18 hidrofobik Aly, 2012. Menurut Aly, 2012 gel anhidrat dapat memberikan
efek penyembuhan luka yang lebih baik dibanding hidrogel. Gel anhidrat dapat mencegah obat atau zat aktif yang terdapat pada sediaan terdegradasi
saat penyimpanannya Proniuk Blanchard, 2002. Selain itu, gel anhidrat dapat mencegah adanya pertumbuhan mikroba Proniuk Blanchard, 2002.
2.6 Landasan Teori
Sediaan penyembuh luka ideal apabila dapat melindungi luka dari infeksi bakteri, mencegah dehidrasi dan mempercepat penyembuhan. Gel
terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka pada penderita diabetes. Gel anhidrat dengan basis yang tanpa penambahan air dapat mencegah
pertumbuhan mikroba dan mencegah degradasi obat. Formula gel anhidrat dengan basis carbopol-gliserin dengan mudah dapat menembus barrier kulit
yang hidrofobik dan memberikan efek kenyamanan pada penggunaannya, namun untuk pelepasan obat masih kurang optimum. Penambahan propylene
glycol
pada gel anhidrat terbukti memberikan pengaruh pada pelepasan obat. Propylene glycol
juga dapat menghantarkan obat yang bersifat lipofilik seperti piroxicam. Gel anhidrat yang dibuat dengan penambahan zat aktif
piroxicam sebagai zat aktif dapat mempercepat penyembuhan luka pada penderita diabetes. Hal tersebut dikarenakan piroxicam dapat menghambat
MMP-9, sedangkan pada penderita diabetes MMP-9 terinduksi lebih banyak 14 kali dibanding orang normal.
2.7 Hipotesis
Formula sediaan gel anhidrat dengan kadar optimum propylene glycol memberikan stabilitas sediaan dan pelepasan obat yang baik, serta
penyembuhan luka ulkus diabetikum dengan zat aktif piroxicam.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang berjudul “Formulasi Sediaan Gel Anhidrat Diabetic Wound Healing
dengan Zat Aktif Piroxicam” ini termasuk eksperimental murni.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah variasi jumlah propylene glycol sebagai co-solvent dan penetration enhancer yang ditambahkan ke dalam
sediaan gel anhidrat diabetic wound healing. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. Variabel Tergantung
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah sifat fisik, stabilitas, dan pelepasan piroxicam dalam sediaan gel anhidrat diabetic wound healing.
3. Variabel Pengacau
a. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali pada
penelitian ini adalah prosedur pembuatan dan pengujian sediaan, kondisi penyimpanan sediaan, wadah penyimpanan sediaan, berat
badan tikus, galur tikus, jenis kelamin tikus, dan asupan gizi tikus.
b. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali
pada penelitian ini adalah suhu dan kelembapan udara ruangan selama pembuatan dan pengujian sediaan, serta kondisi patologis hewan uji
tikus.
4. Definisi Operasional
a. Sediaan Gel Anhidrat. Sediaan gel dengan basis carbopol-gliserin dan
tanpa air. b.
Co-solvent. Pelarut pembantu yang membantu melarutkan zat aktif. c.
Penetration enhancer. Peningkatan kemampuan untuk menembus barrier
. d.
Sifat fisik gel. Parameter kualitas fisik meliputi, organoleptis, pH, daya sebar, homogenitas, dan viskositas.
e. Stabilitas fisik. Parameter kestabilan gel meliputi, perubahan
organoleptis, ph, viskositas, daya sebar, pelepasan zat aktif dan stabilitas sediaan setelah diuji menggunakan metode freeze thaw cycle.
f. Organoleptis. Uji secara visual terhadap fisik gel anhidrat terkait bau,
warna, homogenitas dan tekstur. g.
Viskositas. Tingkat kekentalan yang menyatakan tahanan gel anhidrat untuk mengalir dengan rentang 200-300 dPa.s dengan perubahan
viskositas ≤10 Garg et al., 2002.
h. Daya sebar. Kemampuan penyebaran sediaan gel anhidrat pada kulit
dengan rentang diameter 5-7 cm Garg et al., 2002. i.
Formula gel optimum. Formula yang memiliki hasil uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel yang paling memenuhi standar sediaan semisolid
diantaranya daya sebar 5-7 cm, viskositas 200-300 dPa.s dengan perubahan viskositas ≤10 dan jumlah pelepasan obat mendekati
100. j.
Kecepatan penyembuhan luka. Satuan laju per waktu luka pada hewan uji dapat sembuh.
k. Tikus putih galur wistar terinduksi aloksan. Hewan uji yang
diinjeksikan obat peningkat gula darah sehingga nilai gula darah lebih dari 250 mgdl.
20 l.
Efek penyembuhan luka. Perhitungan persentase wound closure rate yang didapat dari luka tikus setelah pemakaian sediaan.
m. Uji Hispatologi. Suatu pengamatan kulit tikus menggunakan mikroskop
cahaya dengan adanya bantuan zat pewarna tertentu. 3.3
Bahan Penelitian
Piroxicam dari PT. Sanbe Farma, aloksan monohidrat, gliserin, propylene glycol
, carbopol 940, etanol 96 Labora, etanol 70, Nutrien Agar
Oxoid, kloroform teknis, ketamin, krim depilatori, kapas, formalin 10, larutan Harris Hematoxylin, larutan acid alcohol, larutan ammonium,
larutan stok Eosin alcohol 1, larutan working Eosin, buffer fosfat.
3.4 Alat Penelitian