17 Piroxicam mengandung tidak kurang dari 97,0 dan tidak lebih dari
103,0 C
15
H
13
N
3
O
4
S dengan bobot molekul 331,35 Dirjen POM RI, 2014. Piroxicam merupakan obat yang sangat sukar larut dalam air, sukar larut
dalam etanol Dirjen POM RI, 2014, dengan nilai pKa 5,3, log P 1,8 dan terionisasi pada pH 7,4 Abdulkarim et al., 2010. Piroxicam berbentuk
serbuk, hampir putih atau coklat terang atau kuning terang dan tidak berbau Dirjen POM RI, 2014.
Piroxicam Px tergolong dalam oxicam grup dari non-steroidal anti- inflammatory drugs
NSAIDs yang memiliki aktivitas yang baik sebagai agen anti-inflamasi Rai et al., 2015, analgesik, dan antipiretik dalam
menghambat sintesi prostaglandin Abd-Allah et al., 2011. Px dapat digunakan pada musculoskeletal, gangguan pada sendi seperti osteoarthritis
dan rheumatoid Abd-Allah et al., 2011. Berdasarkan penelitian Mazumder et al
., 2014, secara in silico Px dapat mempercepat penyembuhan dengan menghambat MMP-9 yang berinteraksi dengan membentuk ikatan hidrogen
pada residu Proline 421, Alanine 189, Leusin 188, dan Tirosin 423.
2.4 Sediaan Penyembuh Luka
Sediaan penyembuh luka dikatakan ideal dalam penggunaannya apabila sediaan yang digunakan untuk menyembuhkan luka tersebut dapat
melindungi luka dari infeksi bakteri, mencegah dehidrasi, menyerap eksudat luka dan mempercepat penyembuhan Sun et al., 2011. Selain itu, sediaan
penyembuh luka yang baik juga dapat mengurangi rasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan luka, serta tidak berasa sakit ketika
penggunaan sediaan tersebut Taylor et al., 2010. Suatu sediaan penyembuh luka memiliki beberapa karakteristik yang diinginkan guna mempercepat
proses penyembuhan luka seperti, memberikan dan mempertahankan lingkungan yang lembab, tidak basah dan tidak kering, terjadi pertukaran gas
antara uap air dan udara, mencegah infeksi, menghilangkan luka dengan menyerap eksudatnya, keefektifan biaya dengan frekuensi pemakaiannya
yang diminimalkan Richard et al., 2007.
2.5 Gel Anhidrat
Gel ialah suatu sistem semi padat yang terdiri dari suspensi yang terbuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, dan
terpentrasi oleh suatu cairan Dirjen POM RI, 2014. Berdasarkan sifat pelarutnya gel dibagi menjadi 2 yaitu, hidrogel dan gel anhidrat Zats, et al.,
2005. Gel anhidrat merupakan gel tidak menggunakan air pada basisnya Proniuk Blanchard, 2002.
Salah satu basis pada gel anhidrat ialah gliserin, methanol, dan carbopol Aly, 2012. Gel anhidrat dapat menembus barrier kulit lebih mudah
dibandingkan hidrogel karena kulit yang merupakan barrier bersifat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18 hidrofobik Aly, 2012. Menurut Aly, 2012 gel anhidrat dapat memberikan
efek penyembuhan luka yang lebih baik dibanding hidrogel. Gel anhidrat dapat mencegah obat atau zat aktif yang terdapat pada sediaan terdegradasi
saat penyimpanannya Proniuk Blanchard, 2002. Selain itu, gel anhidrat dapat mencegah adanya pertumbuhan mikroba Proniuk Blanchard, 2002.
2.6 Landasan Teori
Sediaan penyembuh luka ideal apabila dapat melindungi luka dari infeksi bakteri, mencegah dehidrasi dan mempercepat penyembuhan. Gel
terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka pada penderita diabetes. Gel anhidrat dengan basis yang tanpa penambahan air dapat mencegah
pertumbuhan mikroba dan mencegah degradasi obat. Formula gel anhidrat dengan basis carbopol-gliserin dengan mudah dapat menembus barrier kulit
yang hidrofobik dan memberikan efek kenyamanan pada penggunaannya, namun untuk pelepasan obat masih kurang optimum. Penambahan propylene
glycol
pada gel anhidrat terbukti memberikan pengaruh pada pelepasan obat. Propylene glycol
juga dapat menghantarkan obat yang bersifat lipofilik seperti piroxicam. Gel anhidrat yang dibuat dengan penambahan zat aktif
piroxicam sebagai zat aktif dapat mempercepat penyembuhan luka pada penderita diabetes. Hal tersebut dikarenakan piroxicam dapat menghambat
MMP-9, sedangkan pada penderita diabetes MMP-9 terinduksi lebih banyak 14 kali dibanding orang normal.
2.7 Hipotesis