosen penguji Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

5. Kedua Orang Tua tercinta serta adik-adiku yang telah memberikan dukungan dan semangat. Dengan doa dan kepercayaan yang mereka berikan, sehingga penulis dapat menyelesaikannya.

6. Kepada Rizki, yang selalu setia menemani, membantu mendukung dan memberi semangat kepada penulis.

7. Kepada seluruh sahabat dan teman anak MN-2 Angkatan 2007 yang sudah memberikan semangat dan doanya untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Bandung, Juli 2011 Penulis


(6)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif membutuhkan keikutsertaan para pelaku usaha untuk lebih aktif dalam menarik investor domestik dan mancanegara. Pasar modal merupakan tempat bertemunya antara pihak yang memerlukan modal dengan pemilik modal baik perorangan maupun kelompok. Pasar modal mempunyai peranan penting untuk dapat memenuhi kebutuhan modal bagi dunia usaha agar tetap eksis dalam perekonomian global. Pasar modal menduduki posisi yang sangat strategis, karena dapat menjadi sarana yang handal untuk mobilitas dana dari masyarakat dan dapat berperan sebagai modal penyerta (saham), maupun dana pinjaman (obligasi) dalam jumlah yang besar. Khusus sebagai dana penyertaan akan dapat memperbaiki struktur modal bagi perusahaan, dan mempunyai kelonggaran dalam menggunakan dana, karena keterikatan dana tidak ada jatuh temponya.

PT. Kimia Farma Tbk. Merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir, yaitu : industri, marketing, distribusi, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN, Kimia Farma berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-undang No. 19/2003 tentang BUMN.


(7)

Seorang investor yang rasional melakukan analisa sebelum membuat keputusan untuk menginvestasikan dananya di pasar modal (dengan membeli sekuritas diperdagangan di bursa). Investor tersebut harus percaya bahwa informasi yang diterimanya adalah informasi yang benar, sistem perdagangan dibursa dapat dipercaya, serta tidak ada pihak lain yang memanipulasi dari perdagangan tersebut. Ada jenis informasi yang merupakan sinyal penting bagi investor untuk menilai prospek perusahaan yang bersangkutan yaitu laba per lembar (Earning Per Share) dan dividen per lembar saham (Dividen Per Share).

Informasi ini amat berguna bagi investor atau calon investor dalam melakukan penelitian perusahaan sebab pada umumnya manajemen tidak akan mengambil resiko dengan membayar dividen yang tinggi pada suatu waktu tertentu. Bila menurut estimasi mereka perusahaan tidak mampu mempertahankannya dimasa yang akan datang. Dalam kondisi ketidakpastiaan yang tinggi dividen bisa menjadi proxy yang baik terhadap trend pendapatan (Alexander, et al dalam

Noventri Musthikawati, 2010).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurmala (2006), menyatakan bahwa kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas. Dengan perkataan lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa (performance) perusahaan.

Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout rationya

yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai, artinya besar kecilnya dividend payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi para


(8)

pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. Pertimbangan mengenai dividend payout ratio ini diduga sangat berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus maka perusahaan tersebut akan mampu menetapkan besarnya dividend payout ratio

sesuai dengan harapan pemegang saham dan tentu saja tanpa mengabaikan kepentingan perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh (Levy dan Sarnat, dalam

Andri Purwanto, 2009).

Pembagian dividen perusahaan terhadap pemegang saham mempengaruhi harga saham di bursa efek. Semakin besar dividen yang diberikan oleh perusahaan, maka saha perusahaan tersebut sangat diminati para investor atau calon investor. Hal ini berarti akan mendorong permintaan terhadap saham perusahaan, yang ada pada akhirnya akan melambungkan harga saham perusahaan tersebut.

Selain itu dalam mengukur kinerja perusahaan investor biasanya melihat kinerja keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio. Return On Equity

adalah merupakan salah satu indikator penting yang sering digunakan oleh

investor untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan sebelum melakukan investasi. Menurut penelitian Standard and Poor 500 di Amerika rata – rata tingkat Return On Equity perusahaan – perusahaan di Amerika berkisar 10 sampai dengan 15 persen dan Return On Equity yang tinggi mempengaruhi harga saham perusahaan - perusahaan tersebut (Raja Lambas J. Panggabean, 2005).

Profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya.


(9)

Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan di masa mendatang maka banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dan hal itu tentu saja mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi (Haryanto dan Toto Sugiarto. S, 2003).

Tingkat profitabilitas perusahaan pada analisis fundamental biasanya diukur dari beberapa aspek, diantaranya adalah dengan menggunakan Return On Equity. Return On Equity merupakan perbandingan antara Earning After Taxes

dengan Modal sendiri. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, jika proporsi utang semakin besar maka rasio ini juga akan makin besar.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yunina, Nazir, dan Ghazali Syamni (2009) menyatakan bahwa Return on Equity merupakan teknik lain untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Return on equity secara eksplisit menganalisis profitabilitas perusahaan bagi pemilik saham biasa. Laba yang diperoleh suatu perusahaan biasanya dibagi-bagi kepemilik modal, seperti hutang (kredit), saham preferen, dan saham biasa.


(10)

Tabel 1.1

Return on Equity dan Harga Saham Tahun 2003 – 2010 pada PT Kimia Farma Tbk.

Tahun ROE

( % )

Harga Saham ( Dalam Rupiah )

2003 6,03 210

2004 9,55 205

2005 6,26 145

2006 5,05 165

2007 5,75 305

2008 5, 84 76

2009 6,28 127

2010 12,45 159

Sumber : data yang diolah laporan keuangan PT.Kimia Farma Tbk

Kinerja sejumlah perusahaan farmasi pada tahun 2008 mulai mengalami pertumbuhan yang lambat karena kenaikan laba yang kecil. Meski kecil, beberapa diantaranya masih dapat mempertahankan pertumbuhan laba namun ada juga yang terpaksa mengalami penurunana laba. Hal ini pula dialami oleh PT. Kimia Farma Tbk yang pada tahun 2008 mendapatkan kenaikan laba (keuntungan) walaupun kecil. Kenaikan laba ini disebabkan karena asset dan penjualan bersih yang mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Adanya kenaikan laba di perusahaan dalam rangka mempertahankan kepercayaan para investor.

Walaupun PT. Kimia Farma Tbk pada tahun 2008 mengalami kenaikan laba tetapi harga saham justru mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu dari Rp. 305 per lembar saham turun menjadi Rp. 76 per lembar saham. Berdasarkan survey PT Kimia Farma tbk dihadapkan pada dampak krisis keuangan global.


(11)

Pergerakan harga saham sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam perusahaan. Hal ini disebabkan karena investor memiliki harapan atas sejumlah pengembalian dari nilai investasinya, harapan dari investor atas pengembalian tersebut biasanya berbentuk dividen. Pembayaran dividen yang besar tentu diharapakan oleh para investor. Pengembalian itu tentunya tergambar jelas pada performa perusahaan, jika dari tahun ke tahun perusahaan mengalami keuntungan yang signifikan tentu pula investor cenderung memiliki harapan yang cukup optimis akan pengembalian yang pasti didapatnya, sementara itu jika perusahaan pada tahun-tahun terakhir mengalami kerugian maka secara otomatis terbayang didalam benak investor sejumlah kerugian yang dihitungnya (Haryanto

dan Toto Sugiarto. S, 2003).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menelaah secara lebih mendalam pada PT. Kimia Farma Tbk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal (ROE) terhadap harga saham perusahaan PT. Kimia Farma Tbk yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul :

“Pengaruh Pembayaran Dividen Dan Tingkat Pengembalian Modal Terhadap Harga Saham Pada Pt. Kimia Farma Tbk”.


(12)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

Kenaikan laba yang dialami perusahaan disebabkan karena asset dan penjualan bersih yang mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya Adanya kenaikan laba di perusahaan maka dapat meningkatkan pembayaran dividen, hal tersebut dilakukan dalam rangka mempertahankan kepercayaan para investor. Tetapi tidak direspon positif oleh transaksi di pasar modal, sementara harga saham justru mengalami penurunan. Terjadinya krisis global menjadi salah satu faktor tidak stabilnya harga saham pada PT. Kimia Farma tbk.

1.2.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Bagaimana Pembayaran Dividen pada PT. Kimia Farma tbk.

2. Bagaimana Tingkat Pengembalian Modal (ROE) PT. Kimia Farma tbk. 3. Bagaimana Harga Saham pada PT. Kimia Farma tbk.

4. Bagaimana pengaruh Pembayaran Dividen dan Tingkat Pengembalian Modal (ROE) pada PT. Kimia Farma tbk.

5. Bagaimana pengaruh Pembayaran Dividen dan Tingkat Pengembalian Modal (ROE) secara parsial dan simultan terhadap Harga Saham PT. Kimia Farma tbk.


(13)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah agar peneliti dapat memperoleh informasi dan pengetahuan mengenai bagaimana pengaruh pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal (ROE) terhadap harga saham pada PT. Kimia Farma tbk.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penulisan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah :

1. Untuk mengetahui Pembayaran Dividen pada PT. Kimia Farma tbk.

2. Untuk mengetahui Tingkat Pengembalian Modal (ROE) PT. Kimia Farma tbk.

3. Untuk mengetahui Harga Saham pada PT. Kimia Farma tbk.

4. Untuk mengetahui pengaruh Pembayaran Dividen dan Tingkat Pengembalian Modal (ROE) pada PT. Kimia Farma tbk.

5. Untuk mengetahui pengaruh Pembayaran Dividen dan Tingkat Pengembalian Modal (ROE) secara parsial dan simultan terhadap Harga Saham PT. Kimia Farma tbk.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi perusahan khususnya mengenai pembayaran dividen dan


(14)

tingkat pengembalian modal (ROE), sehingga dapat dijadikan umpan balik dan informasi bagi kemajuan perusahaan yang akan datang. 2. Bagi Investor

Bagi Investor yang tertarik menanam modalnya di bursa efek, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam mempertimbangkan keputusan investasi

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Penulis

Bagi penulis kegunaan penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan menambah informasi pengetahuan mengenai pasar modal terutama tentang pengaruh pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal (ROE) terhadap harga saham

2 Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi pedoman dan referensi dalam penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal (ROE) terhadap harga saham.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Dalam rangka mendapatkan data untuk penelitian ini, penulis mengadakan penelitian pada PT Kimia Farma tbk yang berlokasi di Jalan Padjadjaran No. 29-31 Bandung 40171, Indonesiaa. Telepon 022 – 420 4043 Fax 022 – 423 7079 dan website : http://www.kimiafarma.co.id.


(15)

1.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dari bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Juli 2011. Secara lebih rinci waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :

Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan

No

Bulan Feb`11 Mar’11 Apr’11 Mei’11 Juni’11 Juli’11 Kegiatan/

Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan

a.Penyusunan UP

b.Bimbingan

c.Pendaftaran Seminar UP

d.Seminar UP

e.Perbaikan

2 Pengumpulan Data

3 Pengolahan Data

4 Penyusunan Laporan dan Bimbingan

5 Pendaftaran Ujian Sidang Skripsi


(16)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kebijakan Dividen

Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earning) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Apabila peusahaan penerbit saham mampu menghasilkan laba yang besar maka ada kemungkinan pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan dalam bentuk dividen yang besar pula. Keputusan tentang besarnya laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai deviden biasa disebut dengan kebijakan dividen.

Menurut Sartono (2001:281) menyatakan bahwa “Kebijakan dividen

adalah keputusan apakah laba yang di peroleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan dimasa datang.”

Menurut Lukas (2008:285-288) ada lima teori untuk menentukan kebijakan dividen yaitu:

1. Dividen Tidak Relevan

Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya DPR, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM,


(17)

dividen adalah tidak relevan. Pernyataan MM ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang “lemah” seperti :

a. Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional

b. Tidak ada biaya emisi saham jika perusahaan menerbitkan saham baru c. Tidak ada pajak

d. Kebijakan investasi 2. Bird in the hand Theory

Gordon dan Linther menyatakan bahwa biaya modal sendiri (Ks) perusahaan akan naik jika DPR rendah karena investor lebih suka menerima dividen daripada capital gains. Modigliani dan Miller

menganggap argumen Gordon dan Lintner ini merupakan suatu kesalahan (MM menggunakan istilah “The Bird in the hand Fallacy”.

Menurut MM, pada akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki risiko yang hampir sama.

3. Teori Perbedaan Pajak

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividend an capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak.

4. Teori “Signaling Hypothesis

Seperti teori dividen yang lain, teori “Signaling Hypothesis” ini juga sulit


(18)

mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek “sinyal” atau disebabkan karena efek “sinyal” dan preferensi terhadap dividen.

5. Teori “Clientele Effect

Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Bukti empiris menunjukan bahwa efek dari

“Clientele” ini ada. Efek ini hanya mengatakan bahwa bagi sekelompok pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih menguntungkan mereka.

Dalam penelitian yang dilakukan Noventri Musthikawati (2010)

menyebutkan bahwa ada beberapa jenis dividen yaitu sebagai berikut: a) Dividen Tunai (cash dividend)

Merupakan dividen yang dibagikan dalam bentuk kas. Yang perlu diperhatikan oleh manajemen sebelum membuat pengumuman adanya pemabgian dividen tunai adalah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.

b) Dividen Aktiva selain Kas (Property dividend)

Merupakan dividen yang dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas. Aktiva yang dibagikan dapat berbentuk surat-surat berharga perusahaan yang dimiliki perusahaan, barang dagangan, real estate, atau investasi bentuk lain yang dirancang oleh dewan direksi.


(19)

c) Dividen dengan Utang Wesel (Script Dividend)

Dividen utang wesel timbul apabila perusahaan tidak membayar dividen sekarang dikarenakan saldo kas yang ada tidak mencukupi, sehingga manajemen perusahaan akan mengeluarkan script dividend yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu diwaktu yang akandatang. Script dividend ini mungkin berbunga mungkin tidak.

d) Dividen Likuidasi (Liquidating Dividend)

Merupakan dividen yang sebagian merupakan pengembalian dari investasi/modal pemegang saham. Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahukan mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan pengembalian modal sehingga para pemegang saham bisa mengurangi investasinya. Dengan demikian transaksi identik dengan penarikan modal sendiri oleh pemegang saham.

e) Dividen Saham (Stock Dividend)

Merupakan pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya. Dividen saham kurang lebih merupakan penyusunan kembali modal perusahaan (rekapitalisasi), sedangkan proporsi kepemilikan tidak mengalami perubahan.

2.1.1.1 Dividen Payout Ratio

Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan dalam perusahaannya, namun di satu pihak perusahaan juga harus membayarkan dividen kepada para pemegang sahamnya. Semakin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan berarti semakin sedikit laba yang dapat ditahan dan sebagai akibatnya


(20)

adalah menghambat tingkat pertumbuhan dalam pendapatan dan harga sahamnya. Jika perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya tetap di dalam perusahaan, berarti bagian dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran dividen adalah makin kecil.

Menurut Gitman (2003:570) mengatakan bahwa :

Devidend payout ratio menunjukkan persentase dari setiap dolar yang diterima yang didistribusikan kepada pemilik dalam bentuk uang tunai. Hal ini dihitung dengan membagi dividen kas perusahaan per saham dengan laba per saham perusahaan.

Sedangkan menurut Riyanto (1993:201) menyatakan bahwa “Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut dividend payout ratio.”

Lukas (2008:85) menjelaskan bahwa persentase dividen yang dibagikan dari laba setelah pajak disebut “Dividen Payout Ratio”.

Adapun rumus dari Dividen Payout Ratio(DPR) adalah sebagai berikut:

(Lukas , 2008:85)

Jika dividend payout ratio berkurang dapat menggambarkan laba perusahaan yang makin berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena mengindikasikan bahwa perusahaan kekurangan dana. Kondisi ini akan menyebabkan preferensi investor akan suatu saham berkurang karena investor memiliki preferensi yang sangat kuat atas dividen. Sehingga perusahaan akan selalu berupaya untuk mempertahankan dividend payout ratio meskipun terjadi penurunan jumlah laba yang diperolehnya. Walaupun pada kenyataan yang terjadi

DPR =Dividen yang Dibagi


(21)

tidak selalu demikian, turunnya rasio DPR belum tentu keuntungan perusahaan juga menurun, tetapi tidak dibagikan dalam bentuk dividen, melainkan menjadi laba ditahan oleh perusahaan. Namun demikian, rasio DPR tetap menjadi sinyal bagi investor yang mengharapkan keuntungan dalam bentuk dividen.

2.1.2 Laporan keuangan

Perusahaan dan penyedia modal-kreditur dan investor selalu melakukan analisis laporan keuangan. Jenis analisis bervariasi menurut masing-masing pihak. Secara internal, manajemen juga menggunakan analisis keuangan untuk pengendalian modal mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.

Laporan keuangan senantiasaa melaporkan apa yang sebenarnya terjadi pada aset, laba, dan dividen selama beberapa tahun terakhir. Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan suatu output dan hasil akhir dari proses akuntansi, yang disajikan sebagai bahan informasi bagi para pemakai yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut yang mana didalamnya terdapat suatu pertanggungjawaban atau accountability yang disajikan sebagai suatu indikator kesuksesan suatu perusahaan.

Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban keuangan pimpinan atas perusahaan yang telah dipercayakan kepadanya. Kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan, pada hakekatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan perusahaan yang mana dapat menggambarkan performa atau kinerja perusahaan yang bersangkutan.


(22)

Adapun pengertian laporan keuangan seperti yang dikemukakan, menurut

Zaki Baridwan (2004:17) menyatakan bahwa :

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, dan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan, yang dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan, serta digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.

Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2010:84) menyatakan bahwa “Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang berada di balik angka tersebut.”

Dari uraian kedua pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah kumpulan data dan infomasi transaksi-transaksi keuangan perusahaan yang terjadi selama satu tahun dan dapat menjadi tolak ukur kinerja suatu perusahaan. Bagi para analisi, laporan keuangan merupakan media penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan.

2.1.2.1 Fungsi Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan-kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan manajemen dapat memperoleh berbagai informasi yang sangat penting.


(23)

Adapun menurut Muwanir (2002:3) mengemukakan bahwa :

Fungsi laporan keuangan adalah untuk mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan, untuk menentukan/mengukur efisiensi tiap-tiap bagian agar dapat mengetahui derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang diserahi wewenang dan tanggung jawab, dan untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Disamping fungsi tersebut di atas, laporan keuangan juga berfungsi sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada semua pihak yang menanamkan dan mempercayakan pengelolaan dananya dalam perusahaan tersebut terutama kepada para pemilik melalui laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan.

2.1.2.2 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan memiliki tujuan untuk mengetahui apakah keadaan keuangan perusahaan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ketahun untuk mengetahui perkembangan perusahaan.

Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterprestasikan berbagai hubungan kunci dan kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaam dimasa yang akan datang.

Ada beberapa pendapat para ahli di bidang ekonomi yang menjelaskan tentang pengertian analisis laporan keuangan.


(24)

Menurut Susan Irawati (2004:30) mengemukakan bahwa “Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos keuangan lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan.”

Sedangkan menurut M.Fraser dan Ormiston (2004:170) mengemukakan bahwa:

Analisis laporan keuangan dari sudut pandang manajemen mengaitkan semua pertanyaan yang diajukan oleh kreditor, karena pemakai laporan keuangan ini harus mengetahui kemampuan perusahaan untuk memperoleh modal yang dibutuhkan.

Dari uraian pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan laporan analisis yang sering digunakan oleh para analisis untuk menganalisis data dan informasi yang ada dalam laporan keuangan dengan tujuan mengetahui kondisi keuangan agar perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat.

2.1.2.3 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Pada dasarnya laporan keuangan dibuat untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu badan usaha yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan didalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Harnanto (2002:14) menyatakan bahwa ada beberapa tujuan laporan keuangan yaitu :

Menyediakan infomasi yang menyangkut posisi keuangan, tidak menyediakan semua infomasi yang mungkin dibutuhkan oleh pemakai dalam pengambilan keputusan, menyediakan infomasi non keuangan, menyediakan informasi tentang apa yang telah dilakukan oleh manajemen (Stewardship), catatan dan skedul tambahan.


(25)

Informasi kinerja keuangan perusahaan terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa yang akan datang. Informasi perubahan posisi keuangan juga bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi selama periode pelaporan. Informasi ini berguna bagi pemakai sebagai dasar dalam menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta kebutuhan perusahaan untuk memanfaatkan arus kas.

Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen, agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi.

2.1.2.4 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Dibawah ini terdapat beberapa penjelasan para ahli di bidang ekonomi yang menjelaskan tentang jenis-jenis analisis laporan keuangan.

Menurut Mahmud M. Hanafi (2003:76-86) dalam menyatakan bahwa : Pada dasarnya analisis laporan keuangan bisa dikelompokan ke dalam lima macam katagori yaitu: (1) Rasio Likuiditas, rasio ini mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). (2) Rasio Aktivtas ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan beberapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin benarnya data kelebihan yang tercantum pada aktiva-aktiva tersebut. (3) Rasio Solvabilitas, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. (4) Rasio Profitabilitas, rasio ini mengukur perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu.


(26)

Sedangkan menurut Lukas (2008:415) menyatakan bahwa :

Rasio keuangan didesain untuk memperlihatkan hubungan antara item-item pada laporan keuangan (neraca dan laporan rugi-laba). Ada 5 jenis rasio keuangan yaitu, leverage ratios untuk memperlihatkan berapa hutang yang digunakan perusahaan, liquidity ratios untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo, efficiency atau asset management ratios untuk mengukur seberap efektif perusahaan mengelola aktiva, profitability ratios untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan market value ratios untuk memperlihatkan bagaimana perusahaan dinilai oleh investor pasar modal. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan yang sering digunakan oleh perusahaan terdiri dari Rasio Likuiditas, Aktivitas, Solvabilitas dan Profitabilitas. Namun dalam penelitian ini hanya akan membahas tentang rasio profitabilitas.

2.1.2.5 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Adapun beberapa jenis rasio keuangan yang umum digunakan oleh para analis perusahaan dikelompokkan menjadi :

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio Likuditas menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.

2. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)

Rasio Solvabilitas mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio ini mempunyai beberapa implikasi, (1) kredit mengharapkan dana yang sediakan pemilik perusahaan sebagai margin keamanan, bila pemilik hanyamenyediakan sebagian kecil modalnya maka resiko bisnis sebagian besar ditanggung oleh kreditur; (2) meskipun pengadaan dana melalui hutang, pemilik


(27)

masih dapat mengendalikan perusahaan; (3) bila perusahaan mendapatkan keuntungan lebih besar dari dana yang dipinjamnya dibandingkan biaya bunga yang harus dibayar, maka pengambilan kepada pemilik dapat diperbesar.

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio Aktivitas ini mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio ini membandingkan tingkat penjualan dengan investasi dalam berbagai rekening aktiva seperti perputaran persediaan, perputaran piutang, dan perputaran aktiva tetap, juga biaya perputaran total aktiva.

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio Profitabilitas mengukur tingkat efektivitas pengelolaan (manajemen) perusahaan yang ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio ini juga menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada di perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada di perusahaan seperti kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

2.1.2.6 Analisis Profitabilitas

Secara umum rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektivitas suatu manajemen perusahaan dan hasilnya dapat dilihat dari pengembalian yang dihasilkan dari penjualan investasi. Aliran arus kas yang akan datang adalah hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan. Yang dapat menjadi ukuran-ukuran kinerja suatu perusahaan agar dapat mencerminkan keputusan-keputusan strategis, operasi dan pembiayaan.


(28)

Menurut Mahmud M. Hanafi (2001:30) rasio profitabilitas adalah “Rasio Profitabilitas, rasio ini mengukur perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu.”

Sedangkan menurut Sofyan (2008:304) menyatakan bahwa “Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.”

Untuk mengukur nilai profitabilitas dapat menggunakan rasio-rasio seperti

Retun On Asset (ROA), Retun On Equity (ROE), Gross Profit Margin dan Net Profit Margin. Namun rasio yang sering dibicarakan, yaitu Return On Equity

(ROE), Return On Total Asset (ROA) dan Return On Investment (ROI).

Return On Investment (ROI) merupakan rasio perbandingan antara pendapatan bersih (earning after tax) dengan total aktiva (total asset).

(Beni, 2009 : 200)

Return On Equity (ROE) merupakan pengukuran kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba. Return On Equity (ROE) atau Return On Net Work juga merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham, dimana persentase rasio ini dinyatakan oleh rumus sebagai berikut :

ROI =Laba Setelah Pajak


(29)

(Sawir, 2001: 20)

Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat dibedakan antara Return On Investment (ROI) dan Return On Equity (ROE), dimana Return On Investment

(ROI) merupakan kemampuan menghasilkan laba dengan mempergunakan asset dari perusahaan sementara Return On Equity (ROE) merupakan modal yang dimiliki oleh pemegang saham atau pemilik saham. Adapun rumus yang digunakan oleh peneliti adalah Return On Equity (ROE).

2.1.2.7 Return On Equity

Hasil pengembalian atas ekuitas mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik perusahaan. Return On Equity (ROE) merupakan suatu “rasio tujuan akhir” (bottom line ratio). Menurut Brigham dan Houston (2010:149)

Pemegang saham berharap mendapatkan pengembalian atas uang mereka, dan

Return On Equity (ROE) ini menunjukan pengembalian tersebut.

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:225) menyatakan bahwa “Return On Equity (ROE) membandingkan laba bersih setelah pajak (dikurangi dividen saham biasa) dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang saham di perusahaan.”

Rumus untuk Return On Equity (ROE) dibawah ini.

(Sawir, 2001: 20) ROE =Laba Setelah Pajak

Modal Sendiri x 100%

ROE =Laba Setelah Pajak


(30)

Rasio ini menunjukan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dana sering kali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam sebuah industri yang sama. ROE yang tinggi sering kali mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Akan tetapi, jika perusahaan tersebut telah memilih untuk menerapkan tingkat utang yang tinggi berdasarkan standar industri, ROE yang tinggi hanyalah merupakan hasil dari asumsi risiko keuangan yang berlebihan.

2.1.3 Saham

Saham merupakan sekuritas yang paling populer dipasar modal karena saham bisa memberikan keuntungan dalam jumlah yang besar dengan jangka waktu yang relative singkat. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah berupa kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.

Menurut Eduardus Tandelilin (2001:6) mengemukakan bahwa:

Saham merupakan surat bukti atas kepemilikan aset-ast perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan.

Sedangkan oleh Mahmud M.hanafi (2004:124) yang menerangkan bahwa “Saham merupakan bukti kepemilikan, seseorang yang mempunyai saham berarti dia memiliki perusahaan tersebut.”


(31)

Dari uraian pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan, dimana dengan dimilikinya saham tersebut maka investor akan mendapatkan keuntungan.

2.1.3.1 Jenis-jenis Saham

Berdasarkan hak atas klaim, saham terdiri dari 2 macam. Adapun jenis-jenis saham menurut Eduardus Tandelilin (2001:18) memaparkan bahwa “Saham dapat dibedakan menjadi saham preferen dan saham biasa.“

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:115) menyatakan bahwa : Saham preferen adalah jenis saham yang (biasanya) menjanjikan dividen tetap, akan tetapi jumlahnya bergantung pada dewan direksi. Saham tersebut memiliki preferensi atas saham biasa dalam hal pembayaran dividend dan klaim atas berbagai aktiva perusahaan.

Selain itu Van Horne dan Wachowicz (2005:116) menjelaskan bahwa “Saham biasa adalah surat berharga yang mencerminkan posisi kepemilikan (dan risiko) dalam sebuah perusahaan.”

2.1.3.2 Karakteristik Saham

Terdapat beberapa pendapat mengenai karakteristik saham biasa, yang menyatakan bahwa saham biasa merupakan saham yang memeberikan pendapatan berupa dividend an capital gain yang tidak tetap, memberikan hal suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan pemegangnya memiliki residual claim dan tanggung jawab yang terbatas.


(32)

Menurut Sulistyastuti (2003:3) menyatakan bahwa saham memiliki 5 karakteristik :

Berhak atas pendapatan perusahaan yang berupa dividen, berhak atas harta perusahaan ketika perusahaan penerbitnya dilikuidasi, berhak mengeluarkan suara, tanggung jawab terbatas dan hak memesan efek terlebih dahulu.

2.1.3.3 Keuntungan dan Resiko Investasi Pada Saham 2.1.3.3.1 Keuntungan Investasi Pada Saham

Seorang investor akan membeli saham dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Keuntungan investasi dari saham diantaranya adalah :

1. Kenaikan harga saham (Capital Gain), yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham berupa kelebihan nilai jual dari nilai beli saham.

2. Pembagian Deviden, merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Kebijakan dividen akan menyangkut keputusan pembagian laba atau menahan guna diinvestasikan kembali pada perusahaan.

2.1.3.3.2 Resiko Investasi Pada Saham

Seorang investor menanamkan modal pada saham suatu perusahaan dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang, namun masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian. Menurut Panji dan Ninik (1995:58) menyatakan bahwa dalam investasi saham terdapat berbagai resiko, yaitu :

1. Resiko Finansial, yaitu resiko yang diderita sebagai akibat dari ketidakmampuan emiten memenuhi kewajiban membayar dividen serta pokok investasi.


(33)

2. Resiko Pasar, yaitu akibat menurunnya harga pasar baik keseluruhan saham maupun suatu saham secara individu.

3. Resiko psikologis, yaitu resiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan pesimisme yang dapat mengakibatkan penurunan harga saham.

2.1.3.4 Definisi Harga Saham

Dalam melakukan investasi pada pasar modal, khususnya saham, perubahan harga pasar menjadi perhatian penting bagi para investor, selain kondisi emiten dan keadaan perekonomiannya. Harga saham yang digunakan dalam melakukan transaksi di pasar modal merupakan harga yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar.

Menurut Sartono (2001:41) mendefinisikan harga saham sebagai berikut “Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima.”

Sedangkan pengertian harga saham menurut Ridwan (2003:349)

menyatakan bahwa “Harga saham adalah saham yang nilai per lembarnya telah

tercantum dalam akta pendirian perusahaan.”

Saham biasanya diperdagangkan di lantai bursa dengan harga pasar yang akan berbeda-beda pada tiap-tiap waktunya, hal ini akan berkaitan dengan nilai dari suatu saham tersebut.


(34)

2.1.3.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Harga pasar saham di pasar modal dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya adalah informasi. Informasi yang mempengaruhi harga saham terdiri dari :

1. Investor yang berkaitan dengan faktor fundamental, yaitu kemampuan meminjam perusahaan, prospek perusahaan, prospek pemasaran, perkembangan teknologi dan kemampuan menghasilkan keuntungan.

2. Infomasi yang berkaitan dengan teknis, yaitu perkembangan kurs, keadaan pasar dan kekuatan pasar.

3. Informasi lingkungan ekonomi, sosial, dan politik yaitu tingkat inflasi, kebijakan moneter, neraca pembayaran dan APBN, kondisi ekonomi perusahaan dan kondisi politik.

2.1.3.6 Penilaian Harga Saham

Terdapat beberapa jenis nilai saham yang dapat mempengaruhi dalam penetapan harga saham, salah satu diantaranya adalah menurut apa yang dipaparkan oleh Eduardus Tandelilin (2001:183) berbagai jenis nilai saham yaitu:

a. Nilai nominal Pari atau Nominal (Par Value/Face Value) adalah nilai yang tercantum dalam sertifikat saham dan pencantumannya berdasarkan keputusan dan dari hasil pemikiran perusahaan yang mempunyai saham tersebut. Jadi nilai nominal sudah ditentukan pada waktu saham itu diterbitkan.

b. Nilai Buku (Book Value) artinya nilai buku merupakan hasil perhitungan dari total aktiva perusahaan yang dikurangkan dengan hutang serta saham preferen


(35)

kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Nilai buku sering kali lebih tinggi daripada nilai nominalnya.

c. Nilai Intrinsik atau Riil (Fair Value/Reasonable Value) merupakan nilai yang mengandung unsur kekayaan perusahaan pada saat sekarang dan unsur potensi perusahaan untuk menghimpun laba dimasa yang akan datang.

d. Nilai Pasar adalah harga saham biasa yang terjadi dipasar selembar saham biasa adalah harga yang dibentuk oleh penjualan dan pembelian ketika mereka memperdagangkan saham.

2.1.3.7 Analisis Terhadap Harga Saham

1. Analisis Fundamental

Analisis ini digunakan untuk mengevaluasi prospek masa mendatang, pertumbuhan dan profil perusahaan dalam kaitannya dengan perekonomian secara makro ekonomi nasional, pertimbangan industri perusahaan dan kondisi perusahaan itu sendiri. Analisis fundamental akan membandingkan nilai instrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham sudah benar-benar mencerminkan nilai yang seharusnya.

2. Analisis Teknikal

Analisis ini merupakan upaya memperkirakan harga saham di masa mendatang dengan mengamati perubahan harganya diwaktu yang lalu. Analisis ini juga merupakan suatu anallisis mengenai perilaku yang berlangsung dan menggabungkannya dengan pola-pola perdagangan saham. Analisis ini menganggap bahwa harga yang terjadi di pasar semata-mata cerminan dan tingkah


(36)

laku investor yang tidak rasional. Investor cenderung untuk mengikuti permintaan dan penawaran yang dipengaruhi faktor psikologis.

2.1.4 Hubungan Pembayaran Dividen, Profitabilitas (ROE) dan Harga Saham

2.1.4.1 Hubungan Pembayaran Dividen dengan Profitabilitas (ROE)

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2007:288) menyebutkan bahwa “Ketika laba naik hingga mencapai suatu tingkat yang baru, perusahaan meningkatkan dividen hanya jika perusahaan merasa dapat mempertahankan kenaikan labanya.”

2.1.4.2 Hubungan Pembayaran Dividen dengan Harga Saham

Menurut Brigham dan Houston (2010:393) mengemukakan bahwa “Meskipun nilai suatu saham diturunkan dari dividen yang diharapkan, ini bukan berarti perusahaan dapat meningkatkan harga saham hanya dengan meningkatkan dividen.”

2.1.4.3 Hubungan Profitabilitas (ROE) dengan Harga Saham

Menurut Brigham dan Houston (2010:150) mengemukakan bahwa “Return On Equity (ROE) yang tinggi umumnya memiliki korelasi positif dengan harga saham yang tinggi.”

2.1.4.4 Hubungan Pembayaran Dividen dan Profitabilitas dengan Harga Saham

Menurut Suad dan Enny (2002:334) menyatakan bahwa “Kalau perusahaan mampu meningkatkan pembayaran dividen karena peningkatan laba,


(37)

harga saham akan naik. Meskipun demikian kenaikan harga saham tersebut adalah disebabkan karena kenaikan laba dan bukan kenaikan pembayaran dividen.”

2.1.5 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Njo Anastasia (2003)

Investasi di bidang properti pada umumnya bersifat jangka panjang dan akan bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Namun sejak krisis ekonomi tahun 1998, banyak perusahaan pengembang mengalami kesulitan karena memiliki hutang dolar Amerika dalam jumlah besar. Suku bunga kredit melonjak hingga 50% sehingga pengembang kesulitan membayar cicilan kredit. Menurunnya kinerja perusahaan akan direspon investor di pasar modal sehingga mempengaruhi harga pasar saham

Secara empiris terbukti bahwa faktor fundamental (ROA,ROE,BV,DER,r) dan risiko sistematik (beta) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan properti secara bersama-sama. Secara empiris terbukti bahwa hanya variabel book value yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan properti secara parsial.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila para investor ingin mencoba berinvestasi saham disektor bidang properti maka investor harus mempertimbangkan faktor fundamental dan psikologi pasar saham secara umum. karena dari hasil penelitian yang dilakukan Njo Anastasia menyatakan bahwa faktor fundamental berpengaruh terhadap harga saham.


(38)

2. Penelitian Noer Sasongko & Nila Wulandari (2006)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali pengaruh EVA (Economic Value Added) dan rasio-rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity), ROS (Return on Sales), EPS (Earning Per Share), dan BEP (Basic Earning Power) terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta untuk periode 2001-2002.

Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa return on asset, return on equity, return on sale, basic earning power, dan economic value added tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05). Artinya ROA, ROE, ROS, BEP, dan EVA tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.

Jadi dapat disimpulkan penelitian yang dilakukan Noer Sasongko & Nila Wulandari menguji tentang pengaruh EVA dan profitabilitas terhadap harga saham diperusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil bahwa EVA dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini menunjukan bahwa EVA dan profitabilitas tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai suatu perusahaan sedangkan yang dapat menentukan nilai suatu perusahaan adalah EPS.

3. Penelitian Raja Lambas J. Panggabean (2005)

Selain itu dalam mengukur kinerja perusahaan investor biasanya melihat kinerja keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio. Return On Equity (ROE) adalah merupakan salah satu indikator penting yang sering digunakan oleh

investor untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan sebelum melakukan investasi. Menurut penelitian Standard and Poor 500 di Amerika rata – rata


(39)

tingkat Return On Equity perusahaan – perusahaan di Amerika berkisar 10 sampai dengan 15 persen dan Return On Equity yang tinggi mempengaruhi harga saham perusahaan - perusahaan tersebut.

Raja Lambas J. Panggabean meneliti Perbandingan antara korelasi EVA dan ROE terhadap Harga Saham. Tingkat profitabilitas suatu perusahaan dapat menarik para investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan. Apabila profitabilitas perusahaan semakin meningkat tiap tahunnya dan hal ini akan memancing datangnya para investo sehingga akan berdampak pada harga saham perusahaan akan naik. Setelah dilakukan penelitian, hasil penelitian Raja Lambas J. Panggabean ternyata tingkat profitabilitas (Return On Equity) mempengaruhi harga saham suatu perusahaan.

4. Penelitian Nurmala (2006)

Laba yang ditahan (retained earnings), yaitu laba yang tidak dibagikan sebagai dividen. Keuntungan yang diperoleh perusahaan seluruhnya digunakan untuk keperluan pendanaan operasionalnya. Perusahaan harus memeriksa relevansi antara laba yang ditahan untuk diinvestasikan kembali (retained earning to be reinvested) dengan laba yang dibagikan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk dividen (revenue that divided to the share holders as divided). Pertumbuhan perusahaan dan dividen adalah kedua hal yang diinginkan perusahaan tetapi sekaligus merupakan suatu tujuan yang berlawanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang telah go publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ).


(40)

Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga salam melainkan ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham diantaranya adalah kondisi makro dan mikro ekonomi. Kondisi makro tersebut antara lain pertumbuhan ekonomi, tingkat inflansi, kebijakan fiskal, kondisi sosial politik, tingkat bunga serta kondisi sosial politik luar negeri. Kondisi makro tersebut antara lain agio saham, adanya over

suplai sekuritas (kelebihan penawaran saham) serta peristiwa-peristiwa yang terjadi dipasar modal.

5. Penelitian Kanwal Anil Dan Sujata Kapoor (2008)

Penelitian ini meneliti tentang tentang faktor-faktor penentu pembayaran dividen diperusahaan IT india. setelah tahun 2006 return on equitypada sector ini sangat tinggi dibandingankan sektor-sektor ekonomi lain di india. sebelumnya pada tahun 2003 profitabilitas perusahaan hanya sedikit sehingga berdampak pada pembayaran dividen. ada 2 faktor yang menyebabkan hal tersebut, pertama peluang perusahaan untuk berkembang sangat besar namun mereka harus meningkatkan laba untuk menarik para investor. kedua, kebanyakan perusahaan industry mengalami arus pendapatan yang menghalangi mereka untuk membayar dividen kepada para pemegang saham lebih banyak.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kenaikan pembayaran dividen dapat dihubungkan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dan tingkat likuiditas yang tinggi.


(41)

(42)

(43)

2.2 Kerangka Pemikiran

Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal atau dana pada bidang tertentu dengan harapan akan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Pasar modal merupakan salah satu wadah untuk mengumpulkan dan investasi dana investasi secara tepat. Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan, menunjang, dan meningkatkan

profit. Di pasar modal, para investor dapat menanamkan modalnya melalui berbagai bentuk investasi seperti obligasi, warrant, saham dan derivatifnya. Namun didalam penulisan skripsi ini, penulis hanya membahas mengenai penanaman modal dalam bentuk saham, yakni saham biasa (common stock).

Kegiatan dalam perusahaan diantaranya adalah untuk mencari modal dan melakukan pembelanja yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dengan tujuan agar memperoleh keuntungan. Modal perusahaan berasal dari modal asing dan modal sendiri. Apabila perusahaan ingin dapat meningkatkan nilai perusahaannya maka perusahaan harus meningkatkan laba (keuntungan) yang akan menarik minat para investor.

Dalam menanamkan investasi pada suatu perusahaan, para investor memiliki tujuan yaitu memperoleh tingkat pengembalian (return) yang diharapkan. Laba yang ada diperusahaan diantaranya adalah laba ditahan yang digunakan untuk tingkat pengembalian modal (ROE) dan laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham. Tingkat pengembalian yang diharapkan investor tersebut biasanya berupa dividen, untuk mengetahui besarnya dividen yang diperoleh investor dapat dihitung dengan menggunakan dividend


(44)

payout ratio. Suatu perusahaan dalam melakukan pembayaran dividen terlebih dahulu hal utama yang harus dimiliki adalah kemampuan memperoleh keuntungan. Untuk mengukur kemampuan perusahaan tersebut dapat diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas (ROE).

Jika perusahaan memperoleh keuntungan yang maksimal kemungkinan besar akan meningkatkan pembayaran dividen kepada para pemegang saham, hal itu bisa mempengaruhi naiknya harga saham perusahaan tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas hal pertama yang harus dilakukan perusahaan untuk menaikkan harga saham adalah dengan cara meningkatkan pembayaran dividennya. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran dividen dapat menggunakan

dividend payout ratio. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi saham. Tetapi pada garis besarnya cara tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data perubahan harga dimasa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas dimasa yang akan datang, sedangkan analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasaran.

Perusahaan dapat membayarkan dividen kepada pemegang saham karena memperoleh laba yang tinggi. Oleh karena itu ketika perusahaan mengalami kenaikan laba maka perusahaan dapat meningkat pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Namun perusahaan harus mampu mempertahankan kenaikan laba dengan stabil agar dapat mempertahanan kepercayaan para invetor dan juga untu menarik minat para calon invetor untuk menanamkan modalnya.

Pengukuran efektivitas perusahaan dan kemampuannya untuk menghasilkan laba sangat penting bagi investor karena perusahaan yang mampu


(45)

secara efektif mengelola investasinya dan mampu memperoleh laba akan mendatangkan keuntungan bagi para investor. Oleh karena itu, investor membeli saham dari perusahaan yang mempunyai Return On Equity (ROE) yang baik dalam waktu jangka panjang. Jika nilai Return On Equity (ROE) meningkat maka perusahaan kemungkinan besar akan meningkatkan dividen payout ratio, hal tersebut akan mengakibatkan pergerakan harga saham menjadi naik.

Tingkat pengembalian modal (return on equity) biasanya berpengaruh positif dalam pergerakan harga saham perusahaan, apabila laba naik maka harga sahampun akan ikut naik sedangkan pengaruh kebijakan dividen sangat kecil berpengaruh terhadap pergerakan harga saham. Jika perusahaan mampu meningkatkan pembayaran dividen karena peningkatan laba, harga saham akan naik. Meskipun demikian kenaikan harga saham tersebut adalah disebabkan karena kenaikan laba dan bukan karena kenaikan pembayaran dividen.


(46)

Berdasarkan pemikiran yang ada, maka dapat dibuat skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Kegiatan

Perusahaan

Pendanaan : Modal Asing Modal Sendiri

Operasional untuk Profit Oriented

(keuntungan) Pembelanjaan : Alokasi Aktiva (Asset)

Modal Sendiri : Saham

Saldo Laba

Right, Warrant, dan Opsi atas Saham

  Laba

Laba yang dibagikan (Dividen) Laba ditahan untuk

tingkat pengembalian modal


(47)

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat dibuat paradigma penelitian sebagai berikut :

(Brigham dan Houston, 2010:393)

(Horne dan Wachowicz, 2007:288)

(Suad dan Enny, 2002:334)

(Brigham dan Houston, 2010:150)

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

Dividend Payout Ratio

Laba setelah pajak Dividen yang dibagi

(Lukas, 2008:85)

Return On Equity

Laba Setelah Pajak Modal sendiri

(Sawir, 2001:20)

Harga Saham

Harga Pasar Penutupan


(48)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2007:93) mengemukakan bahwa pengertian hipotesis penelitian adalah sebagai berikut Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap yang diberikan, baru didasarkan pada teori yang relevan bukan didasarkan pada faktor-faktor empiris yang diperoleh dari pengumpulan data.”

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan hipotesis sebagai berikut :

“Pembayaran Dividen dan Tingkat Pengembalian Modal (ROE) berpengaruh secara parsial dan secara simultan terhadap Harga Saham pada PT. Kimia Farma Tbk.”


(49)

No Peneliti dan Judul Variabel dan Alat Analisis Subjek Penelitian

Kesimpulan Persamaan Perbedaan

1 Njo Anastasia (2003) “Analisis Faktor Fundamental Dan

Risiko Sistematik Terhadap Harga

Saham “

Variabel Bebas (X1): faktor

fundamental

Variabel Bebas (X2): Risiko

sistematik

Variabel Terikat (Y): Harga Saham

Alat analisis : uji BLUE, uji

autokorelasi, Uji

normalitas, .

Perusahaan Properti yang terdaftar di BEJ

Faktor fundamental (ROA,ROE,BV,DER,r)dan risiko sistematik (beta) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan properti

Sama-sama meneliti Return On

Equity terhadap

Harga Saham

Penelitian tersebut meneliti terntang faktor fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham sedangkan penelitian ini juga meneliti tentang pembayaran dividen terhadap harga saham.

2

Raja Lambas J. Panggabean (2005)

“Analisis Perbandingan korelasi

EVA dan ROE terhadap Harga

Saham”

Variabel Bebas (X) : EVA dan ROE

Variabel Terikat (Y) : Harga Saham

Alat analisis : Uji statistik,Uji Normalitas, Uji outlier, Uji Linieritas,

Perusahaan dalam LQ 45 di BEJ

EVA perusahaan dalam LQ 45 mempunyai korelasi yang signifikan dengan harga sahamnya sedangkan ROE perusahaan dalam LQ 45 tidak mempunyai korelasi yang signifikan dengan harga saham.

Sama–sama meneliti pengaruh ROE terhadap Harga Saham.

Penelitian tersebut meneliti tentang EVA dan ROE sedangkan dalam penelitian ini meneliti tentang ROE dan pembayaran dividen.

3

Noer Sasongko & Nila Wulandari (2006)

“Pengaruh Eva dan Rasio-Rasio Profitabilitas terhadap Harga

Saham”

Variabel Bebas (X) : EVA, ROA, ROE dan EPS Variabel Terikat (Y) : Harga Saham

Alat analisis : Analisis Regresi Linier Berganda, Uji Goodness of Fit (R2)

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ

Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa return

on equity tidak

berpengaruh terhadap harga saham.

Sama–sama meneliti pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham”

Penelitian tersebut hanya meneliti profitabilitas dan EVA terhadap harga saham. Sedangkan penelitian ini juga meneliti pembayaran dividen dan profitabilitas terhadap harga saham.


(50)

Alat analisis: analisis korelasi

Spearman Rank

tentang ROE terhadap harga saham

5

Kanwal Anil Dan Sujata Kapoor (2008)

Determinants of Dividend Payout Ratios-A Study of Indian Information Technology Sector”

Variabel Bebas dan Variabel Terikat : Determinants of Dividend Payout Ratios

Alat analisis : analisis linier berganda

Perusahaan IT yang ada di India

Menjelaskan bahwa kenaikan pembayaran dividen dapat dihubungkan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dan tingkat likuiditas yang tinggi

Sama-sama meneliti pengaruh pembayaran dividen dan profitabilitas.

Penelitian tersebut hanya meneliti tentang pengaruh factor-faktor yang pembayaran dividen sedangkan penelitian ini meneliti pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal terhadap harga saham.


(51)

44

3.1 Objek Penelitian

Pengertian objek penelitian menurut Husein Umar (2005:303), menerangkan bahwa “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi obyek penelitian. Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah proses penjelasan tentang apa dan siapa yang akan menjadi objek penelitian. Maka dalam penyusunan penelitian ini objek penelitiannya adalah Pembayaran Dividen, Tingkat Pengembalian Modal (ROE) dan Harga Saham pada PT.Kimia Farma, Tbk. yang berlokasi di Jalan Padjadjaran No. 29-31 Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metodologi Penelitian merupakan suatu teknik atau cara untuk mencari, mengungkapkan, memperoleh atau mencatat data, baik berupa data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan diperoleh suatu kebenaran data.

Menurut Sugiyono (2010:2) mengemukakan metode penelitian sebagai berikut “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.


(52)

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Umi Narimawati (2007:61) adalah sebagai berikut Menggambarkan atau menguraikan hasil penelitian melalui mengungkapkan berupa narasi, grafik maupun gambar”.

Sedangkan pendekatan Kualitatif menurut Sugiyono (2008:14) adalah sebagai berikut:

Merupakan metode análisis yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagi instrumen kunci. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini digunakan untuk menjawab tujuan penelitian (1) mengenai Pembayaran Dividen, (2) mengetahui Tingkat Pengembalian Modal dan (3) mengetahui Harga Saham.

Adapun Penelitian Verifikatif menurut Umi Narimawati (2007:61)

adalah sebagai berikut “Pengujian hipotesis penelitian melalui alat analisis statistik”.

Sedangkan pendekatan kuantitatif menurut Sujoko Efferin (2004:34) : Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dalam angka (Quantitative), dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika dan atau permodelan sistematis.

Metode penelitian verifikatif dengan pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk menjawab tujuan penelitian (4) mengetahui pengaruh Pembayaran Dividen dan Tingkat Pengembalian Modal secara parsial dan simultan terhadap Harga Saham.


(53)

Penelitian yang baik harus memenuhi syarat-syarat penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan penelitian terhadap metode ilmiah atau

scientific method yang memiliki pengertian yaitu penggunaan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya didalam membentuk dan menghubungkan pertanyaan teoritis tentang kejadian tertentu dan memprediksikan kejadian yang belum diketahui.

3.2.1 Desain penelitian

Untuk mendapatkan kebenaran yang objektif dalam mengumpulkan data diperlukan desain penelitian, desain penelitian ini adalah suatu rancangan bentuk atau model suatu penelitian, desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian. Dalam desain penelitian ini dilakukan pengumpulan data pengolahan data penganalisa dengan menggunakan statistik.

Menurut Husein Umar (2005:30) desain penelitian adalah “Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Sedangkan menurut Nazir (2005:84) mengemukakan bahwa “Semua

proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian lebih sempit, desain penelitian hanya mengenai penggumpulan dan analisis data saja”.


(54)

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati adalah : 1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena, selanjutnya

menetapkan judul penelitian. Salah satu fenomena yang terjadi adalah karena terjadinya krisis global yang berimbas pada perekonomian. Judul penelitian yang akan diteliti adalah Pengaruh Pembayaran Dividen Dan Tingkat Pengembalian Modal terhadap Harga Saham.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. Masalah yang didapat adalah adanya kenaikan pembayaran dividen diperusahaan tetapi tidak direspon positif oleh transaksi dipasar modal sementara harga saham justru mengalami penurunan, penurunan tingkat pengembalian modal mengakibatkan menurunnya kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya kembali, efek selanjutnya pada menurunnya harga saham dan yang terakhir adalah terjadinya krisis global menjadi salah satu factor menurunnya harga saham. 3. Menetapkan rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana pembayaran dividen PT. Kimia Farma Tbk, bagaimana tingkat pengembalian modal PT. Kimia Farma Tbk, bagaimana harga saham PT. Kimia Farma Tbk dan bagaimana pengaruh pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal secara parsial dan simultan terhadap harga saham PT. Kimia Farma Tbk.

4. Menetapakan tujuan penelitian. Tujuan penulisan penelitian ini diantaranya adalah untuk mengetahui pembayaran dividen PT. Kimia Farma Tbk, untuk mengetahui tingkat pengembalian modal PT. Kimia Farma Tbk, untuk mengetahui harga saham PT. Kimia Farma Tbk dan untuk mengetahui


(55)

pengaruh pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal secara parsial dan simultan terhadap harga saham PT. Kimia Farma Tbk.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. Berdasarkan kerangka pemikiran dapat ditarik kesimpulan hipotesis, pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap harga saham PT. Kimia Farma Tbk.

6. Menetapkan konsep variable sekaligus pengukuran variable penelitian yang digunakan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independen), yaitu Pembayaran Dividen sebagai variabel “X1“, Tingkat Pengembalian Modal sebagai variabel “X2” dan variabel terikat (dependen), yaitu Harga Saham sebagai variabel “Y“. Ketiga variabel tersebut akan diuraikan secara khusus mulai dari indikator, skala pengukuran, dan instrumen penelitiannya.

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data. Sumber data menggunakan data sekunder dan sampel dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan, terdiri dari laporan keuangan neraca, laporan keuangan laba rugi, laporan keuangan arus kas dan laporan perubahan harga saham. Sedangkan teknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi.

8. Melakukan analisis data. Dengan menggunakan metode rancangan analisis deskriptif kualitatif untuk menjawab rumusan masalah yaitu bagaimana pembayaran dividen, tingkat pengembalian modal dan harga saham dan verifikatif kuantitatif untuk mengolah data dalam berbentuk angka (numeric).


(56)

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan desain dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang digunakan

Unit Analisis Time Horizon

T – 1 Descriptive

Descriptive, studi kepustakaan, dokumentasi

PT.Kimia Farma

Tbk Time series

T – 2 Descriptive

Descriptive, studi kepustakaan, dokumentasi

PT.Kimia Farma

Tbk Time series

T – 3 Descriptive

Descriptive, studi kepustakaan, dokumentasi

PT.Kimia Farma

Tbk Time series

T - 4 Descriptive

Descriptive, studi kepustakaan, dokumentasi

PT.Kimia Farma

Tbk Time series

T - 5 Verifikatif

Descriptive, studi kepustakaan, dokumentasi

PT.Kimia Farma

Tbk Time series

3.2.2 Operasionalisasi variabel

Operasionalisasi variabel yaitu memecah variabel-variabel yang terkandung dalam masalah tersebut diatas menjadi bagian-bagian yang paling kecil, sehingga dapat diketahui klasifikasi ukurannya.

Menurut Sugiyono (2010:38) variabel penelitian adalah “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.


(57)

Variabel dibagi menjadi dua, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Menurut Husein Umar (2005:30) menyatakan bahwa:

Variabel independent (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain, sedangkan variabel dependent

(tergantung) adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen.

Sesuai dengan judul usulan penelitian yang peneliti buat pengaruh Pembayaran Dividen, Tingkat Pengembalian Modal (ROE) terhadap Harga Saham pada PT.Kimia Farma Tbk, maka penulis menggunakan tiga variabel penelitian yaitu:

1. Variabel Independen (X1)

Yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan terhadap variabel lain dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti , maka yang menjadi variabel independen pertama dalam penelitian ini adalah Pembayaran Dividen”.

2. Variabel Independen (X2)

Yaitu variabel yang ikut mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan terhadap variabel lain dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti , maka yang menjadi variabel independen kedua dalam penelitian ini adalah Tingkat Pengembalian Modal”.

3. Variabel Dependen (Y)

Yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel lain, dalam kaitannya dengan masalah yang akan diteliti, maka yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga Saham.


(58)

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

Dividend Payout Ratio

Variabel (X1) Independen

Persentase dividen yang dibagikan dari laba setelah pajak.

Lukas (2008:85)

o Dividen yang dibagikan o Laba stelah pajak

Rumus:

DPR =Dividen yang Dibagi Laba Setelah Pajak x 100%

% Rasio

Return On

Equity Ratio

Variabel (X2) Independen

Membandingkan laba bersih setelah pajak (dikurangi dividen saham biasa) dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang saham di perusahaan

Horne &Wachowicz (2005:225)

o Laba bersih o ekuitas

Rumus :

ROE =Laba Setelah Pajak

Modal Sendiri x 100%

% Rasio

Harga Saham

Variabel (Y)

Dependen

Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima

Sartono (2001:41)

o closing price


(1)

115

sehingga keputusan investasi yang tepat dapat diperoleh. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan jika seorang investor atau calon investor ingin melakukan investasi dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

4. Perusahaan harus mampu meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tiap tahunnya apabila ingin meningkatkan pembayaran dividen, dengan menetapkan kebijakan yang optimal dapat melakukan pembayaran dividen kepada para pemegang saham.

5. Perusahaan diharapkan dapat terus mempertahankan kenaikan laba pada tiap tahunnya, karena meningkatnya pembayaran dividen disebabkan adanya kenaikan laba. Selain itu kenaikan laba juga dapat meningkatkan pergerakan harga saham perusahan sehingga dapat menarik para calon investor untuk menanamkan modalnya.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sawir. (2001). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

Agus Sartono. (2001). Manajemen Keuangan ”Teori dan Aplikasi”.Edisi Keempat. Yogyakarta:BPFE.

Andi Supangat. (2007). Statistika:Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Non Parametrik. Jakarta:Kencana

Andri Purwanto (2009). Analisis Pengaruh Likuiditas, Profitabilias dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Dividend Payout Ratio. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006). Aplikasi Statistik Dalam Penelitian. Bandung:Pustaka Setia.

Bambang Riyanto. (1993). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada. Yogyakarta:BPFE.

Brigham, F, Eugene, dan Houston, F, Joel. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:Erlangga.

Dyah Ratih Sulistyastuti (2003). Saham, Obligasi, Ringkasan Teori dan Tanya Jawab. Yogyakarta:UAJY.

Eduardus Tandelilin. (2001). Analisis Investasi Manajemen Fortopolio. Edisi Pertama, Yogyakarta:BPFE.

Gitman, Lawrence J., (2003). Principles Of Managerial Finance, Tenth Edition. Pearson Education., Inc. United States.

Harnanto. (2002). Akuntansi Keuangan Menengah. Buku Satu, Cetakan Pertama. Yogyakarta:BPFE.

Haryanto dan Toto Sugiarto. S. (2003). Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Minuman di BEJ. Jurnal Ekonomi & Bisnis. (No.3), Jilid 8.

Horne, James C. Van, And John M. Wachowietz, (2005). Financial Management Principal, Alih Bahasa Heru Sutojo, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Husein Umar. (2005). Metode Penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pusaka.


(3)

Jonathan Sarwono. (2006). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta:Penerbit Andi

Anil, Kanwil, dan Kapoor Sujata (2008). Determinants of Dividend Payout Ratios-A Study of Indian Information Technology Sector. International Research Journal of Finance and Economics, ISSN 1450-2887 Issue 15 Lukas Setia Atmaja. (2008). Teori dan Praktek Manajemen Keuangan.

Yogyakarta:CV.Andi OFFSET.

Lyn, M. Fraser, dan Aileen, Ormiston. (2004) Memahami Laporan Keuangan. Edisi Keenam. Jakarta:PT. Indeks

Mahmud. M. Hanafi. (2004) Manajemen Keuangan, Edisi 2004/2005. Yogyakarta:BPPF.

Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim. (2001). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta:UPP AMP YKPN.

Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim. (2003). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Revisi. Yogyakarta:UPP AMP YKPN.

Masyhuri dan M. Zainudin. (2009). Metode Penelitian “Pendekatan Praktis dan Aplikatif”. Bandung:PT. Refika Aditama.

Moh. Benny Alexandria. (2009). Manajemen Keuangan Bisnis. Jakarta:Alfabeta. Muhammad Nasir. (2005). Metodologi Penelitian, Jakarta:Ghalia Indonesia. Njo Anastasia. (2003). Analisis Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik

Terhadap Harga Saham. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 5. (No.2), 123-132

Noer Sasongko dan Nila Wulandari. (2006). Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Empirika, Vol. 19. (No.1), 64-80 Nurmala. (2006). Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham. Mandiri,

Vol. 9. ( No.1), 17-24

Noventri Musthikawati. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rasio Pembayaran Dividen. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Panji Anoraga dan Ninik Widiyanti. (1995). Manajemen Koperasi, Teori dan Praktek. Jakarta:Dunia Pustaka


(4)

Raja Lambas J. Panggabean. (2005). Analisis Perbandingan Korelasi Eva Dan Roe Terhadap Harga Saham Lq 45 Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya, Vol. 3. (No.5), 1-19.

Ridwan S. Sundjaja. (2003). Manajemen Keuangan. Jakarta : Prehalindo.

S. Munawir. (2002). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. (2002). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Susan Irawati (2004). Manajemen Keuangan. Bandung:Pustaka

Sofyan Syafri Harahap. (2008). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. .(2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. .(2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta .(2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Sujoko Efferin. (2004). Metodologi Penelitian.

Yunina Nazir dan Gazhali Syamni. (2009). Pengaruh Return on Assets Dan Return on Equity terhadap Earning Per Share pada PT. Bank Muamalat Indonesia.


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Hidya Pratami Lastari Nama Panggilan : Tami

Alamat : Jln. Bangbayang-Regol No. 38 Rt 05/08 Bandung 40135

E-mail : Hidyapratami@yahoo.com

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung / 01 Juni 1990

Agama : Islam

Tinggi / Berat Badan : 158 / 47

Status : Belum Menikah

Telepon : 085624412090

PENDIDIKAN

 SD COBLONG 1 BANDUNG 1995-2001

 SMP NEGERI 19 BANDUNG 2001-2004

 SMU PGII 1 BANDUNG 2004-2007


(6)

PENGALAMAN

 Wakil ketua PMR SMP 19 Bandung

 Peserta “Table Manner Course” di The Jayakarta

Bandung Suite Hotel & Spa

 Peserta “Motivation Training” di UNIKOM