Perancangan enterprise architecture menggunakan togaf architecture development method (studi kasus PT. Bali Double C)

(1)

1 SKRIPSI

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD

(STUDI KASUS PT. BALI DOUBLE C)

Disusun oleh:

TINUK SULANDARI NIM: 1110093000063

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

i

SKRIPSI

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD

(STUDI KASUS PT. BALI DOUBLE C)

Oleh : Tinuk Sulandari NIM 1110093000063

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

(4)

(5)

iv

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 9 Juli 2015


(6)

v ABSTRAK

TINUK SULANDARI, Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF Architecture Development Method (Studi Kasus : PT. Bali Double C). Di bawah bimbingan ELVI FETRINA dan SUCI RATNAWATI.

Pemanfaatan Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (TI) sangat diperlukan dalam suatu proses bisnis karena ketika suatu perusahaan berkembang semakin besar dan tingkatan operasionalnya semakin tidak sederhana maka tuntutan kebutuhan fungsional khususnya data, teknologi dan aplikasi juga akan semakin besar. PT. Bali Double C sebagai perusahaan usaha penampungan dan ekspor ikan hias belum memanfaatkan SI/TI untuk mendukung bisnisnya, seperti proses pengadaan dan penjualan. Oleh sebab itu, dibutuhkan perancangan enterprise architecture (EA) yang menghasilkan keselarasan antara SI/TI dan kebutuhan bisnis. Pada penelitian ini, perancangan EA dibuat dengan menggunakan TOGAF (The Open Group Architecture Framework) dengan metode ADM (Architecture Development Method) yang terdiri dari tahapan yaitu Preliminary, Visi Arsitektur, Arsitektur Bisnis, Arsitektur Aplikasi & Data, Arsitektur Teknologi, Peluang & Solusi dan Perencanaan Migrasi dan akan menghasilkan blueprint arsitektur bisnis, arsitektur aplikasi, arsitektur data, arsitektur teknologi, analisis gap pada setiap arsitektur, serta roadmap implementasi aplikasi untuk PT. Bali Double C.

Kata Kunci : Enterprise Architecture, TOGAF, Architecture Development Method. V Bab + xxx Halaman + 238 Halaman + 64 Gambar + 39 Tabel + 24 Pustaka + 3

Lampiran


(7)

i


(8)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim ...

Alhamdulillahi robbil „alamiin, Alhamdulillah wa syukurillah „alaa ni‟matillahpenulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan kasih sayang-Nya tiada terkira. Dengan izin dan Kuasa-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini hingga selesai. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat yang telah membawa umatnya menuju zaman terang benderang akan ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi kelulusan pada Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Sistem Informasi. Skripsi ini berjudul: “Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF Architecture Development Method (Studi Kasus : PT. Bali Double C)”.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menemukan banyak kesulitan dan rintangan yang memberikan pelajaran tersendiri bagi penulis. Penulis menyadari bahwa terkadang hal banyak kebahagiaan-kebahagiaan kecil seperti ini tidak dapat diukur oleh materi. Untuk itu penulis menghanturkan rasa terima kasih yang tidak terkira kepada:


(9)

vii

1. Bapak Dr. Agus Salim, S.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta

2. Ibu Nia Kumaladewi, MSSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi. 3. Ibu Elvi Fetrina, M.IT selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan ilmu,

motivasi dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Suci Ratnawati, MTI selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar memberikan bimbingan, semangat, dan motivasinya kepada penulis sehingga dapat segera menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Sains dan Teknologi yang telah mencurahkan segenap ilmu-ilmunya khususnya kepada penulis, semoga segala ilmu yang diberikan bermanfaat dapat mejadi amal yang tiada terputus diakhirat kelak. 6. Ka Alivia Indah selaku Manajer PT. Bali Double C yang telah banyak membantu

penulis. Terima kasih atas waktu dan bantuan dalam memperoleh kelengkapan data yang dibutuhkan.

7. Terima kasih kepada orangtua tercinta Bapak dan Ibu yang telah memberikan banyak motivasi serta doa yang tiada pernah terputus kepada penulis untuk terus semangat dalam menjalankan studi. Doakan selalu kelak anakmu ini menjadi anak yang dapat membanggakan dan membahagiakan keluarga kita, Amin YaaRabbal „Aalamiin.

8. Seluruh teman teman kelas Sistem Informasi B 2010 tersayang atas semangat kebersamaan, khususnya untuk SIB_Wati (Ines, Alvi, Tiwi, Dias, Putri, Ika,


(10)

viii

Dalya, Nda dan Rika). Teman terbaik yang pernah saya miliki dari awal kuliah hingga saat ini dan tidak lupa untuk semua teman seperjuangan Sistem Informasi 2010 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

9. Dan pihak-pihak yang terkait dan berjasa dalam proses pembuatan laporan ini yang mungkin tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa terima kasih sedikitpun dari penulis.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, serta masih banyak kekurangan baik dalam penulisan materi maupun dalam susunan bahasanya. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah wawasan, serta berguna bagi penulis pasa khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, 9 Juli 2015


(11)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR SIMBOL... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 6

1.3 Batasan Masalah... 7

1.4 Tujuan Penelitian... 8

1.5 Manfaat Penelitian... 9

1.6 Metodologi Penelitian... 9


(12)

x BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perancangan... 15

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi dan Teknologi Informasi... 15

2.2.1 Pengertian Sistem... 15

2.2.2 Pengertian Informasi... 16

2.2.3 Sistem Informasi... 17

2.2.4 Komponen Sistem Informasi... 18

2.2.5 Teknologi Informasi... 21

2.3 Service Oriented Architecture (SOA)... 23

2.3.1 Definisi Service... 23

2.3.2 Definisi Service Oriented Architecture (SOA)... 24

2.4 Konsep Enterprise Architecture... 27

2.4.1 Enterprise... 27

2.4.2 Architecture... 28

2.4.3 Enterprise Architecture... 28

2.5 Kerangka Kerja Enterprise Architecture... 31

2.5.1 Kerangka Kerja Zachman... 32

2.5.2 FEAF Framework (Federal Enterprise Architecture Framework) 33 2.5.3 The Open Group Architecture Framework (TOGAF)... 34

2.6 Pemilihan Kerangka Kerja... 37

2.7 TOGAF ADM (Architecture Development Method)... 38

2.7.1 Preliminary Phase... 40

2.7.2 Requirements Management... 42

2.7.3 Phase A: Architecture Vision... 43


(13)

xi

2.7.5 Phase C: Information Systems Architecture... 49

2.7.6 Phase D: Technology Architecture... 53

2.7.7 Phase E: Opportunities and Solutions... 54

2.7.8 Phase F: Migration Plannning... 56

2.7.9 Phase G: Implementation Governance... 57

2.7.10 Phase H: Architecture Change Management... 58

2.8 Tools Perancangan Arsitektur... 61

2.8.1 Principle Catalog... 61

2.8.2 Flowchart... 62

2.8.3 Value Chain... 66

2.8.4 Stakeholder Map Matrix... 70

2.8.5 Archimate... 71

2.8.6 Rich Picture... 73

2.8.7. Data Dissemination Diagram... 74

2.8.8 UML (Unified Modeling Language)... 75

2.8.9 Application Portofolio Catalog... 83

2.8.10 Communication Engineering Diagram…………... 84

2.8.11 Platform Decomposition Diagram... 86

2.8.12 Technology Portfolio Catalog... 87

2.8.13 Matrix analisis gap... 88

2.8.14 Roadmap... 89


(14)

xii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data... 94

3.1.1 Metode Observasi... 94

3.1.2 Metode Wawancara... 95

3.1.3 Metode Studi Pustaka... 96

3.1.4 Metode Studi Literatur... 97

3.2 Metode Perancangan Enterprise Architecture... 100

3.2.1 Preliminary Phase... 100

3.2.2 Requirement Management... 101

3.2.3 Phase A: Architecture Vision... 102

3.2.4 Phase B: Business Architecture... 103

3.2.5 Phase C: Information System Architecture... 103

3.2.5.1 Application Architecture... 103

3.2.5.2 Data Architecture... 104

3.2.6 Phase D: Technology Architecture... 104

3.2.7 Phase E: Opportunities and Solutions... 105

3.2.8 Phase F: Migration Planning... 106

3.3 Kerangka Penelitian... 106

BAB IV PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE 4.1 Preliminary Phase... 109

4.1.1 Prinsip – Prinsip Perancangan Enterprise Architecture... 109

4.1.2 Identifikasi 5W + 1H... 112


(15)

xiii

4.2.1 Kondisi Sistem Berjalan... 114

4.2.2 Issue Organisasi... 133

4.2.3 Solusi Aktivitas... 136

4.2.4 Solusi Sistem Informasi... 141

4.2.5 Data Inventaris Sarana dan Prasarana Pendukung TIK... 145

4.3 Phase A: Architecture Vision... 145

4.3.1 Profil Perusahaan... 145

4.3.2 Pendefinisian Visi dan Misi……... 146

4.3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 147

4.3.4 Analisis Value Chain... 151

4.3.4.1 Aktivitas Utama... 151

4.3.4.2 Aktivitas Pendukung... 158

4.3.5 Struktur Organisasi Usulan... 159

4.3.6 Pelatihan yang Diusulkan... 163

4.3.7 Hubungan Stakeholder dengan Aktivitas Organisasi... 164

4.4 Phase B : Business Architecture... 169

4.4.1 Pemetaan Layaan Bisnis, Proses Bisnis dan Fungsi bisnis... 169

4.4.2 Rancangan Arsitektur Bisnis... 178

4.5 Phase C: Information System Architecture... 188

4.5.1 Application Architecture... 188

4.5.2 Data Architecture... 197

4.5.2.1 Data Dissemination Diagram... 198

4.5.2.2 Class Diagram... 199

4.6 Phase D: Technology Architecture... 204


(16)

xiv

4.6.2 Platform Decomposition Diagram... 206

4.6.3 Konfigurasi Hardware dan Software... 207

4.7 Phase E: Oppurtunities and Soluition 209 4.7.1 Analisis Gap 209 4.8 Migration Planning... 221

4.8.1 Urutan Implementasi... 221

4.8.2 Roadmap Aplikasi... 224

4.8.3 Perencanaan Target Implementasi... 225

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 234

5.2 Saran... 235

DAFTAR PUSTAKA...236 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perbedaan arsitektur 3-tier dengan SOA... 25

Gambar 2.2 Aplikasi-aplikasi yang berdiri sendiri... 26

Gambar 2.3 Service dihasilkan dari aplikasi dan digunakan dalam proses bisnis... 27 Gambar 2.4 Subset Enteprise Architecture TOGAF... 37

Gambar 2.5 TOGAF ADM... 39

Gambar 2.6 Contoh Value Chain PT. Bali Double C... 69

Gambar 2.7 Contoh Model Fungsi Bisnis... 72

Gambar 2.8 Contoh Rich Picture... 73

Gambar 2.9 Data Dissemination Diagram... 74

Gambar 2.10 Contoh Use Case Diagram... 79

Gambar 2.11 Contoh Class Diagram... 82

Gambar 2.12 Communication Engineering Diagram... 85

Gambar 2.13 Platform Decomposition Diagram... 86

Gambar 2.14 Roadmap... 90

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian... 107

Gambar 4.1 Sistem Berjalan PT. BDC (Bali Double C)... 115

Gambar 4.2 Flowchart Sistem Berjalan Level 0... 118

Gambar 4.3 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Penerimaan Level 1... 121

Gambar 4.4 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Pemeliharaan Level 1... 122

Gambar 4.5 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Pengiriman Level 1... 123

Gambar 4.6 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Penjualan Level 1... 124

Gambar 4.7 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Pengadaan Level 1... 126

Gambar 4.8 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Keuangan Level 1... 127


(18)

xvi

Gambar 4.10 Flowchart Sistem Berjalan Persortiran Ikan Level 2... 129

Gambar 4.11 Flowchart Sistem Berjalan Pemeliharaan Ikan Level 2... 130

Gambar 4.12 Flowchart Sistem Berjalan Pengamatan dan Pengasingan Level 2………. 131 Gambar 4.13 Flowchart Sistem Berjalan Pengemasan Level 2... 132

Gambar 4.14 Struktur Organisasi Perusahaan... 147

Gambar 4.15 Analisis Value Chain PT. Bali Double C... 151

Gambar 4.16 Struktur Organisasi Usulan Perusahaan... 160

Gambar 4.17 Tree Diagram Pemetaan Layanan Bisnis, Proses Bisnis, dan Fungsi Bisnis PT. Bali Double C... 171 Gambar 4.18 Layanan Bisnis di PT. Bali Double C... 171

Gambar 4.19 Proses Bisnis pada Layanan Pengadaan PT. Bali Double C.. 171

Gambar 4.20 Proses Bisnis pada Layanan Penjualan PT. Bali Double C.... 172

Gambar 4.21 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Persediaan... 172

Gambar 4.22 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Penerimaan Pasokan Ikan. 173 Gambar 4.23 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Keuangan... 173

Gambar 4.24 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Penerimaan Pesanan... 174

Gambar 4.25 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Pemeliharaan... 175

Gambar 4.26 Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Persortiran Ikan... 175

Gambar 4.27 Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Memelihara... 176

Gambar 4.28 Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Pengamatan dan Pengasingan………. 176 Gambar 4.29 Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Pengemasan... 177

Gambar 4.30 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Pengiriman... 177

Gambar 4.31 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Pemasaran... 178

Gambar 4.32 Rancangan Arsitektur Bisnis... 179

Gambar 4.33 Rancangan Arsitektur Bisnis Penerimaan Pasokan……... 180


(19)

xvii

Gambar 4.35 Rancangan Arsitektur Bisnis Pengiriman... 182

Gambar 4.36 Rancangan Arsitektur Bisnis Penjualan………... 183

Gambar 4.37 Rancangan Arsitektur Bisnis Pengadaan... 185

Gambar 4.38 Rancangan Arsitektur Bisnis Keuangan... 186

Gambar 4.39 Rancangan Arsitektur Bisnis Kepegawaian... 187

Gambar 4.40 Arsitektur Aplikasi Pengadaan... 191

Gambar 4.41 Arsitektur Aplikasi Penjualan... 193

Gambar 4.42 Arsitektur Aplikasi Keuangan... 195

Gambar 4.43 Arsitektur Aplikasi Kepegawaian... 196

Gambar 4.44 Data Dissemination Diagram... 198

Gambar 4.45 Arsitektur Data Aplikasi Pengadaan... 199

Gambar 4.46 Arsitektur Data Aplikasi Penjualan... 201

Gambar 4.47 Arsitektur Data Aplikasi Keuangan... 202

Gambar 4.48 Arsitektur Data Aplikasi Kepegawaian... 203

Gambar 4.49 Arsitektur Jaringan Awal... 204

Gambar 4.50 Arsitektur Jaringan Usulan... 205

Gambar 4.51 Platform Decomposition Technology... 206


(20)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Simbol Business Service, Business Process, Business Function...

48

Tabel 2.2 Contoh Principle Catalog... 61

Tabel 2.3 Simbol Penghubung Flowchart... 63

Tabel 2.4 Simbol Proses Flowchart... 64

Tabel 2.5 Simbol Input-Output Flowchart... 65

Tabel 2.6 Contoh Stakeholder Map Matrix... 70

Tabel 2.7 Daftar Simbol Use Case Diagram…... 77

Tabel 2.8 Daftar Simbol Class Diagram... 80

Tabel 2.9 Application Portofolio Catalog... 83

Tabel 2.10 Technology Portfolio Catalog... 88

Tabel 2.11 Matrix Analisis Gap... 89

Tabel 3.1 Perbandingan Penelitian Sejenis... 97

Tabel 3.2 Daftar Simbol Kerangka Penelitian... 107

Tabel 4.1 Principle Catalog... 111

Tabel 4.2 Identifikasi 5W+1H... 113

Tabel 4.3 Permasalahan dalam Aktivitas Organisasi... 133

Tabel 4.4 Solusi Aktivitas... 137

Tabel 4.5 Solusi Sistem Informasi………... 141

Tabel 4.6 Data Inventaris Sarana dan Prasarana Pendukung TIK... 145

Tabel 4.7 Daftar Pelatihan Usulan... 163

Tabel 4.8 Stakeholder Map Matrix... 166

Tabel 4.9 Penjelasan Keterlibatan Stakeholder di Setiap Aktivitas... 166

Tabel 4.10 Application Portfolio Catalog... 189

Tabel 4.11 Konfigurasi Hardware... 207


(21)

xix

Tabel 4.13 Technology Portfolio Catalog... 208

Tabel 4.14 Analisa Gap Arsitektur Bisnis... 212

Tabel 4.15 Analisa Gap Arsitektur Aplikasi... 214

Tabel 4.16 Analisa Gap Arsitektur Data Pengadaan... 215

Tabel 4.17 Analisa Gap Arsitektur Data Penjualan... 216

Tabel 4.18 Analisa Gap Arsitektur Data Keuangan... 217

Tabel 4.19 Analisa Gap Arsitektur Data Kepegawaian... 218

Tabel 4.20 Analisa Gap Arsitektur Teknologi... 220

Tabel 4.21 Kandidat Front Office System... 222

Tabel 4.22 Kandidat Back Office System... 222

Tabel 4.23 Urutan Implementasi... 223

Tabel 4.24 Roadmap Aplikasi Tahun 2015... 225

Tabel 4.25 Roadmap Aplikasi Tahun 2016... 227


(22)

xx

Simbol Use Case Diagram (Sugiarti, 2013)

Simbol Deskripsi

Use Case Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor; biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal frase nama use case.

Nama Use Case Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri; biasanya dinyatakan menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.

Asosiasi (association) Komunikasi antara aktor dan use case yang berpartisipasi pada use case.

Ekstensi (extend) Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan; biasanya use case tambahan memiliki nama depan yang sama dengan use <<extend>>


(23)

xxi

case yang ditambahkan.

Generalisasi (generalization) Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum – khusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya.

Menggunakan (include) Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use case ini. Dua sudut pandang mengenai include di use case, yaitu :

1. Include berarti use case yang ditambahkan akan selalu dipanggil saat use case tambahan dijalankan.

2. Include berarti use case yang tambahan akan selalu melakukan pengecekan apakah use case yang ditambahkan telah dijalankan sebelum use case tambahan dijalankan. Kedua sudut pandang tersebut dapat digunakan salah satu atau keduanya, tergantung pada pertimbangan dan sudut <<include>>


(24)

xxii

pandang yang dibutuhkan.

Simbol Deskripsi

Kelas Kelas pada struktur sistem.

Antarmuka (interface) Sama seperti konsep interface dalam pemrograman berorientasi objek.

Asosiasi (association) Relasi antar kelas dengan makna umum; biasanya disertai dengan multiplicity.

Asosiasi berarah (directed association)

Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain; biasanya disertai dengan multiplicity.

Generalisasi (generalization) Relasi antar kelas dengan makna generalisasi – spesialisasi (umum – nama_kelas

+Attribute +Operation()

Simbol Use Case Diagram (Sugiarti, 2013)


(25)

xxiii

Simbol Business Service, Business Process, Business Function (The Open Group, 2009)

khusus).

Kebergantungan (depedency) Relasi antar kelas dengan makna kebergantungan antar kelas.

Simbol Keterangan

Business Service Layanan yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk customer internal atau eksternal organisasi.

Business Process Elemen tindakan berdasarkan pada urutan aktivitas. Proses bisnis dimaksudkan untuk menetapkan sekumpulan produk atau layanan bisnis.

Business Function

Elemen tindakan berdasarkan pada sekumpulan kriteria yang dipilih (kriteria yang dibutuhkan sumber daya bisnis).

Triggering Triggering menjelaskan tentang hubungan sebab-akibat antara proses-proses.

Flow Flow menjelaskan tentang

pertukaran informasi diantara proses bisnis dan fungsi bisnis.


(26)

(27)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan sistem informasi (SI) dan teknologi informasi (TI) sangat diperlukan dalam suatu proses bisnis sebagai solusi untuk terus meningkatkan kualitas dan daya saing bisnis karena ketika suatu perusahaan berkembang semakin besar dan tingkatan operasionalnya semakin tidak sederhana maka secara alamiah tuntutan pihak manajemen akan kebutuhan fungsional khususnya data, teknologi dan aplikasi juga akan semakin besar.

Namun demikian, untuk mengelola SI/TI, agar mampu diselaraskan dengan strategi bisnis merupakan hal yang tidak mudah. Kegagalan yang terjadi seperti kurangnya pemahaman mengenai keunggulan pemanfaatan SI/TI, tidak adanya perencanaan yang baik dan menyeluruh untuk membangun dan mengembangkan aplikasi sistem informasi, kurangnya dukungan dan perbedaan pendapat di dalam organisasi serta peluang bisnis yang tidak dapat dimanfaatkan dikarenakan SI/TI yang ada tidak digunakan secara maksimal untuk mendukung tujuan perusahaan.

Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah Enterprise Architecture (EA) untuk perencanaan dan pengelolaan suatu sistem besar yang bersifat kompleks. EA mempunyai arti penting bagi organisasi sebab salah satu hasilnya adalah


(28)

2

terwujudnya keselarasan antara SI/TI dan kebutuhan bisnis. Pemanfaatan EA menjadi sangat penting dengan datangnya era e-bisnis dengan aplikasi front-end yang berorientasi ke pelanggan, dan terdapat kebutuhan untuk menghubungkan aplikasi front-end ke sejumlah sistem aplikasi back-end sehingga menimbulkan kebutuhan adanya EA untuk menetapkan bagaimana mencapai integrasi layanan dan aplikasi tersebut (Surendro, 2009).

Menurut The Open Group (2009) EA adalah blueprint organisasi yang menentukan bisnis, informasi, dan teknologi yang digunakan agar tercapai misi organisasi. EA juga merupakan kumpulan prinsip, metode dan model yang digunakan sebagai design dan merealisasikan sebuah struktur organisasi enterprise, proses bisnis, sistem informasi dan infrastrukturnya yang meliputi hardware, software, dan network untuk dapat bekerja secara bersama dengan misi, sasaran, dan tujuan organisasi untuk menjalankan proses bisnis organisasi dengan didukung oleh teknologi informasi (Surendro, 2009).

PT. Bali Double C adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam usaha penampungan dan ekspor ikan hias air laut. Perusahaan ini mulai beroperasi pada bulan Agustus 2007. Dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya, perusahaan tidak melakukan usaha penangkapan dan budidaya sendiri, melainkan perusahaan membeli ikan dari pemasok atau supplier yaitu para nelayan dan petani ikan hias yang nantinya akan ditampung dan di ekspor ke negara tujuan.


(29)

3

PT. Bali Double C adalah perusahaan yang berkembang semakin besar dengan saat ini, perminggunya dapat melakukan pengirimaan ekspor ikan lebih dari 800 ekor. Dengan bisnis yang semakin berkembang besar, maka tingkatan operasionalnya juga semakin tidak sederhana dan kebutuhan perencanaan dan pengelolaan kebutuhan untuk perusahaan yang nantinya semakin berkembang. Sehingga perusahaan perlu menerapkan EA untuk dapat melakukan perencanaan dan pengelolaan dalam perkembangan bisnisnya.

Dilihat dari permasalahan lingkungan bisnis perusahaan baik internal maupun eksternal, dapat dilihat permasalahan internal adalah perusahaan mempunyai lebih dari satu perangkat komputer yang dimiliki oleh setiap bagian di dalam organisasi, namun investasi tersebut dirasa belum mampu menunjang proses bisnis seperti penerimaan pasokan ikan, pemeliharaan, pengiriman, penjualan, pemasaran, keuangan, pengadaan, dan kepegawaian secara optimal dikarenakan belum adanya suatu sistem informasi yang mengintegrasikan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain di dalam perusahaan. Selama ini perusahaan hanya menggunakan microsoft office sebagai aplikasi penunjang, sehingga data masih tersebar disetiap bagian yang mengakibatkan data tidak akurat, mudah rusak, redudansi serta apabila dibutuhkan kembali informasi tersebut akan sulit dipenuhi dalam waktu yang cepat dan tidak adanya bagian TI dalam struktur organisasinya dimana permasalahan TI hanya ditangani oleh


(30)

4

tenaga ahli atau freelance, sehingga sudut pandang dari semua sumber daya TI masih bersifat sebagai pendukung (support).

Dalam permasalahan lingkungan eksternal, perusahaan belum memaksimalkan peran SI/TI untuk berkompetisi dengan perusahaan lain. Perusahaan memiliki kesulitan dalam aktivitas pemasaran dan penjualan seperti belum memiliki website dimana merupakan hal yang terpenting untuk menjalani aktivitas pemasaran yang lebih luas dan memudahkan untuk berkomunikasi dan memberikan informasi yang lengkap, mudah dan cepat sehingga meningkatkan kualitas pelayanan terhadap customer.

Konsep dalam perancangan EA pada PT. Bali Double C adalah menggunakan framework The Open Group Architecture Framework (TOGAF). TOGAF merupakan kerangka kerja dan metode yang diterima secara luas dalam pengembangan arsitektur perusahaan. TOGAF memberikan metode yang detail mengenai bagaimana membangun, mengelola dan mengimplementasikan EA dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM), dimana ADM merupakan hasil dari kerja sama praktisi arsitektur dalam Open Group Architecture Forum. ADM merupakan metode generik yang berisikan sekumpulan aktifitas yang mempresentasikan progeresi dari setiap fase ADM dan model arsitektur yang digunakan dan dibuat selama tahap pengembangan EA. (Surendro, 2009).


(31)

5

Terdapat beberapa penelitian mengenai EA menggunakan TOGAF diantaranya oleh Kartika Dwi Hapsari (2014), yang membuat Perancangan Model Arsitektur Enterprise pada Proses Perencanaan dan Monitoring Evaluasi Anggaran Berbasis TOGAF (Studi Kasus : Kementerian Pertanian RI), Aenun Jariyatul Umami (2013) yang membuat Perencanaan Infrastruktur Teknologi Informasi di Lembaga Penelitian (LEMLIT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menggunakan TOGAF Architecture Development Method (ADM), Vivi Fydiani Pratiwi (2013) yang membuat Perancangan Model Enterprise Architecture dengan menggunakan TOGAF Architecture Development Method pada PT. Satya Karya Utama dan Anis Khairunisa (2013) yang membuat Perencanaan Arsitektur Enterprise pada PT. Dian Nikel Mining. Dalam keempat penelitian diatas pemilihan framework TOGAF dipilih karena dirasa mampu mendeskripsikan perancangan EA yang dibutuhkan dengan metode dan tools-nya yang detil untuk diimplementasikan.

Berdasarkan permasalahan dan fakta diatas, penulis mengajukan penelitian tentang perancangan EA menggunakan framework TOGAF untuk memberikan solusi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi agar dapat selaras dengan strategi bisnis perusahaan serta untuk mengembangkan penelitian sebelumnya dengan menggunakan framework TOGAF sampai kepada phase F yaitu migration planning. Oleh sebab itu, judul yang akan diangkat untuk penelitian ini adalah “PERANCANGAN


(32)

6

ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN TOGAF

ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD (STUDI KASUS PT. BALI DOUBLE C)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. PT. Bali Double C belum memiliki perancangan EA untuk penyelarasan strategi bisnis dan strategi SI/TI.

2. PT. Bali Double C sudah mempunyai lebih dari satu perangkat komputer yang dimiliki oleh setiap bagian di dalam organisasi, namun investasi tersebut belum mampu sepenuhnya memanfaatkan SI/TI untuk pengelolaan data.

3. PT. Bali Double C memiliki permasalahan dalam lingkungan internal dan eksternal yang belum memaksimalkan aktivitas bisnisnya seperti penerimaan pasokan, pemeliharaan, pengiriman, pengadaan, penjualan, keuangan dan kepegawaian.

4. PT. Bali Double C belum memiliki bagian TI dalam struktur organisasinya bahkan tidak memiliki pegawai yang memahami TI sehingga permasalahan TI hanya ditangani oleh tenaga ahli atau staff freelance untuk mengatasi permasalahan TI dan ini juga menjadikan lemahnya pemahaman tentang fungsi teknologi informasi.


(33)

7

Dari masalah yang telah diidentifikasi, maka dapat dirumuskan masalah “Bagaimana membuat perancangan EA pada PT. Bali Double C agar dapat mengoptimalkan pemanfaatan SI/TI selaras dengan strategi bisnis perusahaan?”

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan di PT. Bali Double C pada keseluruhan divisi perusahaan.

2. Bisnis proses yang dilakukan mencakup proses utama perusahaan seperti proses penerimaan pasokan, pemeliharaan, pengiriman dan penjualan serta aktivitas pendukung perusahaan seperti pengadaan, keuangan dan kepegawaian.

3. Framework yang digunakan pada penelitian ini adalah The Open Group Framework (TOGAF) dengan menggunakan Architecture Development Method (ADM) sebagai metode pengembangan arsitektur. Penelitian ini dibatasi hanya pada fase preliminary, visi arsitektur, arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi, peluang dan solusi, serta perencanaan migrasi. Penelitian ini tidak membahas fase tata kelola implementasi dan manajemen perubahan arsitektur.

4. Tools yang digunakan untuk menggambarkan model arsitektur menggunakan Rich Picture, Analisis Value Chain, UML (Unified Model


(34)

8

Language), Principle Catalog, Stakeholder Map Matrix, Data Dissemination Diagram, Application Portfolio Catalog, Technology Portfolio Catalog, Communication Engineering diagram, Matrix Gap Analysis, dan Roadmap. Diagram UML yang digunakan, yaitu Use Case Diagram, dan Class Diagram.

5. Penelitian ini tidak membahas bagaimana penyusunan anggaran biaya yang dibutuhkan dari rencana strategis SI/TI.

1.4 Tujuan Penelitian

Ada dua tujuan dalam penelitian ini, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah menghasilkan perancangan EA untuk menyelaraskan strategi bisnis dan strategi SI/TI pada PT. Bali Double C. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu menghasilkan:

1. Rancangan EA dengan menggunakan metode TOGAF ADM.

2. Analisis kebutuhan dari EA secara menyeluruh dan terpadu yang dibutuhkan oleh perusahaan.

3. Rancangan arsitektur bisnis perusahaan dengan menentukan model bisnis (proses, fungsi, dan aktivitas) yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis dari aspek informasi, fungsional dan organisasi dari lingkungan bisnis. 4. Rancangan arsitektur sistem informasi yang terdiri dari arsitektur data dan


(35)

9

5. Rancangan arsitektur teknologi yang di definisikan dalam fase arsitektur aplikasi menjadi satu set komponen teknologi, yang mewakili hardware, software dan jaringan.

6. Rancangan peluang dan solusi untuk menghasilkan implementasi arsitektur tujuan dan klasifikasikan sebagai pengembangan baru atau penggunaan kembali sistem yang sudah ada dengan menggunakan matriks GAP.

7. Rancangan perencanaan migrasi untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan prioritas.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Kerangka arsitektur yang dihasilkan diharap dapat digunakan oleh PT. Bali Double C guna mendukung proses bisnisnya sehingga dapat menambah kualitas nilai perusahaan dalam persaingan bisnis yang ada sekarang.

2. Membantu PT. Bali Double C dalam membangun sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kegiatan strategis bisnis.

3. Membantu PT. Bali Double C dalam menentukan teknologi yang akan dikembangkan untuk menunjang sistem informasi yang akan dibangun. 4. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dibidang kajian EA.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi ini terdiri dari dua macam, yaitu metodologi pengumpulan data dan metodologi perancangan EA. Dalam metodologi pengumpulan data terdapat tiga macam, yaitu:


(36)

10

1. Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data premier dengan cara mengamati langsung obyek datanya. (Jogiyanto, 2008). 2. Wawancara, merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data

responden (Jogiyanto, 2008). 3. Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 2009).

Untuk metodologi perancangan EA adalah menggunakan TOGAF ADM. Ada 8 tahapan yang akan dilakukan pada skripsi ini, yaitu: (TOGAF, 2009) 1. Preliminary Phase

Fase awal untuk persiapan perancangan EA. Tahapan ini dilakukan agar pemodelan arsitektur dapat berjalan dengan baik.

2. Requirement Management

yaitu proses analisis dan pengelolaan kebutuhan arsitektur di seluruh fase ADM. Pada fase ini akan dijelaskan sistem yang sedang berjalan (as – is system) dan dibuat solusi dari permasalahan yang telah dianalisis berdasarkan sistem yang sedang berjalan (as-is system).


(37)

11

3. Phase A : Architecture Vision

Fase untuk menciptakan pandangan yang seragam mengenai pentingnya EA dan menentukan lingkup arsitektur yang akan dikembangkan dan guna mencapai tujuan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk strategi.

4. Phase B : Business Architecture

Fase untuk menentukan model aktivitas yang menggambarkan strategi layanan serta aspek lingkungan aktivitas (organisasi, fungsi, proses, dan informasi) berdasarkan pada prinsip aktivitas, tujuan aktivitas, dan penggerak strategi.

5. Phase C : Information System Architecture

Fase yang terdiri atas arsitektur data yang menetapkan tipe dan sumber utama data yang diperlukan untuk mendukung aktivitas dan arsitektur aplikasi yang menetapkan jenis sistem aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengolah data dan mendukung aktivitas.

6. Phase D : Technology Architecture

Fase yang memetakan komponen aplikasi yang telah ditetapkan pada fase arsitektur aplikasi ke dalam satu set komponen teknologi yang mewakili komponen software dan hardware.

7. Phase E : Opportunities and Solution

Fase E akan dievaluasi model yang telah dibangun untuk arsitektur saat ini dan target. Identifikasi proyek utama akan dilaksanakan untuk


(38)

12

mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasi sebagai pengembangan baru atau penggunaan kembali sistem yang sudah ada. 8. Phase F : Migration Planning

Fase untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan prioritas.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, penulis akan menyajikan pembahasan dalam lima pokok bahasan yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metode penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan teori-teori dasar yang terkait dengan teori pengumpulan data, teori SI/TI, teori EA, teori framework TOGAF ADM, dan teori diagram-diagram yang akan digunakan untuk memodelkan serta menjelaskan arsitektur yang akan dirancang.


(39)

13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi metode pengumpulan data, kerangka penelitian, serta langkah-langkah yang digunakan terkait dengan perancangan enterprise architecture menggunakan metode TOGAF ADM. Pada bab ini akan dijelaskan hal-hal apa saja yang akan dilakukan penulis dalam setiap fase TOGAF ADM untuk memodelkan dan merancang arsitektur.

BAB IV PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE

Pada bab ini akan diuraikan hasil dari pengumpulan data saat penelitian untuk kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data-data tersebut supaya dapat dibuat perancangan EA menggunakan metode TOGAF ADM bagi PT. Bali Double C. Perancangan EA dibuat dengan cara memodelkan dan merancang visi arsitektur, arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, dan arsitektur teknologi. Selain membuat arsitektur, pada bab ini juga akan dijelaskan mengenai evaluasi dan analisis gap antara sistem yang sedang berjalan dengan sistem yang akan diusulkan melalui pemodelan dan perancangan arsitektur.


(40)

14

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri atas kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan beserta saran-saran untuk perbaikan dari hasil penelitian ini.


(41)

(42)

15 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perancangan

Definisi perancangan menurut Krismiaji (2005) dalam buku Sistem Informasi Akuntansi menyebutkan bahwa: Perancangan terdiri dari perancangan logis dan perancangan fisik. Perancangan logis merupakan yang melengkapi dan menterjemahkan persyaratan data para pemakai dan program aplikasi ke dalam skema konseptual sedangkan perancangan fisik (physical design) adalah mengubah hasil rancangan konsep ke dalam struktur penyimpanan fisik.

Pengertian lain dari perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teori-teori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan komponen yang akan digunakan, mempelajari karakteristik dan data fisiknya, membuat rangkaian skematik dengan melihat fungsi–fungsi komponen yang dipelajari, sehingga dapat dibuat alat yang sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan (Iqbal, 2013).

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 2.2.1 Pengertian Sistem

Dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis (Jogiyanto, 2005)


(43)

16

pengertian “suatu sistem adalah jaringan kerja dari prosedur - prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”. Adapun pengertian lain mengenai sistem yang tertulis dalam buku Audit Sistem Informasi + pendekatan Cobit mengenai sistem adalah “kumpulan elemen - elemen atau sumberdaya yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu dan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu.” (Gondodiyoto, 2007)

Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu sistem memiliki karakterisitik yang mana suatu sistem merupakan jaringan kerja yang memiliki tujuan yang ingin dicapai dan terbentuk dari prosedur - prosedur atau kumpulan elemen – elemen yang berkumpul dalam suatu kegiatan, saling berhubungan dan saling berinteraksi satu sama lainnya.

2.2.2 Pengertian Informasi

Pengertian informasi yang didapat dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis (Jogiyanto, 2005) adalah “hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.” Agar informasi lebih berguna untuk sebuah pengambilan keputusan, kualitas dari sebuah informasi harus bermutu


(44)

17

seperti akurat berarti harus terbebas dari adanya kesalahan – kesalahan dan tidak menyesatkan bagi pengguna, relevan atau sesuai, timely yang berarti informasi dapat disajikan tepat pada saat dibutuhkan, lengkap, dan mudah dimengerti.

2.2.3 Sistem Informasi

“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi yang menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.” (Jogiyanto, 2005)

Pengertian lain dari sistem informasi adalah “kumpulan elemen– elemen sumber daya dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi.” (Gondodiyoto, 2007)

Dengan memahami definisi sistem, definisi informasi serta definisi sistem informasi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang saling berhubungan dalam mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan terbaik saat ini dan masa depan.


(45)

18

Menurut Sutarman (2009), sistem informasi memiliki beberapa kemampuan sebagai berikut :

a. Menyediakan proses transaksi yang cepat dan akurat dengan cara sistem informasi menangkap, merekam, menyimpan, dan mengupdate data.

b. Menyediakan penyimpanan dengan kapasitas besar dan akses cepat terhadap penyimpanan.

c. Menyediakan komunikasi yang cepat menggunakan jaringan yang memungkinkan pekerja dan komputer untuk berkomunikasi secara langsung.

d. Mengurangi informasi yang terlalu berlebihan menggunakan jaringan komputer dengan cara merancang sistem informasi yang dapat menyaring informasi.

e. Span boundaries yang memfasilitasi pengambilan keputusan pada area fungsional, rekayasa proses bisnis, dan komunikasi.

f. Menyediakan penunjang dalam pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi dan pada semua level organisasi.

2.2.4 Komponen Sistem Informasi

1. Sistem informasi terdiri dari lima sumber daya yang dikenal sebagai komponen sistem informasi. Kelima sumber daya tersebut adalah


(46)

19

manusia, hardware, software, data dan jaringan (Mulyanto, 2009). Sumber Daya Manusia

Manusia mengambil peranan yang penting bagi sistem informasi. Manusia dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem informasi. Sumber daya manusia dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu pengguna akhir, orang yang menggunakan informasi sebagai produk dari sistem informasi dan pakar sistem informasi, orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi.

2. Sumber Daya Hardware

Sumber daya hardware adalah semua peralatan yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Sumber daya hardware tidak hanya sebatas komputer saja, melainkan semua media data seperti lembaran kertas dan disk magnetik atau optikal. Contoh hardware dalam sistem informasi berbasis komputer, yaitu sistem komputer yaitu terdiri atas CPU (Central Processing Unit) yang mengandung microprocessors dan variasi perangkat terhubung, seperti printer, scanner, monitor, dan lainnya. dan sekeliling komputer (computer peripheral) seperti keyboard dan mouse untuk memasukkan data, printer untuk mengeluarkan informasi, dan magnetic atau optical disk drive untuk penyimpanan sumber data.


(47)

20

3. Sumber Daya Software

Sumber daya software adalah semua rangkaian perintah (instruksi) yang digunakan untuk memproses informasi. Sumber daya software tidak hanya berupa program saja yang merupakan sekumpulan instruksi untuk pemrosesan informasi, tetapi juga berupa prosedur yang merupakan sekumpulan aturan yang digunakan untuk mewujudkan pemrosesan informasi dan mengoperasikan perintah bagi orang-orang yang menggunakan informasi.

4. Sumber Daya Data

Sumber daya data bukan hanya sekedar bahan baku untuk masukan sebuah sistem informasi, melainkan sebagai dasar membentuk sumber daya organisasi untuk dikelola, disimpan dan diakses oleh teknologi manajemen sumber daya data ke dalam database. Seperti dijelaskan data dapat berbentuk teks, gambar, audio, maupun audio.

5. Sumber Daya Jaringan

Sumber daya jaringan merupakan media komunikasi yang menghubungkan komputer, pemroses komunikasi, dan peralatan lainnya, serta dikendalikan melalui software komunikasi.


(48)

21

2.2.5 Teknologi Informasi

Menurut Information Technology Association of America (ITAA) dalam buku pengantar teknologi informasi (Sutarman, 2009) teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer. TI memanfaatkan komputer elektronik dan perangkat lunak computer untuk mengubah, menyimpan, melindungi, memproses, mentransmisikan, dan memperoleh informasi secara aman.

Menurut Sutarman (2009), fungsi teknologi informasi ada enam, yaitu :

a. Menangkap (capture)

Menangkap data yang relevan dengan kebutuhan user dari kumpulan data yang tersedia.

b. Mengolah (processing)

Mengolah data masukan untuk menjadi informasi, berupa konversi (pengubahan data ke bentuk lain), analisis (analisis kondisi), perhitungan (kalkulasi), sintesis (penggabungan) segala bentuk data dan informasi.


(49)

22

c. Menghasilkan (generating)

Menghasilkan atau mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk yang berguna, misalnya laporan, tabel, dan grafik.

d. Menyimpan (storage)

Menyimpan data dan informasi dalam suatu media penyimpanan yang dapat digunakan untuk keperluan lainnya.

e. Mencari kembali (retrieval)

Menelusuri, mendapatkan kembali informasi atau menyalin data dan informasi yang sudah tersimpan.

f. Transmisi (transmission)

Mengirim data dan informasi dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui jaringan komputer.

Keuntungan dari penerapan teknologi informasi (Sutarman, 2009) adalah sebagai berikut :

a. Kecepatan (speed)

Komputer dapat mengerjakan suatu perhitungan yang kompleks dalam hitungan detik, jauh lebih cepat dari yang dapat dikerjakan oleh manusia.


(50)

23

Hasil pengolahan data lebih konsisten dan tidak berubah-ubah karena format/bentuknya sudah standar. c. Ketepatan (precision)

Komputer dapat mendeteksi suatu perbedaan yang sangat kecil, yang tidak dapat dilihat dengan kemampuan manusia, dan juga dapat melakukan perhitungan yang sulit.

d. Keandalan (reliability)

Hasil keluaran dari komputer lebih dipercaya dibandingkan dengan yang dilakukan manusia karena kesalahan yang terjadi kemungkinannya lebih kecil jika menggunakan komputer.

2.3Service Oriented Architecture (SOA) 2.3.1 Definisi Service

Menurut Schekkerman (2006) dalam penelitian Gigih Forda Nama (2013) sebuah service (layanan) adalah suatu implementasi dari fungsi bisnis yang telah didefinisikan dengan baik beroperasi secara independen bersama service lainnya di dalam sebuah sistem. Service memiliki interface yang telah didefinisikan dengan baik dan beroperasi melalui kesepakatan yang telah didefinisikan antara client dari service dan service itu sendiri.

Menurut Michelson (2006) dalam penelitian Gigih Forda Nama (2013), service layaknya aplikasi yang diperuntukkan memenuhi suatu tujuan, seperti mengambil informasi sampai dengan tingkat


(51)

24

kompleksitas menjalankan sebuah proses bisnis. Contoh paling umum yang dikenal saat inimengenai service adalah pada web service yang merupakan komponen-komponen aplikasi yang mudah digabung-gabungkan dan dijalankan melalui teknologi standar internet.

2.3.2 Definisi Service Oriented Architecture (SOA)

Menurut Michelson (2006) dalam penelitian Gigih Forda Nama (2013), istilah Service Oriented Architecture (SOA) digunakan secara bergantian untuk tiga jenis konsep yang berbeda: konsep arsitektur, gaya dari hasil solusi bisnis, dan infrastruktur pendukung. Namun yang dimaksudkan disini adalah SOA sebagai konsep arsitektur TI untuk solusi bisnis (dan solusi infrastruktur) yang diterapkan berdasarkan konsep berorientasi layanan.

Konsep arsitektur ini memungkinkan komunikasi antar service, penyedia (provider) dengan peminta (requestor), sehingga sang peminta hanya tahu apa kerja dari service itu dan bagaimana memintanya. Namun aplikasi berbasis web hanyalah salah satu bentuk aplikasi yang menggunakan SOA, meskipun harus diakui bahwa pada saat ini basis yang paling cocok untuk SOA adalah berbentuk portal atau web (Nama, 2013).


(52)

25

Gambar 2.1 Perbedaan arsitektur 3-tier dengan SOA (Tibco 2007)

Gambar 2.1 memperlihatkan perbedaan antara arsitektur 3-tier dengan SOA yang memungkinkan aplikasi yang beragam (heterogeneous) untuk saling berkomunikasi. SOA juga menguntungkan karena tidak bergantung kepada satu bahasa pemograman, sebaliknya SOA memungkinkan kebebasan memilih bahasa pemograman. Aplikasi yang dibangun selama ini cenderung menggunakan prinsip tier dengan menempatkan pada satu atau dua server dengan dibedakan antara server aplikasi dan server basis data, namun dengan SOA, service dari aplikasi yang dibangun dapat terpisah dari aplikasi induk atau ditaruh di server SOA untuk didistribusikan dan dipergunakan oleh aplikasi lain. Aplikasi yang dibangun pun cenderung terfokus pada pemrogramannya (coding) yang berakibat aplikasi cenderung berdiri sendiri namun dengan SOA fokus diarahkan pada kerjasama antara bisnis dan TI


(53)

26

sehingga aplikasi yang dibangun dengan landasan SOA saling berkomunikasi secara lebih nyaman dan merupakan integrasi semua aplikasi yang ada. Selain itu terjadi penambahan teknik komunikasi dari aplikasi yang selama ini adalah meminta (request) dan dibalas (reply), kini diperkaya dengan kemampuan menerbitkan (publish), mendaftar untuk menggunakan service (subscribe), dan membuat service dijalankan apabila terdapat keadaan (event) yang merupakan pemicu (Nama, 2013).

Selama ini aplikasi-aplikasi perusahaan mungkin beragam, namun setiap aplikasi berdiri sendiri-sendiri.

Gambar 2.2 Aplikasi-aplikasi yang berdiri sendiri (FileNet 2006)

Gambar 2.2 memperlihatkan bagaimana tiga aplikasi yang merupakan aplikasi back-office (ERP) sebenarnya terpisah dengan aplikasi front-office untuk layanan pelanggan (CRM) dan layanan pemasok (SCM). Gambar 2.2 memperlihatkan bagaimana teknologi SOA memungkinkan


(54)

27

service yang merupakan komponen dari aplikasi-aplikasi tersebut digunakan sebagai bagian dari sebuah proses bisnis (Nama, 2013).

Gambar 2.3 Service dihasilkan dari aplikasi dan digunakan dalam proses bisnis (FileNet 2006)

2.4Konsep Enterprise Architecture 2.4.1 Enterprise

Umumnya pengertian enterprise sering disamakan dengan pengertian organisasi atau perusahaan. Didalam buku (The Open Group, 2009). Enterprise diartikan sebagai semua kumpulan organisasi yang memiliki sekumpulan tujuan. Enterprise diartikan sebuah agen pemerintahan, sebuah korporasi keseluruhan, divisi korporasi, departemen tunggal atau sebuah rantai organisasi yang terhubung tetapi berjauhan secara geografis. Enterprise dalam konteks arsitektur enterprise dapat digunakan oleh semua perusahaan yang meliputi layanan sistem


(55)

28

informasi, teknologi informasi, proses, dan infrastruktur dan domain tertentu dalam perusahaan.

Dalam definisi tersebut dapat disimpulkan kumpulan organisasi berupa organisasi non-profit/nirlaba seperti pemerintah, organisasi amal atau institusi pendidikan bisa dikatakan juga sebagai enterprise yang memiliki sekumpulan pemanfaatan dari sistem informasi, teknologi informasi, proses, dan infrastruktur guna mencapai tujuan.

2.4.2 Architecture

Menurut The Open Group (2009) architecture (arsitektur) didefinisikan sebagai dasar sistem organisasi yang terdiri dari sekumpulan komponen yang memiliki hubungan satu sama lainnya serta memiliki kerterhubungan dengan lingkungan sistem, dan memiliki aturan untuk perancangan dan evaluasi.

Sebuah arsitektur juga merupakan penggambaran jelas tentang rencana detail bagaimana bentuk konstruksi sebuah sistem, bagaimana setiap komponen sistem disusun, dan bagaimana aturan dan interface (penghubung sistem) digunakan untuk mengintegrasikan seluruh komponen yang ada tersebut hingga implementasi.

2.4.3 Enterprise Architecture

Enterprise architecture adalah kumpulan prinsip, metode, dan model yang bersifat masuk akal yang digunakan untuk mendisain dan


(56)

29

merealisasikan sebuah struktur organisasi enterprise, proses bisnis seperti perencanaan bisnis dan operasional bisnis, sistem informasi, dan infrastruktur teknologi informasi (Surendro, 2009). Menurut The Open Group (2009) dapat disimpulkan enterprise architecture adalah blueprint organisasi yang menentukan bisnis, informasi, dan teknologi yang digunakan agar tercapai misi organisasi.

Sebuah enterprise architecture penting diterapkan karena sebagai proses menerjemahkan visi bisnis dan strategi (baik perusahaan dan TI) menjadi efektif dengan menciptakan, berintegrasi dan meningkatkan persyaratan utama, prinsip-prinsip dan model yang menggambarkan keadaan perusahaan sekarang, masa depan dan memungkinkan evolusi dengan membangun dan menggunakan sistem TI.

Keuntungan yang dihasilkan dari sebuah enterprise architecture yang baik yaitu (Open Group, 2009):

a. Dalam operasi bisnis, istilah enterprise architecture mengacu pada seni dan ilmu merancang suatu perusahaan sehingga dapat memungkinkan bagaimana menghasilkan kualitas organisasi yang semakin baik, pengelolaan biaya operasional yang lebih rendah, menghasilkan tenaga kerja yang fleksibel, dan meningkatkan produktivitas bisnis.


(57)

30

b. Dalam operasi teknologi informasi, implementasi teknologi informasi, seperti halnya rumah yang dibangun tidak akan selamanya kokoh berdiri pastinya didalamnya terdapat perbaikan. Teknologi informasi memiliki pengembangan hampir setiap bidang bisnis dan koordinasi operasional. Namun, dengan enterprise architecture yang baik maka operasi TI akan lebih efisien seperti pengembangan perangkat lunak, dukungan dan biaya pemeliharaan yang lebih rendah, portabilitas aplikasi yang meningkat, interoperability yang ditingkatkan, manajemen sistem dan jaringan yang lebih mudah, kemampuan untuk memenuhi masalah yang perlu ditingkatkan seperti keamanan, upgrade dan petukaran komponen sistem yang lebih mudah.

c. Pengurangan risiko untuk investasi masa depan, pengurangan kompleksitas dalam infrastruktur TI, fleksibilitas untuk membuat, pengadaan, membeli atau solusi TI secara outsource, mengurangi resiko secara keseluruhan dalam investasi baru dan biaya kepemilikan TI.

d. Menyediakan suatu mekanisme yang memungkinkan komunikasi tentang elemen-elemen EA diantara organisasi bisnis dan TI dan berfungsinya enterprise.


(58)

31

e. Menghasilkan informasi yang terpusat, stabil dan meningkatkan konsistensi, ketelitian, ketepatan waktu, integritas, kualitas, ketersediaan, akses dan pembagian informasi.

f. Memungkinkan organisasi untuk mengurangi duplikasi dalam informasi.

g. Mempercepat integrasi sistem lama serta migrasi sistem yang baru h. Fokus pada strategi penggunaan teknologi untuk mengelola data

sebagai aset.

2.5 Kerangka Kerja Enterprise Architecture

Pengertian tentang kerangka kerja adalah suatu ide, pemikiran, dan konsep yang digunakan untuk membuat pemikiran lain yang lebih spesifik dalam suatu obyek dan digunakan untuk mengelompokkan suatu organisasi yang penting bagi manajemen organisasi tersebut dan digunakan juga dalam pengembangan sistem perusahaan yang akan datang (Aham, 2012).

Dalam pengembangan sebuah enterprise architecture akan lebih baik dan lebih mudah jika mengikuti sebuah kerangka berpikir tertentu. Kerangka berpikir tersebut dikenal dengan istilah kerangka kerja enterprise architecture. Kerangka kerja enterprise architecture mengidentifikasikan jenis informasi yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan enterprise architecture, mengorganisasikan jenis informasi dalam struktur logis, dan mendeskripsikan hubungan antara jenis informasi tersebut menjelaskan dan menunjukkan


(59)

32

bagaimana metode merancang, mengembangkan dari arsitektur-arsitektur yang berbeda sesuai dengan yang direncanakan sehingga mempercepat dan menyederhanakan pengembangan arsitektur (Surendro, 2009).

Penggunaan kerangka kerja (framework) mempunyai tujuan utama yang sama, yaitu menggambarkan struktur dimana hubungan dari objek kompleks dapat berinteraksi untuk menghubungkan orang, proses, dan teknologi dan menghasilkan cetak biru enterprise architecture.

Cetak biru (blueprint) menyediakan alat bantu untuk menerapkan teknologi ke dalam perusahaan secara tepat dan mengandung rincian bisnis, informasi, dan teknologi yang ada saat ini, dan yang diusulkan perusahaan untuk masa depan. Sebagai contoh, saat teknologi baru dibawa ke dalam perusahaan dan teknologi lama digantikan, cetak biru arsitektur harus diperbaharui untuk menunjukkan adanya perubahan portofolio bisnis atau portofolio teknologi informasi.

Kerangka kerja yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan enterprise architecture, contohnya seperti The Zachman Framework for Enterprise Architectures, FEAF Framework (Federal Enterprise Architecture Framework) dan The Open Group Architecture Framework (TOGAF).

2.5.1Kerangka Kerja Zachman

Kerangka kerja Zachman (Zachman Framework) pertama kali dipublikasikan oleh John Zachman pada tahun 1987 dalam tulisannya


(60)

33

yang berjudul “A Framework for Information Systems Architecture” di IBM Systems Journal. Kerangka kerja Zachman adalah suatu skema yang merupakan pertemuan antara dua klasifikasi yang telah digunakan selama ribuan tahun. Pertama adalah dasar-dasar komunikasi yang ditemukan di dalam pertanyaan-pertanyaan klasik seperti What, How, When, Who, Where dan Why. Pertanyaan-pertanyaan ini mengintegrasikan jawaban dari pertanyaan yang komprehensif dan gambaran dari ide yang kompleks.

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerangka kerja Zachman merupakan suatu alat bantu berfikir bagi arsitek atau manajer dalam memetakan permasalahan atau memotret arsitektur yang terdapat di suatu organisasi sehingga didapatkan gambaran membuat struktur, klasifikasi dan dokumentasi tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan manajemen dan pembangunan sistem dalam suatu enterprise dan mengurusi apa yang perlu diurus namun bukan merupakan metodologi untuk mengembangkan arsitektur enterprise dan tidak ada cara standar untuk mengimplentasikannya (Surendro, 2009).

2.5.2 FEAF Framework (Federal Enterprise Architecture Framework) Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF) merupakan sebuah framework yang diperkenalkan pada tahun 1999 oleh Federal CEO Council. FEAF ini ditujukan untuk mengembangkan EA dalam Federal Agency atau sistem yang melewati batas multiple inter-agency.


(61)

34

FEAF menyediakan standar untuk mengembangkan dan mendokumentasikan deskripsi arsitektur pada area yang menjadi prioritas utama. FEAF ini cocok untuk mendeskripsikan arsitektur bagi pemerintahan federal (Setiawan,2009).

Beberapa karakteristik FEAF menurut Setiawan (2009) antara lain, FEAF merupakan EA Reference Model, menampilkan prespective view yang menyeluruh, dan merupakan tools yang digunakan untuk perencanaan dan komunikasi.

Kelebihan pada framework FEAF:

1. FEAF menampilkan prespektif view yang menyeluruh 2. Support terhadap evolusi arsitektur

3. Mempunyai Architecture Knowledge Base Kekurangan framework FEAF:

1. Proses arsitektur sistem yang ridak mendetail 2. Bersifat tidak netral

3. Tidak menyediakan prinsip arsitektur.

2.5.3 The Open Group Architecture Framework (TOGAF)

Menurut The Open Group (2009), The Open Group Architecture Framework (TOGAF) adalah kerangka kerja arsitektur yang menyediakan metode dan tools untuk membantu dalam penerimaan, produksi, penggunaan, dan pemeliharaan arsitektur enterprise. TOGAF


(62)

35

didasarkan pada proses yang berulang-ulang yang didukung oleh best practices dan penggunaan kembali aset-aset arsitektur yang sudah ada.

The Open Group Architecture Framework (TOGAF) adalah kerangka kerja dan metode yang diterima secara luas dalam pengembangan arsitektur perusahaan. TOGAF memberikan metode yang detail mengenai bagaimana membangun, mengelola, dan mengimplementasikan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM) (Surendro, 2009).

TOGAF berperan penting dalam membantu proses pengembangan arsitektur, memungkinkan pengguna TI membangun solusi berbasis sistem terbuka untuk kebutuhan bisnis mereka. Menurut The Open Group (2009), ada empat jenis arsitektur yang umumnya diterima sebagai bagian dari keseluruhan enterprise architecture, yaitu arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Kombinasi arsitektur data dan aplikasi disebut juga arsitektur sistem informasi. 1. Arsitektur Bisnis

Arsitektur yang menetapkan strategi bisnis, tata kelola, organisasi, dan proses bisnis utama. Arsitektur bisnis menggambarkan strategi, maksud, fungsi, proses, informasi dan aset bisnis yang penting untuk memberikan layanan bagi masyarakat,


(63)

36

bisnis, pemerintah, dan sebagainya. Kerangka arsitektur bisnis memberikan struktur untuk pengumpulan detail mengenai motivasi, organisasi, lokasi, kejadian, fungsi, dan aset yang menentukan arah perusahaan dari sudut pandang bisnis (Surendro, 2009).

2. Arsitektur Data

Arsitektur yang menggambarkan struktur aset data dan sumber daya manajemen data organisasi secara logis dan fisik. Kerangka arsitektur data menyediakan struktur untuk mendokumentasikan detail informasi yang penting bagi organisasi (Surendro, 2009). 3. Arsitektur Aplikasi

Arsitektur yang menyediakan blueprint untuk sistem aplikasi individu untuk digunakan, interaksi sistem aplikasi individu, dan hubungan sistem aplikasi individu dengan proses bisnis inti organisasi. Arsitektur aplikasi adalah proses yang memusatkan pada pengembangan dan penerapan solusi atau layanan yang sedang diciptakan untuk organisasi tersebut. Kerangka arsitektur aplikasi adalah gabungan dari proses yang memanfaatkan komponen dan model bisnis, informasi, dan teknologi untuk merancang suatu aplikasi bisnis yang diinginkan (Surendro, 2009).


(64)

37

4. Arsitektur Teknologi

Menggambarkan kemampuan logis software dan hardware yang diperlukan untuk mendukung penyebaran bisnis, data, dan layanan aplikasi. Arsitektur teknologi memasukkan infrastruktur TI, middleware, jaringan, komunikasi, proses dan standar. Arsitektur teknologi adalah suatu pendekatan dalam menjelaskan struktur dan hubungan teknologi perusahaan saat ini dan di masa depan untuk memaksimalkan nilai dalam teknologi tersebut. Kerangka arsitektur teknologi menyediakan sekumpulan proses yang mendukung penerapan dan penyampaian arsitektur teknologi (Surendro, 2009).

Gambar 2.4 Subset Enterprise Architecture TOGAF (Open Group, 2009)

2.6 Pemilihan Kerangka Kerja

Zachman Framework. FEAF Framework (Federal Enterprise Architecture Framework), dan TOGAF (The Open Group Architecture Framework) merupakan kerangka kerja yang dapat digunakan dalam pengembangan enterprise architecture. Namun kekurangan yang dimiliki


(65)

38

zachman framework yaitu bukan merupakan metodologi untuk mengembangkan arsitektur enterprise dan tidak ada cara standar untuk mengimplementasikannya serta FEAF framework proses arsitektur sistem yang tidak mendetail dan tidak menyediakan prinsip arsitektur, akhirnya penulis menggunakan TOGAF framework untuk perencanaan, mengelola, dan mengimplementasikan EA. TOGAF framework menyediakan metode yang sistematis dan tools yang lengkap untuk membangun serta memfokuskan pada siklus proses dan implementasi, mengidentifikasikan jenis informasi yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan arsitektur, mengorganisasikan jenis informasi dalam struktur logis, dan mendeskripsikan hubungan antara jenis informasi tersebut.

2.7 TOGAF ADM (Architechture Development Method)

Menurut The Open Group (2009), elemen kunci dari TOGAF adalah Architecture Development Method (ADM) yang memberikan gambaran spesifik untuk proses pengembangan arsitektur enterprise. TOGAF ADM (Architecture Development Method) menyediakan proses yang teruji dan berulang untuk mengembangkan arsitektur. Semua kegiatan tersebut dilakukan dalam siklus berulang yang berkelanjutan dan terealisasi agar memungkinkan organisasi untuk mengubah perusahaan mereka dengan cara terkontrol dalam menanggapi tujuan bisnis dan peluang (The Open Group, 2009).

ADM (Architecture Development Method) merupakan hasil dari kerja sama praktisi arsitektur dalam Open Group Architecture. ADM adalah metode


(66)

39

generic yang berisi sekumpulan aktivitas yang mempresentasikan progresi dari setiap fase ADM dan model arsitektur yang digunakan dan dibuat selama tahap pengembangan enterprise architecture (Surendro, 2009). ADM adalah fitur penting yang memungkinkan organisasi mendefinisikan pengelolaan kebutuhan, dimana kebutuhan bisnis, sistem informasi, dan arsitektur teknologi selalu diselaraskan dengan sasaran dan kebutuhan bisnis.

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing fase pada TOGAF ADM menurut The Open Group (2009).

Gambar 2.5 TOGAF ADM

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing fase pada TOGAF ADM menurut The Open Group (2009).


(67)

40

2.7.1 Preliminary Phase

Tahapan persiapan (priliminary phase) merupakan tahap awal persiapan perancangan enterprise architecture. Tahapan ini dilakukan untuk menghasilkan prinsip-prinsip arsitektur yang merupakan bagian dari kebijakan teknologi informasi organisasi yang akan mempengaruhi keseluruhan proses design dan untuk meyakinkan setiap orang yang terlibat di dalamnya bahwa pendekatan ini berkomitmen untuk kesuksesan proses arsitektur. Tujuan lain dari fase preliminary adalah untuk meyakinkan setiap orang yang terlibat di dalamnya bahwa pendekatan ini berkomitmen untuk kesuksesan dari setiap arsitektur yang akan dibuat.

Pada fase preliminary dilakukan identifikasi “who”, “what”, “why”, “when” dan “where” dari arsitektur itu sendiri (The Open Group, 2009).

1. “What” adalah ruang lingkup dari usaha arsitektur.

2. “Who” adalah siapa yang akan memodelkannya, siapa orang yang bertanggung jawab untuk mengerjakan arsitektur tersebut, dimana mereka akan dialokasikan dan bagaimana peranan mereka.

3. “How” adalah bagaimana mengembangkan enterprise architecture,

menentukan framework dan metode yang akan digunakan untuk menangkap informasi.


(68)

41

5. “Why” adalah mengapa arsitektur ini dibangun. Hal ini berhubungan dengan tujuan bisnis, yaitu bagaimana arsitektur dapat memenuhi tujuan bisnis.

6. “Where” adalah penunjukkan lokasi kerja dari bisnis.

Preliminary phase memiliki langkah-langkah, dan output sebagai berikut (The Open Group, 2009).

a. Input

1. Prinsip dan tujuan aktivitas. b. Langkah-Langkah

1. Menentukan ruang lingkup unit-unit inti yang terlibat dalam perancangan enterprise architecture.

2. Mendefinisikan dan membuat prinsip-prinsip arsitektur. c. Output

1. Prinsip-prinsip perancangan enterprise architecture (principles catalog). Prinsip-prinsip tersebut akan menjadi dasar dalam pengembangan perancangan enterprise architecture yang menghasilkan beberapa arsitektur. Prinsip-prinsip dasar akan dibuat dalam principles catalog.

2. Tabel identifikasi 5W (What, Who, Why, When, Where) + 1H (How), tabel yang menguraikan apa yang akan dilakukan pada objek penelitian, siapa yang akan mengerjakan dan bertanggung


(69)

42

jawab dengan pekerjaan pada objek penelitian, bagaimana cara kerja pada objek penelitian, kapan waktu penyelesaian pekerjaan pada objek penelitian, kenapa pekerjaan dalam objek penelitian dilakukan dan dimana tempat objek penelitian tersebut.

2.7.2 Requirements Management

Requirements management adalah proses pengelolaan kebutuhan arsitektur di seluruh fase TOGAF ADM. Tujuan dari proses ini adalah untuk menentukan kebutuhan arsitektur enterprise, kebutuhan itu disimpan, lalu dimasukkan ke dalam fase yang sesuai (The Open Group, 2009).

Sumber daya utama yang harus dikembangkan dalam tahapan ini adalah skenario aktivitas. Skenario aktivitas mencakup process business (alur aktivitas) dan issue (permasalahan dalam organisasi). Yang dimaksud dengan process business dalam tahap ini adalah penjelasan sistem yang sedang berjalan (as – is system) pada organisasi (Widyaningsih, 2014).

Requirements management memiliki langkah-langkah, dan output sebagai berikut :

a. Input

1. Kondisi sistem saat ini


(70)

43

b. Langkah-langkah

1. Menganalisis kekurangan dan kelebihan dari kondisi sistem saat ini (as-is system).

2. Mengidentifikasi permasalahan dari kondisi sistem saat ini (as-is system).

3. Membuat solusi dari setiap permasalahan pada kondisi sistem saat ini (as-is system).

c. Ouput

1. Flowchart yang menggambarkan proses bisnis saat ini.

2. Tabel permasalahan organisasi, yang berisi tentang permasalahan dari setiap aktivitas organisasi beserta kolom tolak ukur yang menjelaskan setiap permasalahan yang sudah diidentifikasi. 3. Tabel solusi aktivitas, yang berisi tentang permasalahan dari setiap

aktivitas beserta solusi yang akan mengatasi permasalahan tersebut.

4. Tabel solusi sistem informasi memberikan solusi yang menyebutkan tentang sistem atau aplikasi apa yang sebaiknya digunakan dalam mengatasi permasalahan.

2.7.3 Phase A : Architecture Vision

Phase architecture vision atau fase visi arsitektur adalah fase awal pada ADM (Architecture Development Method) yang merupakan


(71)

44

kesempatan utama untuk menjual keuntungan dari pengembangan yang disarankan kepada pembuat keputusan enterprise sehingga memungkinkan tujuan bisnis tanggap kepada penggerak strategis, sesuai dengan prinsip dan mencapai maksud dan tujuan stakeholder, klarifikasi tujuan tersebut dan menunjukkan bagaimana tujuan dapat dicapai oleh pengembangan arsitektur yang disarankan.

Fase ini bertujuan untuk menciptakan keselarasan pandangan mengenai pentingnya perancangan enterprise architecture untuk mencapai tujuan perusahaan dan menentukan lingkup perencanaan strategis yang akan dikembangkan.

Beberapa tujuan dari fase ini adalah:

1. Menjamin evolusi dari siklus pengembangan arsitektur mendapatkan pengakuan dan dukungan dari manajemen perusahaan atau organisasi. 2. Melakukan validasi prinsip bisnis, tujuan bisnis, dan penggerak

strategi bisnis organisasi.

3. Mendefinisikan ruang lingkup dan melakukan identifikasi dan memprioritaskan komponen dari arsitektur saat ini.

4. Menghasilkan visi arsitektur yang menunjukkan respon terhadap kebutuhan dan batasannya.

Fase visi arsitektur memiliki input, langkah-langkah, dan output sebagai berikut (The Open Group, 2009).


(72)

45

a. Input

1. Prinsip aktivitas, sasaran aktivitas, dan penggerak aktivitas. b. Langkah-Langkah

1. Menguraikan tujuan aktivitas, penggerak aktivitas, dan kendala aktivitas.

2. Mendefinisikan apa yang ada di dalam dan di luar ruang lingkup arsitektur saat ini.

3. Mengembangkan visi arsitektur. c. Output

1. Analisis Value Chain, diagram yang mengidentifikasi dan mengelompokkan seluruh aktivitas akan masuk ke dalam kelompok aktivitas utama atau aktivitas pendukung.

2. Stakeholder map matrix, matriks yang menjelaskan hubungan antara stakeholder dengan aktivitas pada organisasi.

3. Visi dan misi organisasi, penjelasan tentang visi dan misi dari organisasi agar perancangan enterprise architecture yang akan dibuat dapat selaras dengan visi misi organisasi.

2.7.4 Phase B : Business Architecture

Phase business architecture atau fase arsitektur bisnis berisi strategi bisnis, organisasi, dan informasi aktivitas utama. Arsitektur bisnis sering


(73)

46

diperlukan sebagai sarana untuk menunjukkan nilai aktivitas dan alur aktivitas yang akan diusulkan sesuai dengan kebutuhan stakeholder.

Tujuan dari fase arsitektur bisnis adalah :

1. Menguraikan deskripsi dasar arsitektur bisnis.

2. Mengembangkan tujuan arsitektur bisnis, menguraikan strategi layanan serta proses dan organisasi dari lingkungan bisnis yang berdasarkan pada prinsip bisnis dan tujuan bisnis dan penggerak strategis.

3. Menganalisis gap antara arsitektur bisnis (aktivitas) saat ini dan tujuan arsitektur bisnis.

Fase arsitektur bisnis memiliki input, langkah-langkah, dan output sebagai berikut (The Open Group, 2009).

a. Input

1. Aktivitas pada saat ini (as – is system) b. Langkah-Langkah

1. Mengembangkan deskripsi arsitektur bisnis dasar. 2. Mengembangkan deskripsi target arsitektur bisnis. 3. Melakukan analisis gap.

4. Membuat arsitektur bisnis. c. Output


(74)

47

2. Rancangan arsitektur bisnis yang menggambarkan alur aktivitas usulan sesuai dengan kebutuhan stakeholders dan didahului dengan analisis as – is system. Rancangan arsitektur bisnis digambarkan menggunakan rich picture.

3. Struktur organisasi usulan, merupakan rancangan struktur organisasi yang baru untuk menunjang kinerja organisasi dan kinerja sistem informasi agar dapat berjalan dengan baik.

Arsitektur bisnis dijelaskan menggunakan beberapa konsep tambahan berdasarkan orientasi layanan, yaitu konsep business service (layanan bisnis), business process (proses bisnis), dan business function (fungsi bisnis).

a. Business Service

Business service merepresentasikan kemampuan yang menawarkan nilai tambah untuk lingkungan dan kemampuan ini direalisasikan secara internal dan independen. Business service menetapkan layanan yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk customer. Business service berhubungan dengan sebuah nilai (The Open Group, 2009).

b. Business Process

Business process merepresentasikan alur kerja atau aliran nilai yang terdiri atas proses atau fungsi lebih kecil. Tujuan dari business process adalah untuk memuaskan atau menyenangkan customer. Business


(75)

48

process menetapkan elemen perilaku untuk menghasilkan satu set produk atau business service yang telah didefinisikan (The Open Group, 2009).

c. Business Function

Business function menetapkan elemen perilaku berdasarkan pada sekumpulan kriteria terpilih. Business function menjelaskan perilaku internal oleh business role. Business function mengelompokkan perilaku berdasarkan pada sumber daya bisnis, kemampuan, kompetensi, dan pengetahuan yang dibutuhkan. Business function adalah tugas-tugas khusus yang dilakukan dalam sebuah organisasi (The Open Group, 2009).

Tabel 2.1 Daftar Simbol Business Service, Business Process, Business Function (The Open Group, 2009)

Simbol Keterangan

Business Service

Layanan yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk customer internal atau eksternal organisasi.

Business Process

Elemen tindakan berdasarkan pada urutan aktivitas. Proses bisnis dimaksudkan untuk menetapkan sekumpulan produk atau


(76)

49

layanan bisnis.

Business Function

Elemen tindakan berdasarkan pada sekumpulan kriteria yang dipilih (kriteria yang dibutuhkan sumber daya bisnis).

Triggering

Triggering menjelaskan tentang hubungan sebab-akibat antara proses-proses.

Flow

Flow menjelaskan tentang pertukaran informasi atau nilai diantara proses bisnis dan fungsi bisnis.

2.7.5 Phase C : Information Systems Architecture

Fase information systems architectures atau arsitektur sistem informasi berfokus pada identifikasi dan penetapan pertimbangan aplikasi dan data yang mendukung arsitektur bisnis perusahaan. Fase ini melibatkan antara kombinasi arsitektur data dan arsitektur aplikasi.

a. Data Architecture (Arsitektur Data)

Pada arsitektur data, harus ditentukan tipe dan sumber data utama yang diperlukan untuk mendukung bisnis. Pada arsitektur aplikasi, ditentukan jenis aplikasi penting untuk memproses data dan mendukung bisnis. Kemudian, dibuat matriks dari aplikasi saat ini dan


(77)

50

arsitektur aplikasi tujuan, melakukan analisis gap dan melakukan korelasi fungsi bisnis dengan aplikasi tujuan.

Tujuan arsitektur data adalah untuk mendefinisikan tipe dan sumber data utama yang diperlukan untuk mendukung bisnis dengan cara yang dapat dipahami oleh stakeholder, lengkap, konsisten dan stabil. Perlu diketahui bahwa arsitektur data tidak memperhatikan perancangan database, tetapi hanya mendefinisikan entitas data yang relevan dengan enterprise, bukan untuk merancang sistem penyimpanan fisik dan logik.

Arsitektur data memiliki input, langkah-langkah, dan output sebagai berikut (The Open Group, 2009).

a. Input

1. Data principles saat ini, berisi prinsip-prinsip mengenai data yang mendukung bisnis pada perusahaan seperti prinsip penggunaan data tersebut.

b. Langkah-Langkah

1. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur data. 2. Mengembangkan deskripsi target arsitektur data. 3. Melakukan analisis gap.


(1)

Penggunaan aplikasi tersebut hanya sebagai aplikasi penunjang sehingga pengelolaan data dan penyampaian informasi yang ada saat ini bisa dikatakan agak menghambat laporan-laporan yang dibutuhkan dalam waktu cepat dan tepat.

3. T : Apakah PT. Bali Double C mempunyai bagian atau divisi khusus untuk menangani permasalahan SI/TI. Jika ada apakah divisi TI mempunyai visi dan misi sendiri?

J : Untuk bagian TI saat ini belum ada, jika terjadi permasalahan TI kita akan meminta orang freelance untuk memperbaikinya.

4. T : Bagaimana dengan infrastruktur jaringannya?

J : Untuk sekarang ini hanya menggunakan modem dan wireless untuk terkoneksi dengan internet

5. T : Apakah PT. Bali Double C sudah mempunyai website sendiri? J : Untuk saat ini kami belum mempunyai website, kami hanya memiliki

sebuah page di Facebook yang berisi profil dan contact perusahaan dan untuk berkomunikasi dengan customer luar biasanya hanya menggunakan email.

6. T: Kemudian, bagaimana strategi perusahaan saat ini dalam menghadapi kompetitor yang ada, atau mungkin PT. Bali Double C sudah memiliki semacam blueprint?


(2)

J: Untuk blueprint semacam itu belum ada, perusahaan hanya menjalani kegiatan bisnis seperti biasa. Strategi yg dimilikipun tidak banyak, yang pasti tetap mengedepankan kualitas penampungan dan kualitas ikan yang dikirim. Sesuai dengan motto perusahaan. Untuk pengenalan produk kami ke pasaran, selain mengandalkan kemitraan, kami juga sering sekali mengikuti seminar-seminar.

7. T: Lalu, harapan seperti apa jika nantinya bagian TI ditambahkan kedalam kestrukturan organisasi?

J : Perusahaan bisa lebih terbantu lagi, dalam hal penyampaian informasi, pengelolaan data dan lain sebagainya, ini mungkin akan berpengaruh besar terhadap pendapatan perusahaan. Tentu dengan adanya bagian TI nantinya permasalahan mengenai teknologi informasi di perusahaan diharapkan bisa teratasi. Sehingga perusahaanpun bisa lebih berkembang lagi selaras dengan berkembangnya teknologi saat ini.


(3)

LAMPIRAN 2

SURAT KETERANGAN

PENUNJUKAN DOSEN


(4)

(5)

LAMPIRAN 3

SURAT KETERANGAN

TEMPAT RISET


(6)