PENERIMAAN DIRI KEPALA KELUARGA BERSTATUS ORANG

28 diri pada OYPMK berdasarkan tahapan penerimaan diri menurut Kubbler Ross, yakni: 1. Tahap denial penolakan Dimulai dari rasa tidak percaya saat menerima fakta bahwa dirinya merupakan OYPMK, perasaan individu selanjutnya akan diliputi kebingungan. Bingung bingung akan apa yang harus dilakukan, sekaligus bingung mengapa hal ini dapat terjadi pada dirinya. Kebingungan ini sangat manusiawi, karena penyakit kusta masih dinilai sebagai penyakit menular yang membahayakan. Kadang, individu memiliki perasaan yang kuat untuk menolak keadaan bahwa dirinya pernah terkena penyakit kusta. Tindakan penolakan ini bukan untuk meredakan kesedihan, tetapi akan semakin menyiksa perasaan individu tersebut. Tidak mudah bagi individu manapun untuk dapat menerima apa yang sebenarnya terjadi. Kadangkala, terselip rasa malu pada dirinya untuk mengakui bahwa hal tersebut dapat terjadi padanya. Keadaan ini bisa menjadi bertambah buruk, jika keluarganya mengalami tekanan sosial dari lingkungan akibat status dirinya sebagai OYPMK . Kadang dalam hati muncul pernyataan ”tidak mungkin hal ini terjadi pada saya” Safaria, 2005. Anggota keluarga yang menunjukkan koordinasi yang buruk, kurangnya kerjasama dan kehangatan merupakan kondisi yang membuat individu justru akan menghadapi risiko terjadinya gangguan penyesuaian diri Santrock, 2007. 29 2. Tahap anger marah Tahapan yang ditandai dengan adanya reaksi emosi marah pada OYPMK dan menjadi peka dan sensitif terhadap masalah- masalah kecil yang pada akhirnya menimbulkan kemarahan. Kemarahan tersebut biasanya ditujukan pada saudara, keluarga, atau teman – teman. Pernyataan yang sering muncul dalam hati sebagai reaksi atas rasa marah muncul dalam bentuk ”Tidak adil rasanya...”, ” Mengapa saya yang mengalami ini?” atau ”Apa salah saya?” Safaria, 2005. 3. Tahap bargainning tawar – menawar Tahapan dimana individu mulai berusaha untuk menghibur diri dengan pernyataan seperti “Mungkin kalau saya menunggu lebih lama lagi, keadaan akan membaik dengan sendirinya” dan berpikir tentang upaya apa yang akan dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi fisiknya saat ini Safaria, 2005. 4. Tahap Depression depresi Tahapan yang muncul dalam bentuk putus asa dan kehilangan harapan Safaria, 2005 Putus asa, sebagai bagian dari depresi, akan muncul saat individu mulai membayangkan masa depan yang akan dihadapinya. Terutama jika mereka memikirkan bagaimana dirinya dapat bertahan hidup dengan kondisinya saat ini. Harapan atas masa depan individu menjadi keruh, dan muncul dalam bentuk pertanyaan ”Akankah saya mampu hidup mandiri dan berguna bagi orang lain?” 30 5. Tahap Acceptance penerimaan Tahapan dimana individu telah mencapai pada titik pasrah dan mencoba untuk menerima keadaan dirinya dengan tenang. Individu cenderung mengharapkan yang terbaik sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dirinya Safaria, 2005. Kemampuan penyesuaian diri dari OYPMK akan mempengaruhi kondisi psikologisnya. OYPMK yang mampu menyesuaikan diri dengan baik akan memiliki kondisi psikologis yang sehat dan akan berdampak positif bagi perkembangan dirinya. Sebaliknya, OYPMK yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik akan memiliki kondisi psikologis yang tidak sehat dan akan berdampak negatif bagi perkembangan dirinya Gunarsa, 2003.

D. PERTANYAAN PENELITIAN

Dari uraian diatas, maka timbul pertanyaan penelitian tentang bagaimana gambaran proses dan tahapan penerimaan diri pada kepala keluarga berstatus Orang Yang Pernah Mengalami Kusta OYPMK. 31 BAB BAB BAB BAB III III III III METOD METOD METOD METODOLOGI OLOGI OLOGI OLOGI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN A. A. A. A.METODE METODE METODE METODE PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN KUALITATIF KUALITATIF KUALITATIF KUALITATIF Dalam penelitian penerimaan diri kepala keluarga berstatus Orang Yang Pernah Mengalami Kusta OYPMK ini, peneliti mengunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena yang dialami subjek secara holistik dengan cara mendiskrispsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dalam konteks ilmiah serta menggunakan dan memanfaatkan metode ilmiah Moleong, 2007. Penelitian kualitatif ini digunakan karena metode kualitatif diharapkan dapat memberikan suatu penjelasan yang detail dan terperinci tentang permasalahan yang diteliti. Selain itu, pendekatan kualitatif mempertimbangkan suatu fenomena yang memiliki arti dan makna tertentu yang sulit diungkapkan secara kuantitatif. Hal tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin mengetahui secara mendalam, menggambarkan dan menganalisis penerimaan diri kepala keluarga berstatus Orang Yang Pernah Mengalami Kusta OYPMK. B. B. B. B. FOKUS FOKUS FOKUS FOKUS PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN Penerimaan diri kepala keluarga yang bestatus OYPMK merupakan perwujudan dari rasa puas dan senang terhadap diri dan kemampuan yang dimiliki serta dapat menerima diri apa adanya dengan segala keterbatasan namun tetap menghargai potensi yang dimiliki dan adanya usaha untuk mengembangkan potensi demi kelangsungan hidup diri dan keluarganya. Penerimaan diri kepala keluarga berstatus OYPMK dapat disimpulkan dalam empat aspek yaitu individu mampu menerima kondisi diri, adanya penghagaan teraap diri sendiri, kontrol diri yang baik, dan memiliki ide-ide serta harapan. Data penerimaan diri kepala keluarga dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dengan kepala keluarga yang berstatus OYPMK. C. C. C. C.SUBJEK SUBJEK SUBJEK SUBJEK PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN Dalam pengambilan subjek, peneliti menggunakan purposive sampling dimana subjek penelitian tidak diambil secara acak melainkan disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yang disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti. Adapun kriteria tersebut adalah kepala keluarga yang berstatus Orang Yang Pernah Mengalami Kusta OYPMK. Untuk mendapatkan subjek yang sesuai kriteria, peneliti berkonsultasi dengan dokter selaku kepala puskesmas yang ada di Mandomai, Kalimantan Tengah. Dokter kemudian memilihkan beberapa calon subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria. Setelah melakukan pendekatan dan kesedian kepada calon subjek, peneliti kemudian mendapatkan 3 subjek penelitian. Ketiga subjek tersebut terdiri dari satu orang ibu yang menjadi kepala keluarga yang menggantikan posisinya suaminya yang telah meninggal, satu orang bapak yang tinggal pisah rumah dengan istri anaknya, serta satu orang ibu yang menjadi kepala keluarga setelah diceraikan oleh suaminya karena penyakit kusta yang diderita. D. D. D. D.BATASAN BATASAN BATASAN BATASAN ISTILAH ISTILAH ISTILAH ISTILAH 1. Penerimaan diri Penerimaan diri adalah memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri, atau tidak bersikap sinis terhadap diri sendiri. Penerimaan diri berkaitan dengan kerelaan membuka diri atau mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksi kepada orang lain, kesehatan psikologis individu serta penerimaan terhadap orang lain Supratiknya, 1995. Penerimaan diri memiliki beberapa aspek. Sheerer dalam Cronbach, 1963 menyebutkan bahwa aspek-aspek penerimaan diri meliputi: a. Kepercayaan atas kemampuannya untuk dapat menghadapi hidupnya. b. Menganggap dirinya sederajat dengan orang lain. c. Tidak menganggap dirinya sebagai orang hebat atau abnormal dan tidak mengharapkan bahwa orang lain mengucilkannya. d. Tidak malu-malu kucing atau serba takut dicela orang lain. e. Mempertanggung jawabkan perbuatannya. f. Mengikuti standar pola hidupnya dan tidak ikut-ikutan. g. Menerima pujian atau celaan secara objektif. h. Tidak menganiyaya diri sendiri mempermasalahkan keterbatasan atau mengingkari kelebihanya. i. Tidak menyangkal impuls atau emosinya atau merasa bersalah atas hal- hal tersebut. Menurut Kubler Ross dalam Tomb, 2003, sebelum mencapai pada tahap acceptance penerimaan individu akan melalui beberapa tahapan yang meliputi: a. Tahap denial penolakan, yakni tahapan dimana seseorang menolak kondisi dirinya. b. Tahap anger marah, yakni tahapan yang ditandai dengan adanya reaksi emosi marah dengan kondisi yang dialami. c. Tahap bargainning tawar-menawar, yakni tahapan dimana sesorang mulai berusaha untuk menghibur diri dan berpikir tentang upaya apa yang akan dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut. d. Tahap depression depresi, yakni tahapan yang muncul dalam bentuk putus asa dan kehilangan harapan. e. Tahap Acceptance penerimaan, yakni tahapan dimana seseorang telah mencapai pada titik pasrah dan mencoba untuk menerima keadaan dirinya dengan tenang. 2. OYMPK OYMPK adalah orang yang pernah mengalami p enyakit kusta, yakni penyakit kronik yang disebabkan oleh kuman Micobacterium leprae M.Leprae. Yang pertama kali menyerang susunan saraf tepi, selanjutnya menyerang kulit, mukosa mulut, saluran pernafasan bagian atas, sistem retikulo endotelial, mata, otot, tulang dan testis Amirudin, 2000.