TabelB14 HasilBUjiBLinearitas
3. UjiBHipotesisBHubungan
Uji hipotesis hubungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 13.00. Hasil analisis dari variabel kematangan emosi dan
perilaku seksual pranikah menunjukkan skor korelasi -0,288. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis ada hubungan negatif antara kematangan emosi
dengan perilaku seksual pranikah dinyatakan diterima.
TabelB15 HasilBUjiBKorelasi
4743,033 44
107,796 ,749
,833 603,301
1 603,301
4,194 ,046
4139,732 43
96,273 ,669
,908 6904,967
48 143,853
11648,000 92
Combined Linearity
Deviation from Linearity Between
Groups Within Groups
Total Perilaku Seksual
Kematangan Emosi Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig.
1 9,228
,014 93
93 9,228
1 ,014
93 93
Pearson Correlation Sig. 19tailed
N Pearson Correlation
Sig. 19tailed N
Kematangan Emosi
Perilaku Seksual Kematangan
Emosi Perilaku
Seksual
.
48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Koefisien determinasi yang diperoleh dari hasil kuadrat koefisien korelasi adalah 0,052. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa variabel bebas
penelitian ini yaitu kematangan emosi memberikan sumbangan efektif sebesar 5,2 terhadap variabel tergantung yaitu perilaku seksual pranikah.
TabelB16 HasilBKuadratBKoefisienBKorelasi
R R Squared
Eta Eta Squared
Perilaku Seksual Kematangan Emosi
9,228 ,052
,638 ,407
E. PEMBAHASAN
Data penelitian diperoleh dari subjek baik laki-laki maupun perempuan yang berusia 18 – 24 tahun yang termasuk dalam usia remaja akhir.
Rentang usia tersebut dipilih karena pada usia tersebut remaja sedang mengalami masa aktif secara seksual dan masa berpacaran sehingga dapat memunculkan
perilaku seksual pranikah yang lebih besar sedangkan emosi pada usia tersebut diharapkan menuju ke arah kematangan.
Deskripsi data penelitian menunjukkan skor rata-rata subjek penelitian variabel kematangan emosi yaitu mean teoritis sebesar 112,5 dan mean
empiris sebesar 139,5054. Pada variabel perilaku seksual pranikah diperoleh mean teoritis sebesar 33 sedangkan mean empiris sebesar 30.
49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil uji korelasi dengan menggunakan Product Moment Pearson, menunjukkan bahwa hipotesis ada hubungan negatif antara kematangan
emosi dengan perilaku seksual pranikah diterima. Hal tersebut berarti semakin tinggi kematangan emosi maka semakin rendah perilaku seksual pranikah.
Sebaliknya, semakin rendah kematangan emosi maka semakin tinggi perilaku seksual pranikah. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari hasil koefisien korelasi r
antara kematangan emosi dan perilaku seksual pranikah yaitu -0,228 pada taraf signifikansi 0,014 dengan probabilitas 0,000 p 0,05, yang dapat diartikan
bahwa kedua variabel berkorelasi negatif. Hubungan tersebut sesuai dengan pendapat Allport dalam Schultz,
2003 yang mengatakan bahwa seseorang yang matang mempunyai kecenderungan untuk berperilaku menyimpang yang lebih kecil, salah satu
perilaku menyimpang yang biasa dilakukan para remaja adalah perilaku seksual pranikah.
Perilaku seksual pranikah remaja dipicu adanya dorongan seksual yang sedang berada pada masa puncak di usia remaja Hurlock, 2004. Dorongan
seksual tersebut perlu dikontrol oleh remaja agar tidak menimbulkan akibat yang buruk jika remaja berperilaku seksual pranikah. Dorongan seksual merupakan
bagian dari tingkah laku emosi Pudjono, 1995. Pengaturan tingkah laku emosi dapat tercapai ketika remaja memiliki kematangan emosi karena ketika seseorang
memiliki kematangan emosi maka ia mampu mengatur, mengarahkan dan 50
50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengekspresikan emosinya secara tepat Walgito, 2004. Seorang remaja yang mempunyai kematangan emosi yang tinggi diharapkan mampu mengontrol
dorongan seksualnya secara lebih baik dibandingkan dengan remaja yang memiliki kematangan emosi yang lebih rendah. Artinya, kematangan emosi dapat
mendukung untuk meminimalisir perilaku seksual pranikah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki
kematangan emosi yang tinggi dengan perilaku seksual pranikah yang cenderung sedang. Hal tersebut dimungkinkan karena subjek mempunyai tututan untuk
bersikap matang sehingga memunculkan kematangan emosi tinggi, akan tetapi di sisi lain dorongan seksual subjek terlalu besar sedangkan penyaluran ke arah
kegiatan positif kurang maksimal. Dalam penelitian ini variabel bebas kematangan emosi memberi
sumbangan efektif sebesar 5,2 kepada variabel tergantung perilaku seksual pranikah. Hal itu dapat terjadi karena faktor – faktor lain yang kurang dapat
dikontrol oleh peneliti sebesar 94,8. Faktor- faktor yang dapat dimungkinkan dapat mempengaruhi perilaku seksual pranikah antara lain pengaruh lingkungan,
dimana seorang remaja cenderung mengadaptasi perilaku di sekitarnya terhadap dirinya untuk mendapatkan dukungan sosial Hurlock, 2004, misalnya jika
teman-teman remaja banyak yang melakukan perilaku seksual pranikah maka remaja tersebut juga cenderung akan melakukan perilaku yang hampir sama.
51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Faktor lain yang mungkin berpengaruh dalam perilaku seksual remaja yaitu pola asuh orang tua, orang tua remaja cenderung memiliki pola asuh yang
terbuka tentang masalah seksual atau orang tua yang cenderung tertutup dan bersikap tabu untuk berbicara tentang masalah seksualitas dapat membentuk
padangan dan cara pengungkapan yang berbeda terhadap masalah seksualitas Gunarsa dan Gunarsa, 1981. Pendapat tersebut didukung oleh penelitian Zelnik
dan Kim dalam Helmi dan Paramastri, 1998 bahwa orang tua yang mau berdiskusi tentang masalah seksualitas dengan anaknya akan membuat anak
cenderung menunda perilaku seksual pranikah. Perbedaan jenis kelamin juga kemungkinan mempunyai pengaruh terhadap
perilaku seksual pranikah remaja, laki-laki cenderung lebih terbuka dalam mengungkapkan pengalamannya terhadap perilaku seksual dibandingkan dengan
perempuan karena pandangan umum mengungkapkan bahwa perilaku seksual pranikah lebih bisa ditolerir bagi kaum laki-laki dibandingkan dengan perempuan
Faturochman, 1992. Kelemahan lain dalam penelitian ini yaitu adanya kemungkinan faking good
pada saat subjek mengisi angket karena pernyataan- pernyataan yang diajukan terkait dengan diri pribadi subjek.
52 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BABBV KESIMPULANBDANBSARAN
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan analisis dan pembahasan, peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut: kematangan emosi berkorelasi negatif dengan perilaku seksual
pranikah pada remaja akhir r = -0,228 dengan taraf signifikansi 0,014. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kematangan emosi maka semakin
rendah perilaku seksual pranikahnya. Sebaliknya semakin rendah kematangan emosi maka semakin tinggi perilaku seksual pranikahnya. Artinya, hipotesis yang
diajukan yaitu ada hubungan negatif antara kematangan emosi dengan perilaku seksual pranikah dinyatakan diterima.
B. SARAN 1. BagiBRemaja
Para remaja diharapkan untuk meningkatkan kematangan emosinya agar perilaku seksual pranikah dapat diminimalisir dengan melatih diri untuk
berperilaku matang. Perilaku matang tersebut dapat diwujudkan dengan mengontrol emosi, membina hubungan baik dengan orang lain, dan berusaha
selalu menimbang baik – buruk pada setiap tindakan yang akan dilakukan.
53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. BagiBPenelitiBSelanjutnya