Sterilitasi ruangan Sterilisasi tube Pembuatan gel diabetic wound healing Uji Sifat fisik gel anhidrat diabetic wound healing piroxicam

21

3.5 Tata Cara Penelitian

1. Sterilitasi ruangan

Selama 24 jam sebelum pembuatan gel diabetic wound ruangan dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan etanol 70, dalam hal ini termasuk setiap sudut dan lantai ruangan. Setelah itu, lampu UV pada LAF dan ruangannya dinyalakan selama 24 jam.

2. Sterilisasi tube

Tube yang akan dipakai dicuci dengan etanol 70, bersamaan dengan plastik filling gel dibiarkan dibawah sinau UV pada LAF selama 24 jam bersamaan dengan proses sterilisasi ruangan.

3. Pembuatan gel diabetic wound healing

Pada penelitian ini sediaan yang akan dibuat ialah gel dengan penambahan Piroxicam dengan perbedaan jumlah propylene glycol FI, FII, dan FIII dan basis gel itu sendiri Gel. Formula sediaan tersebut merupakan modifikasi dari formula Aly 2012 yaitu: Tabel I. Formula Gel Anhidrat Aly, 2012. Bahan Jumlah Carbopol ww 1,5 Metanol mL 1 Gliserin g 9 Atrovastatin ww 1 Tabel II. Formula Modifikasi Sediaan Uji Diabetic Wound Healing Formula g Gel FI FII FIII Carbopol 940 0,15 0,15 0,15 0,15 Etanol 0,789 0,789 0,789 0,789 Propylene glycol - 1,0 2,5 5,0 Piroxicam - 0,5 0,5 0,5 Gliserin Ad 10 Ad 10 Ad 10 Ad 10 Piroxicam dilarutkan dalam etanol terlebih dahulu, kemudian di tambahkan propylene glycol. Setelah tercampur homogen ditambahkan carbopol dan ditambahkan gliserin sampai 10 g dengan pengadukan menggunakan magnetic stirrer selama 24 jam. Hasil campuran disimpan pada suhu ruangan selama 48 jam untuk mendapatkan ekuilibrasi.

4. Uji Sifat fisik gel anhidrat diabetic wound healing piroxicam

a. Uji organoleptis dan pH Uji organoleptis dilakukan dengan cara mengamati warna, bau dan bentuk dari gel setelah 48 jam gel selesai dibuat. Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan pH universal stick dengan cara mengoleskan sedikit gel pada stik pH dan membandingkan warna yang dihasilkan dengan standar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 Nilai pH yang diinginkan adalah 4,5-6,5 yaitu pH kulit sehingga kulit tidak teriritasi karena perbedaan pH Divadi, 2015. b. Uji daya sebar Sebanyak 0,5 gram gel anhidrat ditimbang dan diletakkan di tengah kaca bundar yang berskala, ditutup dengan kaca bundar penutup dengan penambahan beban sehingga total berat penutup dan beban ialah 125 gram dan dibiarkan selama 1 menit. Pengukuran dihitung dari diameter yang terbentuk dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali Divadi, 2015. c. Uji Homogenitas Secukupnya sediaan gel diletakkan pada object glass dan ditutup dengan object glass lainnya, ditekan hingga merapat dan pengujian dilakukan 3 kali Divadi, 2015. d. Uji Viskositas Viskositas gel diukur menggunakan viskometer Merlyn II dengan sistem cup and bob. Gel diambil sebanyak 15 mL dan dimasukkan ke dalam cup , kemudian cup dan bob dipasang pada viskometer. Pengujian dilakukan pada kecepatan 50 rpm pada suhu 25ºC Divadi, 2015. e. Uji Disolusi Dilakukan uji disolusi pada formula GEL, FI, FII, dan FIII dimana GEL sebagai blanko. Sebanyak 2 gram gel dimasukkan ke frans diffusion cell yang didalamnya telah terdapat membran selofan porous yang sudah direndam air suling 100°C selama 5 menit. Keadaan sel dijaga supaya tidak terdapat gelembung udara. Kemudian sel yang telah dimasukkan gel diuji disolusinya menggunakan dissolution tester yang mengandung 300 mL buffer fosfat pH 7,4 dengan mempertahankan kondisinya selama proses uji disolusi pada suhu 37±2°C dengan kecepatan 120 rpm. Diambil 2 mL sampel dari medium disolusi pada tiap interval waktu 15 menit yaitu pada 0; 15; 30; 45; 60; 75; dan 90 menit. Tiap pengambilan sampel dilakukan penambahan 2 mL buffer fosfat pada pH yang sama untuk menjaga volume konstan pada medium disolusi. Jumlah pelepasan obat diukur menggunakan spetrofotometer UV pada λ maksimum piroxicam yaitu 350 nm Abd-Allah et al., 2010.

5. Uji sterilitas