terutama bila dilakukan oleh lawan jenis dan akan menjadi sensasi yang luar biasa bila sentuhan tersebut dilakukan pada daerah sensitif Walker, 2005.
Sentuhan juga menunjukkan kedekatan pribadi antara individu satu dengan individu yang lain.
b. Ciuman
Ciuman bisa diartikan sebagai ungkapan perhatian Walker, 2005. Remaja yang berbeda jenis kelamin juga sering saling mengungkapkan
perhatian mereka melaui ciuman. Pada remaja yang mempunyai kedekatan biasanya melakukan ciuman di daerah pipi atau kening, tetapi jika mereka
sudah mempunyai kedekatan yang lebih intim lagi, tak jarang yang melakukan ciuman di bibir. Walker 2005 juga menjelaskan bahwa daerah
bibir merupakan daerah sensitif yang bila terkena sentuhan akan memberikan rangsangan bagi seseorang.
c. NeckingBciumanBdiBdaerahBleherBkeBbawah
Pada tahap ini, biasanya pasangan mencium daerah leher ke bawah disertai pelukan-pelukan yang sangat erat dan rabaan- rabaan pada daerah
sensitif seperti daerah dada maupun kelamin. Pasangan laki- laki biasanya secara aktif memainkan buah dada perempuan sehingga pada tahap ini
seringkali pasangan sudah mulai membuka baju bagian atas Sakti dan Kusuma, 2006; Walker, 2005.
d. PettingBsalingBmenggesekanBatauBmenempelkanBalatBkelamin
Remaja yang melakukan petting ini biasanya mempunyai keinginan untuk berhubungan seksual tetapi masih terpengaruh oleh ketakutan-
ketakutan psikologis yang muncul, sehingga pemuasan dorongan seksual dilakukan dengan saling menempelkan atau menggesekkan alat kelamin
Sakti dan Kusuma, 2006.
e. IntercourseBpersetubuhanBatauBsenggama
Intercourse merupakan puncak dan tahap akhir dari perilaku seksual remaja yang tidak mampu mengontrol diri. Intercourse persetubuhan atau
senggama sering juga disebut hubungan seksual dimana pada hubungan seksual penis pada laki- laki masuk ke dalam vagina perempuan. Hubungan
seksual merupakan perilaku seksual yang paling beresiko bagi remaja karena dapat menyebabkan kehamilan, perasaan bersalah, maupun penyakit kelamin
terlebih jika dilakukan dengan berganti-ganti pasangan Sakti dan Kusuma, 2006.
2. Faktor-BfaktorBPenyebabBPerilakuBSeksualBPranikah